1

Seorang Analis Klaim Temukan ‘Wajah’ Alien di Pusat Kawah Bulan

Kabar6-Dalam blog etdatabase.com miliknya, seorang analis kehidupan alien bernama Scott Waring, mengklaim hal tak biasa tentang ‘karya seni alien’. Dituliskan, “Di kawah Jenner (Bulan) saya telah menemukan sesuatu yang sangat luar biasa: wajah alien di tengah kawah.”

Menurut Scott, melansir Express, wajah ini dirancang agar terlihat hanya dari jarak jauh. Masalahnya, banyak orang yang memperbesar gambar, sehingga semakin buram wajah alien tersebut.

“Begitulah cara alien menciptakan seni mereka,” ungkap Scott. “Mereka tidak selalu membangun karya seni mereka untuk ditemukan manusia. Contoh ini adalah salah satu contoh yang lebih umum yang tidak disembunyikan.”

Untuk memeriksa bentuk aneh yang ada di pusat kawah bulan, kata Scott, diperlukan perangkat lunak pengeditan foto yang canggih. Dan Scott menggunakan teknologi itu untuk melontarkan spekulasi liar bahwa NASA juga sedang membuktikan seni luar angkasa ini.

Diketahui, kawah Jenner di bulan memiliki diameter 4,6 km. Itu berarti ‘wajah’ alien tadi sangat besar dengan ketinggian 25 ribu meter. ** Baca juga: Ozare Pecahkan Rekor dengan Kuku Buatan Terpanjang di Dunia Berukuran 1,2 Meter

Sumber foto tersebut dilaporkan berasal dari Lunar Orbiter Photographic Atlas. Temuan ini dengan sangat cepat menarik sejumlah komentar. Pengguna YouTube SelectCircleLooks menulis, “Seperti gambar Trotsky berkepala botak.”

Sementara Brett Cowen tampaknya percaya pada teori konspirasi NASA yang tidak berdasar. Ia menulis, “Dengan semua bukti UFO akhir-akhir ini…yang jadi pertanyaan adalah mengapa mereka menutupinya?” (ilj/bbs)




Ham, Simpanse Pertama yang Pergi ke Luar Angkasa

Kabar6-Pada periode 1960-an hingga 1980-an, para ilmuwan tengah giat-giatnya mengeksplor luar angkasa demi mengembangkan ilmu pengetahuan. Mereka berupaya melakukan penjelajahan luar angkasa semaksimal mungkin untuk mencapai sejumlah kepentingan.

Sebenarnya, eksplorasi luar angkasa ini tidak bukan sekadar untuk kepentingan ilmu pengetahuan, karena beberapa negara ingin membuktikan kehebatannya melalui cara ini. Diketahui, Amerika Serikat dan Rusia selalu bersaing dalam urusan penjelajahan luar angkasa.

Dalam eksplorasi luar angkasa ini, selalu ada misi untuk memboyong manusia ke luar angkasa. Tentunya hal ini membutuhkan pertimbangan dan pengujian yang cukup panjang.

Karena itulah, para ilmuwan kerap menggunakan hewan sebagai bahan uji coba sebelum mengantarkan manusia ke luar angkasa. Sebelum akhirnya manusia berhasil menembus luar angkasa, tercatat ada beberapa uji coba yang melibatkan hewan. Salah satu hewan yang pernah singgah di luar angkasa adalah simpanse.

Pada 31 Januari 1961, melansir keepo.me, seekor simpanse di Florida Selatan yang bernama Ham, terlibat dalam sebuah misi ruang angkasa, sebagai primata pertama yang menjelajah luar angkasa. Seorang dokter hewan memberikan sebuah pisang pada simpanse yang berbobot 16kg itu, sebelum naik ke kereta luncur roket. Ketika Ham mulai mengupas kulit pisang tersebut, perjalanan antariksa pun dimulai.

Ham ditempatkan di sebuah kapsul ruang angkasa Project Mercury MR-2 NASA. Diketahui, sebelum akhirnya Amerika berhasil mengirim manusia ke bulan pada 1969, dan sebelum Rusia meluncurkan satelit buatan pertama pada 1957, kedua negara ini kerap menggunakan hewan untuk uji coba luar angkasa.

Rusia biasanya menggunakan hewan anjing pada percobaannya. Misi memboyong anjing ke antariksa dilakukan pada 1951 dan 1952 dengan membawa sembilan ekor anjing ke antariksa. Tiga dari sembilan anjing tersebut mati saat dan setelah misi dilancarkan.

Berbeda dengan Rusia, AS lebih memilih simpanse untuk objek uji coba proyek luar angkasa. Pemilihan simpanse ini didasarkan pada penilaian bahwa simpanse mempunyai karakter fisik dan mental yang mirip dengan manusia. Berbagai macam pelatihan dan perawatan kesehatan pun dilakukan sebelum simpanse tersebut menjalani misi.

Sebelum pergi ke luar angkasa, Ham tinggal di kebun binatang nasional di Washington DC. Setelah misi selesai, Ham dipindahkan ke Kebun Binatang Carolina Utara. Ham meninggal di usia 26 tahun pada 1983. ** Baca juga: Susah Diucapkan, Ini 5 Tempat dengan Nama Terpanjang di Dunia

Simpanse itu pun dikuburkan di New Mexico Museum of Space History, Alamogordo, New Mexico.(ilj/bbs)




Gunung Zalzala Koh yang ‘Lahir’ Setelah Gempa, Kini Bersembunyi di Bawah Permukaan Air Laut

Kabar6-Zalzala Koh yang dalam bahasa Urdu berarti ‘Gunung Gempa Bumi’, terletak sekira 110 meter dari pesisir Pakistan, dengan tinggi awal hampir 20 meter di atas permukaan laut, panjang mencapai lebih dari 150 meter, dan lebar lebih dari 180 meter.

Gunung ini muncul tepat setelah gempa mereda. Kemunculannya dimulai oleh singkapan lumpur dan batu yang menjorok dari perairan Teluk Gwadar.

Gunung lumpur, melansir MSN, pada umumnya terbentuk ketika gas berlumpur merembes melalui patahan dan celah Bumi, ukuran lazimnya cenderung lebih kecil, seringkali berdiri hanya setinggi satu atau dua meter. Namun variasi gunung lumpur di sepanjang garis pantai Pakistan justru cenderung besar-besar. Hal ini didorong oleh ‘tabrakan’ lempeng tektonik Arab dan Eurasia.

Ketika Lempeng Arab perlahan-lahan tenggelam di bawah Lempeng Eurasia atau disebut dengan fenomena subduksi, sedimen tanah liat yang lunak mulai menumpuk di tepi lempeng Eurasia. Tumpukan ini kemudian menyebabkan air dan gas terperangkap bersama dan menekan batu secara berbarengan.

“Sebuah gunung lumpur terbentuk ketika tekanan fluida dari air atau gas yang berubah bentuknya oleh pengaruh gaya geser, menjadi cukup besar untuk memecah bebatuan di atasnya, sehingga membuat lumpur dan gas meletus ke permukaan,” jelas Mark Tingay, ahli geologi dari University of Adelaide.

Karena komposisi lumpur dan batu yang lembek, formasi daratan seperti Zalzala Koh sangat rentan terhadap erosi. Akibatnya, proses pengikisannya jadi berlangsung cepat. Hal ini sudah terlihat jelas dalam beberapa bulan sejak kelahirannya.

Pada akhir 2016, penduduk lokal melaporkan bahwa gunung lumpur ini telah menghilang dari pandangan mereka, tepatnya pada saat air pasang. Pada November 2016 hasil citra satelit milik NASA, yakni Landsat 8, juga dengan jelas telah mengungkapkan bahwa gunung ini sudah mulai bersembunyi di bawah permukaan air.

Hingga pada 27 April 2019, Zalzala Koh telah tertelan sepenuhnya oleh laut. Kini, ia hanya menunjukkan sedikit keberadaannya yang samar-samar di bawah air. ** Baca juga: Terlalu Mengontrol Sang Suami, Seorang Istri Masuk Penjara

Namun Zalzala Koh belum benar-benar musnah, sebab pulau-pulau lain yang diidentifikasi sebagai daratan lumpur hasil gempa Bumi telah muncul kembali di wilayah tersebut setelah sebelumnya dinyatakan hilang.(ilj/bbs)




Markas Alien Ditemukan Pemburu UFO Ada di Bulan?

Kabar6-Para pemburu UFO menemukan objek seperti piramida di permukaan bulan melalui peta Google Moon. Hal ini mencuatkan kesimpulan bahwa objek tersebut adalah pangkalan atau markas mahluk luar angkasa (alien).

Dalam video yang diunggah ke YouTube oleh Marcelo Irazusta asal Argentina, melansir Express, struktur mirip buatan manusia itu tampaknya menjadi anomali di permukaan bulan. Dalam video tersebut, Irazusta menuliskan, ‘Ketinggian ratusan meter yang aneh di tengah-tengah dataran Bulan adalah misteri yang harus diungkapkan. Semuanya tampaknya menunjukkan bahwa itu bisa menjadi struktur yang tidak alami. Ini benar-benar luar biasa.”

Sementara itu, tidak sedikit orang yang bingung dengan penemuan ini, dan percaya bahwa lembaga luar angkasa Amerika Serikat, NASA, tengah merahasiakan sesuatu.

Diketahui, hal ini bukan kali pertama struktur aneh ditemukan di permukaan bulan. Beberapa teori konspirasi mengklaim bulan dapat ditempati oleh alien dan itulah alasan mengapa NASA belum kembali ke bulan sejak misi Apollo terakhir pada 1970-an.

Diduga, temuan seperti piramida ini dan anomali lainnya bisa jadi adalah monumen yang dibangun oleh peradaban alien kuno yang mirip dengan piramida di Bumi.

Pemburu anomali serupa telah menemukan apa yang mereka yakini bisa jadi piramida di Mars dan bagian lain dari bulan.

Sementara NASA mengatakan, piramida dan temuan serupa lainnya hanyalah efek pareidolia, fenomena psikologis ketika otak menipu mata untuk melihat objek atau bentuk yang dikenal dalam pola atau tekstur seperti permukaan batu. ** Baca juga: Kocak, Seorang Politisi Pakistan Tak Sengaja Kena ‘Filter Kucing’ Saat Konferensi Pers

Benarkah demikian? (ilj/bbs)




Sebuah Firma Arsitektur Menangkan Kompetisi Rumah untuk Planet Mars

Kabar6-Sebuah kompetisi untuk mendesain hunian yang bisa digunakan di Mars, dimenangkan oleh AI SpaceFactory, firma arsitektur yang berbasis di New York. Kompetisi bertajuk 3D-Printed Habitat Challenge yang dimulai sejak 2015 ini, diikuti oleh beberapa perusahaan swasta.

Dalam kompetisi tersebut, melansir Medcom, NASA meminta arsitek membangun tempat berlindung yang berkelanjutan di luar angkasa, dan bisa memanfaatkan sumber daya yang tersedia. NASA juga memberikan syarat dalam kompetisi seperti menggunakan pencetakan 3D, modeling software, pengembangan bahan dan konstruksi.

Tim AI SpaceFactory yang keluar sebagai pemenang, telah membangun hunian luar angkasa tersebut selama 30 jam di Caterpillar, Edwards, Illinois. Hunian berbentuk elips ini dibangun menggunakan bahan daur ulang dan yang mudah dikembangkan di Mars. Material kompositnya terbuat dari serat basaltik.

Sementara bioplastik dari zat tepung akan dikirim dari Bumi. Material tersebut kemudian dimasukkan ke mesin pencetak yang langsung mencetaknya ke dalam lapisan. ** Baca juga: Viral, Seorang Reporter Gunakan Ludah untuk Rapikan Rambut Sebelum Siaran Langsung

Penn State menggunakan beton untuk membuat struktur dengan dua kubah. Setelah proses pencetakan selesai, struktur bangunan kemudian diukur kemampuannya untuk menahan atmosfer, toleransi untuk menahan dampak meteor, dan kekuatan keseluruhan.

Siap-siap tinggal di Mars? (ilj/bbs)




Baju Antariksa Wanita Kebesaran Jadi Penyebab NASA Batalkan Misinya

Kabar6-Misi perjalanan antariksa pertama yang seluruhnya diawaki wanita, batal dilakukan oleh badan antariksa NASA Amerika Serikat. Bukan karena kerusakan salah satu komponenya, melainkan karena baju antariksa yang seharusnya dipakai astronaut wanita kebesaran, dan NASA tak punya persediaan lainnya.

Seharusnya sesuai jadwal, melansir nytimes, Anne McClain dan Christina Koch akan masuk sejarah perjalanan luar angkasa. Sayangnya, karena tidak ada baju luar angkasa yang lebih kecil, McClain harus rela menyerahkan tempatnya dalam misi itu kepada rekan prianya Nick Hague. Diketahui Hampir 60 tahun setelah manusia pertama meluncur ke luar angkasa, hanya kurang dari 11 persen wanita yang melakukan perjalanan ke antariksa.

McClain dan Koch diketahui merupakan bagian dari kelas NASA 2013 yang 50 persennya terdiri dari wanita. NASA mengatakan, keputusan untuk mengubah rencana itu dibuat setelah berkonsultasi dengan McClain usai melakukan perjalanan luar angkasa. ** Baca juga: Seekor Singa ‘Menginap’ di Penjara Setelah Kabur dari Kebun Binatang

Pengumuman NASA itu disambut dengan kekecewaan dan kemarahan oleh banyak orang, setelah misi yang banyak dinantikan di media sosial.(ilj/bbs)




Peneliti Cari Wanita yang Mau Tidur-tiduran Selama 2 Bulan dengan Bayaran Ratusan Juta

Kabar6-Ada lowongan unik yang tugasnya tergolong sangat ringan, namun mendapat bayaran hingga ratusan juta. Ya, para peneliti sedang mencari orang yang bersedia diam di tempat tidur. Bukan hanya seharian, tapi sampai dua bulan.

NASA dan German Aerospace Center, melansir Wolipop, mencari wanita berusia 24-50 tahun untuk berpartisipasi dalam penelitian Artificial Gravity Bed Rest. Studi ini bertujuan mengetahui efek keadaan tak berbobot pada tubuh manusia. Partisipan penelitian diharuskan berada di tempat tidur selama dua bulan. Partisipan diperbolehkan membaca, menonton TV dan makan tapi dilarang beranjak dari tempat tidur.

Diet yang diberikan pun diawasi oleh ahli gizi. Partisipan akan diberikan makanan sehat dan bernutrisi agar kesehatan tubuhnya tetap terjaga. Selama periode penelitian, partisipan tidak boleh bangun dari tempat tidur bahkan untuk ke toilet atau mandi. Jadi, seluruh aktivitas harus dilakukan di atas tempat tidur.

Eksperimen ini terbagi menjadi beberapa tahapan. Selama 15 hari pertama, partisipan akan menjalani fase pengenalan sebelum mulai berada di tempat tidur selama 60 hari berturut-turut. Setelah dua bulan hanya berdiam di tempat tidur, partisipan akan beristirahat dan masuk masa rehabilitasi selama dua minggu.

Rehabilitasi diperlukan agar kondisi fisik dan mental lebih siap saat kembali bersosialisasi dengan masyarakat. Nah, partisipan akan dibayar sekira Rp264 juta. ** Baca juga: 5 Game yang Disebut Paling Mahal Sekaligus Langka

Berminat? (ilj/bbs)




Dibayar Rp234 Juta, NASA Cari Orang yang Bersedia Tidur Selama 70 Hari

Kabar6-Apakah Anda adalah salah satu orang yang ‘hobi’ tidur? Nah, tampaknya hobi itu bisa dijadikan penghasilan tambahan, lho. mengapa demikian? NASA mencari seseorang yang mau tidur selama 70 hari dengan bayaran sekira Rp234 juta.

Dijelaskan, NASA ingin melihat bagaimana tubuh manusia beradaptasi tanpa bobot tubuh untuk sebuah studi istirahat di tempat tidur. Melansir metro.co.uk, pekerjaan ini memang terdengar sangat mudah. Namun Anda harus benar-benar melakukan segala aktivitas di tempat tidur. Untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, Anda harus tahu apa yang sebenarnya yang akan dilakukan. Ya, Anda harus hidup, makan dan mandi dalam posisi yang sama di atas tempat tidur. Kondisi ini akan menyebabkan tubuh terutama sistem kardiovaskular beradaptasi seolah-olah berada di luar angkasa.

Pada dasarnya NASA ingin memantau tubuh Anda rutin selama 70 hari. Hasil dari penelitian ini digunakan untuk membantu astronot dalam misi luar negeri. Tak hanya itu, hasil penelitian ini juga ditujukan untuk melihat fungsi tubuh orang-orang yang terlalu banyak tidur.

Sebelumnya, Nasa pernah melakukan penelitian serupa kepada seorang laki-laki bernama Drew Iwanicki tiga tahun lalu. Drew rela meninggalkan kariernya sebagai manajer demi mengikuti studi ini. Ia diawasi di monitor dengan kamera yang terpasang dalam ruangan setiap hari selama 24 jam. ** Baca juga: Usai Penampakan UFO, Sebuah Pesawat Tersambar Petir

Drew juga tidak diperbolehkan mengubah posisi tidurnya sejak hari pertama sampai hari ke 108. Untuk penelitian ini, Drew mendapat bayaran sekira Rp347 juta. Wow…(ilj/bbs)




Ditemukan Dua Planet Baru Melalui Teleskop Pemburu Planet Milik NASA

Kabar6-Teleskop bernama Transiting Exoplanet Survey Satellite atau TESS, yang merupakan pengganti teleskop Kepler milik NASA, berhasil menemukan dua buah planet baru.

Nasa berharap, dengan mengoperasikan TESS akan ditemukan planet-planet baru, terutama yang letaknya berada jauh dari planet Bumi. Dalam seminggu terakhir ini, melansir Space, TESS telah berhasil menemukan dua buah planet baru, yang dikategorikan sebagai super planet dan hot planet. Peneliti di MIT menamakan planet berkategori super planet itu sebagai ‘Pi Mensae C’, yang berjarak 60 tahun cahaya dari Bumi dan mengorbit mataharinya selama sekira enam hari.

Super planet merupakan kategori planet yang memiliki ukuran paling besar, dua kali ukuran Bumi. Planet ini memiliki beberapa prasyarat penyokong kehidupan. Dari hasil pengamatan TESS diketahui bahwa Pi Mensae C memiliki permukaan yang rata. Namun belum diketahui apakah permukaan tersebut merupakan tanah atau air.

Planet kedua diberi nama ‘LHS 3844 B’, letaknya sekira 49 tahun cahaya dari Bumi dan mengorbit matahari-nya setiap 11 jam. LHS 3844 B merupakan hot planet yang merupakan kategori planet yang tidak dapat dihuni karena bersuhu tinggi.

Direktur Science TESS, Sara Seager, berharap akan ada lagi planet-planet baru yang ditemukan di waktu yang akan datang. “Kita akan lihat dan tunggu apa lagi yang akan ditemukan oleh TESS,” jelasnya. “Kami tahu planet-planet itu berada di sana membanjiri langit, menunggu untuk ditemukan.”

TESS memang sengaja diciptakan untuk mencari dan menemukan planet-planet baru. Teleskop canggih tersebut mengusung empat buah kamera yang dibekali oleh teknologi ‘transit photometry’. Teknologi ini mencari kedalaman waktu periodik dari bintang-bintang yang terlihat yang disebabkan adanya planet yang berada di dekatnya atau planet yang lewat di dekatnya. ** Baca juga: Gadis Asal Amerika Ini Hanya Bisa Makan Satu Biskuit Setiap Hari

Dengan mengetahui kedalaman periodik tersebut, NASA akan mengetahui seberapa besar ukuran sebuah planet dan berapa jaraknya dari Bumi. Menurut rencana, NASA akan mengoperasikan TESS selama dua tahun. Teleskop yang berada di luar angkasa tersebut akan dipindahkan lokasinya setiap bulan sekali agar bisa memantau langit dengan cakupan area yang lebih luas.(ilj/bbs)




Tersedia Hotel Luar Angkasa di Mars

Kabar6-Sebuah perusahaan aerospace bernama Lockheed Martin, meluncurkan prototipe awal teknologi penunjang kehidupan di luar angkasa. Lockheed adalah satu dari enam perusahaan yang mendapat kontrak gabungan senilai US$65 juta dari NASA untuk mendesain habitat di luar angkasa.

Program tersebut, melansir phys.org, merupakan bagian dari program Next Space Technolgies for Exploration Partnerships (NextSTEP) yang bertujuan untuk mendorong perkembangan komersial eksplorasi ruang angkasa. Motel untuk antariksawan ini berbentuk silinder seperti kontainer dengan panjang 22 kaki dan lebar 16,5 kaki.

“Ini seperti berada di RV, di mana Anda terus menerus mengkonfigurasi ulang ruang. Sofa dan meja akan menjadi tempat tidurmu,” kata Bill Pratt, dari Lockheed Martin.

Ada beragam fasilitas yang diberikan demi kenyamanan para astronaut. Selain tempat tidur, terdapat juga toilet, peralatan olahraga, ruang penyimpanan, dapur, hingga area untuk eksperimen sains.

Teknologi tersebut dirancang untuk mewujudkan satu modul milik NASA bernama Deep Space Gateway. Sebuah miniatur stasiun ruang angkasa yang akan mengorbit bulan. Fungsinya adalah sebagai stasiun untuk misi ke bulan atau lebih.

Prototipe tersebut, dikatakan pihak Lockheed, merupakan pembaruan dari kargo yang sebelumnya pernah mereka buat, yaitu Donatello. Awalnya, kargo tersebut dirancang agar muat dalam ruang pesawat ulang alik selama perjalanan menuju ISS. Selama ini, Donatello tidak pernah terbang di angkasa, tetapi saudaranya telah membuat beberapa perjalanan. Salah satunya adalah Leonardo yang sekarang ini menjadi ruang lemari permanen pada stasiun ruang angkasa.

Selain Lockheed, lima perusahaan yang juga menjalin kontrak dengan NASA turut mengembangkan habitat masing-maing. Perusahaan tersebut antara lain Boeing, Orbital ATK, Bigelow Aerospace, Sistem Ruang Angkasa Sierra Nevada Corporation dan NanoRacks.

Disebutkan, prototipe yang dibuat oleh Lockheed direncanakan akan selesai pada November mendatang, sehingga dapat diuji dan dievaluasi oleh NASA pada awal tahun depan. ** Baca juga: Kerap Disindir Istri, Seorang Pria Asal Taiwan Lakukan Transplantasi Kelamin

Keren.(ilj/bbs)