1

Mitos atau Fakta, Jatuh Cinta Bikin Jerawatan

Kabar6-Selain karena tidak rutin membersihkan wajah, atau malas menggunakan krim perawatan, jerawat sering dihubungkan dengan jatuh cinta. Ya, banyak orang beranggapan bahwa jatuh cinta bisa bikin jerawatan.

Benarkah anggapan tersebut, ataukah hanya sekadar mitos? Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal medis ‘Psychoneuroendocrinology’, melansir Klikdokter, menyebutkan bahwa orang yang sedang jatuh cinta mengalami peningkatan kadar hormon kortisol di dalam tubuhnya. Hormon kortisol adalah hormon yang bertanggung jawab atas terjadinya stres.

Bisa jadi, stres tersebut muncul saat Anda terlalu banyak memikirkan si dia atau usaha apa saja yang bisa dilakukan untuk meluluhkan hatinya. Cemburu saat melihat si dia dekat dengan orang lain juga bisa menyebabkan stres, sehingga dapat memicu jerawat.

Ketika dinamika percintaan itu sudah usai dan tergantikan dengan terbalasnya perasaan, kadar hormon yang meningkat adalah dopamin. Hormon tersebut bertanggung jawab atas munculnya rasa bahagia.

Dengan demikian, jatuh cinta dan stres bukanlah penyebab utama timbulnya jerawat. Pasalnya, ada juga orang yang mengalami stres berat tetapi kulitnya tidak ditumbuhi jerawat. Ketimbang menimbulkan jerawat baru, stres itu sendiri lebih mungkin memperparah kondisi jerawat yang sudah ada.

Seorang profesor dari Departemen Dermatologi Universitas Southwestern Texas, Amerika Serikat, bernama Lisa Garner mengatakan bahwa mekanisme pasti bahwa stres dapat memperparah jerawat memang belum diketahui. Namun, ada dugaan bahwa kelenjar sebasea pada kulit orang yang sedang stres memproduksi sebum lebih banyak, sehingga masalah jerawat akan bertambah parah.

Dalam dunia medis, jerawat dikenal dengan istilah acne vulgaris. Jerawat adalah peradangan kulit yang mengenai kelenjar sebum dan folikel rambut akibat tersumbatnya pori-pori kulit. Jerawat dapat muncul di mana saja, sepanjang terdapat kelenjar sebum dan folikel rambut.

Sumbatan pori-pori kulit penyebab jerawat ini dapat disebabkan oleh kotoran, sebum (lemak yang dihasilkan oleh kelenjar lemak kulit), dan bakteri yang menumpuk. Itu semua dapat menyebabkan reaksi peradangan dan infeksi.

Jerawat umumnya muncul pada sekira usia pubertas (11–12 tahun), yakni saat hormon-hormon seksual mulai aktif bekerja menstimulasi kelenjar minyak. Karena itu, tidak heran kalau jerawat banyak muncul saat usia remaja.

Masa remaja merupakan waktu kebanyakan orang pertama kali jatuh cinta. Itulah mengapa jerawatan kerap dikaitkan dengan fenomena jatuh cinta. ** Baca juga: Berpikir Positif Ternyata Bisa Jadi ‘Racun’ yang Justru Bikin Orang Lari dari Masalah

Jadi, anggapan jatuh cinta bikin jerawatan itu hanya mitos. Jatuh cinta bukanlah faktor utama penyebab jerawat. Faktanya, jatuh cinta yang disertai dengan perasaan stres bisa merangsang peningkatan hormon, yang pada akhirnya menyebabkan jerawat, apalagi jika ditambah dengan banyaknya kotoran yang menumpuk.(ilj/bbs)




Mengapa Anda Harus Memaafkan Orang Lain yang Telah Berbuat Salah?

Kabar6-Pada sebagian besar orang, memaafkan bukanlah pekerjaan semudah membalikkan telapak tangan. Terlebih bila perbuatan orang itu sangat menyakiti Anda. Namun, menyimpan dendam pun akan berdampak buruk pada kesehatan mental Anda, lho.

Apabila Anda termasuk orang yang sulit memaafkan, ada baiknya mengetahui mengapa memaafkan lebih baik daripada menyimpan dendam. Melansir Magforwomen, ini lima alasan mengapa sebaiknya memaafkan orang yang bersalah pada Anda:

1. Anda menyakiti diri sendiri
Saat berpikir negatif mengenai seseorang dan terus teringat akan rasa sakit hati yang disebabkan oleh orang tersebut, maka Anda juga akan menyakiti diri sendiri, padahal hal itu tidak akan membuat orang tadi sadar akan kesalahannya.

Rasa dendam Anda tidak akan berpengaruh padanya dan Andalah satu-satunya pihak yang dirugikan. Jadi, ingatlah bahwa orang yang menyakiti Anda bahkan tidak pernah memikirkan mengenai Anda dan perbuatan yang telah dilakukannya. Artinya, Anda sudah menyia-nyiakan waktu dan energi karena memikirkan berbagai hal yang tidak mungkin berubah.

2. Anda membiarkan orang tersebut terus ada dalam pikiran
Tidak hanya dapat menyakiti diri sendiri, tetapi juga akan membuat orang tersebut terus berada dalam ingatan Anda. Hal ini tidak akan membuat Anda dapat menyelesaikan permasalahan yang ada, atau membuat Anda menjadi lebih kuat. Kondisi ini justru akan menyebabkan hal yang sebaliknya.

3. Dendam dapat berpengaruh buruk pada kesehatan Anda
Terus merasa khawatir atau memikirkan sesuatu dapat berbahaya bagi kesehatan mental dan fisik Anda.

4. Membuat Anda dapat mengerti kondisi orang lain dengan lebih baik
Daripada terus mendendam, akan lebih baik bila Anda mencoba berada pada posisi orang tersebut. Dengan melakukan hal ini, Anda dapat mengetahui apa kelemahan orang tersebut dan bahwa ia sebenarnya membutuhkan bantuan Anda.

5. Anda terbebas dari stres dan rasa khawatir
Dengan memaafkan seseorang yang bersalah, Anda pun akan terbebas dari rasa khawatir dan kesal akibat orang tersebut. Memaafkan juga membuat orang tersebut menyadari kesalahannya pada Anda. ** Baca juga: Ada 7 Kebohongan yang Sering Dilakukan Wanita dalam Hal Asmara

Selain menyehatkan mental, berlapang hati memaafkan kesalahan orang menunjukkan bahwa Anda adalah pemenang sejati.(ilj/bbs)




Stres Berat, Pria Singapura Ini Cabuli Sepatu Wanita

Kabar6-Apa yang dilakukan pria asal Singapura  ini sungguh aneh. Pria berusia 34 tahun yang tidak disebutkan namanya tersebut harus berurusan dengan pihak berwajib gara-gara mencabuli sepatu wanita.

Apa yang sebenarnya telah terjadi? Rupanya, melansir Detik, pria itu dilanda stres berat sehingga melakukan masturbasi dan mengencingi sepatu wanita. Dokter menjelaskan, pria yang akhirnya dikenai denda sebesar sekira Rp50 juta ini , terangsang secara seksual ketika melihat sepatu. Namun kondisi tersebut tidak termasuk penyakit mental.

“Cara menyimpang secara seksual dan disfungsional dalam mengatasi stres,” demikian keterangan dokter dari Institute of Mental Health.

Apa yang dilakukan pria itu ternyata terekam kamera CCTV.  Suami dari pemilik sepatu lantas melaporkan kejadian tersebut ke polisi dan si pria cabul ini pun diciduk. Sepatu yang telah dikotori tersebut akhirnya dibuang.

Diketahui, penyimpangan perilaku seksual nyaris serupa juga pernah terjadi di Jepang. Seorang pria bernama Makoto Endo, ditangkap polisi karena mencuri 70 pasang sepatu sepanjang 2017-2018.

Ternyata, Endo punya ketertarikan pada sepatu dan bisa mendapat kepuasan seksual hanya dengan mengendus-endus aromanya. ** Baca juga: Ditemukan Hiu Purba Berasal dari 80 Juta Tahun Lalu di Lepas Pantai Portugal

Perilaku seksual semacam ini sering dikaitkan dengan fetish, yakni ketertarikan seksual pada objek-objek non seksual. Kaki dan sepatu termasuk salah satu yang paling umum dijadikan objek fetish seksual.(ilj/bbs)




Adakah Waktu yang Tepat untuk Menyatakan Cinta?

Kabar6-Sebagian orang secara gamblang berani menyatakan cinta kepada orang yang disayangi. Namun tidak sedikit juga yang membutuhkan waktu untuk mengungkapkan perasaannya itu.

Seorang psikolog klinis bernama dr. Joshua Klapow, melansir Kompas, meyakini bahwa ‘menyatakan cinta’ kepada pasangan dapat mendefinisikan kembali keseriusan hubungan. Jika ingin mengatakan kalimat cinta, pikirkan dahulu bagaimana perasan kita yang kemungkinan membawa hubungan ke tingkat berikutnya. Pasangan kita kemungkinan akan memberi isyarat tertentu saat kita mengatakannya terlalu dini.

Sementara, terapis terkemuka di Los Angeles, Dr. Gary Brown, mengingatkan jika kita menyatakan “aku mencintaimu” terlalu dini, maka mungkin pasangan akan tersenyum aneh atau perlahan mulai menarik diri. “Atau tiba-tiba menemukan alasan untuk tidak menghabiskan banyak waktu bersama kita,” ungkapnya.

Klapow memperingatkan, pasangan mungkin juga tak akan mengatakan kembali kepada kita. Jadi, bersiaplah untuk menerima kemungkinan itu. “Dia mungkin tidak ingin melukai perasaanmu, dan jadi jika mereka tidak mengatakan apa apa, itu karena dia terkejut kaget, atau stres,” jelas Klapow.

Bisa jadi, dia menjawabnya dengan ucapan terima kasih atau mengubah topik pembicaraan. Menurut Klapow, semua itu adalah tanda jelas jika kita terlalu dini mengucapkan kata cinta.

Namun, waktu yang tepat untuk mengatakannya terjadi saat kita merasa terlepas dari apa pun respons pasangan kita. “Kurang respons, ragu-ragu, atau bahkan tidak membalas tidak berarti mereka tidak mencintaimu,” kata Dr. Klapow.

Menurut Klapow, itu menandakan si dia masih merasa berat untuk mengatakan “aku mencintaimu juga” kepada kita. Kita baru saja mengatakan sesuatu yang monumental kepada salah satu orang paling penting dalam hidup kita. Jadi, hal yang wajar jika dia tak memiliki kesiapan merespons.

Komunikasi adalah kunci dalam hubungan. Jadi selama kita dapat tetap terbuka dan jujur, dengan memberi tahu pasangan bagaimana perasaan yang sesungguhnya, kita dapat mengatakan cinta di waktu yang berbeda. Momen itu pun bergulir tanpa mempengaruhi kualitas hubungan.

Para ahli sepakat tidak ada standar khusus dalam hubungan untuk mengatakan cinta. “Tonggak kuncinya adalah ketika kamu benar-benar menyadari telah mencintai orang lain. Itu adalah tonggak terbaik yang ada,” kata Brown.

Kita tidak perlu menunggu sampai tahu bahwa pasangan merasakan hal yang sama, karena ini tentang perasaan kita. “Katakan, kamu merasa tidak akan menemukan orang lain yang kamu anggap cocok, meski kamu tidak yakin dia merasakan hal yang sama,” ujar Brown.

Namun menurut Brown, jika pasangan sudah memiliki perasaan yang sama dan saling tahu, maka mengatakan “aku mencintaimu” tidak akan mengejutkan. ** Baca juga: Apa Efek yang Terjadi Saat Tubuh Kurang Terkena Paparan Sinar Matahari?

Waktu yang tepat untuk mengatakan cinta adalah kapan pun saat kita merasakannya di dalam hati, bukan ketika pasangan merasakannya. “Aku mencintaimu” adalah ungkapan yang indah, dan itu menunjukkan komitmen untuk hubungan.

Setiap orang memiliki pengalaman cinta yang berbeda. Jadi, tidak ada waktu yang pas untuk mengatakannya. Namun, bagi yang belum mengatakan cinta secara gamblang, tak perlu khawatir, sebab tak kata-kata terlalu cepat atau lambat untuk rasa cinta.(ilj/bbs)




Fakta atau Mitos, Kurang Tidur Sebabkan Emosi Berlebihan

Kabar6-Anda tentu pernah mendengar bahwa kurang tidur bisa mempengaruhi suasana hati. Benarkah demikian? Mengantuk karena kurang tidur atau tidak tidur memang bisa membuat suasana hati jadi berantakan. Dan pada akhirnya, kondisi tadi bisa membuat seseorang mengalami ledakan emosi yang berlebihan.

Mengapa demikian? Hal itu, melansir Klikdokter, berhubungan dengan hormon serotonin atau hormon kesenangan. Apabila Anda tidur, hormon bahagia dalam tubuh akan meningkat. Tapi jika tidak tidur, baik selama 24 jam, 48 jam, atau 72 jam, maka hormon serotonin bisa menurun. Akhirnya, orang yang kurang atau tidak tidur menjadi rewel, mudah emosi atau tersinggung, dan pusing.

Kondisi tersebut bisa terjadi karena otak yang kurang istirahat tidak bisa beregenerasi dengan sempurna, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Disebutkan, tubuh dan otak itu seperti ponsel yang baterainya perlu diisi ulang untuk mengembalikan kekuatan. Pada manusia, tidur adalah proses ‘isi ulang’ untuk regenerasi sel dan saraf di otak.

Saat kalau kurang atau tidak tidur, proses tersebut akan kacau, sehingga menyebabkan hormon tidak seimbang dan jadi mudah uring-uringan. Seorang peneliti bernama Zlatan Krisan, PhD, dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan pada ‘Journal of Experimental Psychology’, mengatakan bahwa orang-orang yang kurang waktu tidur menunjukkan adanya peningkatan amarah dan tingkat stres.

Seiring waktu, hal tersebut bisa menyebabkan kesulitan beradaptasi terhadap situasi tertentu. Kurang tidur dan kualitas tidur yang buruk juga telah lama dikaitkan dengan berbagai gangguan fisik, mental, maupun emosional.

Dalam jangka pendek, kurang tidur dapat meningkatkan emosi negatif seperti ansietas, kegelisahan, dan perasaan sedih. Selain itu, kurang tidur juga dapat menurunkan berbagai emosi positif seperti kebahagiaan, antusiasme dan rasa gembira. ** Baca juga: Dibanding Pria, Wanita Lebih Sulit Berhenti Merokok

Jadi, kurang tidur memang bisa sebabkan emosi berlebihan, yaitu berdampak pada kemampuan dalam mengontrol suasana hati dan emosi.

Nah, agar suasana hati serta fokus atau konsentrasi Anda tetap terjaga, usahakan untuk selalu mendapatkan waktu tidur yang cukup, yaitu selama 7-8 jam setiap harinya.(ilj/bbs)




Usir Stres dengan Makanan & Minuman Ini

Kabar6-Saat dilanda stres, sebagian orang enggan makan atau tidak memiliki nafsu makan. Akibatnya, daya tahan tubuh melemah sehingga rentan terkena penyakit. Solusinya, tentu saja Anda harus tetap mengonsumsi makanan bergizi.

Nah, mengonsumsi makanan yang tepat ternyata dapat membantu mengurangi stres yang sedang Anda rasakan, lho. Melansir Womansday, ini beberapa jenis makanan dan minuman yang dapat membantu mengatasi rasa stres:

1. Cokelat hitam
Mengandung banyak flavonoid sehingga membuat Anda merasa lebih rileks. Cokelat juga mengandung fenetilamin, suatu jenis zat kimia yang dapat membantu memperbaiki mood Anda.

2. Susu skim
Segelas susu hangat dapat membuat Anda merasa lebih tenang. Sebuah penelitian menemukan, para wanita yang mengonsumsi empat porsi atau lebih susu rendah lemak atau susu skim setiap hari, akan lebih jarang mengalami gejala PMS (pra menstrual syndrome) yang berhubungan dengan stres, dibandingkan dengan wanita lainnya yang jarang atau tidak pernah minum susu.

3. Oatmeal
Karbohidrat dapat membantu meningkatkan produksi serotonin, sejenis hormon yang dapat membuat Anda merasa lebih tenang. Inilah sebabnya yang membuat banyak orang ingin mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat saat mengalami stres. Ketimbang mengonsumsi camilan tidak sehat, lebih baik makan oatmeal yang juga mengandung banyak serat.

4. Salmon
Berbagai penelitian menunjukkan, asam lemak omega 3 yang banyak ditemukan pada ikan salmon dapat membantu mengatasi stres dengan cara meningkatkan kadar serotonin. Selain itu, makanan yang mengandung banyak asam lemak omega 3 juga dapat membantu menurunkan produksi hormon stres atau kortisol.

5. Kacang Walnut
Berdasarkan hasil berbagai penelitian, kacang walnut telah terbukti dapat membantu menurunkan tekanan darah, yang sangat membantu orang-orang dengan kadar stres tinggi.

6. Biji bunga matahari (kuaci)
Biji bunga matahari merupakan sumber asam folat, yang dapat membantu meningkatkan produksi dopamin, salah satu zat kimia di dalam otak yang berfungsi untuk membuat seseorang merasa senang.

7. Bayam
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa magnesium yang banyak ditemukan pada berbagai jenis sayuran berdaun hijau termasuk bayam, dapat membantu memperbaiki respon tubuh terhadap stres.

8. Blueberi
Blueberi dapat membantu mengurangi stres karena berbagai jenis antioksidan yang terdapat di dalamnya membantu melawan efek hormon stres tubuh manusia. ** Baca juga: Yuk, Ukur Skala Lapar Anda

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Survei Ungkap, Bekerja di Lingkungan yang Didominasi Pria Bikin Wanita Lebih Stres

Kabar6-Sebuah penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan ke 110 American Sociological Association mengungkapkan, wanita yang bekerja di tempat dengan dominasi pria sangat besar, dapat menderita stres yang berbahaya bagi kesehatan.

Survei yang dilakukan terhadap para wanita dengan pekerjaan yang didominasi pria, melansir CNN Indonesia, menemukan bahwa mereka memiliki profil stres kesehatan yang cenderung lebih besar, daripada wanita yang bekerja di tempat kerja dengan keseimbangan gender lebih baik.

Penelitian sebelumnya melaporkan, wanita dalam lingkungan kerja yang didominasi pria menghadapi situasi yang dapat menyebabkan stres. Di antaranya adalah isolasi sosial, pelecehan seksual, dan rendahnya tingkat dukungan dari rekan kerja mereka.

Penelitian yang dilakukan para peneliti dari Universitas Indiana di Bloomington ini mengukur kadar kortisol, atau hormon stres, pada wanita yang bekerja di lingkungan di mana jumlah mereka hanya 15 persen atau kurang dari angkatan kerja kaum adam.

Tingkat kortisol berfluktuasi secara alami pada siang hari, tetapi polanya teramati berbeda pada wanita dalam lingkungan bekerja yang didominasi oleh pria.

“Kami menemukan bahwa wanita dengan pekerjaan yang didominasi pria memiliki kesehatan yang kurang baik, atau ‘tidak teregulasi’, kortisol yang membentuk pola sepanjang hari,” jelas Bianca Manago, salah seorang peneliti studi.

Cate Taylor, asisten profesor ilmu sosiologi dan studi gender, yang juga rekan penelitian Manago, mengatakan, “Temuan kami sangat penting karena profil kortisol yang tidak teregulasi mengindikasikan hasil kesehatan negatif.” ** Baca juga: Tidak Selalu Negatif, Punya Pasangan Pemarah Bermanfaat Bagi Kesehatan Pria

Ditambahkan, “Dengan demikian, penelitian kami memberikan bukti bahwa iklim sosial di tempat kerja negatif yang dihadapi oleh wanita dengan pekerjaan yang didominasi pria, mungkin terkait dengan hasil kesehatan buruk pada wanita.” (ilj/bbs)




Kebiasaan Harian yang Bisa Bikin Kulit Kusam

Kabar6-Setiap orang, terutama kaum wanita, pasti ingin memiliki kulit yang sehat, cerah, sekaligus mulus. Karena itulah, tidak sedikit orang yang rela menguras dompet entah itu untuk ke dokter kulit atau memberi produk perawatan.

Sayangnya, ada sejumlah kebiasaan yang ternyata bisa membuat kulit menjadi kusam. Melansir Popbela, ini lima kebiasaan sehari-hari yang dimaksud:

1. Sering terkena sinar matahari dan polusi
Sinar matahari dan polusi jadi penyebab utama kulit wajah terlihat kusam. Terlebih, jika Anda tidak pernah menggunakan tabir surya.

Jadi, pastikan Anda selalu mengawali perawatan wajah dengan menggunakan sunscreen untuk menangkal pengaruh buruk sinar matahari.

2. Tidak memiliki waktu tidur yang cukup
Banyaknya aktivitas terkadang membuat waktu tidur jadi berkurang. Padahal, waktu tidur memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan dan kecantikan.

Ketika tubuh kurang beristirahat, regenerasi sel pun jadi terhambat. Inilah yang menyebabkan wajah jadi terlihat kusam.

3. Sering mengalami stres
Jika Anda telah melakukan berbagai perawatan dengan berbagai macam produk, mungkin masalahnya bukan dari luar atau dalam tubuh, tapi dari apa yang ada di pikiran.

Stres yang Anda alami bisa meningkatkan kortisol sehingga mempengaruhi aliran darah ke kulit dan menghambat perbaikan kulit.

4. Tubuh kurang ternutrisi
Ketika tubuh tidak ternutrisi dengan baik, kulit wajah pun akan terlihat kusam dan tidak sehat. Jadi, jika Anda menginginkan wajah yang cerah dan bersinar, batasi konsumsi garam dan makanan yang digoreng.

Perbanyak konsumsi buah dan sayuran yang mengandung banyak zat antioksidan. ** Baca juga: 7 Sinyal yang Tunjukkan Anda Perlu Segera Minum Air Putih

5. Tidak bersihkan wajah sebelum tidur
Tidur dengan make-up dan kotoran yang menempel di wajah tidak hanya akan membuat wajah terlihat kusam, tapi juga menyebabkan jerawat dan menimbulkan penuaan dini.

Kebiasaan harian yang tepat akan membuat kulit sehat.(ilj/bbs)




Efek Buruk Stres yang Sebaiknya Anda Ketahui

Kabar6-Stres adalah reaksi tubuh yang muncul saat seseorang menghadapi ancaman, tekanan, atau suatu perubahan. Stres juga dapat terjadi karena situasi atau pikiran yang membuat seseorang merasa putus asa, gugup, marah, atau bersemangat.

Kondisi psikis yang satu ini merupakan hal yang sangat normal untuk dirasakan, namun bukan berarti Anda bisa membiarkan stres terus menerus menguasai diri. Jika hal tersebut terjadi, timbul beberapa efek buruk stres yang akan Anda rasakan dan dampaknya cukup mengerikan.

Apa saja sih efek buruk stres yang seringkali terjadi pada banyak orang? Melansir Popbela, berikut uraiannya:

1. Hilangkan kemampuan untuk mengendalikan emosi
Emosi yang dimaksud tak hanya amarah, tetapi rasa sedih dan bahagia yang dapat muncul secara berlebihan sehingga tanpa disadari dapat mengganggu kejiwaan juga.

2. Insomnia
Saat seseorang mengalami stres, maka jam tidur yang dimiliki pun menjadi tidak berkualitas. Hal tersebut merupakan salah satu efek buruk stres yang kerap kali menyerang banyak orang, umumnya seseorang yang sudah bekerja atau menikah.

3. Nafsu makan menjadi tak terkendali
Efek buruk stres yang dapat dialami berkaitan dengan nafsu makan yang menjadi tak memiliki kendali. Dapat menjadi sulit makan atau malah menambah nafsu makan.

Keduanya berdampak negatif untuk kesehatan tubuh, karena segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik.

4. Sistem kekebalan tubuh menurun
Jika nafsu makan dan jam tidur cukup berantakan, maka efek buruk stres yang menyebabkan keduanya bisa berdampak pada sistem kekebalan tubuh yang menjadi menurun.

Kondisi tersebut dapat membuat tubuh seseorang menjadi mudah terserang berbagai penyakit, termasuk salah satunya adalah berkembangnya sel kanker.

5. Merusak kulit dan rambut
Efek buruk stres lainnya adalah dapat merusak jaringan kulit sehingga mempercepat proses penuaan serta dampak buruk lainnya bagi rambut, yaitu dapat membuat rambut menjadi rontok.

6. Gangguan jiwa
Efek buruk stres yang paling dihindari oleh semua orang adalah ketika stres sudah berubah menjadi depresi hingga mengganggu area kejiwaan atau yang biasa disebut juga sebagai gangguan jiwa.

Akibat paling fatal jika seseorang mengalami gangguan jiwa adalah hilangnya pikiran rasional yang dapat menyebabkan keinginan bunuh diri.

Meskipun stres sering dianggap normal dan tidak berbahaya, beberapa efek buruk stres ternyata berdampak cukup besar pada diri seseorang, bahkan dapat mengancam jiwa. ** Baca juga: Pakar Sebutkan 5 Fakta Lain Penyebab Depresi

Jadi, untuk menghindari beberapa hal tersebut, Anda harus belajar untuk mengontrol stres serta menjaga kesehatan jiwa dengan baik.

Karena itulah, penting sekali untuk belajar mengendalikan rasa stres dengan melakukan kegiatan yang mampu menenangkan pikiran.(ilj/bbs)




Merasa Hampa Hidup Tanpa Ponsel? Mungkin Anda Derita Nomophobia

Kabar6-Zaman sekarang, banyak orang tidak dapat hidup tanpa ponsel. Mereka secara konstan memeriksa ponsel untuk memastikan apakah ada notifikasi atau email masuk. Kondisi seperti ini disebut sebagai nomophobia.

Disebutkan, nomophobia adalah suatu sindrom ketakutan jika tidak mempunyai telepon genggam (atau akses ke telepon genggam). Istilah ini pertama kali muncul dalam suatu penelitian pada 2010 di Britania Raya oleh YouGov, yang meneliti tentang kegelisahan yang dialami di antara 2.163 pengguna telepon genggam.

Studi tersebut menemukan bahwa 58 persen pria dan 47 persen wanita pengguna telepon genggam yang disurvei cenderung merasa tidak nyaman ketika mereka ‘kehilangan telepon genggam, kehabisan baterai atau pulsa, atau berada di luar jaringan’.

Sementara sembilan persen selebihnya merasa stres ketika telepon genggam mereka mati. Separuh di antara mereka mengatakan bahwa mereka gelisah karena tidak dapat berhubungan dengan teman atau keluarga mereka jika mereka tidak menggunakan telepon genggam.

Secara umum, melansir Healthmeup, mereka yang menderita nomophobia akan merasa cemas, gugup dan juga tingkat stres akan meningkat tajam saat menyadari baterai ponselnya habis atau saat masuk ke daerah di mana tidak ada sinyal.

Fobia ini sebenarnya timbul karena kecanduan yang menyebar ke seluruh dunia seperti api. Nomophobia dapat memberi pengaruh yang tidak baik untuk kesehatan tubuh dan juga kehidupan sosial seseorang.

Dengan pertumbuhan jalur komunikasi dan teknologi yang semakin canggih di seluruh penjuru dunia, membuat kita bergantung pada penggunaan ponsel agar tetap terhubung dengan orang lain sepanjang hari.

Nomophobia dapat berpengaruh pada kesehatan dan juga pada kehidupan sosial Anda. Diketahui, penggunaan tehnologi secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti kanker, carpal tunnel sindrom, gangguan saraf pusat.

Juga sudah banyak kasus terjadinya kecelakaan yang berhubungan dengan penggunaan ponsel saat berkendara. Sama seperti internet, ponsel juga membuat kemampuan sosial kita berkurang dan dapat memberikan masalah sosial terhadap keseimbangan kehidupan kita di tengah masyarakat. ** Baca juga: 4 Cara Bayar ‘Utang’ Kurang Tidur

Jadi diperlukan sikap bijak saat menggunakan ponsel.(ilj/bbs)