1

Madu Tidak Bisa Basi?

Kabar6-Nyaris sebagian besar orang menyukai madu, karena selain memiliki rasa enak, khasiatnya pun beragam. Namun tahukah Anda, ada fakta menarik yang belum diketahui banyak orang, madu tidak akan basi atau kedaluwarsa.

Sebagian besar madu diketahui terdiri dari gula dan air, rasio dimiliki biasanya 80:20 yang mendukung gula. Karena gula bersifat higroskopis, melansir Mentalfloss, maka bisa membuat bakteri dehidrasi, lalu mengeluarkan air darinya. Ini sangat sulit untuk apa pun yang berbahaya berkembang biak di dalamnya.

Madu juga sangat padat yang membuat bakteri kekurangan oksigen, padahal ini dibutuhkannya untuk berkembang biak. Terakhir, madu juga sangat asam. Semua ini membuatnya sangat tidak ‘ramah’ terhadap bakteri.

Kualitas tersebut sebagian besar disebabkan cara lebah mengumpulkan nektar. Meskipun nektar biasanya mengandung banyak air, lebah mengeringkannya dengan mengepakkan sayapnya.

Saat lebah memuntahkan nektar menjadi sisir, enzim perutnya memecah nektar menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida. ** Baca juga: Bahaya, Hindari Kurang Tidur Selama Pandemi COVID-19

Meskipun madu tahan basi, ternyata tidak semuanya sama. Madu mentah memiliki peluang terbaik untuk tetap segar, tetapi madu olahan yang ada tambahan gula buatan dan bahan lainnya mungkin terdegradasi lebih cepat.

Selama disimpan dalam wadah tertutup, mungkin madu akan dikonsumsi dengan rasa yang baik.(ilj/bbs)




8 Bahan Makanan yang Punya Masa Kedaluwarsa Lama

Kabar6-Sebagian besar bahan makanan yang kita tahu, umumnya memiliki tanggal kedaluwarsa atau kualitasnya sudah tidak baik lagi apabila telah disimpan dalam waktu lama.

Namun tahukah Anda, ternyata terdapat sejumlah bahan makanan yang tidak perlu takut disimpan dalam waktu lama karena tidak akan kedaluwarsa, bila cara penyimpanannya tepat. Melansir Womantalk, ini delapan jenis bahan makanan yang dimaksud:

1. Madu murni
Para arkeolog pernah menemukan madu berusia 3.000 tahun di kuburan Mesir kuno dan masih dapat dimakan dengan sempurna. Hal ini, menurut Smithsonian, karena gula, kadar kelembapan rendah, keasaman berlebihan, asam glukonat alami, dan hidrogen peroksida alami, yang membuat madu tidak memiliki tanggal kedaluwarsa.

2. Cuka
Menurut Eat By Date, cuka putih, cuka balsamic, cuka raspberry, cuka anggur beras, dan cuka anggur merah tidak memiliki tanggal kedaluwarsa. The Vinegar Institute menambahkan, karena sifat asamnya, cuka bisa bertahan dan tidak perlu didinginkan.

3. Tepung jagung
Selama tidak basah, yang bisa membuat molekul pati terikat dengan molekul hidrogen, serta disimpan dalam tempat yang kering dan dingin, Anda tidak perlu khawatir menyimpan bahan makanan ini untuk waktu yang sangat lama.

4. Garam
Natrium klorida murni telah ada selama miliaran tahun, jadi tidak mengherankan bahwa itu bertahan selamanya. Apalagi garam sering digunakan untuk melindungi makanan dari jamur dan bakteri sehingga mereka lebih awet.

Hanya saja, Dr. Elizabeth Trattner A.P. DOM, dokter Pengobatan Tiongkok dan Integratif, menganjurkan agar garam jangan sampai basah.

5. Gula
Bahan makanan ini juga bisa bertahan selamanya, asal dijauhkan dari kelembapan dan sumber panas. Bukan hanya gula murni, tetapi gula pasir putih, gula batu putih, gula mentah, gula merah, gula bubuk, dan pemanis pengganti gula, bisa bertahan tanpa batas waktu.

6. Beras
Tidak peduli di mana Anda menyimpannya, beras jenis apa pun bisa disimpan dalam waktu lama selama tidak lembap atau basah, kecuali beras merah karena kandungan minyaknya yang lebih tinggi.

7. Kecap
Ini adalah bahan makanan lain yang tidak perlu khawatir kedaluwarsa, asalkan Anda simpan di tempat yang kering, bahkan lebih baik lagi jika disimpan dalam lemari es. ** Baca juga: Efek Nyata Media Sosial Bagi Kesehatan Mental yang Jarang Disadari

8. Ekstrak vanila murni
Hal ini karena ekstrak vanila murni mengandung alkohol, yang membantu memperpanjang umur simpannya. Namun, tidak dengan ekstrak vanila imitasi yang tidak memiliki alkohol, sehingga bahan makanan ini harus diperhatikan tanggal kedaluwarsanya.

Teliti dulu kualitas bahan makanan yang ada dalam rumah, sehingga Anda tidak asal buang.(ilj/bbs)




Bagaimana Cara Terbaik Simpan Roti Agar Lebih Awet?

Kabar6-Seringkali saat membeli roti, Anda tidak langsng menghabiskannya. Namun di satu sisi, roti bukanlah makanan yang bisa awet lama. Menurut Departemen Pertanian dan Pangan Amerika Serikat, roti basi ditandai dengan tekstur roti yang mengering dan aroma yang tidak sedap lagi.

Hal ini terjadi karena adanya retrogradasi pati atau pengkristalan molekul pati saat roti didinginkan. Proses kristalisasi ini memaksa air yang terdapat di dalam roti menguap, sehingga roti menjadi kering.

Sementara itu, berdasarkan penelitian Studi Pangan Universitas Nebraska-Lincoln, AS, mikroorganisme seperti jamur roti dapat tumbuh dengan baik di tempat dengan suhu kamar yaitu sekira 20-25 derajat Celsius. Lantas, bagaimana cara menyimpan roti yang baik agar lebih awet?

Anda bisa menyimpannya dalam freezer. Penelitian Jurnal Nutrisi Klinis Eropa, melansir Aura, menunjukkan bahwa membekukan roti gandum dalam freezer dapat mengurangi kemungkinan berkembangnya jamur, sehingga roti bisa awet bahkan hingga tiga bulan lamanya.

Namun sebelum memasukkannya ke freezer, bungkus roti dengan plastik. Ketika akan dikonsumsi, panaskan roti dengan microwave terlebih dahulu agar roti kembali lembut. ** Baca juga: Olahraga Bikin Tulang Kuat dan Cegah Osteoporosis

Sementara itu, melansir Detik, saat membeli roti tawar utuh jangan lupa bungkus dengan kertas roti lalu masukkan ke kantong plastik atau wadah bertutup yang kedap udara. Simpan dalam freezer hingga membeku. Jika akan menyantap, diamkan roti di suhu ruangan beberapa saat, iris roti sesuai yang dibutuhkan lalu simpan sisanya dalam freezer.

Biarkan irisan hingga lumer seluruhnya atau panggang langsung dalam toaster. Tekstur roti akan 95 persen seperti roti yang baru matang dan jauh lebih baik daripada roti yang akan basi. Roti yang tersimpan dalam freezer akan tetap enak sedikitnya dalam jangka enam bulan.(ilj/bbs)




Sampai Kapan Sebaiknya Telur Aman untuk Dikonsumsi?

Kabar6-Telur menjadi makanan favorit hampir semua orang. Selain lezat dan mengandung sejumlah nutrisi yang dibutuhkan tubuh, telur juga mudah diolah sehingga sering menjadi menu sarapan.

Karena itulah, tidak jarang kita membeli telur dalam jumlah banyak sebagai ersediaan. Telur memang bisa bertahan lama jika disimpan dengan cara yang tepat.

Namun seperti bahan makanan mentah lainnya, telur juga bisa berubah busuk saat disimpan terlalu lama, sekalipun dalam suhu yang dingin.

Lantas, sampai kapan sebaiknya telur aman untuk dikonsumsi? Telur, melansir Hellosehat, sebenarnya dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama apabila disimpan dengan baik dalam kulkas. Semakin dingin suhunya, maka semakin lama daya tahannya. The Food and Drug Administration (FDA), menyarankan sebaiknya menyimpan telur dalam suhu yang pas. Suhu yang tepat yaitu di bawah tujuh derajat Celcius.

Hal yang harus diingat, beda tempat penyimpanannya, beda juga masa kedaluwarsanya. Menurut United States Department of Agriculture, saat masih terlindungi cangkangnya, telur dapat bertahan hingga 4-5 minggu jika disimpan dalam kulkas. Sebaliknya, saat disimpan dalam suhu ruangan, telur jadi lebih cepat busuk dan hanya bisa bertahan sampai tiga minggu.

Sementara, telur yang telah direbus juga lebih cepat busuk ketika disimpan dalam suhu ruangan. Hal ini karena suhu ruangan yang cenderung panas dapat menghancurkan lapisan yang melindungi pori-pori telur. Akhirnya, bakteri pun mudah masuk sehingga telur menjadi busuk.

Namun, telur juga bisa bertahan tanpa cangkang asalkan disimpan dalam freezer. Dalam kondisi tersebut, dapat bertahan hingga satu tahun.

Sebenarnya tidak masalah apabila Anda mau menyimpan telur pada suhu ruangan atau dalam kulkas. Asalkan, Anda tahu betul kapan telur tersebut sudah tidak layak dimakan atau kedaluwarsa.

Prinsipnya, telur akan lebih tahan lama jika disimpan dalam kulkas. Anda juga harus perhatikan posisi penyimpanan telur dalam kulkas. Sebaiknya simpan telur pada bagian dalam kulkas, bukan pada pintu kulkas, agar suhu di sekitar telur selalu stabil dan tak terpengaruh jika Anda buka tutup kulkas.

Tak hanya itu, usahakan untuk menyimpan telur terpisah dengan makanan lainnya. Hal ini karena dapat menimbulkan risiko kontaminasi.

Supaya lebih tahan lama, Anda juga bisa menyimpan telur dengan tempat karton yang umumnya terdapat pada kemasan telur, untuk mencegah kontaminasi dari perkembangan bakteri Salmonella yang terkandung dalam telur.

Nah, telur bisa busuk biasanya terjadi akibat banyaknya jumlah bakteri Salmonella di dalamnya. Jika tidak memperhatikan masa kadaluwarsa telur, Anda bisa saja tak sengaja memasak telur yang sudah basi lalu kemudian dihidangkan sebagai makanan.

Akibatnya, Anda bisa mengalami keracunan makanan yang ditandai dengan keluhan mual, muntah, diare, demam, nyeri perut, sakit kepala, sakit badan. ** Baca juga: Tidak Hanya Sebagai Sumber Energi, Ketahui Manfaat Lain Karbohidrat

Keluhan dapat muncul 1-3 hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri. Namun dapat juga muncul 20 menit hingga enam minggu kemudian. Gejala yang muncul dapat berbeda-beda dan dapat menimbulkan komplikasi.

Menyimpan telur dengan cara yang benar menghindari Anda dari keracunan makanan.(ilj/bbs)




Saat Listrik Mati Lama, Ada 7 Jenis Makanan yang Sebaiknya Dibuang

Kabar6-Mati listrik, terlebih bila terjadi selama puluhan jam, otomatis akan membuat bahan makanan yang disimpan dalam kulkas jadi tidak terjamin keamanannya.

Menurut Kementerian Pertanian Amerika Serikat (USDA), kulkas sejatinya masih tetap dingin hingga empat jam lamanya saat mati listrik. Karena itulah, jika listrik masih tak kunjung menyala dalam waktu lama, sebaiknya cek lagi bahan makanan mana yang masih aman untuk dikonsumsi.

Hal ini karena beberapa jenis makanan membutuhkan suhu penyimpanan di bawah empat derajat Celsius untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Melansir MSN, ini tujuh jenis makanan yang sebaiknya tidak disantap atau dibuang apabila listrik tak kunjung menyala dalam waktu sangat lama:

1. Susu
Karena tidak mengandung zat antibakteri, susu sangat rentan dan mudah basi. Karena itulah, bahan makanan ini wajib disimpan di dalam lemari pendingin dengan suhu sekira 4-6 derajat Celsius.

Untuk mengetahui apakah kualitas susu masih bagus atau tidak? Kita bisa mengecek bentuk kemasannya. Bila kotak kemasan terlihat kembung, tandanya susu sudah basi. Selain itu, susu yang sudah tak layak dikonsumsi akan mengeluarkan bau tidak enak, dan teksturnya berubah lebih kental.

2. Keju
Saat kulkas mati, keju hanya bisa bertahan maksimal selama empat jam. Penyimpanan di atas suhu empat derajat Celsius dalam waktu yang lebih lama akan memicu pertumbuhan bakteri lalu menyebabkan keju jadi basi.

3. Ikan
Ikan dan jenis makanan laut lainnya biasa disimpan di dalam freezer untuk menjaga kesegarannya. Jenis makanan ini juga sangat tidak tahan lama. Bila kondisinya masih diselimuti kristal es, ikan masih bisa dibekukan lagi setelah listrik kembali menyala.

Namun, bila seafood tersebut sudah mencair dan disimpan pada suhu di atas empat derajat Celsius selama dua jam lebih, lebih baik jangan mengonsumsi atau membekukannya kembali.

4. Telur
Telur yang sebelumnya sudah disimpan dalam kulkas tidak disarankan untuk disantap bila terjadi mati listrik selama dua jam lebih. Menurut Egg Safety Center, perubahan temperatur bisa memicu pertumbuhan bakteri dan membuatnya rentan tercemar oleh Salmonella.

Jika menemukan titik-titik air di permukaan kulit telur, maka telur tersebut sudah tidak aman untuk dikonsumsi.

5. Daging
Sama halnya seperti ikan, daging juga sangat mudah basi dan terkontaminasi bakteri. Daging yang masih beku maupun yang sudah dicairkan hanya bisa bertahan maksimal dua jam dalam suhu di atas 40 derajat Celsius. Buang daging bila warnanya sudah berubah, dan mengeluarkan bau tak sedap meski permukaannya masih terasa dingin.

6. Buah yang sudah dipotong
Buah-buahan sudah dipotong tidak terlindungi oleh bagian kulit lagi. Artinya, daging buah akan lebih mudah terkontaminasi bakteri, apalagi bila disimpan di suhu di atas empat derajat Celsius. Hindari menyantap buah potong yang sudah ada di dalam kulkas mati selama lebih dari dua jam.

7. Daging unggas
Bila mati listrik, daging ayam, bebek, dan itik riskan/berisiko terkontaminasi bakteri. Jenis daging ini memang harus disimpan di dalam pendingin agar tetap aman dikonsumsi. Bila kulkas mati hingga dua jam lamanya, sebaiknya jangan konsumsi daging unggas yang masih tersimpan.

Lantas, bagaimana dengan makanan yang tersimpan di dalam freezer? Suhu dingin pada freezer bisa bertahan hingga 48 jam lamanya bila isinya penuh. Sedangkan bila isinya tinggal setengah, freezer bisa tetap dingin selama 24 jam. ** Baca juga: Latih Kebiasaan Makan yang Sehat dalam Keseharian

Makanan beku yang disimpan dalam freezer juga masih tetap terjaga keamanannya selama masih terdapat kristal es di dalamnya. Meskipun mati listrik, asalkan suhu dalam freezer masih berada di bawah empat derajat Celsius, kita masih bisa mengonsumsi makanan yang tersimpan di dalamnya.(ilj/bbs)




Amankah Makanan Sisa Minggu Lalu Dikonsumsi?

Kabar6-Pernahkah secara tidak sengaja Anda menyimpan makanan sisa seminggu lalu? Meskipun kondisinya masih tampak baik, apakah makanan sisa tersebut masih aman untuk dikonsumsi?

Tanda jelas makanan tak lagi layak adalah adanya perubahan fisik antara lain seperti adanya cairan, tampak noda hitam (jamur), atau berbau busuk. Namun, makanan sisa di kulkas yang sudah disimpan berhari-hari bisa saja tampilannya masih bagus, tetapi sebenarnya sudah basi dan tidak aman lagi dikonsumsi.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), melansir Klikdokter, makanan sisa bisa disimpan di kulkas maksimal empat hari. Namun, Randy Worobo ,Ph.D., profesor mikrobiologi dari Universitas Cornell, Amerika Serikat (AS), mengatakan bahwa makanan sisa bisa bertahan hingga seminggu, tergantung bagaimana makanan tersebut ditangani.

Apabila Anda pernah mengonsumsi makanan sisa yang tersimpan di kulkas entah sudah berapa lama dan tidak mengalami keluhan apa pun, anggap saja Anda sedang beruntung. Pasalnya, makanan yang disimpan di kulkas terlalu lama bisa menyimpan bakteri, umumnya adalah E.coli dan listeria.

Jika Anda mengonsumsi makanan sisa yang usianya lebih dari seminggu dan tidak mengalami sakit misalnya keracunan makanan, bukannya makanan tersebut tidak mengandung bakteri atau kalaupun ada jumlahnya sedikit. Profesor Randy menjelaskan, jumlah mikroorganisme yang bisa membuat Anda sakit bisa berbeda-beda secara drastis. Sebagai contoh, norovirus butuh 1-10 mikroorganisme, sedangkan salmonela butuh 100.000 mikroorganisme untuk infeksi bisa terjadi.

Risiko jatuh sakit akibat makan makanan sisa juga tergolong kecil, asalkan Anda mempersiapkan makanan dengan benar. Selama Anda menghindari kontaminasi silang dan menangani makanan dengan benar sehingga patogen (yang mungkin sudah ada) tidak berkembang biak, beberapa makanan sisa seminggu lalu masih aman dikonsumsi.

Jadi, untuk beberapa jenis makanan disimpan seminggu di kulkas masih aman. Namun, aturan tersebut tidak berlaku pada seafood. Menurut Philip Tierno, PhD., profesor klinis di departemen mikrobiologi dan patologi dari NYU Langone Medical Center, AS, makanan yang paling terkontaminasi serta gampang dan cepat rusak adalah seafood.

FDA sendiri tidak merekomendasikan untuk menyimpan makanan berbahan seafood lebih dari dua hari, kkecuali ikan asap atau smoked fish, yang tidak apa-apa disimpan selama 14 hari di dalam wadah kedap udara.

Jika Anda bertanya-tanya mengapa makanan sisa tidak bertahan lebih lama daripada bahan makanan segar, itu karena bakteri berkembang lebih cepat dalam makanan yang telah dimasak. ** Baca juga: Sit up Tidak Bisa Hilangkan Lemak di Perut?

“Mikroorganisme butuh air, suhu yang tepat, serta keasaman yang tepat untuk berkembang biak,” kata Prof. Randy,. “Jadi jika Anda mencampurkan bahan-bahan kue dengan air dan telur, itu sama saja Anda menyuplai nutrisi untuk patogen.(ilj/bbs)




Benarkah Air Putih Bisa Basi?

Kabar6-Secara umum, air banyak digunakan untuk mendukung aktivitas manusia, mulai dari mandi, mencuci pakaian, memasak, dan minum. Nah khusus air putih, memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan, antara lain untuk menghilangkan dahaga, dehidrasi, menjaga keseimbangan cairan tubuh, menjaga fungsi ginjal, membuat kulit halus sekaligus cerah, meningkatkan fungsi otak, dan meningkatkan sistem peredaran darah.

Namun tahukah Anda, melansir Sindonews, air putih yang biasa kita konsumsi ternyata dapat basi, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi, karena akan membahayakan kesehatan. Mungkin selama ini Anda mengira bahwa air putih tidak dapat basi seperti makanan. Air mineral dalam kemasan selalu mencantumkan masa kedaluwarsa, yang mengindikasikan bahwa air mineral tersebut memiliki batas waktu penggunaan.

Sebenarnya, tanggal kedaluwarsa yang ada pada kemasan air mineral tidaklah terlalu memengaruhi kualitas air. Apabila air sudah mencapai tanggal kedaluwarsa, kualitas air mungkin masih cukup baik dan bisa diminum. Hal yang perlu diingat, hal ini juga dipengaruhi dari bagaimana cara penyimpanannya.

Apabila air dalam kemasan terlalu sering terkena sinar matahari, maka semakin berpotensi terkontaminasi zat-zat kimia yang bersumber dari kemasan minuman tersebut. Jadi disarankan untuk menghindari minuman yang telah melewati tanggal kedaluwarsanya.

Selain kedaluwarsa, air putih tidak layak untuk dikonsumsi jika sudah terkontaminasi dengan berbagai bakteri dan jamur yang ada di sekitar. Seperti diketahui, cara penyimpanan yang salah akan membuat kualitas air putih menurun, bahkan menjadi tidak layak untuk dikonsumsi.

Selain karena sering terkena sinar matahari, penyimpanan air di tempat yang terlalu lembap pun akan meningkatkan risiko munculnya jamur pada air tersebut. Kebiasaan sebagian dari kita yang menyimpan air dalam wadah yang terbuka juga akan membuat berbagai bakteri mengontaminasi dan menurunkan kualitas air. ** Baca juga: Hilangkan Dehidrasi Cukup dengan Air Putih Saja?

Tidak jarang air yang kita simpan dalam wadah terbuka ditemukan bibit dan telur nyamuk. Bagaimana agar air yang kita minum tetap terjaga kualitasnya? Sebenarnya, air yang baik sangat tergantung pada cara penyimpanannya. Mulailah menyimpan air di tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung, tidak menyimpan air dalam wadah yang terbuka, dan tidak menyimpan air di dekat benda-benda berbau tajam yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya.(ilj/bbs)