oleh

Ilmuwan Inggris ‘Hidupkan’ Kembali Suara Pendeta Mesir Kuno Berusia 3.000 Tahun

image_pdfimage_print

Kabar6-Dengan menggunakan teknologi cetak 3D yang canggih, peneliti dari Inggris membangun ulang atau merekonstruksi suara milik Nesyamun, mumi seorang pendeta Mesir kuno yang meninggal 3.000 tahun lalu.

“Hal yang telah kami lakukan adalah menciptakan suara Nesyamun seperti saat ia berada di sarkofagusnya,” kata rekan penulis studi Profesor David Howard, kepala departemen teknik elektronik di Royal Holloway, Universitas London.

Selama hidup, melansir nature, Nesyamun menghabiskan hari-harinya dengan melantunkan nyanyian dan melakukan ritual di kuil Karnak di Thebes pada masa pemerintahan Firaun Ramses XI. Saat ini, mumi Nesyamun yang berada di Museum Kota Leeds, Inggris, ini pertama kali ditemukan pada 1824. Penelitian telah dilakukan terhadap mumi Nesyamun, beberapa di antaranya mengungkapkan bahwa ia telah meninggal pada pertengahan usia 50-an tanpa ada kerusakan pada tulang di sekitar lehernya.

Terdapat tulisan pada peti matinya yang menyebut, “Nesyamun, sesuai dengan suaranya”. Dalam jurnal Scientific Reports, tim tersebut membawa mumi Nesyamun ke Rumah Sakit Umum Leeds dan melakukan serangkaian pemindaian CT. Dari situ, tim peneliti dapat menghasilkan rekonstruksi digital saluran vokal Nesyamun dan mereproduksinya melalui pencetakan 3D.

Proyek ini dimulai pada 2013 dan melibatkan banyak ahli dari berbagai bidang seperti ilmu klinis, arkeologi, egyptology, kurasi museum, dan teknik listrik.

Selama enam tahun berikutnya, tim bekerja tanpa henti untuk menciptakan kembali suara pendeta kuno tersebut. Namun, karena proses mumifikasi dan rentang waktu yang lama, lidah mumi tersebut mengerut dan langit-langit lunaknya hilang. Karena itu, para peneliti kemudian menggabungkan sistem mereka dengan laring elektronik dan pengeras suara.

Biasanya, saluran vokal menyaring suara yang dihasilkan dari udara yang telah melewati laring, sehingga suara yang dihasilkan unik untuk setiap orang. Penempatan berbagai komponen saluran vokal menghasilkan produksi suara kata, vokal, dan konsonan yang berbeda.

“Suara laring kita bersifat elektronik dan jika suara itu dihasilkan oleh Nesyamun, dia akan mengalirkan udara paru-paru ke luar melalui laringnya di mana pita suaranya akan bergetar untuk menciptakan efek yang sama,” ujar Profesor Howard.

Hingga saat ini, sistem tersebut hanya bisa menghasilkan satu suara, yaitu vokal antara “ah” dan “eh”. Para ahli telah menyamakan suara yang direkonstruksi dengan rintihan singkat, sedikit seperti “meh” yang panjang dan tanpa huruf “m”. Selain itu, suara yang tertangkap di antara kata “bed” dan “bad”, lebih mirip “eeuuughhh” dan ringkikan domba.

Peneliti mengatakan, hal tersebut merupakan pertama kalinya sebuah teknik digunakan untuk menghidupkan kembali suara orang yang sudah meninggal. Namun, suara yang dihasilkan bukanlah suara pendeta yang sebenarnya, melainkan replika dari suara yang pernah didengarnya di masa lalu.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email