oleh

Konsumsi Makanan Manis Bisa Bikin Bahagia?

image_pdfimage_print

Kabar6-Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik untuk kesehatan. Sama halnya, mengonsumsi gula berlebihan, terutama produk makanan olahan yang biasa dikonsumsi sehari-hari, berdampak negatif pada kesehatan.

Asupan gula berlebih secara langsung dikaitkan dengan penambahan berat badan, peningkatan keinginan, fluktuasi tingkat energi, sulit tidur, hingga penuaan dini.

Sebuah studi, melansir She, menunjukkan bahwa kebanyakan orang Amerika yaitu hampir 75 persen, mengonsumsi gula berlebihan dalam makanan sehari-hari mereka seperti soda, permen, es krim, maupun jenis makanan lainnya. Berbagai makanan tersebut bukan terbuat dari gula alami yang bersumber dari biji-bijian dan buah-buahan.

Mengonsumsi gula dapat membuat tubuh bekerja lebih berat. Tubuh akan melepaskan lebih banyak insulin untuk menyerap glukosa dan menyeimbangkan gula darah. Dari kadar gula rendah kemudian tiba-tiba tinggi dapat membuat tubuh cepat lelah dan mudah tersinggung. Naik turunnya emosi membuat seseorang rentan terhadap stres dan memperburuk kondisinya.

Seseorang yang mudah depresi baik ringan atau berat akan lebih sulit menjaga emosinya terkendali. Mengonsumsi gula berlebihan akan memperparah kondisi emosional mereka.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan beberapa waktu lalu, para ahli mengatakan bahwa gula memiliki kemampuan untuk menciptakan ketidakseimbangan bahan kimia tertentu di otak yang mempengaruhi kondisi kesehatan mental.

Studi ini menemukan, pria yang asupan gulanya mencapai 67 gram atau lebih sehari, memiliki risiko 23 persen lebih tinggi didiagnosis depresi dalam waktu lima tahun. Hal serupa juga ditemukan pada wanita.

Seperti halnya gula dapat membuat anak anak mengalami sugar rush (peningkatan energi yang tinggi). Gula juga dapat membuat orang dewasa cenderung mengalami kecemasan dan gelisah yang luar biasa dan sama kuatnya dan meningkatkan gejala kecemasan mereka.

Meskipun tidak banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat adanya hubungan ini, para ahli berpikir bahwa gula dapat menghambat kemampuan bawaan tubuh untuk mengatasi stres secara efektif. Pada gilirannya, hal ini dapat meningkatkan kecemasan.

Studi yang dilakukan oleh para peneliti di UCLA menunjukkan, konsumsi makanan dan minuman manis secara konstan pada akhirnya dapat memperlambat fungsi kognitif dengan mempengaruhi fungsi memori dan pembelajaran. Hal itu juga bisa meningkatkan risiko Alzheimer.

Beberapa penelitian menunjukkan, ketika orang yang menderita gangguan kecemasan dan panik berhenti mengonsumsi gula, mereka mengalami gejala serupa dengan apa yang dialami orang saat berhenti merokok, minum alkohol, atau memakai narkoba.

Gejala umum yang terkait dengan berhenti mengonsumsi gula adalah kelelahan, kebingungan, dan kecemasan. Orang dengan gangguan emosi dan mental harus mengurangi asupan gula mereka secara bertahap untuk mengurangi risikonya.

Mereka yang hobi mengudap makanan manis mungkin akan sangat sulit melepaskan konsumsi gula. Namun kondisi tersebut bisa diatasi dengan makanan yang lebih sehat dan mengandung gula alami. ** Baca juga: Saat Jalani Detoks Gula, Ada 4 Jenis Makanan yang Wajib Dikonsumsi

Dengan demikian, tak perlu merasa merasa bersalah dan stres saat mengonsumsi gula.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email