Kabar6-Keberadaan batu Inga yang berdiri di tengah Sungai Inga, Brasil, masih misterius dan merupakan situs arkeologi yang menjadi kontroversi. Banyak pengamat berspekulasi terkait asal usul dan arti dari batu dengan panjang 45 meter dengan tinggi 3,9 meter tersebut.
Namun belum ada teori yang terbukti 100 persen. Melansir ancientorigins, batu itu berusia sedikitnya 6.000 tahun, dan sebagian besar pahatan di atas batu Inga tersebut samar-samar, tapi ada beberapa yang mewakili fitur yang berkaitan dengan luar angkasa, di mana dua di antaranya identik dengan Bima Sakti dan konstelasi Orion.
Karena tidak ada bukti historis yang menghubungkan representasi bintang dan konstelasi dengan penduduk Brasil pada saat itu, peradaban nomaden, maupun kelompok yang mengunjungi wilayah tersebut untuk sementara, kemungkinan besar pahatan tersebut dibuat para seniman.
Beberapa alat pahat litik umum pada periode waktu itu sudah cukup bagi budaya Indian kuno untuk membuat karya tersebut dengan usaha dan keterampilan yang cukup.
Teori lain yang dikemukakan oleh Baraldi, peradaban kuno menggunakan proses energi panas Bumi untuk membuat simbol menggunakan cetakan dan saluran lava dari gunung berapi yang tidak aktif.
Peneliti Claudio Quintans dari Pusat Ufologi Paraibano, menyebut sebuah pesawat ruang angkasa telah mendarat di daerah Inga di masa kuno dan simbol-simbol itu mungkin digambar di atas batu oleh para alien luar angkasa.
Gilvan de Brito, penulis buku ‘Journey to the Unknown’ (Viagem ao Desconhecido), menyamakan simbol di atas batu dengan rumus kuno atau persamaan matematika yang menjelaskan energi kuantum atau jarak yang ditempuh antar planet seperti Bumi dan Bulan.
Pahatan lainnya diperkirakan berbentuk hewan, buah-buahan, senjata, bentuk manusia, pesawat kuno atau burung, dan lain-lain. ** Baca juga: Dikendalikan Lewat Remote, Pemuda Nigeria Ubah Sampah Jadi Pesawat Terbang
Menurut Profesor Teologi Latin dan Yunani, Fr. Ignatius Rolim, simbol-simbol tersebut mirip dengan pahatan bangsa Phoenicia atau Fenisia. Peneliti lain merasa simbol tersebut berkaitan dengan syair kuno.
Peneliti lain, Ludwig Schwennhagen, yang meneliti sejarah Brasil pada awal abad ke-20, menemukan hubungan yang kuat simbol Inga tidak hanya dengan orang Fenisia tetapi juga tulisan demotik (terkait lebih dekat dengan tulisan gaya dokumen bisnis atau sastra) dari orang Mesir kuno.
Kelompok selanjutnya menemukan kesamaan yang luar biasa dari ukiran Inga dengan karya seni aborigin yang ditemukan di Pulau Paskah.(ilj/bbs)