oleh

Prof Henry Yoso : Pencegahan Metode Ampuh Berantas Narkoba 

image_pdfimage_print

Kabar6-Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Nasional Anti Narkotika (DPP Granat) Prof. Dr. Henry Yosodiningrat, S.H., M.H menekankan upaya pencegahan sebagai cara paling tepat untuk menyelamatkan generasi muda kita dari penyalahgunaan narkoba.

“Jika kita berhasil melindungi diri, mau dibujuk atau dikasih gratis juga tidak akan terjadi penyalahgunaan narkotika,” jelas Henry dalam Kuliah Umum di Universitas Bhayangkara Jayakarta (Ubhara Jaya) bertema, “Peran Mahasiswa dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dengan Pendekatan Berbasis Kekinian” di Auditorium Ubhara Jaya Graha Tanoto, Kampus 2 Bekasi, Selasa (27/6/2023).

Dalam paparannya, Henry yang baru menyandang gelar Guru Besar Ilmu Hukum tersebut membeberkan sejumlah persoalan narkoba, diantaranya yaitu upaya mencegah masuknya narkoba dari luar ke wilayah NKRI yang gagal dilakukan. Sebab, narkotika dan obat-obat terlarang tersebut dikatakan Henry sudah sampai di kalangan masyarakat.

Karena upaya mencegah masuknya narkoba ke wilayah NKRI gagal, lanjut Henry, persoalan lainnya yaitu memberantas peredaran gelap narkoba.

“Dan mohon maaf sekali lagi saya sampaikan, kita juga gagal dalam memberantas peredaran gelap. Indikasinya apa? Narkoba sudah sampai ke tangan pemakai,” katanya.

Karena sudah sampai ke tangan pemakai atau mudah diperoleh oleh anak-anak bangsa, lanjut Henry, harus dilakukan upaya lainnya yaitu mencegah terjadinya penyalahgunaan di semua kalangan. “Sekali lagi saya minta maaf kita gagal lagi di sini.”

Ia mengatakan indikasi kegagalan dalam mencegah penyalahgunaan terjadinya banyak korban. Itu gagal lagi karena dengan banyaknya korban tentunya harus direhab.

“Kita gagal lagi dengan upaya rehab, kenapa? Ada indikasi bahwa 80 persen dari mereka yang sudah menjalani rehab, ada indikasi mereka itu rilex, tingkat candunya tinggi sekali dan terus bertambah,” kata Henry.

Karena itu, Henry mengajak dengan segala persoalan narkoba tersebut, semuanya harus diantisipasi dengan langkah yang konsepsional dan sistematis serta menggunakan metode yang tepat.

“Saya punya satu gagasan, dengan tidak mengurangi upaya penegakan hukum dan upaya lain, tapi saya mengajak untuk mengedepankan upaya cegah dengan melibatkan generasi muda dalam hal ini mahasiswa agar tidak terjadi penyalahgunaan narkoba,” bebernya.

Lebih lanjut Henry menjelaskan, Indonesia termasuk negara dengan peminat narkoba terbesar sehingga masuk ke sini dalam jumlah yang sangat besar. Selain itu, lanjut dia, harga narkoba di seluruh dunia, Indonesia paling mahal.

“Banyaknya permintaan narkoba itu dari generasi muda, dan mahasiswa. Saya kasih satu ilustrasi, kalau kita berhasil mencegah atau menekan supaya tidak ada lagi orang yang meminta dan menyalahgunakan, maka saya sangat tidak khawatir setiap hari masuk 20 ton diedarkan secara bebas, dibagikan secara gratis, saya gak khawatir karena semuanya menolak. Lantas dengan cara apa mencegah itu? Sudah barang tentu dengan cara konsepsional dan sistematis,” pungkas Henry.

**Baca Juga: 665 Bacaleg DPRD Lebak Belum Memenuhi Syarat

Kuliah Umum dirangkai dengan peluncuran Program Granat Goes to Campus dan situs kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa Granat yang ada di Ubhara Jaya. Ubhara Jaya menjadi kampus pertama dari program yang direncanakan akan berjalan di perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Kegiatan itu menghadirkan narasumber dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan DPP Granat sekaligus dalam rangka memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI 2023).

Rektor Ubhara Jaya, Irjen Pol. (Purn) Dr. Drs Bambang Karsono, S.H., M.M. menjelaskan sebagai pengelola pendidikan tinggi, komitmen Ubhara Jaya tercermin dari berbagai langkah nyata yang dilakukan terkait pencegahan penyalahgunaan narkotika di lingkungan kampus.

“Sudah 7 tahun ini, setiap mahasiswa yang akan mendaftar disini, wajib dites urine untuk memastikan diri bebas narkoba. Tidak hanya bagi mahasiswa, setiap pegawai yang akan bekerja disini pun, diterapkan hal yang sama,” jelas Rektor Ubhara Jaya.

Ia mengungkapkan, berbagai pencapaian yang diraih terkait upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika yakni di masa pandemi pada tahun 2020 lalu, Ubhara Jaya mencatatkan Rekor MURI Deklarasi Anti Narkoba yang melibatkan 5.923 mahasiswa.

Selain itu Ubhara Jaya juga memiliki Satuan Tugas (Satgas) berupa Unit Khusus Gerakan Anti Narkoba (Granat) yang anggotanya terdiri dari mahasiwa yang melakukan berbagai kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkotika di lingkungan kampus.

“Kami bertanggungjawab terhadap masa depan anak-anak dan dunia pendidikan di Indonesia agar tidak terjadi loss generation atau generasi yang hilang akibat penyalahgunaan narkotika,” lanjut Rektor Ubhara Jaya.

Ketua Dewan Pembina DPP Granat Komjen Pol (Purn) Drs. Togar M Sianipar, M.Si mengatakan saat ini penyalahgunaan narkotika di kalangan usia produktif sangat memprihatinkan, setiap harinya ada lebih dari 30 orang meninggal dunia karena narkoba.

Togar menambahkan, agar Indonesia tidak terancam kehilangan satu generasi, maka upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika tidak bisa berjalan terpisah.

“Kita tidak bisa bekerja secara parsial, harus ada komitmen bersama yang melibatkan semua pihak, misalnya antara BNN dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dari sisi dunia pendidikan. Kita tentu tidak ingin kehilangan satu generasi dalam membangun bangsa. Mau dibawa kemana pembangunan bangsa ini jika kita kehilangan satu generasi,” papar Togar M. Sianipar.(Red)

Print Friendly, PDF & Email