1

PPDB 2021 SD dan SMP di Kota Tangerang Siap Dilaksanakan

Kabar6.com

Kabar6-Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) bagi Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun ajaran 2021/2022 akan segera dimulai. PPDB untuk SD akan dibuka pada 14 Juni 2021 dan untuk SMP akan dibuka pada 1 Juli 2021.

Sama seperti tahun sebelumnya, PPDB akan dilaksanakan secara daring. Para calon peserta didik, dapat melakukan pendaftaran melalui operator sekolah yang dipilih, atau secara mandiri melalui website www.ppdbmandiri.tangerangkota.go.id dan aplikasi PPDB Online Kota Tangerang yang dapat diunduh di play store.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Jamaluddin menjelaskan bahwa dalam PPBD tahun ini, terdapat beberapa tahapan seleksi. Pola seleksi PPDB bagi jenjang SD terbagi menjadi jalur zonasi, afirmasi, dan perpindahan orang tua/ wali. Sedangkan untuk SMP, menambahkan satu jalur seleksi yaitu jalur prestasi.

“Jadi, jalur zonasi ini untuk melihat jarak tempat tinggal calon peserta didik dengan sekolah. Lalu, jalur afirmasi ini diperuntukkan bagi siswa yang tidak mampu dan anak berkebutuhan khusus,”

“Perpindahan orang tua/wali ini untuk calon peserta didik yang orang tua/walinya dipindah tugaskan ke wilayah lain, dan terakhir jalur prestasi untuk calon peserta didik yang sudah menjuarai lomba dengan tingkatan seperti tingkat kota, provinsi dan lain-lain,” ujar Jamaluddin saat ditemui di ruangannya, pada Kamis (3/6/2021).

Jamaluddin mengatakan, pada masing-masing jalur seleksi terdapat kuota. Untuk jalur zonasi, kuota yang disiapkan adalah 80 persen untuk SD, dan 50 persen untuk SMP. Kuota jalur afirmasi untuk SD dan SMP adalah sebanyak 15 persen. Sedangkan kuota perpindahan tugas orang tua/wali adalah 5 persen untuk SD maupun SMP. Terakhir, kuota jalur prestasi untuk SMP disediakan sebanyak 30 persen.

Selain itu, untuk jalur prestasi dibagi tiga kriteria lagi. Ada jalur prestasi untuk nilai rapor domisili sesuai wilayah sebanyak 20 persen, nilai rapor domisili luar kota sebanyak 5 persen dan lomba-lomba sebanyak 5 persen.

“Untuk lomba-lomba, calon peserta didik wajib membawa sertifikat dan lomba yang diikuti harus berjenjang dari tingkat kota hingga nasional. Seperti olimpiade sains, PON, PORDA, dan sebagainya,” tambahnya.

Jamaluddin mengatakan ada juga persyaratan umum yang harus dipenuhi. Bagi calon peserta didik SD, peserta didik paling rendah enam tahun pada 1 Juli 2021, dan pengecualian paling rendah lima tahun enam bulan dengan surat rekomendasi psikolog atau dewan guru sekolah asal.

**Baca juga: Desakan PT TNG Dibubarkan, DPRD Bilang Ini

Peserta didik juga wajib memiliki akta kelahiran atau surat keterangan kenal lahir. Bagi calon peserta didik SMP, berusia paling tinggi 15 tahun pada 1 Juli 2021. Memiliki ijazah, atau surat keterangan lulus, atau dokumen lain yang menyatakan calon peserta didik sudah menyelesaikan jenjang Sekolah Dasar atau sederajat, dan syarat terakhir adalah memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN).

Untuk proses pendaftaran, calon peserta didik diharuskan log in ke website www.ppdbmandiri.tangerangkota.go.id dan aplikasi PPDB Online Kota Tangerang dengan menggunakan NIK dan PIN. Jika calon peserta didik belum memiliki PIN, dapat mendatangi operator sekolah yang dituju untuk mendapatkan PIN dan mendaftar ke sekolah pilihan. (Oke)




Galaunya Tatap Muka

Kabar6.com

Kabar6-Sudah genap setahun pandemi Covid-19 yang melanda belahan dunia termasuk Indonesia.Dalam bidang pendidikan salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 adalah Belajar Dari Rumah (BDR) dengan metode daring (dalam jaringan) .

Kini kebijakan pemerintah diperkenankannya sekolah melakukan pembelajaran Luring di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protokol kesehatan yang ketat.

Model pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pandemi adalah shift model (siswa akan diajar secara bergiliran).

Dalam pembelajaran luring secara bergiliran (shift model) atau kegiatan pembelajaran dibagi menjadi dua shift. Dibeberapa daerah ada yang dilakukan guru bertugas seharian siswa bergantian pagi dan siang dan ada yang dilakukan secara tatap muka dan daring.

Walaupun terasa begitu berat beban guru namun karena tuntutan profesionalisasi tanggung jawab ini harus ditunaikan dengan penuh tenaga dan semangat serta tanggung jawab.

Selain beratnya beban yang dirasakan guru, salah satu permasalahan yang dirasakan lambatnya penyelesaian pemenuhan ketercapaian target kurikulum. Materi yang biasanya 1 x pertemuan menjadi 2x pertemuan.

Sementara itu disisi peserta didik ada sebagian yang merasa bosan saat guru membahas lagi materi pada Tatap Muka sama dengan materi yang telah disampaikan pada pertemuan daring sebelumnya. Padahal tujuan guru agar peserta didik lebih memahami materi pembelajaran.

Dalam belajardaring yang lalu mereka tidak fokus, dan karena kurangnya pengawasan dari guru dan orangtua mereka sering membuka Ponsel untuk chatingan, main game atau kegiatan lainnya yang tidak ada kaitannya dalam pembelajaran.kelemahan ini akan sedikit dapat diperbaiki dengan tatap muka.

Menyikapi kondisi ini guru harus melakukan suatu inovasi pembelajaran. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju ke arah perbaikan atau ke arah yang berbeda dari yang sebelumnya, dan dilakukan dengan sengaja dan berencana.

Salah satu cara yang dapat dipakai agar mendapatkan hasil optimal seperti yang diinginkan adalah memberi tekanan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih salah satu model pembelajaran yang tepat.

Karena pemilihan model pembelajaran yang tepat pada hakikatnya merupakan salah satu upaya dalam mengoptimalkan hasil belajar peserta didik.

**Baca juga: Generasi yang Ditelan Pandemi

Pelaksaanaan shift model selain berdampak lambatnya pemenuhan penyelesaian target kurikulum berdampak bosannya peserta didik dan sering main ponsel dalam pembelajaran.

Alternatif yang dapat dilakukan guru membuat inovasi model pembelajaran sekreatif mungkin.Dalam kondisi ini selain memberdayakan ponsel yang sering digunakan untuk bermain dijadikan untuk media pembelajaran.(*/Oke)

 

Oleh : Purnomohari Kuncoro, S.Pd
Buru SDN Larangan 11




Generasi yang Ditelan Pandemi

Kabar6.com

Kabar6-Generasi milenial adalah generasi yang dikatakan dekat dengan digital. Mereka setiap harinya bermain dengan gawai. Semua dijalankan dengan media sosial. Bersilaturahmi melalui WhatsApp, Instagram, Facebook, telegram dan lain-lain.

Diminati oleh generasi milenial pada awalnya. Harga tidak harus bertemu mereka tidak harus melakukan perjalanan ke sekolah yang menurut mereka menghabiskan waktu. Seiring berjalannya waktu mereka pun jenuh, mereka pun bosan, ketika tidak mengerti mereka bingung harus kemana? Jawaban yang sering teedengar adalah ”tanya mbah Google aja”.

PJJ harusnya menjadi tempat yang tepat bagi orangtua menanamkan karakter yang baik. Seharusnya selama setahun mereka dapat ajarkan kebaikan untuk buah hatinya. Namun banyak kejadian orangtua tak sabar menemani belajar. Seperti tertuang dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya “Rumah adalah Sekolah Pertama bagi Anak-anak”.

Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan sampai saat ini, sungguhlah sangat jauh dari kondisi ideal. Gerakan terbatas semua merasakan dampak yang disebabkan pandemi. Siswa kehilangan massa masnya terkungkung dalam jaringan aplikasi yang berkepanjangan. Entah sampai kapan?

Orang tua ,guru bahkan siswa kini bingung menghadapi ujian sekolah. Apakah mereka mampu melaksanakan itu . Karena selama setahun mereka berkutat dengan PJJ? Mereka sadar bahwa belajar haruslah total tidak setengah-setengah.

Di masa pandemi ini ada beberapa kalangan melakukan pembelajaran daring totalitas tak terlaksana dengan baik. Karena itulah mereka berpikir apakah ujian sekolah yang diadakan pada kali ini akan dapat dilalui dengan nilai yang memuaskan.

Siswa hanya bagai robot yang dimasukkan chip setelah itu fapat diperintah. Mereka menjadi kaku,tak bersosialisasi. Banyak guru kecewa hasil try out siswanya, sebelum mereka akan melaksanakan ujian yang sesungguhnya.

**Baca juga: Benarkah Netizen Indonesia tidak Sopan?

Apakah lulusan tahun ini akan menjadi generasi gemilang? Atau generasi tanpa bintang? Semoga ketika para siswa berlanjut di kelas berikutnya dapat menerima pelajaran di atasnya. Juga yang lulus SMA dapat melanjutkan berkarya tidak hilang kreatifitasnya,tidak hilang karakter bangsanya karena telah ditelan pandemi, Aamiin.(*/Oke)

 

Oleh Purnomo Hadi Kuncoro, S.Pd
Guru SDN larangan 11 kota Tangerang




Benarkah Netizen Indonesia tidak Sopan?

Kabar6.com

Oleh: Purnomohari Kuncoro ,S.Pd
Guru SDN larangan 11 kota Tangerang

Kabar6-Raksasa teknologi dunia, Microsoft, mengumumkan hasil survey yang menghebohkan. Yakni bahwa masyarakat Internet Indonesia adalah yang paling tidak sopan di Asia Tenggara, bahkan sedunia bersama beberapa negara lain. Rilis ini membuat netizen ‘marah’ dan protes keras, yang dilampiaskan dengan cara ‘menyerang’ dan mengolok akun perusahaan pembuat Windows itu.

Mengapa hal ini terjadi? Bagaimana bisa kita dinilai sebagai pengguna Internet yang tak beradab? Walaupun mungkin kita tak perlu terlalu risau, namun jika tidak dicermati, hal ini tentu bakal membuat generasi penerus bangsa akan semakin tak terkendali tanpa etika dalam media sosial dan Internet. Tentu saja kita tak ingin itu terjadi.

Lalu bagaimana memperbaiki kesan buruk itu? DCI adalah peringkat atau indeks kesopanan warganet saat mereka menggunakan Internet untuk berinteraksi.

Yang heboh adalah bahwa ternyata kita (Indonesia), peringkatnya sangat ‘buruk’.Peringkatnya /indeksnya nyaris paling bawah.Dengan kata lain, warganet Indonesia itu dianggap PALING TIDAK SOPAN di Internet.

Dalam upaya untuk mempromosikan interaksi online yang lebih aman, lebih sehat, dan lebih saling menghormati di antara semua orang sejak 2016, Microsoft telah melakukan survei pada remaja dan orang dewasa di seluruh dunia tentang keadaan kesopanan digital.

Survei terbaru ini menandai tahun kelima berturut-turut penelitian itu, di mana kami kembali bertanya kepada responden tentang keterpaparan mereka terhadap 21 risiko online yang berbeda dalam empat kategori: perilaku, seksual, reputasi, dan pribadi / mengganggu. Secara total, lebih dari 16.000 responden di 32 geografi berpartisipasi (503 di Indonesia), terbagi rata antara remaja dan dewasa. Penelitian selesai pada bulan April dan Mei 2020.

HASILNYA: Dibandingkan tahun sebelumnya, Keadaban Digital memburuk 8 poin menjadi 76.Terendah sedunia adalah Afrika Selatan (peringkat ke 32).Sementara itu kita di peringkat ke 29.Dan ini kalah jauh dari Singapura, terbaik di Asia Tenggara. Dan kita yang paling buruk di Asia Tenggara.

Gara-gara pengumuman ini, warganet Indonesia jadi marah,lalu ‘menyerang’ Microsoft dengan mengolok mereka di Internet.Karena banjir komentar negatif dari netizen, terpaksa Microsoft menutup kolom komentarnya. Dan ini adalah BUKTI BAHWA NETIZEN INDONESIA BENAR2 TAK SOPAN. Banyaknya berita HOAKS,PERUNDUNGAN dan lain sebagainya.

DCI mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya.Survei berlangsung April dan Mei 2020, terbit Februari 2021.

Ada lebih dari 16 ribu responden dari 32 negara, 503 di antaranya berasal dari Indonesia.Indonesia urutan ke-29, sekaligus menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara (paling tidak sopan). Vietnam peringkat 24, Thailand ke-19, Filipina ke-13, Malaysia dan Singapura dan sebagai negara teladan di Asia Tenggara.

Kemunduran tingkat kesopanan paling banyak didorong 3 faktor yang mempengaruhi risiko kesopanan:

– hoaks dan penipuan naik 13 poin ke angka 47%.

– ujaran kebencian naik 5 poin menjadi 27%.

– diskriminasi turun 2 poin menjadi 13%.

Anonim meningkat pesat ke 48%

5 dari 10 responden mengaku terlibat dalam perundungan digital; dengan 47% responden terlibat dalam insiden itu, sedangkan 19% mengaku sebagai target perundungan.

Namun disisi lain dikatakan Orang Indonesia paling murah senyum (The Smiling Report)Orang Indonesia paling religius (survei Gallup dan Abt Associate 2019)Orang Indonesia paling murah hati sedunia (survei Charities Aid Foundation tahun 2018). Dengan sampel 150 ribu orang dari 146 negara. 78% orang Indonesia senang mendonasikan hartanya pada orang lain, dan 53% penduduk Indonesia gemar menjadi relawan alias bekerja tanpa dibayar, meluangkan waktu untuk banyak pertemuan sosial, gotong royong, dan lain-lain.

**Baca juga: Berikan Wajah Baru, SDN Karawaci Baru 6 Siap Sambut Tahun Ajaran Baru 2021/2022

Mestinya memang kita berkaca diri. Apa yang dibilang dalam DCI itu harus kita renungkan dan ambil langkah yang pasti untuk memperbaikinya.Setidaknya ini adalah yang terjadi di sekitar kita saat ini.

Mari bersama kita lawan pembuktian DCI dengan memperbaiki diri. Kita sebagai guru bisa ajarkan cara berinternet yang baik.(*/oke)




Berikan Wajah Baru, SDN Karawaci Baru 6 Siap Sambut Tahun Ajaran Baru 2021/2022

Kabar6.com

Kabar6-UPT Satuan Pendidikan SD Negeri Karawaci Baru 6 yang berlokasi di Jalan Ciujung Raya Perumnas 1 terus berbenah meski di keadaan pandemi, dalam rangka persiapan menghadapi Pembelajaran Tatap Muka di Tahun Ajaran Baru.

Kesungguhan SD Negeri Karawaci Baru 6 mempersiapan diri untuk menyambut kedatangan siswa- siswi (yang sudah lebih dari satu tahun ajaran baru meninggalkan bangku sekolah) dilakukan di semua sektor yang akan menjadi wajah baru sekolah.

UPT Satuan Pendidikan SD Negeri Karawaci Baru 6 dan beberapa sekolah yang ada memiliki pengaruh signifikan terhadap kemajuan pendidikan di kecamatan Karawaci Kota Tangerang, bahkan ikut membangkitkan geliat ekonomi masyarakat dan para pedagang yang berjualan di sekitar sekolah, walaupun pada masa saat ini ada sedikit penurunan pendapatan karena terpaan gelombang pandemi.

Tetapi bagaimanapun juga pemerintah kota Tangerang tetap berupaya maksimal menangani masalah pandemi agar kegiatan masyarakat kembali berjalan harmonis dan dinamis di semua sektor terutama sektor

pendidikan salah satunya menganjurkan seluruh perangkat kerja di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang untuk melakukan vaksinasi baru-baru ini.

UPT Satuan Pendidikan SD Negeri Karawaci Baru 6 menyuguhkan pemandangan dan identitas baru yang dapat menjadi nuansa baru juga sebagai penarik perhatian peserta didik dan semua warga sekolah untuk kembali datang ke sekolah dengan memperbaharui plang sekolah yang sudah usang termakan usia.

Kepala UPT SD Negeri Karawaci Baru 6 Hj. Hastuti mengatakan, telah menyiapkan plang baru yang menjadi identitas resmi sekolah agar terlihat wajah baru yang lebih segar, beliau mengatakan “Sesuai dengan arahan Mas Menteri.

“Kami keluarga besar SD Negeri Karawaci Baru 6 tengah bersiap menyongsong tahun ajaran baru dengan semua protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah,” ujarnya

Hj. Renti Riyanti, pengawas sekolah di gugus 2 kecamatan Karawaci menambahkan, dirinya meminta agar sekolah mengupayakan pembenahan sebelum Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dilakukan.

“Plang baru sekolah diharapkan memancing semangat baru semua warga sekolah untuk kembali beraktifitas di sekolah, dan tentunya lebih dari itu ke depannya memberikan pengaruh positif dan semangat kepada peserta didik untuk menyongsong masa depan yang gemilang,” tambahnya.

Upaya lain yang dilakukan dalam menunjukkan wajah baru sekolah, Kepala Sekolah UPT Satuan Pendidikan SDN Karawaci Baru 6 mengintruksikan ke penjaga sekolah dalam hal ini Bang Mahmud dan Bang Nuri agar rutin membersihkan sarpras (sarana prasarana) seperti: menyapu dan mengepel ruang kelas, halaman, lingkungan sekolah juga perpustakaan dengan penambahan menyemprotkan disinfektan diberbagai ruang fasilitas sekolah pada masa pandemi sekarang.

**Baca juga: Menanti & Bersiap Untuk Sekolah Tatap Muka

Agar steril dari berbagai kuman penyakit yang dapat membahayakan seperti pandemi Covid-19 yang mewabah dunia saat ini. Sekolah pun menyediakan handsanitizer yang ditempatkan di sisi kelas sekaligus meyiapkan sarana CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) bagi peserta didik maupun warga sekolah agar selalu terjaga kebersihannya.

Meski demikian, Itulah beberapa beragam upaya yang dilakukan UPT Satuan Pendidikan SD Negeri Karawaci Baru 6 untuk menyongsong persiapan tahun ajaran 2021/2022. (*/Oke)




Menanti & Bersiap Untuk Sekolah Tatap Muka

Kabar6.com

Kabar6- Setahun sudah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) hingga kini masih diberlakukan, karena pandemi Covid-19, belum juga berakhir, Senin (15/3/2021).

Banyak kerinduan pastinya dari para tenaga pendidik serta anak-anak muridnya, untuk dapat kembali bersekolah secara tatap muka.

Kepala UPT SDN Poris Gaga 5, Batu Ceper, Kota Tangerang, Wati mengatakan bahwa hal tersebut memang dirasakan demikian.

Pada akhirnya, kata dia, memang tidak ada pembelajaran yang lebih menyenangkan, selain bertatap muka dengan peserta didik. Sehingga momentum kegiatan belajar mengajar di kelas sangat dinanti.

“Bukan tanpa kekhawatiran, untuk itu segala persiapan menyambut tatap muka menjadi penting,” katanya, kemarin.

Dimulai dari pembentukan satgas di internal sekolah masing-masing dan kordinasi dengan sekolah lain dalam satu komplek.

**Baca juga: Mau Tau Apa Aja Kegiatan & Prestasi SDN Sudimara 3 Ciledug, Baca Nih !

Apalagi, diinformasikan bila pihak Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menargetkan, bila sekolah tatap muka akan dilaksanakan bulan Juli 2021 mendatang, setelah vaksinasi bagi kepala sekolah, guru, maupun tenaga pendidik selesai.

“Kami bersiap diri, selanjutnya mengikuti arahan kementrian dan Pemerintah Kota Tangerang untuk persiapan tatap muka di bulan Juli nanti, tentunya dengan persiapan protokol kesehatan yang sangat ketat,” pungkasnya. (*/gus)




Mau Tau Apa Aja Kegiatan & Prestasi SDN Sudimara 3 Ciledug, Baca Nih !

Kabar6.com

Kabar6- SDN Sudimara 3 Ciledug, Kota Tangerang menjadi salah satu sekolah yang cukup aktif dalam menjalankan program dan kegiatan dari pemerintah daerah setempat.

Sekolah yang terletak di Jalan Raden Fatah No. 69 Kelurahan Sudimara Barat, Kecamatan Ciledug ini, diantaranya telah melaksanakan Sekolah Adiwiyata, Sekolah Sehat serta Sekolah Ramah Anak.

Tak hanya itu, dibawah kepemimpinan H. Hasidin, sebagai Kepala Sekolah (Kepsek), SDN Sudimara 3 juga banyak mengaktifkan kegiatan Ekstrakulikuler (Eskul) hingga sukses dengan berbagai raihan prestasinya.

Berikut diantaranya, informasi seputar kegiatan Eskul di SDN Sudimara 3, Ciledug, Kota Tangerang.

1. Pramuka

Gerakan Pramuka SDN Sudimara 3 Ciledug memiliki nama Gugus Depan untuk Putra Gajah Mada 06.005 dan Gugus Depan untuk Putri Ken Dedes 06.006. Dilatih oleh 3 (Tiga) orang Pembina Pramuka yaitu Kak Aulia, Kak Akbar Hadi dan Kak Marini.

Mereka melatih murid kelas 4, 5 dan 6. Juga memiliki Tim Inti Penggalang atau Regu Khusus yang dipersiapkan untuk acara sekolah dan event-event perlombaan di tingkat Ranting atau Kecamatan dan tingkat Cabang atau Kota.

Banyak prestasi yang sudah diraih, diantaranya JAP (Jumpa Aksi Penggalang) ke 17 yang diadakan SMPN 3 Kota Tangerang dengan Predikat Juara Favorite serta Lomba Aksi dan Kreasi Pramuka yang diadakan oleh SMPN 23 Kota Tangerang dengan Predikat Juara Favorite.

2. Pencak Silat Tapak Suci

Pencak Silat SDN Sudimara 3 Ciledug dengan Nama Perguruan Pencak Silat TAPAK SUCI. Keikutsertaan murid mengikuti kegiatan ini bertujuan untuk Melatih kekuatan mental, membela diri, melatih kekuatan tubuh serta melatih percaya diri.

Kegiatan ini dilatih oleh 2 (Dua) orang Pelatih yaitu Kak Sunarti dan Kak Yusuf Darmawan. Banyak event kejuaran yang telah diikuti diantaranya Kejuaraan antar perguruan, kejuaraan asia eropa Pasak Bumi dengan memperoleh Medali Emas.

3. Marawis

Kegiatan Marawis SDN Sudimara 3 Ciledug bertujuan untuk menyambung silaturrahmi dan menumbuh kembangkan kecintaan siswa terhadap Nabi Muhammad SAW dan juga menanamkan karakter siswa dengan mengambil referensi dari karakter Nabi Muhammad SAW sebagaimana terkandung dalam kitab suci Al-Qur’an.

**Baca juga: Daring, Yes Or Not?

Selain itu, juga untuk menggali potensi murid. Kegiatan ini dilatih oleh Kak Dian Syarifudin. Kegiatan sekolah yang telah diikuti adalah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Peringatan IsraMiraj serta mengikuti perlombaan marawis yang diundang dari sekolah lain.(*/gus)




Daring, Yes Or Not?

Kabar6.com

Oleh : Purnomohari Kuncoro, S.Pd,

Guru SDN Larangan 11 Kota Tangerang

Kabar6-Pandemi Corona membuat seluruh kegiatan di sekolah harus dilakukan dengan pelajaran jarak jauh. Daring (Dalam Jaringan) adalah kebutuhan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dapat dipilih untuk dilakukan di sekolah.

Banyak sekolah yang mencoba kegiatan belajar mengajar melalui Daring, baik Whats App, Zoom, Google Classroom dan lain-lain. Ternyata Daring memiliki untung dan rugi. Tiga keuntungan dalam pembelajaran daring antara lain:

Pembelajaran Daring dapat membuat para siswa yang tidak biasa berhadapan langsung dengan guru atau pemalu, bisa membuat mereka mengeluarkan kata-kata karena dia tidak berhadapan langsung dengan guru. Mereka dapat menulis apa yang mereka ingin ungkapkan di Whats App grup, di Zoom juga dapat mencurahkan pendapatnya.

Banyak siswa yang grogi bila mengungkapkan kata-kata di depan umum. Tidak semua siswa atau murid terbiasa tampil disaksikan oleh benda hidup atau manusia. Darling lah jalan keluar untuk menjembatani agar mereka mau berpendapat. Mungkin melalui Daring membuat mereka lebih akrab dengan guru dan teman-temannya.

Suatu kegiatan menyenangkan bagi mereka apabila dilaksanakan dengan banyak kegiatan. Banyak video pembelajaran yang sangat kreatif dan menyenangkan anak-anak. Di sekolah terkadang banyak yang kurang alat. Kegiatan Daring ada pula yang membuat mereka senang, latihan bisa berbentuk quiz yang seperti game.

Banyak guru yang menggunakan Google Classroom, mereka mengadakan ulangan menggunakan Google Form, Kahoot atau Quizizz. Para siswa dapat mengerjakan latihan bagaikan sedang bermain game. Tidak seperti di kelas hanya melihat papan tulis dan bahkan ada sebagian sekolah tidak memperkenankan membawa gawai mereka.

Lebih bebas adalah keuntungan dari kegiatan Daring yang sangat didambakan. Guru dan siswa dapat belajar dimanapun diinginkan. Mereka dapat memilih suasana yang mereka inginkan. Karena tidak terbatas dalam satu ruang berukuran 4 X 6 meter atau ukuran kelas. Tak terbatas dengan tempat, mereka bisa melihat suasana lain tidak hanya kelas. Guru dan siswa dapat membuat suasana tempat belajar yang benar-benar membuat mereka nyaman.

Semua kegiatan belajar mengajar pastilah ada keunggulan dan kekurangan. Begitu pula daring pun mempunyai kekurangan

Daring bila digunakan untuk kelas rendah di Pendidikan Anak Usia Dini, TK, sekolah dasar kelas rendah yang masih mengutamakan bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya akan menemukan kendala.

Mereka masih memerlukan bimbingan guru dan tidak bisa digantikan melalui website atau Daring. Pada pembelajaran membaca dan menulis di sekolah Dasar kelas rendah ,mereka sangatlah membutuhkan kehadiran guru. Demikian pula ketika mereka melakukan eksperimen, percobaan harus perlu guru.

Dalam pelajaran agama Islampun perlu kehadiran guru saat membahas cara wudhu, sholat dan lainnya. Tidak semua pelajaran bisa digantikan dengan Daring

Keluhan dari orangtuapun banyak menghiasi fenomena daring saat ini. Banyak dari murid atau siswa mulai keranjingan dengan gawai ketika sebelumnya mereka hanya diperkenankan untuk memegang dawainya pada hari Sabtu sore hingga Minggu maka kini dari pagi mereka sudah berhadapan dengan gawai mereka.

Para siswa biasa berjam-jam berkutat dengan gawai untuk nenyelesaikan tugas dari sekolah. Banyak kekhawatiran dengan aktifnya murid dengan gawainya melupakan sosialisasi dengan teman,t etangga terdekat. Kekhawatiran orangtua pada mata anak mereka yang tiap hari berhadapan dengan gawai dalam waktu lama.Selain gangguan mata adapula kekhawatiran penyakit lain yang timbul dari seringnya bermain dengan gawai.

**Baca juga: Siswa SDN Poris Gaga 3 Belajar Bikin Kompos di TPA Rawa Kucing

Di tengah pandemi ini Daring pun memaksa orang tua untuk menjadi guru dadakan. Bila anaknya lebih dari 2 anak yang bersekolah ia harus mengajarkan satu persatu anaknya sesuai dengan tingkat kelasnya. Tidak semua orang tua mampu membimbing putra-putrinya menggantikan sosok guru. Banyak diantara mereka mengandalkan guru untuk membuat putra/putrinya pintar.

Pendidikan orang tua yang rendah menambah mereka tidak sanggup menggantikan sosok guru yang berpendidikan tinggipun terkadang tidak mampu mendampingi putra/putrinya belajar. Banyak diantara mereka yang bekerja dan mereka ditinggal di rumah dengan pembantunya. Orangtua siswa banyak yang berangkat kerja saat anaknya belum bangun dan sampai rumah anak mereka telah tidur.(*/oke)




Siswa SDN Poris Gaga 3 Belajar Bikin Kompos di TPA Rawa Kucing

Kabar6.com

Kabar6- Sama hal dengan sekolah lainnya, SDN Poris Gaga 3, Kota Tangerang, sedianya juga sudah menerapkan metode pembelajaran diluar sekolah.

Ya, beberapa waktu lalu, siswa dan siswi dari SDN Poris Gaga 3 ini, mengunjungi TPA Rawa Kucing yang berlokasi di Jalan Muda, RT 02 / RW 02, Kelurahan Kedaung Wetan, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.

Kunjungan ini pun sebagai edukasi tentang pengolahan sampah yang baik dan benar menurut proses di TPA Rawa Kucing tersebut.

Romdoni, salah seorang Guru SDN Poris Gaga 3 yang menjadi pendamping di kegiatan kala itu mengatakan, bila disana pihaknya diterima oleh para petugas TPA Rawa Kucing dengan sangat baik.

Seperti biasa, petugas pun memberikan pemahaman kepada murid-muridnya mengenai pengolahan sampah mulai dari awal hingga proses akhir. Khususnya, dalam hal pembuatan pupuk kompos dari sampah.

Ada 3 jenis sampah, kata dia, yang harus diketahui oleh siswa. Yaitu, sampah organik, non organik dan sampah B3 (Bahan Bakar Beracun).

Sedangkan, yang bisa dijadikan atau diubah menjadi pupuk kompos itu sendiri ialah sampah organik yang terdiri dari sampah kertas bekas, tisu bekas, dedaunan atau rumput, potongan kayu dan kotoran hewan peliharaan yang telah dikeringkan.

“Proses pembuatan komposnya hanyalah tinggal dikeringkan di trik matahari dan setelah itu dicampur menjadi satu,” ungkap Romdoni, dalam cerita tertulisnya.

Selain memanfaatkan sampah menjadi pupuk kompos, lanjut dia, mereka juga dijelaskan tentang manfaat dan pentingnya pengelolaan sampah secara mandiri.

Salah satunya adalah untuk mengurangi volume sampah di TPA Rawa Kucing yang saat ini, disetiap bulannya terus meningkat.

Oleh karenanya, mereka hingga kini masih konsisten menggalakan sosialisasi guna membangun kesadaran masyarakat yang dirasa masih minim.

**Baca juga: Enam Guru SDN Larangan 5 Terima Penghargaan Bimtek Guru Belajar Seri AKM

Kemudian, tambah dia, dari hasil edukasi yang didapat dari kunjungannya ke TPA Rawa Kucing ini, siswa SD Negeri Porisgaga 3 pun terus mencoba membuat pupuk kompos dari sampah organik.

“Tujuannya, untuk membantu mengurangi tingkat volume yang sangat meningkat dan juga memberi kesadaran kepada siswa SD Negeri Porisgaga 3 agar lebih bisa memanfaatkan sampah di rumah masing-masing, supaya tingkat volume sampah di TPA Rawa Kucing sedikit demi sedikit mengurang.” pungkasnya.(*/gus)




Enam Guru SDN Larangan 5 Terima Penghargaan Bimtek Guru Belajar Seri AKM

Kabar6.com

Kabar6-SD Negeri Larangan 5, Kota Tangerang mengirimkan sebanyak 6 Guru yang mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek). Dari Bimtek tersebut mereka mendapatkan Sertifikat dan Piagam Penghargaan.

Bimtek tersebut digelar dalam rangka memberikan pemahaman yang benar terkait Asesmen Nasional (AN), Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menyelenggarakan Bimbingan teknis (Bimtek) e-Learning Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).

Enam guru SDN 5 yang mendapatkan penghargaan dari Bimtek Kemendikbud tersebut diantaranya, Tri Rosmeti yang mengajar di kelas 6, Anita Utami yang mengajar di kelas 1, Yuliana Ningsih yang mengajar di kelas 3b, Mariam yang mengajar di kelas 2a, Diah Kumalasari yang mengajar di kelas 5 dan Sri Astuti yang mengajar Ekskul Pramuka.

“Alhamdulillah program ini sangat bermanfaat karena materinya disesuaikan dengan kebutuhan di masa pandemi. Selain mendapat tambahan ilmu, guru juga bisa bertukar pikiran dengan seluruh guru yang ada di Indonesia. Semoga wabah pandemi ini bisa segera berakhir dan kita bisa bertatap muka dengan peserta didik kita. Aamiin YRA,” ujar para guru yang mendapatkan penghargaan itu dalam keterangan tertulisnya, (13/3/2021).

Mereka menjelaskan, kegiatan tersebut terbuka untuk semua pengawas, kepala sekolah, dan guru pada tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK dengan syarat sudah memiliki akun SIMPKB.

Kegiatan Bimtek e-Learning Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) ini berlangsung sejak tanggal 4 Januari 2021 sampai 27 Februari 2021 lalu, yang terbagi menjadi 11 angkatan. Di mana setiap angkatannya memiliki durasi waktu 5 kali 24 jam.

**Baca juga: Asyik Nih, Siswa SDN Poris Gaga 2 Belajar Sambil Berwisata di Banksasuci

Kegiatan itu memiliki 3 tahapan, yaitu orientasi, Bimtek, dan pengimbasan. Pada tahap pengimbasan, peserta diminta mengajak, mendampingi, dan membantu rekan guru yang lain dalam mengikuti dan menyelesaikan program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum. Sehingga diharapkan rekan guru yang diajak adalah rekan guru di Satuan Pendidikan tempat Peserta mengajar.

“Ajakan tersebut dibuat dalam bentuk video, lalu diunggah ke channel YouTube. Setelah diunggah, selanjutnya memasukkan link URL video tersebut pada SIM Guru Belajar seri AKM sebagai syarat untuk mengunduh Piagam Penghargaan,” tandasnya.(*/Oke)