1

Cemburu Berlebihan Bisa Jadi Anda Idap Sindrom Othello

Kabar6-Cemburu adalah emosi kompleks yang umum dialami sebagian besar orang di waktu tertentu dalam periode kehidupannya. Semua orang memiliki tingkat kecemburuan.

Meskipun begitu, belum adanya definisi tegas dan batasan atau konsensus jelas tentang apa yang disebut kecemburuan normal dan kecemburuan patologis, membuat sindrom Othello belum begitu populer di kalangan masyarakat.

Diketahui, kecemburuan umumnya ditandai sebagai reaksi emosional negatif yang muncul saat seseorang kehilangan (atau takut kehilangan) hubungan yang berharga karena ancaman saingan, baik bersifat nonfiktif maupun imajinatif.

Lantas, bagaimana dengan sindrom Othello? Melansir CNN Indonesia sindrom Othello adalah kepercayaan yang salah bahwa pasangan dirinya atau kekasihnya tidak setia. Istilah sindrom Othello pertama kali dikemukakan oleh psikiatris Inggris bernama John Todd dan K Dewhurst, melalui publikasi dalam Journal of Nervous and Mental Disorder tahun 1955, berjudul ‘The Othello Syndrome: a study in the psychopathology of sexual jealousy’.

Penderita sindrom Othello menunjukkan perubahan mental yang nyata, misalnya agresi berlebihan, sikap permusuhan, dan mudah tersinggung. Para penderita sindrom Othello dapat mengumpulkan bukti berbasis kejadian atau peristiwa secara acak, merekam percakapan, screenshoot media sosial di gawai, barang-barang atau perabotan rumah tangga yang salah tempat untuk mendukung kecurigaan mereka.

Perspektif forensik sindrom ini juga telah dijelaskan di beragam referensi, yakni kecemburuan delusional yang merupakan faktor risiko terjadinya kekerasan, pembunuhan, dan tindakan kriminal lainnya. Sekira 20 persen individu dengan sindrom Othello telah melakukan percobaan bunuh diri.

Terdapat perubahan personaliti dan perilaku yang signifikan pada penderita sindrom Othello. Jelaslah bahwa penderita sindrom Othello berpotensi membahayakan diri mereka sendiri. ** Baca juga: Ketahui Pengaruh Berbagai Nutrisi Terhadap Kulit

Sindrom Othello umumnya terkait erat dengan gangguan sistem persarafan, neurodegeneratif (penuaan terkait sistem saraf), serta kejiwaan, berupa gangguan psikotik fungsional.(ilj/bbs)




Cemburu, Wanita di Pondok Aren Lempar Handphone Berbalas Bui

Kabar6.com

Kabar6-Polsek Pondok Aren menangkap Cindy,21 tahun pelaku penganiayaan seorang wanita yang merupakan teman suaminya. Wanita itu melempar handphone ke wajah korban yang menyebabkan luka dibagian wajahnya.” Pelaku ditangkap di Bogor 17 Mei lalu,” ujar
Kapolsek Pondok Aren, Komisaris Polisi Afroni Sugiarto, Kamis 20/5/2020.

Aksi penganiayaan ini berawal dari korban menghadiri pesta pernikahan teman mereka bersama suami pelaku, Anjasmara.

Namun dalam perjalanan Anjas berhenti di depan toko tepatnya Jalan Cipadu raya depan Ruko Dino Asih, Keluraran Jurang Mangu Timur untuk membeli amplop. Ternyata saat itu tersangka sudah membuntutinya.

Saat Anjas membeli amplop tersangka langsung menghampiri korban. “Dan mengatakan kenapa kamu jalan dengan suamiku, kemudian terjadi cecok mulut dan jambak-jambakan rambut dan Anjas datang dan melerainya,” kata Afroni.

**Baca juga: Balapan Liar di Bundaran Alam Sutera Resahkan Pengguna Jalan.

Tak pikir panjang, tersangka langsung melempar handphone ke wajah korban hingga mengalami luka. “Korban dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan empat jahitan,” ujar Afroni.

Tersangka, kata Afroni dijerat pasal 351 KUHPidana tentang penganiayaan.(eka)




Cemburu, Digugat Cerai Kakek di Lebak Tusuk Istri Siri

Kabar6.com

Kabar6-Polisi mengamankan seorang pria lanjut usia bernama Bai Sopandi, 62 tahun, warga warga Kampung Tanjung Panto, Desa Muara, Wanasalam, Kabupaten Lebak. Tersangka dilaporkan telah menusuk Nunung, 46 tahun, istrinya lantaran merasa kesal saat digugat cerai oleh korban.

“Diduga ada unsur kecemburuan. Korban yang berstatus istri sempat meminta cerai,” kata Kasat Reskrim Polres Pandeglang, Inspektur Satu Mochamad Nandar, Jumat (21/2/2020).

Ia terangkan, tersangka tega menusuk Nunung sebanyak tiga kali pakai senjata tajam jenis badit yang modelnya menyerupai pisau. Usai mendapat laporan warga, petugas Polsek Cikeusik, Kabupaten Pandeglang langsung memburu Bai.

Nandar bilang, pelaku diamankan di Jalan Raya Kampung Cikareo, Desa Sukawaris, Kecamatan Cikeusik. Bai yang tersulut emosi hingga melakukan pelanggaran hukum kini telah dijebloskan ke sel penjara di Polres Pandeglang.

“Diduga penyebabnya pelaku tidak terima diminta cerai oleh korban,” jelasnya.**Baca juga: Pemkab Lebak Melarang Operasional Truk Angkutan Tanah Merah.

Nandar bilang, nyawa korban bisa diselamatkan meski mengalami luka akibat tiga tusukan badit. Nunung telah mendapatkan perawatan intensif di Puskesmas Cikeusik.(aep)




Ekonomi dan Cemburu Picu Kasus KDRT di Kota Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Abdul Rachim mengatakan, trend angka kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) cenderung meningkat. Motif pemicu terjadinya karena terbelit pada pusaran faktor ekonomi bahkan adanya pengaruh dari alkohol.

“Faktor ekonomi yang paling menonjol, karena banyak yang pusing memikirkan itu. Makanya terjadilah KDRT. Ada juga karena yang cemburu,” katanya kepada Kabar6.com, Sabtu (15/2/2020).

Abdul mengatakan faktor ekonomi yang menyebabkan KDRT tersebut bukan pada ekonomi yang rendah. Namun ekonomi yang juga tergolong di atas rata-rata juga mengalami juga persoalan serupa.

Berdasarkan catatan Polres Metro Tangerang Kota, kasus KDRT begitu menjadi momok darurat. Pasalnya perkara yang ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) awal tahun ini sudah mencapai 22 kasus.

**Baca juga: Kasus Meningkat, Kota Tangerang Darurat KDRT.

Sementara selama kurun waktu tahun 2019 lalu, angka perkara KDRT mencapai 197 kasus. Kendati demikian, lanjut Abdul, jumlah pelaku perkara yang masuk pada unsur pidana tahun 2020 ini 8 orang pelaku.

“Sedangkan 2019 lalu sebanyak 67 orang pelaku,” paparnya.(oke)




Efek Nyata Media Sosial Bagi Kesehatan Mental yang Jarang Disadari

Kabar6-American Academy of Pediatrics telah memperingatkan tentang potensi efek negatif dari media sosial pada anak-anak dan remaja, termasuk cyber-bullying dan depresi.

Nah, risiko yang sama mungkin berlaku juga untuk orang dewasa atau lintas generasi. Ada sejumlah efek buruk media sosial terhadap kesehatan mental yang seringkali jarang disadari. Melansir idntimes, berikut uraiannya:

1. Media sosial bersifat adiktif dan dapat membuat sejumlah orang mengalami kecanduan
Sebuah studi dari Nottingham Trent University mengungkapkan, sejumlah gejala seperti mengabaikan kehidupan pribadi, terlalu asyik, menggunakan media sosial sebagai objek pelarian, memodifikasi suasana hati, dan perilaku adiktif, tampak dialami oleh beberapa orang yang menggunakan jejaring sosial secara berlebihan.

Sebuah studi lanjutan yang dilakukan oleh Swansea University menemukan, orang-orang juga mengalami gejala psikologis ketika mereka berhenti menggunakan media sosial dan internet. Di mana orang-orang yang terlalu bergantung pada perangkat digital melaporkan perasaan cemas ketika mereka berhenti menggunakannya.

2. Semakin banyak waktu yang kita gunakan untuk media sosial, semakin tidak bahagia kita
Sebuah studi menemukan, penggunaan Facebook dikaitkan dengan kurangnya kebahagiaan dan kepuasan hidup yang lebih sedikit. Hal ini dimungkinkan karena adanya kaitan dengan fakta bahwa Facebook memunculkan persepsi isolasi sosial. Dan, isolasi sosial adalah salah satu hal terburuk bagi setiap orang, secara mental dan fisik.

3. Membuat Anda membandingkan hidup dengan orang lain
Media sosial membuat orang-orang tanpa sadar suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain ketika sedang menelusuri timeline. Kebanyakan orang akan membuat penilaian apakah mereka lebih baik atau lebih buruk ketika melihat foto-foto yang diunggah teman di media sosial. Dan sikap suka membandingkan ini memiliki kaitan dengan gejala depresi.

4. Memicu perasaan cemburu
Bukan rahasia lagi bahwa sikap suka membandingkan di media sosial mengarah pada kecemburuan. Terdapat hubungan antara kecemburuan dan depresi dalam penggunaan media sosial di mana kecemburuan memediasi depresi. Namun ketika kecemburuan tersebut dikendalikan, media sosial tidak begitu buruk.

5. Semakin banyak teman yang ada di media sosial tidak menjamin seseorang memiliki kehidupan sosial yang lebih baik
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal the royal society publishing menemukan fakta, semakin banyak teman di media sosial tidak berarti seseorang memiliki kehidupan sosial yang lebih baik.

Merasa bersosialisasi atau mencari dukungan lewat media sosial tidak akan mampu mengatasi sejumlah masalah, seperti merasa kesepian, kesedihan, dan sebagainya.

Untuk mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan kesehatan mental, setiap orang membutuhkan dukungan sosial yang nyata, bukannya dukungan virtual. Karena pertemanan virtual tidak memiliki efek terapi seperti pada pertemanan sosial yang nyata.

Meskipun memiliki beberapa dampak negatif, bukan berarti media sosial tidak memiliki manfaat sama sekali. Media sosial membantu menghubungkan orang-orang yang terpisah jarak ratusan kilometer, bahkan bisa menjadi ladang penghasilan. ** Baca juga: Bahaya ‘Bicara’ Negatif pada Diri Sendiri

Karena itulah, gunakan media sosial secara bijak.(ilj/bbs)




Ada 7 Kebohongan yang Sering Dilakukan Wanita dalam Hal Asmara

Kabar6-Jujur menjadi salah satu hal penting dalam sebuah hubungan yang serius, termasuk pernikahan. Namun di sisi lain, tidak sedikit wanita yang berbohong mengenai sesuatu hal pada pasangannya. Hal ini mereka lakukan untuk menjaga perasaan pasangannya.

Kebohongan apa saja sih yang biasa dilakukan oleh wanita dalam hal asmara? Melansir Cheatsheet, ini tujuh kebohongan yang dimaksud:

1. Kehidupan seksual
Pada zaman sekarang ini, banyak wanita sudah aktif secara seksual bahkan sebelum mereka menikah, begitu pula dengan para pria. Karena hal ini masih dianggap tabu, banyak wanita yang berbohong mengenai kehidupan seksualnya.

2. Kehidupannya di media sosial
Saat membuka ‘isi’ akun media sosial seseorang, Anda mungkin hanya melihat berbagai momen indah dan bahagia dalam kehidupan orang tersebut.

Hal ini pasti akan membuat Anda berpikir betapa bahagianya hidup mereka. Namun pada kenyataannya, kehidupan mereka tidaklah seindah itu.

3. Berbohong tentang kondisi
Berdasarkan sebuah survei, kebohongan yang paling sering dilakukan oleh para wanita adalah dengan mengatakan bahwa mereka baik-baik saja, walaupun sebenarnya tidak.

4. Harga sebuah barang
Uang selalu akan menjadi topik pembicaraan dalam setiap hubungan asmara, apalagi bagi mereka yang sudah menikah, tidak peduli siapa yang menghasilkan lebih banyak uang.

Karena itulah, banyak wanita merasa tergoda untuk berbohong mengenai berapa sebenarnya harga pakaian yang baru saja mereka beli.

5. Tentang orgasme
Anda tentunya sudah sering mendengar bahwa wanita sering berpura-pura mencapai orgasme. Hal ini mungkin dikarenakan ia ingin agar hubungan intim yang dilakukannya cepat selesai atau karena ia tahu bahwa ia tidak akan berhasil mencapainya sekarang ini. Apa pun alasannya, hal ini tetaplah suatu kebohongan.

6. Pernah berpacaran dengan teman baiknya
Sebagian besar orang pasti memiliki teman baik, baik pria maupun wanita, yang telah melalui banyak hal bersama. Jadi, tidak aneh bila beberapa orang wanita akhirnya berpacaran dengan sahabat baiknya tersebut.

Namun, saat mereka putus dan sang wanita mendapatkan pasangan baru, ia mungkin akan berbohong mengenai hal ini guna mencegah pasangan barunya merasa cemburu dan melarangnya berhubungan dengan teman baiknya tersebut. Hal ini terutama terjadi bila sang wanita merasa persahabatannya dengan teman baiknya tersebut sangat penting.

7. Perasaannya terhadap mantan
Meskipun sedikit, tiap orang masih memiliki sisa perasaan pada mantan pasangannya, terlebih bila hubungan yang terjalin sudah cukup lama.

Seorang wanita biasanya berbohong mengenai hal ini untuk membuatnya terlihat seperti wanita baik-baik atau karena tidak ingin menyakiti perasaan pasangannya. ** Baca juga: Konsumsi Nutrisi yang Tidak Seimbang Bisa Terlihat dari Tampilan Kulit

Apakah Anda pun begitu, Ladies?(ilj/bbs)




Orang dengan Tingkat Kecerdasan Tinggi Cenderung Cemburuan?

Kabar6-Sebuah penelitian mengungkapkan, mereka yang berprestasi di universitasnya cenderung lebih cemburuan. Fakta ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Denise Friedman, seorang profesor psikologi di Roanoke College Salem, Virginia, Amerika Serikat.

Penelitian melibatkan beberapa mahasiswa yang diminta untuk membayangkan sebuah skenario hipotesis berbeda di Facebook. Sebuah studi dilakukan terhadap beberapa mahasiswa yang diminta untuk membayangkan seandainya mereka sedang dalam situasi tidak sengaja memergoki pesan pribadi dari lawan jenis lain untuk pasangan mereka.

Hasilnya, melansir Hipwee, banyak mahasiswa yang lebih pintar dengan kecerdasan di atas rata-rata mengatakan bahwa mereka akan cemburu. Menurut Friedman, orang-orang yang memiliki IPK tinggi cenderung memiliki kepribadian obsesif dan mudah cemburu. Adakah hubungan antara kecerdasan dengan tingkat keeemburuan seseorang?

Agaknya, kecemburuan yang lebih tinggi pada orang yang lebih cerdas merujuk pada mindset tentang kesempurnaan diri mereka. Orang yang cerdas cenderung lebih teliti dan perfeksionis.

Mereka menganggap diri sempurna, sehingga tak seharusnya pasangan menoleh pada orang lain. Atau bisa jadi karena ketelitiannya dalam menganalisis berbagai hal membuat mereka lebih mencurigai sampai detail hal hal yang dilakukan pasangannya di media sosial.

Berdasarkan penelitian, ada perbedaan kecemburuan antara pria dan wanita. Pria umunya lebih cenderung cemburu pada gender lawan bicara pasangannya. Sementara wanita lebih cemburu dengan emoticon yang digunakan pasangannya saat berkomunikasi dengan lawan jenis lainnya.

Bagi wanita, emoticon yang digunakan bisa berarti ada ketertarikan atau perhatian dengan lawan bicaranya. Mungkin karena wanita lebih mengandalkan perasaannya sehingga kadang sebuah emoticon saja bisa menyulut kecemburuan dalam dirinya. Sedangkan pada pria, mereka lebih mengandalkan logika sehingga rasa cemburu biasanya hadir apabila pasangannya terlihat akrab dengan pengguna lain yang berbeda gender.

Cemburu itu lumrah dalam setiap hubungan. Bahkan banyak yang mengibaratkan bahwa cemburu itu bumbunya cinta. Kadang hal itu perlu agar pasangan tahu bahwa kita menyayangi dan memiliki rasa takut kehilangan.

Dan faktanya, orang dengan kecerdasan yang lebih memiliki tingkat cemburu yang lebih besar, karena rasa perfeksionis yang menyebabkan kita merasa lebih baik dan tidak selayaknya pasangan menomorduakan atau memberikan perhatian yang lebih kepada orang lain. ** Baca juga: 4 Makanan Sehat yang Disebut Justru Merusak Kulit

Dan sifat teliti yang kadang membuat hal sederhana menjadi detail-detail yang perlu dicurigai.(ilj/bbs)




Cemburu, Oji Bunuh Kekasih Mantan Pacarnya Di Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Terbakar api cemburu, Fauzi Rahman alias Oji (25) tega menganiaya Janu Subuan Jaya (20) warga Kampung Sujajaya, RT 02 RW 07 Desa Tegalangus, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang hingga tewas, (Kamis, 26/9/2019) lalu.

Diketahui, Oji cemburu lantaran Fitri (19) yang merupakan mantan kekasihnya, kini menjalin hubungan dengan Janu. Ketidak sukaan Oji pada hubungan Fitri dan Janu terlihat dari sudah terjadinya beberapa kali cekcok antara keduanya.

Kanit Reskrim Polsek Teluknaga, Ipda Deden membenarkan adanya peristiwa penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia pada (Kamis 26/9/2019) sekira pukul 19.30 WIB.

“Keduanya kerap cekcok lantaran mantan kekasih pelaku kini menjadi kekasih korban. Namun keduanya akhirnya terlibat perkelahian yang mengakibatkan korban meninggal,” ujarnya kepada Kabar6.com (Jumat, 4/10/2019).

Deden menjelaskan, saat dilakukan pemeriksaan, Oji mengaku sempat berkelahi dengan korban sebanyak dua kali pada hari itu. Korban yang berniat ingin kerumah pelaku untuk menyelesaikan permasalahan ini justru kembali terlibat cekcok dengan tersangka dan rekannya bernama Irfan.

**Baca juga: PDAM TKR Targetkan Perusahaan Terkemuka di Banten.

“Cekcok yang kedua ini, korban di pukul dibagian kepala menggunakan kunci motor yang mengakibatkan korban mengalami luka yang cukup serius. Selain Oji, ada satu orang rekannya yang masih kami kejar saat ini,” jelasnya.

Setelah terkapar tak berdaya, Janu sempat dilarikan ke rumah sakit oleh warga sekitar untuk mendapatkan perawatan medis, namun karena luka yang dideritanya cukup parah, akhirnya korban meninggal dunia. “Korban meninggal di rumah sakit,” pungkasnya.(Vee)




Sama-sama Cemburu, Ini Reaksi Berbeda Antara Pria dan Wanita

Kabar6-Cemburu merupakan emosi dan biasanya merujuk pada pikiran negatif dan perasaan terancam, takut, serta khawatir kehilangan sesuatu yang dihargai oleh seseorang, terutama merujuk pada hubungan manusia.

Cemburu seringkali merupakan gabungan emosi yang ditunjukkan seperti marah, benci, kekurangan, tidak berdaya dan kecewa. Nah, tahukah Anda, ternyata ada perbedaan rasa cemburu yang dirasakan antara wanita dan pria.

Penelitian yang dilakukan Universitas Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU) bekerjasama dengan Universitas Texas, Amerika Serikat, melibatkan 1.000 partisipan untuk mempelajari perasaan cemburu dari perspektif gender.

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal akademik Elsevier, melansir popularworld, mengungkapkan bahwa pria memiliki kecemburuan lebih besar dalam menanggapi perselingkuhan seksual yang dilakukan pasangannya. Sementara, kecemburuan wanita atas perselingkuhan justru tidak sebesar yang dimiliki pria.

Disebutkan, kaum wanita justru menjadi sangat pencemburu jika mengetahui pasangannya memiliki perasaan emosional yang kuat dengan wanita lain.

“Kami merasa yakin bahwa reaksi kecemburuan adalah mekanisme yang menjadi bagian dari evolusi pikiran manusia, mengingat temuan yang sebanding di beberapa negara,” kata peneliti.

Ada temuan lain yang cukup mengejutkan para psikolog evolusioner yang terlibat dalam penelitian tersebut, yaitu wanita yang lebih peduli tentang masalah emosional yang melekat pada pasangannya, lebih memungkinkan untuk mengurusi anak tanpa harus bergantung kepada suaminya. ** Baca juga: Jauh dari Bahagia, Lawan Iri Hati dengan Cara Sederhana

Associate Professor Mons Bendixen dari departemen psikologi NTNU menambahkan, pengalaman yang berkaitan dengan masalah perselingkuhan di masa lalu tampaknya tidak begitu mempengaruhi reaksi, baik pria maupun wanita.(ilj/bbs)




Ternyata Ini Alasan Kenapa Sesama Kaum Hawa Suka ‘Nyinyir’

Kabar6-Dalam bahasa gaul, nyinyir diartikan sebagai menggunjing, menyindir atau mengkritik suatu pihak atau seseorang. Atau bisa disebut, nyinyir adalah si tukang gosip, tukang sebar aib orang, tukang kritik dan menggunjing orang lain. Biasanya mereka gemar menjelekkan dan mencari-cari kesalahan pihak atau orang lain.

Dalam hal ini, cap tukang nyinyir seringkali ditujukan kepada wanita. Bagaimana bisa? Lantas, mengapa sesama kaum hawa seringkali saling nyinyir?

Studi gabungan dari University of Ottawa dan McMaster University di Kanada, melansir Hellosehat, melalui sebuah percobaan menemukan bahwa hampir semua wanita merasa terancam oleh wanita lain yang lebih unggul. Entah dari segi fisik, material, ataupun kesuksesan. Hasilnya, reaksi yang mereka tampilkan sebagai pertahanan diri bisa bervariasi, dari memasang muka asam hingga konfrontasi verbal, bahkan fisik.

Dari pengamatan peneliti, ada perbedaan reaksi yang mereka tampilkan saat dipertemukan dengan sosok wanita yang berpenampilan berbeda total, satu sangat seksi dan satunya lagi biasa-biasa saja atau tidak menarik. Padahal, kedua sosok berbeda ini adalah wanita yang sama.

Reaksi wanita peserta percobaan ini sangat berbeda tajam pada kedua kasus tadi. Ketika dipertemukan dengan wanita seksi, ia disambut dengan bisik-bisik cibiran dan pandangan merendahkan.

Pertukaran ‘sosialisasi’ ini tak hanya terjadi antarteman, namun mereka yang asing dengan satu sama lain justru menumbuhkan ‘pertemanan’ lewat aksi nyinyir bersama itu.

Setelah wanita seksi itu meninggalkan ruangan, beberapa wanita menertawakannya dan saling melontarkan komentar-komentar tak sedap tentang penampilan wanita tersebut.

Nah, ketika wanita yang sama mengganti kostum menjadi tidak menarik atau biasa-biasa saja, tidak satu pun wanita dalam ruangan tersebut yang angkat suara maupun bereaksi negatif.

Peneliti percaya, reaksi yang ditampilkan para wanita peserta penelitian mencerminkan apa yang terjadi di dunia nyata. Menurut mereka, kaum hawa cenderung berperilaku demikian atas dasar mengikuti insting primitif untuk mencoba bertahan hidup dengan mengeliminasi kompetisi.

Sebuah tinjauan literatur oleh Tracy Vaillancourt pada 2013 menemukan, nyinyir dilakukan oleh wanita terhadap satu sama lain sebagai upaya untuk mengangkat ‘nilai’ dirinya sendiri, untuk membuat diri mereka terlihat lebih menarik dibanding saingannya.

Sementara masyarakat dan media secara tidak langsung membentuk opini bahwa jika ingin memiliki jodoh yang lebih baik dan kehidupan pribadi yang lebih sukses, seorang wanita haruslah berparas cantik dan berpenampilan bak super model.

Wanita menyadari bahwa agar bisa dilihat dan dihargai oleh masyarakat luas, khususnya pria, mereka terpaksa harus bertarung dengan wanita lain demi mendapatkan hadiahnya.

Dari sinilah, tak sedikit wanita yang memanfaatkan kecantikan parasnya atau upaya kerja kerasnya untuk mendapatkan yang ia mau, sehingga tidak mengherankan bahwa wanita yang tidak tergolong dalam kategori ‘unggul’ menjadi cemburu dan iri hati.

Alam bawah sadar yang berevolusi sejak zaman purba mendorong kaum hawa untuk melindungi diri mereka sendiri dari bahaya fisik, sehingga sifat agresif secara tidak langsung membuat kita tetap aman sambil tetap menyingkirkan persaingan.

Bedanya, para wanita zaman purba benar-benar terlibat dalam aksi bunuh untuk mendapatkan pujaan hatinya. Kini, wanita ‘bertarung’ dengan kecepatan adu mulut dan ketikan jari di tuts keyboard ponsel pintar. ** Baca juga: Jenis Minuman yang Dianjurkan Usai Olahraga Lari

Namun tentu saja tidak semua wanita pasti memiliki sifat suka nyinyir, lho. Banyak juga wanita yang fair dalam menilai wanita lain yang lebih unggul dari dirinya.

Bagaimana dengan Anda, Ladies? (ilj/bbs)