1

Imbalan Bercinta dari Bintang Porno Rusia untuk Ilmuwan yang Temukan Vaksin COVID-19

Kabar6-Bosan berada di rumah dalam jangka panjang akibat pandemi COVID-19, seorang bintang porno Rusia bernama Lola Taylor (27), menawarkan imbalan bercinta bagi ilmuwan yang berhasil menemukan vaksin COVID-19.

Dalam video Instastory, melansir sputniknews, Lola mengeluhkan tidak bisa keluar rumah. Dia pun merasa kesal karena jika melanggar peraturan karantina akan dipenjara. Unggahan yang entah serius atau hanya bercanda itu nyatanya menjadi viral karena banyak pria yang merasa tertantang.

Dikatakan netizen, ilmuwan jadi termotivasi dengan imbalan yang ditawarkan Lola tersebut. “Ini cara yang bagus untuk ilmuwan muda termotivasi untuk menemukan vaksin,” demikian tulis seorang netizen.

Bintang porno ini khawatir karena lebih sering makan junk food selama masa karantina di rumah. Dia tidak bisa keluar rumah untuk mencari makanan tertentu. Karena itulah Lola sangat berharap pandemi ini segera berlalu. ** Baca juga: Anggota Jemaat di India Minum Urine Sapi untuk Lindungi Diri dari COVID-19

Kabarnya, selama masa pandemi, bintang film dewasa webcam tersebut banyak menerima pekerjaan. Orang yang kini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, sehingga pada pria khususnya mencari alternatif hiburan dengan membayar video webcam.(ilj/bbs)




Cuci Tangan Sangat Efektif Cegah COVID-19, Ini Alasannya

Kabar6-Salah satu cara sederhana untuk mengurangi terpapar COVID-19 (virus corona) adalah dengan rutin mencuci tangan, sebelum atau sesudah melakukan sebuah aktivitas.

“Mencuci tangan adalah cara terbaik kedua untuk mencegah infeksi,” kata Dr. Dan McGee, dokter anak di Rumah Sakit Helen DeVos Children di Grand Rapids, Michigan. “Cara terbaik yang pertama adalah Anda mendapatkan vaksin, itu pun jika ada.”

Sabun merupakan adalah senjata luar biasa yang kita miliki di rumah. Hal ini, melansir Womantalk, karena virus corona adalah virus ‘terbungkus’, yang berarti ia memiliki lapisan membran lipid luar. Pada dasarnya, virus ini dikelilingi oleh lapisan lemak. Mencuci tangan dengan sabun dan air memiliki kemampuan untuk ‘melarutkan’ lapisan lemak berminyak ini dan membunuh virus.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Cochrane Database of Systematic Reviews mengungkapkan, mencuci tangan membantu memperlambat penyebaran penyakit. Bahkan, mencuci tangan mengurangi kemungkinan tertular penyakit pernapasan sebesar 54 persen.

Mencuci tangan dikenal sebagai cara utama untuk memperlambat penyebaran infeksi pada 1850-an ketika Louis Pasteur dan Joseph Lister mendokumentasikan apa perbedaan besar yang terjadi antara mencuci tangan versus tidak mencuci tangan.

Dr. McGee menyarankan untuk mencuci tangan menggunakan air hangat dan sabun. Beberapa orang berpikir sabun antibakteri lebih baik, tetapi menggunakannya setiap saat dapat menjadi bumerang. Ia memperingatkan agar tidak terlalu mengandalkan sabun antibakteri.

“Jika semua orang menggunakan sabun antibakteri, Anda akan benar-benar mendorong bakteri yang kebal obat untuk berkembang,” katanya. “Sabun dan air apa pun sudah cukup bagus.” ** Baca juga: Begini Hubungan Antara Makanan dan Penuaan

Mengenai durasi, Dr. McGee menyarankan orang bernyanyi lagu selamat ulang tahun dua kali. Mudah, bukan?(ilj/bbs)




Anggota Jemaat di India Minum Urine Sapi untuk Lindungi Diri dari COVID-19

Kabar6-Ada banyak cara yang dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Selain menjaga kebersihan dengan sering mencuci tangan, tidak menyentuh wajah, atau juga social distancing, di India ada cara tak biasa untuk melindungi seseorang dari virus corona ini.

Anggota jemaat All India Hindu Mahasabha, melansir Gulfnews, meyakini bahwa urine sapi memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. Ya, mengonsumsi urine sapi diklaim ampuh melindungi tubuh dari virus mematikan tersebut. Diketahui, sapi merupakan hewan sakral di India.

“Sudah 21 tahun terakhir ini kami rutin minum air kencing sapi, kami juga mandi di kotoran sapi. Kami jadi tak perlu lagi mengonsumsi obat-obatan Inggris,” kata Om Prakash, salah seorang warga.

Om Prakash merupakan satu dari 200 warga yang ikut menghadiri sebuah upacara minum urine sapi bersama di New Delhi beberapa waktu lalu. Dengan dipimpin oleh seorang ketua, mereka ramai-ramai meneguk urine sapi. Sebuah karikatur virus corona diletakkan di salah satu sudut lokasi acara.

Urine sapi sering disebut-sebut sebagai obat alternatif kanker oleh para petinggi yang berada di bawah naungan partai nasionalis India pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi.

Padahal, klaim tersebut belum terbukti secara medis. ** Baca juga: Sebuah Koran di Australia Sisakan Halaman Kosong Sebagai Pengganti Tisu Toilet yang Langka

Waduh…(ilj/bbs)




Sebuah Koran di Australia Sisakan Halaman Kosong Sebagai Pengganti Tisu Toilet yang Langka

Kabar6-Akibat kelangkaan tisu toilet setelah adanya panic buying terkait virus corona di Australia, sebuah koran cetak menyisakan delapan halaman kosong sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan akan tisu toilet.

Koran bernama The NT News tersebut, melansir businessinsider, menyisakan delapan halaman kosong yang hanya diberi watermark garis-garis pemotong. Hal ini diharapkan bisa membantu mengatasi kelangkaan tisu toilet dalam keadaan darurat.

“Yes, we actually did print it #toiletpapercrisis,” demikian tulis koran tersebut di Twitter.

Diketahui, akibat panic buying warga Australia memborong barang-barang kebutuhan sehari-hari. Termasuk di antaranya, tisu toilet yang kini langka di pasaran. ** Baca juga: Pandemi COVID-19, Wanita Ini Ancam Tamu Undangan Agar Tetap Hadiri Pesta Pernikahannya

Beberapa supermarket mengumumkan batasan tiap pelanggan hanya bisa membeli maksimal empat pack rol tisu toilet tiap kali transaksi. Itu dilakukan agar pelanggan lain pun kebagian.

Saat ini fenomena panic buying terjadi di berbagai negara, menyusul wabah virus corona yang makin meluas. Barang-barang yang habis diborong termasuk juga hand sanitizer dan masker.(ilj/bbs)




Pandemi COVID-19, Wanita Ini Ancam Tamu Undangan Agar Tetap Hadiri Pesta Pernikahannya

Kabar6-Setelah WHO menyatakan COVID-19 (virus corona) berstatus pandemi, banyak acara yang sudah lama direncanakan menjadi tertunda, untuk membatasi kontak dekat dengan orang lain.

Namun seorang calon pengantin wanita yang tidak disebutkan namanya, melansir Dailymail, justru tidak ingin membatalkan pesta pernikahannya hanya karena virus corona. Namun hal yang mengejutkan, wanita itu mengancam para tamunya apabila tidak hadir ke pernikahannya. Dikatakan, jika para tamunya tak bisa datang, maka dia akan menganggap mereka telah meninggal dunia.

Kalimat itu keruan saja memancing amarah dari para netizen dan banyak yang menganggapnya sangat egois. Isi pesan yang ditulis calon pengantin wanita asal Amerika itu dibagikan dalam Reddit dan menjadi viral.

Dalam pesan asli yang dikirimkan melalui media sosial Facebook, terlihat bahwa sang calon pengantin wanita menjelaskan bahwa dia akan menikah dalam 37 hari lagi.

“Saya akan menikah dalam 37 hari!!! Saya menghabiskan 15 bulan untuk merencanakannya. Saya sudah menghabiskan banyak uang. Saya sudah berolahraga, membuat anggaran, menghindari masalah politik keluarga, mengejar respon, mencoba melakukan pekerjaan baik yang memakai listrik ataupun kayu, membuat hadiah pribadi, menjawab satu juta email, dan minum anggur (sambil berendam) di bathtub agar saya merasa benar untuk mengingatkan tamu saya bahwa…saya tidak peduli. Jika kamu melewatkan pernikahan saya karena paranoia virus corona. Kamu sudah mati bagiku,” demikian tulisnya di Facebook.

Tak makan waktu lama, para pengguna Reddit langsung menyerbu kolom komentar dari postingan tersebut. Banyak yang melontarkan kecaman kepada calon pengantin tadi karena dianggap hanya memikirkan dirinya sendiri.

“Aku juga akan marah, tetapi pikirkanlah orang lain selain dirimu hei wanita,” tulis salah satu netizen. ** Baca juga: Kakak Beradik di AS Ini Timbun 17.700 Hand Sanitizer

Kemudian netizen lain menulis, “Keren, jadi para tamu pernikahan yang memiliki penyakit apa pun yang menyerupai autoimun atau kronis akan mempertaruhkan hidup mereka dengan menghadiri pernikahannya. Saya yakin itu bernilai setara dengan ribuan dollar yang telah dihabiskan untuk kepuasannya sendiri.”

“Nenek saya hampir berusia 90 tahun. Saya sering menemuinya. Saya pikir sangat buruk untuk hanya mementingkan diri sendiri dalam situasi seperti ini. Maaf tentang pernikahanmu, tetapi saya tidak akan membahayakan kesehatan keluarga saya. Hadapilah,” komentar netizen lainnya.

Sebaliknya, beberapa orang terlihat prihatin dan mengungkapkan rasa simpatinya melalui kolom komentar. Bagaimana menurut Anda? (ilj/bbs)




7 Hal yang ‘Boleh’ dan ‘Jangan’ Dilakukan Selama Masa Social Distancing

Kabar6-Untuk mencegah penulran virus corona, dilakukan social distancing, yaitu menjaga jarak sosial yang secara umum dilakukan dengan menghindari keramaian. Social distancing dilakukan dengan cara bekerja dari rumah, belajar dari rumah serta beribadah di rumah.

Disebutkan, social distancing ini dilakukan selama 14 hari, karena virus corona memerlukan waktu selama itu untuk berkembang dan menunjukkan gejalanya. Melansir Womantalk, ini tujuh hal yang boleh dan yang sebaiknya tidak dilakukan selama masa social distancing:

1. Hindari tempat umum dan keramaian
Jarak aman yang direkomendasikan adalah 1-2 meter untuk menghindari sentuhan langsung dengan orang yang kemungkinan telah terpapar virus korona. Semakin jarang Anda keluar rumah, semakin kecil pula kemungkinan tertular virus corona dari orang di luar rumah Anda.

2. Berjemur secukupnya dan kenakan sunscreen
Virus seperti flu tidak mampu bertahan di suhu hangat, tetapi belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan virus corona bisa mati apabila kita berjemur.

Karena itu, sebaiknya hindari terpapar matahari berlebihan dan kenakan sunscreen. Ini karena di kulit kita juga ada bakteri baik bernama mikrobiome yang perlu dilindungi agar area tersebut terbentengi dari virus corona.

3. Hindari reuni, ‘ngopi’ bareng
Prinsipnya, social distancing dilakukan dengan menjaga jarak dengan orang lain. Karena itu, sebaiknya Anda menghindari reuni atau ngopi bareng dulu sementara waktu. Anda masih bisa melakukannya lagi setelah kurva pasien yang positif corona sudah mendatar.

4. Hindari menghadiri kegiatan massal
Selama masa social distancing, kita juga disarankan untuk menghindari kegiatan massal. Misalnya olahraga rutin di kelas-kelas kebugaran, pengajian, dan aktivitas komunitas lainnya.

5. Sementara beribadah di rumah saja
Kegiatan beragama memang memiliki fungsi lain selain memberikan siraman rohani, yaitu fungsi sosial. Namun dalam situasi seperti ini alangkah lebih bijaksana untuk menjaga sesama kita dengan melakukan ibadah secara individu di rumah masing-masing.

6. Manfaatkan pesan antar
Jika Anda perlu berbelanja ke pasar atau supermarket, datanglah pada jam-jam yang tidak ramai orang seperti saat toko atau pasar baru buka, atau malam hari ketika mendekati jam tutup.

Anda juga bisa mengandalkan layanan pesan-antar, tetapi pastikan untuk memberi tahu kurirnya agar meninggalkan makanan di depan pintu dan bunyikan bel. Lagi-lagi ini dilakukan untuk menghindari interaksi langsung dengan orang lain.

7. Olahraga di rumah
Saat melakukan social distancing, Anda bisa datang ke gym di waktu tak terlalu banyak orang dan selalu lap/bersihkan peralatan yang akan digunakan. Namun ketimbang ke gym, mungkin bisa dipertimbangkan untuk berolahraga di rumah saja.

Anda bisa menggunakan panduan latihak fisik di YouTube maupun aplikasi kebugaran untuk sementara waktu. ** Baca juga: COVID-19, Siapa Saja yang Harus Lakukan Karantina Mandiri?

Social distancing dilakukan untuk mencegah virus corona menulari lebih banyak orang akibat interaksi langsung. Jadi, apabila punya pilihan untuk bekerja dari rumah (work from home), sebaiknya Anda gunakan pilihan itu dan diam di rumah saja.(ilj/bbs)




COVID-19, Siapa Saja yang Harus Lakukan Karantina Mandiri?

Kabar6-Meningkatnya jumlah penderita COVID-19 (virus corona) di seluruh dunia, membuat orang serentak melakukan apa saja guna membatasi penyebarannya.

Selain sering mencuci tangan, menghindari menyentuh mulut atau mata, langkah-langkah yang lebih serius dapat diambil seperti karantina mandiri atau sendiri.

Meskipun tidak semua orang disarankan untuk melakukan karantina mandiri, melansir Sindonews, cara ini bisa bermanfaat melindungi orang lain dari penyebaran penyakit menular. Ada sedikit perbedaan antara karantina diri dan isolasi diri. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), mendefinisikan isolasi sebagai memisahkan orang sakit dengan penyakit menular dari orang-orang yang tidak sakit.

Sementara karantina yang dimaksud adalah tindakan pencegahan yang memisahkan dan membatasi pergerakan orang yang terkena penyakit menular untuk melihat apakah mereka sakit.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), karantina dapat direkomendasikan untuk individu yang diyakini telah terpapar penyakit menular seperti COVID-19, tetapi tidak bergejala.

Selain memantau jika gejalanya timbul, berada di karantina juga membuat seseorang yang mungkin telah terpapar tidak akan menyebarkan penyakit kepada orang lain jika itu berkembang, karena mereka akan sering tinggal di rumah.

“Isolasi adalah apa yang Anda lakukan untuk orang yang sakit. Karantina berarti Anda tahu bahwa Anda telah terpapar,” jelas Susan Hassig, seorang ahli epidemiologi di Tulane, New Orleans, Amerika Serikat.

Siapa yang harus mengkarantina diri karena virus corona? Awalnya, WHO menyarankan mereka yang telah melakukan perjalanan ke negara-negara dengan tingkat infeksi tinggi untuk karantina sendiri setelah mereka kembali.

Namun, CDC juga merekomendasikan individu untuk melakukan karantina sendiri untuk pajanan berisiko sedang dan tinggi, yang berarti mereka yang telah melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, atau memiliki kontak terbatas dengan orang yang terinfeksi untuk jangka waktu yang singkat.

Mereka yang merasa sakit juga harus tinggal di rumah dan mempertimbangkan untuk mengkarantina diri meskipun gejalanya tampak ringan. Menurut CDC, orang yang berusia di atas 60 dan orang-orang dengan kondisi medis yang mendasarinya harus mempertimbangkan untuk mengkarantina diri jika wabah COVID-19 terjadi di komunitas mereka, karena mereka berisiko lebih tinggi tertular virus.

WHO menyarankan, “Jika Anda berisiko lebih tinggi untuk penyakit serius dari COVID-19 karena usia Anda atau karena Anda memiliki masalah kesehatan jangka panjang yang serius, itu sangat penting bagi Anda untuk mengambil tindakan untuk mengurangi risiko sakit dengan penyakit tersebut.”

Apabila Anda tidak sakit dan belum pernah terpapar coronavirus, Anda tidak perlu melakukan karantina sendiri. “Jika seseorang tidak menunjukkan gejala apa pun, tidak perlu mengubah rutinitas harian Anda,” demikian keterangan Joseph Wendelken, juru bicara Departemen Kesehatan Rhode Island.

Menurut CDC, jika individu tidak menunjukkan gejala penyakit setelah dua minggu, mereka harus baik-baik saja untuk menyimpulkan periode karantina sendiri dan kembali ke rutinitas harian mereka seperti biasa. ** Baca juga: Hindari Makanan yang Justru Perburuk Depresi Anda

Selama masa karantina, anggota rumah tangga lain biasanya tidak perlu melakukan karantina sendiri.(ilj/bbs)




Apes, 18 Tisu Toilet untuk Stok Selama Pandemi Corona Ternyata Jadi ‘Bubur’

Kabar6-Panik akibat virus corona membuat seorang wanita asal Inggris memborong hingga 18 gulung tisu toilet. Wanita yang tidak disebutkan namanya itu berniat menyimpan (stok) persediaan tisu toilet gulung.

Namun yang terjadi selanjutnya justru hal tak diduga sama sekali. Seorang pengguna Twitter, membagikan postingan yang bikin netizen merasa kasihan sekaligus tertawa.

Pria bernama Ed Cumming, melansir Yahoo, mengunggah foto kamar mandi di rumah temannya yang memperlihatkan tumpukan ‘bubur’ dan mainan di bathtub. Usut punya usut, bubur yang dimaksud tadi ternyata adalah 18 tisu toilet, yang direndam air oleh anak-anaknya.

“Temanku memberi 18 gulung tisu toilet dan anak-anaknya memasukkan semuanya di bathtub,” demikian tulis Ed Cumming dalam keterangannya. ** Baca juga: Laboratorium Karantina di London Bayar Relawan yang Bersedia Terinfeksi COVID-19

Cuitan tersebut telah di-retweet dan disukai lebih dari ribuan kali, sekaligus menjadi viral. Namun salah seorang netizen berkomentar pedas, “Karma…hanya berharap orang yang lemah dan rapuh tidak kehabisan karena keegoisan dia. Memang pantas didapat karena dia menumpuk tisu toilet, bukan?”

Sementara netizen lain menuliskan, “Ini sia-sia yang memalukan. Pertama, dia memalukan karena menumpuk, mencegah orang lain bisa membeli, dan kedua sekarang lihat itu semua terbuang percuma. Ini tidak lucu.”

Diketahui, pada sejumlah negara terjadi panic buying setelah mendengar mewabahnya virus corona. Dan tisu toilet memang menjadi barang yang paling laris.(ilj/bbs)




Laboratorium Karantina di London Bayar Relawan yang Bersedia Terinfeksi COVID-19

Kabar6-Hvivo yang memimpin laboratorium karantina di Queen Mary BioEnterprises Innovation Centre, London, akan melakukan serangkaian tes kepada sukarelawan, sebagai upaya untuk menemukan vaksin COVID-19 (virus corona).

Pada setiap akhir dua minggu, melansir iflscience, sebanyak 24 sukarelawan masing-masing akan diberikan uang senilai Rp65 juta setelah disuntik dengan dua jenis virus korona yang lebih lemah, yaitu 0C43 dan 229E. Para peserta akan dikarantina selama dua minggu penuh, dan satu-satunya kontak sukarelawan dengan manusia lainnya adalah hanya dengan para dokter dan perawat yang akan memantau mereka dengan alat pelindung.

Para sukarelawan tidak akan diizinkan berolahraga, dan diet mereka akan dikontrol. Sebelum diperbolehkan ikut serta dalam eksperimen ini, 24 peserta akan ditanya tentang riwayat kesehatan mereka dan menjalani evaluasi medis, meliputi verifikasi untuk antibodi terhadap virus corona.

Selanjutnya, para peneliti akan mengumpulkan jaringan dan hal-hal penting dari sukarelawan selama percobaan untuk menilai ketahanan tubuh mereka.

Tim ini berharap bahwa dengan membatasi relawan di lingkungan yang terkendali, mereka akhirnya akan dapat menemukan vaksin untuk virus corona. ** Baca juga: Cegah Virus Corona, Wanita Ini Nekat Masukkan Uang Miliknya Senilai Rp6,5 Juta ke Microwave

Semoga segera dapat ditemukan vaksin COVID-19, ya.(ilj/bbs)




Cegah Virus Corona, Wanita Ini Nekat Masukkan Uang Miliknya Senilai Rp6,5 Juta ke Microwave

Kabar6-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) beberapa waktu lalu menyarankan masyarakat untuk mencuci tangan setelah memegang uang kertas. Hal tersebut berguna untuk mencegah penularan Covid-19 atau virus corona.

Ya, virus corona dapat menempel di permukaan uang kertas yang kemudian dapat menular ke orang lain. Hal itu juga yang membuat para aktivis menyarankan untuk mengganti transaksi konvensional menjadi transaksi digital menggunakan uang digital.

Nah, gara-gara saran ini, seorang wanita asal Jiangsu, Tiongkok, yang tak diungkap identitasnya dilanda kepanikan. Wanita tadi, melansir Asiaone, nekat memasukkan segepok uang kertas ke microwave. Usut punya usut, wanita tersebut ternyata bermaksud mensterilisasi sendiri uang kertas miliknya. Ia berharap, memasukkan uang ke pemanas makanan dapat membunuh virus corona yang mungkin menempel di permukaannya.

Tidak tanggung-tanggung, wanita itu memasukkan uang ke microwave berjumlah sekira Rp6,5 juta. Nah, satu menit setelah dimasukkan, tercium aroma terbakar dari microwave. Tentu saja, karena uang-uang tersebut gosong akibat suhu panas yang dikeluarkan oleh microwave.

Lantaran tidak mau rugi, wanita itu kemudian pergi ke China CITIC Bank untuk menukarkan uangnya yang hampir hancur. Uang kertas yang sebagian besar bernilai 100 yuan itu rusak parah sehingga pihak bank kesulitan untuk mengenalinya. Staf bank bahkan harus menghitung secara manual dan memeriksa satu per satu untuk memastikan uang tersebut asli atu tidak.

Staf bank juga memerlukan waktu lama karena harus ekstra hati-hati saat memeriksa agar uang kertas tak hancur. Beruntung, wanita itu akhirnya berhasil mendapatkan kembali uangnya. Juru bicara pihak bank mengatakan, uang kertas yang didapat dari berbagai lembaga keuangan selama periode kritis tersebut sudah bersih.

Diketahui, sejak Februari 2020, bank-bank di Tiongkok telah melakukan disinfeksi pada uang kertas menggunakan sinar ultraviolet maupun dengan suhu tinggi. Bahkan, uang-uang kertas tersebut juga telah dikarantina selama 14 hari sebelum diedarkan kembali ke publik. ** Baca juga: Untuk Usir Angsa dan Burung di Landasan, Bandara di Arkansas Pekerjakan Anjing

Bank central negara tersebut juga mendesak bank untuk mengeluarkan uang kertas baru kepada pelanggan bila memungkinkan. Cara terbaik untuk menghindari penyebaran virus corona adalah dengan rajin-rajin mencuci tangan setelah memegang uang kertas.(ilj/bbs)