oleh

Temuan Jejak Kaki Berusia 8.200 Tahun di Inggris Ungkap Peradaban Manusia

image_pdfimage_print

Kabar6-Tim peneliti berhasil menemukan jejak kaki manusia berusia 8.200 tahun di Pantai Formby, barat laut Inggris. Jejak kaki baru yang tercetak di lumpur menunjukkan wilayah itu dahulu penuh dengan aktivitas manusia.

Sebelumnya, berbagai jejak kaki manusia hingga hewan prasejarah berusia 9.000 hingga 1.000 tahun juga ditemukan di wilayah itu. Temuan jejak kaki baru yang dipublikasi dalam Jurnal Nature Ecology and Evolution menjelaskan terjadinya perubahan selama ribuan tahun pada lingkungan dan kehidupan di pesisir pantai.

Salah satu peneliti jejak kaki terbaru bernama Dr Alison Burns, melansir Standard, mengungkapkan bahwa jejak yang mereka temukan memiliki ukuran dan bentuk kaki pria muda atau remaja. Dijelaskan, jejak kaki itu memiliki keanehan, yaitu tonjolan di jari kelingkingnya.

“Itu terbentuk karena bunion (benjolan di jari kaki),” jelas Dr Burns. “Mereka biasanya bertelanjang kaki, jadi ketika mereka duduk, jari kelingking akan bergesekan dengan tanah.”

Peneliti menerangkan, jejak kaki manusia dan hewan yang melewati wilayah itu berbentuk sempurna karena lumpur dan bertahan oleh sinar matahari serta terkubur. ** Baca juga: Ilmuwan Kembangkan Jaket Tembus Pandang Jadi Pakaian Masa Depan

“Jejak kaki tertua berasal dari masa ketika garis pantai masih berjarak 30 kilometer dan lumpur pasang surut dilewati dengan hewan aurochs, kawanan rusa merah, rusa roe dan juga predator seperti serigala dan lynx yang sekarang punah di Inggris,” kata Profesor Jamie Woodward dari Universitas Manchester.

Profesor Woodward dan Dr. Burns adalah ilmuwan yang meneliti jejak kaki itu. Mereka menemukan 31 jejak kaki yang tercetak saat terjadi pergantian lingkungan di wilayah itu. Naiknya permukaan laut juga mengancam jejak kaki itu.

“Banyak tempat keanekaragaman hayati sekarang berada di lingkungan pesisir. Dan lingkungan itu terancam oleh kenaikan permukaan laut yang cepat sekarang, jadi ada hal yang bisa kita pelajari tentang bagaimana habitat bisa menurun dan terputus, yang memengaruhi hewan yang bisa bertahan hidup di sana,” ungkap Woodward.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email