oleh

Spiridonov, Sukarelawan Pertama Operasi Pergantian Kepala

image_pdfimage_print

Kabar6-Seorang neurosaintis Italia bernama Dr Sergio Canavero, melakukan operasi transplantasi kepala manusia pada 2017. Ia telah merekrut ahli bedah Tiongkok, Dr Xiapoing Ren, untuk bekerjasama.

Pasien sukarelawan untuk melakukan operasi perpindahan kepala pertama di dunia itu, melansir Sooperboy, adalah seorang pria Rusia bernama Valery Spiridonov. Diketahui, Spiridonov menderita penyakit Werdning-Hoffman yaitu gangguan genetik langka yang membunuh sel-sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang yang membantu tubuh untuk bergerak.

Gerakan Spindonov terbatas pada kursi roda, hanya mengetik dan mengendalikan kursi roda dengan joystik. “Untuk menghapus semua bagian yang sakit, bagian kepala akan melakukan kerja besar dalam kasus ini,” kata Spiridonov. “Sebab saya tidak melihat cara lain untuk mengobati diri saya.”

Banyak ilmuwan telah menentang rencana Dr Canavero dan Dr Ren itu. Mereka menuduh kedua dokter tersebut telah mempromosikan ilmu pengetahuan ‘sampah’ dan menciptakan harapan palsu. Salah satu ilmuwan bahkan mengatakan, kedua dokter itu harus bertanggungjawab pada pasal pembunuhan jika pasiennya meninggal saat operasi.

Valery Spindonov sendiri secara sukarela mengajukan diri sebagai orang pertama yang akan menjalani operasi transplantasi kepala. Dr Canavero yakin, operasi perpindahan kepala itu akan berjalan lancar dengan kemungkinan 90 persen sukses, meskipun banyak ahli meragukannya.

Dalam jurnal Surgical Neurology International, Dr Canavero telah mempublikasi rencana detil prosedur operasi itu, yang dia klaim telah sukses berhasil dilakukan pada tikus.

Seperti operasi transplantasi organ lainnya, dia dan timnya akan membutuhkan donor yang cocok. Prosedur ini membutuhkan tubuh pria muda yang otaknya sudah mati. Setelah izin keluarga donor didapat, ahli bedah akan mengatur tubuh untuk melakukan pemenggalan kepala.

Pada saat yang sama, Spindonov akan dibawa oleh tim bedah lain untuk mendinginkan tubuhnya sampai 50 derajat Farenheit. Ini akan menunda kematian pada jaringan otak sekitar satu jam, sehingga ahli bedah harus bekerja dengan cepat.

Dengan menggunakan pisau berlian, tim bedah akan memisahkan kepala kedua pasien dari tubuh mereka serta memutus tali tulang belakang mereka pada waktu yang sama.

Sebuah derek akan digunakan untuk menggeser kepala Spiridonov ke leher tubuh donor. Kedua ujung sumsum tulang belakang kemudian akan menyatu bersama dengan bantuan bahan kimia polyethyle glycol atau PEG, yang telah terbukti dapat menumbuhkan kembali sel-sel yang membentuk tulang belakang.

Otot dan pasokan darah tubuh donor kemudian akan bergabung dengan kepala Spiridonov, dan dia akan terus berada dalam keadaan koma selama tiga sampai empat minggu untuk mencegah gerakan selama masa penyembuhan. Elektroda akan ditanamkan guna merangsang sumsum tulang belakang untuk memperkuat koneksi saraf yang baru.

Canavero mengatakan, transplantasi kepala manusia yang akan membutuhkan 80 ahli bedah dan biaya puluhan juta dolar AS itu, akan memiliki ’90 persen plus’ peluang untuk sukses.

Namun, komunitas ilmuwan menentang keras rencana kontroversial itu. “Ini secara ilmiah busuk, dan secara etis buruk,” kata Arthur Caplan, kepala etika medis NYU Lagone Medical Center. ** Baca juga: ‘Penyakit Berciuman’ Renggut Nyawa Gadis Asal Florida

Sementara Dr. Jerry Silver, seorang ilmuwan saraf di Case Western Reserve yang bekerja memperbaiki cedera tulang belakang, mengatakan bahwa transplantasi yang diusulkan adalah ‘sains yang buruk dan seharusnya tidak pernah terjadi’.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email