1

Masih Usia 25 Tahun, Penampilan Pemuda Tiongkok Ini Terlihat Seperti Pria Tua

Kabar6-Seorang pria dari Zhengzhou, Tiongkok, bernama Zhu (25) menjadi tenar di dunia maya setelah foto-foto dirinya menjadi viral. Bukan lantaran tampangnya yang menarik, penampilan Zhua dianggap tua meski umurnya masih terbilang muda.

Zhu sendiri, melansir Odditycentral, tidak menderita kondisi langka yang membuatnya terlihat tua secara tidak wajar untuk usianya, melainkan pria itu hanya memiliki tampilan seorang pria berusia pertengahan 40-an. Foto-foto Zhu mengenakan pakaian yang ketinggalan zaman, kacamata olahraga, dan tatanan rambut ‘terlalu serius’ ternyata telah menarik banyak perhatian warganet di Weibo, Twitter versi Tiongkok, hingga memicu sejumlah komentar lucu.

Pekerja kantor yang berbasis di Zhengzhou ini telah menjadi bahan lelucon gara-gara penampilannya. Zhu mengakui bahwa saat mencari mitra di aplikasi kencan, ia sering dilaporkan (report) karena dikira salah melaporkan usianya. ** Baca juga: Nyeleneh, Pengantin India Buat Kontrak Pernikahan ‘Hanya Satu Pizza Sebulan’

Ditambahkan Zhu, pakaiannya yang tidak menarik adalah persyaratan kerja, meskipun banyak yang merasa sulit untuk percaya. Sementara itu, sebagian besar pengguna online berkomentar dengan bercanda tentang penampilannya yang dewasa, dan banyak yang menyarankan Zhu untuk menurunkan berat badan agar terlihat ‘lebih dekat’ dengan usia aslinya.

“Ini terutama lemak. Ketika Anda menurunkan berat badan, Anda terlihat lebih muda,” komentar seorang netizen. “Ini bukan hanya tentang terlihat dewasa, kamu benar-benar gemuk, jadi jangan mengeluh tentang terlihat dewasa dan menurunkan berat badan,” tambah pengguna Weibo lainnya.(ilj/bbs)




Selandia Baru Bakal Berlakukan Larangan Beli Rokok Seumur Hidup Bagi Kaum Muda

Kabar6-Salah satu langkah paling keras terhadap industri tembakau yang dilakukan Selandia Baru adalah rencana memberlakukan larangan membeli rokok seumur hidup bagi kaum muda di negara itu.

Tindak keras ini diambil karena upaya lain dinilai memakan waktu terlalu lama untuk menciptakan bebas rokok. Rancangan undang-undang (RUU) yang diajukan, melansir apnews, menyebutkan bahwa orang berusia 14 tahun ke bawah pada 2027 tidak akan pernah diizinkan untuk membeli rokok di Selandia Baru. Jika nantinya disahkan, undang-undang ini juga akan mengekang jumlah pengecer yang diizinkan menjual tembakau dan mengurangi kadar nikotin di semua produk.

“Kami ingin memastikan kaum muda tidak pernah mulai merokok sehingga kami akan membuat pelanggaran untuk menjual atau memasok produk tembakau asap ke kelompok pemuda baru,” kata Ayesha Verrall, Mitra Menteri Kesehatan Selandia Baru.

“Jika situasi saat ini tidak berubah, akan membutuhkan beberapa dekade sampai tingkat merokok Māori turun di bawah lima persen, dan pemerintahan tidak mau meninggalkan situasi ini untuk rakyatnya,” tambah Verrall.

Menurut angka pemerintah, saat ini ada sebanyak 11,6 persen dari semua warga Selandia Baru berusia di atas 15 tahun merokok, proporsi yang meningkat menjadi 29 persen di antara orang dewasa suku Maori asli.

Pemerintah sendiri akan berkonsultasi dengan satuan tugas kesehatan Maori dalam beberapa bulan mendatang, sebelum memperkenalkan undang-undang ke parlemen pada Juni tahun depan, dengan tujuan menjadikannya undang-undang pada akhir 2022.

Pembatasan kemudian akan diluncurkan secara bertahap mulai 2024, dimulai dengan pengurangan tajam jumlah penjual resmi, diikuti dengan pengurangan persyaratan nikotin pada 2025 dan penciptaan generasi ‘bebas asap rokok’ mulai 2027.

Sementara itu, keputusan pelarangan rokok akan membuat industri tembakau ritel Selandia Baru menjadi salah satu yang paling dibatasi di dunia, tepat di belakang Bhutan, di mana penjualan rokok dilarang secara langsung.

Sedangkan Australia adalah negara pertama di dunia yang mewajibkan kemasan rokok polos pada 2012. ** Baca juga: Ingin Hamil dalam Waktu Bersamaan, Dua Kembar Identik Asal Australia Ini ‘Berbagi’ Tunangan

Pemerintah Selandia Baru mengatakan, sementara langkah-langkah yang ada seperti pengemasan biasa dan pungutan atas penjualan telah memperlambat konsumsi tembakau, langkah-langkah yang lebih keras diperlukan untuk mencapai tujuannya kurang dari lima persen dari populasi merokok setiap hari pada 2025 mendatang.

Aturan baru itu akan mengurangi separuh tingkat merokok di negara itu dalam waktu 10 tahun sejak diberlakukan. Diketahui, merokok membunuh sekira 5.000 orang per tahun di Selandia Baru, menjadikannya salah satu penyebab utama kematian yang dapat dicegah di negara itu.

Data pemerintah menyebutkan, empat dari lima perokok mulai merokok sebelum usia 18 tahun.(ilj/bbs)




Studi di Inggris Sebut Minum Darah Segar Bikin Awet Muda

Kabar6-Hasil penelitian yang dilakukan ilmuwan di University College London (UCL), Inggris, mengungkapkan bahwa darah orang usia muda adalah obat mujarab untuk mencegah penyakit yang berkaitan dengan usia.

Para ilmuwan mengklaim, darah yang diambil dari orang muda bisa menjadi kunci untuk menjaga kesehatan jangka panjang di usia tua. Melansir Skynews, Jurnal Nature mengungkapkan bahwa faktor darah yang diperoleh dari makhluk muda dapat meningkatkan kesehatan akhir kehidupan pada hewan. Ini juga dapat membantu mengurangi kemungkinan mengembangkan penyakit terkait usia.

Ahli genetika di UCL bernama Dame Linda Partridge mengatakan, penelitian menunjukkan bahwa darah muda dapat memungkinkan manusia untuk hidup bebas dari penyakit seperti kanker dan penyakit jantung sampai kematian mereka.

“Saya akan mengatakan penuaan adalah kaisar dari semua penyakit,” terang Partridge. “Banyak orang menganggap penuaan sebagai ‘alami’ dan oleh karena itu Anda tidak boleh mengganggu alam. Tapi kami selalu menganggapnya sebagai keharusan etis untuk menyembuhkan penyakit di tempat kami menemukannya.”

Analisis Profesor Partridge tentang formulir data adalah bagian dari gelombang studi dan uji coba yang didukung oleh salah satu pendiri PayPal, Peter Thiel, di perusahaan rintisan San Francisco bernama Ambrosia.

Percobaan melihat orang dewasa yang lebih tua disuntik dengan darah muda, dengan biaya sekira Rp114 juta jika diluncurkan ke publik. Studi Profesor Partridge menunjukkan, tikus yang lebih tua tidak mengembangkan penyakit terkait usia setelah diberi darah muda.

Tikus-tikus itu juga mempertahankan fungsi kognitif yang tajam, sementara tikus-tikus yang lebih muda yang diberi darah yang lebih tua mendapatkan efek sebaliknya dan menjadi sakit. ** Baca juga: Remaja India Suntikkan Merkuri ke Tubuhnya Karena Ingin Jadi Pahlawan Super X-Men

Uji coba oleh startup AS Ambrosia melibatkan 70 peserta, dengan semua yang terlibat berusia setidaknya 35 tahun. Setelah diberikan plasma, komponen utama darah, dari sukarelawan berusia 16 dan 25 tahun, para peneliti mencatat peningkatan biomarker untuk berbagai penyakit.

Ambrosia saat ini menawarkan plasma darah remaja kepada pelanggan yang lebih tua dengan biaya Rp114 juta untuk dua setengah liter darah. Sementara itu, startup lain bernama Elevian percaya protein darah yang disebut GDF11 adalah bahan utamanya.(ilj/bbs)




Bisakah Cegah Uban di Usia Muda?

Kabar6-Meskipun saat ini munculnya uban di usia muda termasuk hal yang wajar, pakar kesehatan menyebut banyak orang yang mengalami penurunan rasa percaya diri sebagai akibatnya.

Lantas, apa yang harus dilakukan? Melansir doktersehat, berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memperlambat uban atau setidaknya menghambat perkembangannya di usia muda. Apa sajakah itu?

1. Konsumsi makanan bergizi
Tidak hanya akan menyediakan energi bagi tubuh atau mencegah datangnya berbagai macam penyakit, mengonsumsi makanan bergizi juga bisa mencegah masalah rambut beruban di usia muda.

Hal ini disebabkan oleh folikel rambut yang mendapatkan nutrisi cukup, sehingga bisa memastikan warna dan kesehatan rambut terjaga.

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk memenuhi nutrisi seperti seng, tembaga, dan vitamin B. Kita pun disarankan untuk rutin mengonsumsi makanan seperti telur, daging ikan, sayur bayam, makanan laut, dan kacang-kacangan.

2. Kendalikan stres
Stres bisa membuat rambut lebih mudah beruban. Jadi, pastikan untuk mengendalikan stres dengan lebih baik seperti lebih banyak menyempatkan diri untuk bersantai, berlibur, atau sekadar bersenang-senang dengan keluarga dan teman-teman.

Pakar kesehatan juga menyebut, kebiasaan mendapatkan waktu tidur berkualitas setiap malam atau rutin berolahraga bisa membantu mengendalikan stres.

3. Hindari asap rokok
Jangan salah, asap rokok ternyata termasuk dalam salah satu faktor penyebab masalah rambut beruban, lho. Tak hanya mereka yang merupakan perokok aktif, para perokok pasif juga bisa mengalaminya.

Hal ini disebabkan oleh kandungan beracun di dalam asap rokok yang bisa merusak pigmen rambut. Bahkan, banyak perokok aktif yang juga mengalami rambut rontok atau masalah rambut lainnya.

4. Meminta saran pakar rambut
Jika rambut beruban, kusam, kering, atau bahkan bercabang, cobalah untuk meminta saran ahli rambut demi mengatasinya. ** Baca juga: Konsumsi Makanan Manis Bisa Bikin Bahagia?

Keempat hal tadi tentu saja tidak berlaku apabila uban bersifat genetik atau keturunan.(ilj/bbs)




Benarkah Stres Bisa Bikin Rambut Beruban?

Kabar6-Rambut putih atau uban saat ini sudah dialami oleh orang di usia muda. Biasanya, kondisi tersebut dianggap sebagai salah satu tanda bahwa mereka sering mengalami stres. Benarkah demikian?

Penelitian yang dilakukan para ahli gabungan dari dua negara, yakni Amerika Serikat dan Brasil, melansir doktersehat, menghasilkan fakta bahwa stres memang bisa mempengaruhi kemampuan rambut untuk memutih. Hanya saja, penelitian ini baru dilakukan dengan menggunakan tikus percobaan. Fakta dalam penelitian menyebutkan, stem cell yang mengendalikan warna kulit dan rambut bisa rusak jika sering terpapar stres.

Hal ini berarti, stres memang bisa membuat rambut beruban. Normalnya, pria dan wanita mulai mengalami masalah rambut beruban saat usianya memasuki 30-an. Hal ini biasanya terkait dengan masalah genetik. Hanya saja, stres ternyata juga bisa memberikan pengaruh besar pada masalah ini.

“Kami menyadari bahwa stres memiliki tanggung jawab yang besar pada perubahan spesifik kulit atau rambut. Stres memang bisa membuat rambut beruban,” jelas Ya Cieh Hsu, salah satu peneliti dari Harvard.

Dalam penelitian ini disebutkan, stres membuat tubuh tikus mengeluarkan hormon kortisol serta adrenalin dalam jumlah yang lebih banyak. Dampak dari keberadaan hormon ini adalah peningkatan denyut jantung dan tekanan darah dengan signifikan.

Hal ini ternyata berimbas pada kinerja stem cell yang mempengaruhi warna rambut. Pada akhirnya rambut pun berubah warna menjadi lebih cerah. ** Baca juga: Hindari Makan Bersama Teman untuk Kendalikan Berat Badan

Penelitian ini tak hanya mengungkap dampak stres bagi uban, namun juga mencari obat untuk mengatasinya. Caranya adalah dengan menekan semacam protein berjenis cyclin dependent kinase.

Penelitian pun akan dilakukan dengan lebih lanjut demi bisa benar-benar menemukan obat yang bisa menemukannya.(ilj/bbs)




Adakah Risiko Tinggal dalam Apartemen Mungil?

Kabar6-Sudah menjadi hal umum di kota-kota besar, apartemen mungil merupakan salah satu solusi terbatasnya lahan tempat tinggal.

Sama halnya dengan kota-kota metropolis dunia, seperti New York, yang mengakalinya dengan membangun micro-unit apartemen dengan luas antara 23-34 meter persegi.

“Micro apartemen seperti ini bisa jadi solusi untuk kaum profesional usia 20-an,” kata Dak Kopec, Director of Design di Boston Architectural College. Namun Kopec juga menjelaskan, micro apartemen bisa jadi sangat tidak menyehatkan bagi pekerja dengan usia lebih dari 20 tahun.

“Namun bisa jadi sangat tidak menyehatkan bagi pekerja dengan usia lebih dari itu, terutama 30-an dan 40-an, yang mengalami faktor stres jika dihadapkan dengan tempat tinggal yang mungil,” kata pria yang juga penulis buku ‘Environmental Psychology for Design’ tersebut.

Berdasarkan penelitian Dak Kopec, melansir Kompas, stres yang disebabkan oleh tempat tinggal mungil bahkan bisa meningkatkan kemungkinan adanya kekerasan dalam rumah tangga. Ya, apartemen yang hadir di kota-kota besar terkadang berukuran sangat mungil, sehingga tidak bisa mengakomodir barang-barang utama seperti tempat tidur, meja, dan sofa dalam satu ruangan.

Ini berarti tinggal di apartemen mungil bisa jadi menambah pekerjaan rutin Anda. Mulai dari melipat tempat tidur, atau memasukkan meja makan ke dinding seperti semula.

Mulanya Anda mungkin tidak merasa hal ini bermasalah. Semakin lama, menurut Kopec, kebiasaan-kebiasaan baru ini bisa jadi memberatkan. Melipat tempat tidur dan meja setiap hari, pada satu waktu, akan menjadi rutinitas yang memberatkan karena tingkat stres yang tinggi pada pekerjaan.

Susan Saegert, Professor of Environmental Psychology di CUNY Graduate Center, mengatakan bahwa tinggal di apartemen mungil bisa jadi gangguan untuk penghuni lainnya. Terutama jika Anda merupakan bagian dari keluarga dengan satu anak, yang tinggal dalam apartemen seluas 27 meter persegi.

“Saya belajar tentang perkembangan anak-anak di apartemen yang padat dan rumah susun. Mayoritas dari mereka memiliki kesulitan dalam konsentrasi dan belajar,” kata Susan, yang juga merupakan Director of Housing Environments Research Group.

Permasalahan utama pada keluarga yang tinggal di apartemen terletak pada minimnya privasi. Padahal, ada satu nilai penting yang harus diaplikasikan dalam sebuah keluarga. Nilai tersebut adalah mengomunikasikan tujuan di masa depan, yang para ilmuwan sebut sebagai identity claims.

“Ketika hidup di apartemen mungil, kita terpaksa untuk memikirkan hal-hal fungsional seperti apakah ada ruang kosong untuk menyimpan kulkas. Padahal sebuah apartemen juga harus memenuhi kebutuhan psikologis, seperti ekspresi diri dan relaksasi. Hal itulah yang sulit didapatkan di apartemen mungil,” jelas Profesor Psikologi di University of Texas, Samuel Gosling. ** Baca juga: Mengapa Ada Orang yang Sangat Takut pada Badut?

Kota metropolis seperti New York telah berkutat dengan pro-kontra apartemen mungil selama berpuluh tahun lamanya. Namun permasalahan baru selalu muncul, seperti sharing apartemen dengan orang lain secara ilegal, dan munculnya zonasi apartemen yang menghasilkan lingkungan kurang memadai untuk hidup nyaman.(ilj/bbs)




Mengapa Uban Sudah Muncul di Usia 20-an?

Kabar6-Tidak hanya kulit, rambut pun mengalami masalah penuaan. Salah satu tanda penuaan pada rambut yang paling mudah dilihat adalah rambut putih atau beruban. Nah, biasanya rambut beruban terjadi saat seseorang memasuki usia 50 tahun.

Namun, ada orang yang saat usia masih 20-an tahun pun sudah memiliki uban pada rambut. Mengapa kondisi itu bisa terjadi? Melansir Fimela, berikut beberapa penyebabnya:

1. Sel rambut berhenti memproduksi pigmen
Seorang ahli dermatologi asal New York bernama Dr. Eric Schweiger berpendapat, ketika tubuh berhenti memproduksi melanin, pigmen yang ditemukan di folikel atau kantong kelenjar kecil pada rambut akan berubah menjadi putih.

Faktor lain yang mungkin berperan pada rambut beruban adalah penumpukan hidrogen peroksida di rambut. Seiring bertambahnya usia, enzim katalase yang memecah hidrogen peroksida berkurang. Hal ini membuat rambut diputihkan olehnya.

2. Faktor genetik
Apabila orangtua atau kakek dan nenek mengalami penuaan dini pada rambut, Anda mungkin juga akan mengalaminya. “Ketika dilahirkan, tubuh sudah diprogram dengan informasi untuk memulai proses,” jelas Dr. Michael Eidelman, Direktur Medis Chelsea Skin & Laser dan Asisten Profesor Dermatologi di Ichan School of Medicine.

Hal ini dapat menjelaskan mengapa beberapa orang mulai beruban di usia 20-an, sementara yang lain tidak mengalaminya sampai memasuki usia 50 tahun. Ditambahkan, genetika tidak hanya berperan penting dalam kapan rambut mulai memutih, tetapi turut menentukan intensitas dan warna abu-abu, perak, atau putih.

3. Kondisi medis
Rambut memutih merupakan proses alami yang akan dialami oleh setiap orang. Secara medis, uban bisa saja muncul di usia 20-an disebabkan karena kurangnya asupan vitamin B-12, anemia, viitiligo, atau terjadi permasalahan dengan kelenjar hipofisis atau toroid.

4. Stres
Tidak dapat dipungkuri, di usia 20-an, banyak orang yang sedang giatnya mengejar karier, sehingga tak jarang membuatnya stres. Memang, tidak ada bukti yang jelas bahwa stres atau trauma menyebabkan uban prematur. Tetapi Schweiger mengatakan, hormon stres dapat mempengaruhi melanosit atau sel penghasil melanin di rambut yang dapat mendorong pertumbuhan uban.

Saat mulai beruban, tekstur rambut akan berubah dan bisa menjadi lebih kasar, kering, dan rapuh. Eidelman merekomendasikan penggunaan sampo dan kondisioner yang kaya akan pelembap untuk membantu melembapkan rambut. ** Baca juga: Makan Secara Perlahan Bantu Turunkan Berat Badan

Dia juga menyarankan untuk tidak menggunakan blow dryer, tidak keramas setiap hari, dan menggunakan krim bertekstur ringan.(ilj/bbs)




Apa Sih Penyebab Uban di Usia Muda?

Kabar6-Rambut beruban biasanya identik dengan orang yang sudah tua. Namun kini banyak anak muda, bahkan usia belia yang sudan beruban alias memiliki rambut putih di kepala mereka. Bagaimana hal itu bisa terjadi?

Rambut putih adalah dampak dari rambut yang kehilangan zat pigmen sehingga mengakibatkan warna hitam pada rambut jadi pudar atau bahkan menghilang. Dan ternyata penyebabnya ternyata tidak hanya satu. Dikutip dari beberapa sumber, berikut penyebab uban di usia muda:

1. Faktor genetik
Apabila rambut Anda banyak yang beruban di usia sekira 20 hingga 30 tahun, Anda wajib curiga karena bisa saja orangtua atau anggota keluarga lain sebelum Anda juga memiliki riwayat beruban di usia muda.

2. Faktor stres
Marah adalah salah satu reaksi alami yang muncul saat Anda dilanda stres. Jika sesekali stres memang tidak masalah. Namun stres yang terlalu sering bisa mengakibatkan gangguan pada pembentukan sel batang rambut. Akibatnya, kesehatan rambut jadi terganggu dan rambut Anda jadi semakin banyak yang berubah warna jadi putih.

3. Penyakit autoimun
Penyakit autoimun adalah kondisi kesehatan yang disebabkan oleh kelainan sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel tubuh sehat, salah satunya bisa jadi sel-sel pada rambut Anda. Pengidap penyakit autoimun seperti alopecia dan vitiligo misalnya, bisa mengalami rambut beruban gara-gara sel kekebalan tubuh menyerang sel-sel rambut.

4. Merokok
Merokok bisa mengakibatkan rambut beruban, lho. Kandungan nikotin dan zat-zat berbahaya lainnya dapat memperkecil pembuluh darah, sehingga mengakibatkan aliran darah ke folikel rambut terhambat.

Selain itu, nikotin juga merusak folikel dan pigmen rambut sehingga mengakibatkan rambut jadi beruban. Merokok bisa mengakibatkan dampak serius terhadap kesehatan, mulai dari penyakit jantung, kanker paru-paru, kanker lidah dan tenggorokan. ** Baca juga: Ketahui Tanda Lupa yang Bukan Sekadar Lupa Biasa

Apakah Anda termasuk orang yang mempunyai uban di usia muda? (ilj/bbs)




Amankah Gunakan Kosmetik di Usia Muda?

Kabar6-Tidak hanya wanita dewasa, saat ini remaja pun gemar menggunakan kosmetik terutama saat bepergian ke mall atau sekadar kumpul dengan teman-teman di kafe. Apakah memakai kosmetik pada usia remaja tergolong aman? Dikutip Go Dok, berikut adalah beberapa hal yang terjadi ketika remaja menggunakan kosmetik:

1. Ketergantungan
Kulit remaja masih tergolong rentan terhadap paparan zat kimia, termasuk jenis yang terkandung di dalam kosmetik. Karena itu, tidak heran jika pada beberapa kasus, kulit remaja menunjukkan gejala ketergantungan terhadap produk kosmetik tertentu. Biasanya, gejala yang muncul berupa kulit yang terlihat lebih kusam, iritasi, jerawat, hingga munculnya bintik-bintik hitam.

2. Pubertas dini
Banyak ahli menyatakan bahwa senyawa tertentu yang terkandung dalam kosmetik seperti phthalates, triclosan, parabens, dan musks terbukti dapat memicu pubertas dini pada remaja.

3. Kulit menjadi kebal
Salah satu dampak buruk penggunaan kosmetik di usia muda adalah meningkatnya risiko kulit wajah menjadi kebal. Artinya, kulit tidak akan menunjukkan efek apapun dari penggunaan produk kosmetik. Karena itu, banyak yang kemudian menambah dosis atau memilih produk yang kandungan bahan kimianya lebih banyak.

4. Penuaan Dini
Tingginya kandungan kimia dalam kosmetik ternyata dapat menurunkan kadar kolagen pada kulit. Hal inilah yang menyebabkan kulit remaja kehilangan elasitasnya, sehingga lebih cepat mengalami proses penuaan. Selain itu, menurunnya kolagen pada kulit juga akan memicu timbulnya beberapa gangguan wajah, seperti kerutan dan flek hitam.

5. Kanker
Ini dia bahaya paling mengerikan yang diakibatkan oleh penggunaan kosmetik pada remaja yaitu kanker. Menumpuknya bahan kimia di jaringan kulit ternyata dapat memicu pertumbuhan abnormal sel. Inilah yang menjadi cikal bakal munculnya sel kanker penginfeksi tubuh.

6. Iritasi Jangka Panjang
Menggunakan kosmetik yang tidak disesuaikan dengan usia ternyata dapat memicu peradangan dan iritasi. Dampaknya, kulit akan lebih sensitif sehingga lebih mudah berjerawat, terlihat memerah, bahkan terasa perih. ** Baca juga: Ingin Sehat & Berumur Panjang? Hindari 5 Jenis Makanan Ini

Ketimbang memakai kosmetik saat remaja, ada baiknya Anda menunggu dulu sampai mengalami masa pubertas. Alasannya, karena pada fase inilah tubuh akan mengalami perubahan hormon yang bisa saja memicu timbulnya gangguan pada kulit wajah. Setelah melewati masa pubertas, barulah Anda dapat memakai kosmetik yang direkomendasikan oleh dokter untuk mengembalikan kondisi kulit wajah seperti sediakala.(ilj/bbs)