1

700 Hewan di Kabupaten Tangerang Kena PMK 80 Persen Sembuh

Kabar6.com

Kabar6-Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengungkapkan populasi hewan ternak yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) terus meningkat. Meski demikian tak sedikit pula di antaranya sudah dinyatakan sembuh.

“Diduganya itu masih akan terjadi, sekarang aja sudah hampir 700 yang terjangkit PMK semuanya, dari 700 itu yang sudah diobati hampir 80 persen sudah hampir pulih kembali,” ungkapnya, Kamis, (7/7/2022).

Ia mengatakan, bisa dipastikan untuk penyuntikan hewan ternak akan terus berjalan. Pemerintah daerah hanya punya waktu pendek karena pemotongan hewan kurban semakin dekat makanya dimaksimalkan penyuntikan vaksinasi.

“Jadi bukan yang buat dipotong untuk kurban, yang sekarang disuntik itu memang buat ternak. Jadi selama hewannya diberikan pengobatan akan membaik dan bisa dilakukan penjualan sebagai hewan kurban, kita punya waktu pendek loh untuk kedapannya,” kata Zaki.

Hewan ternak yang masih kecil sampai indukan akan diberikan vaksinasi. Meski sudah divaksin pengobatan hewan ternak tetap berjalan secara bertahap.

“Mudah-mudahan, obat akan dikirim terus oleh kementerian peternakan agar stok obat bisa mecover seluruh kebutuhan apabila, ditemukan hewan yang terjangkit PMK di Kabupaten Tangerang,” ujarnya.

**Baca juga: Dana BOS Disorot, Pejabat SMAN 18 Kabupaten Tangerang sudah Dirombak

Zaki mengimbau, bagi masyarakat Kabupaten Tangerang yang memiliki lapak lapak penjualan hewan kurban segera lapora kepada aparat terdekat yaitu desa ataupun kecamatan bila ditemukan gejala PMK pada ternaknya.

“Segera laporkan baik itu sapi, kerbau, ataupun domba, nantinya kita akan segera lakukan penanganan agar dari dinas pertanian dan ketahanan pangan langsung bisa memberikan obat penanganan untuk PMK,” pesannya. (Rez)




13 Sapi di Kota Tangerang Terjangkit PMK, 1 Sudah Sembuh

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang melaporkan sebanyak 13 hewan sapi terjangkit penyakit kuku dan mulut (PMK). Satu diantaranya sudah dinyatakan sembuh. Hewan yang terjangkit PMK tersebut ditemukan di kawasan Cipondoh, Kota Tangerang.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang, Abdul Surahman menyampaikan, setelah mendapatkan peringatan dari Kementerian Pertanian pihaknya langsung melakukan survei dan pengambilan sampel terhadap 13 sapi. Kemudian mengirimkan sampel tersebut ke Kabupaten Subang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Setelah dua hari kemudian muncul dari mereka positif 13 sapi itu terkena PMK. Sejak saat itu kita kemudian gencar menemui peternak untuk melakukan isolasi dan pembatasan-pembatasan . Agar mereka tidak melakukan hubungan dengan peternak yang sedang menderita sakit,” ujar Abduh saat dimintai keterangan oleh wartawan di Pemkot Tangerang, Kamis (9/6/2022).

Ditemukan hewan yang terjangkit PMK tersebut sekitar bulan Mei lalu. Namun, Ia mengatakan pihaknya langsung melakukan penanganan seperti meminta kepada peternak untuk mengisolasi dan pemberian vitamin serta obat-obatan.

“Satu sudah sembuh yang lainnya masi dalam perawatan. Ya, dari 13 sapi itu,” katanya.

**Baca juga: BKIPM Sebar Ikan Sehat-Bermutu di Kota Tangerang

Kendati demikian, Ia mengungkapkan saat ini sudah mendapatkan laporan temuan terbaru. Namun hasilnya sedang dalam penelitian.

“Ada laporan dari Karang Tengah, Cipondoh dan Pinang kemudian kita survei ke tempat tersebut, sekarang hasil sedang diteliti,” tandasnya. (Oke)




Gotong-royong Aktif, Lurah Pondok Jagung Timur: Isoman Banyak Yang Sembuh

Kabar6.com

Kabar6-Lurah Pondok Jagung Timur, Serpong Utara, Jayadih akui banyak warga yang isolasi mandiri (isoman) sembuh dari Covid-19.

Hal itu, menurutnya, karena sikap saling tolong-menolong warga atau gotong-royong antar warga sangat aktif diwilayahnya.

Saking banyaknya warga isoman yang sembuh, Jayadih mengatakan, pihaknya mengimbau kepada RT/RW untuk mengatur waktunya agar bergantian memberi makanan untuk warga yang sedang menjalani isoman.

“Kalau rata-rata disini yang isoman sembuh, cuma ada RT 6 dari 30 yang covid yang meninggal 1 itu pun karna penyakit bawaan yah. Makanya saya bilang ke pak RT, sekarang siapa yang gilir untuk makan warga yang isoman juga bergiliran membantu memeberi makan warga yang terkena isoman, saya sudah melakukan seperti itu ke warga, karena warga perlu makan setiap hari,” ujarnya kepada Kabar6.com, Senin (26/7/2021).

Jayadih menjelaskan, diwilayahnya terdapat 15 RW yang terus melaporkan angka Covid dilingkungannya. Pihaknya juga meminta rujukan ke Wisma Atlet, hotel dan sebagainya.

“Misalkan di rumah sakit penuh akhirnya mereka isoman di rumah arahan dari kita. Kalau dari kelurahan tadi ada bantuan-bantuan, paling kita mencari bantuan dari pihak lain, nah ini disini RW nya kereatif membantu warganya yang terpapar covid isoman di rumah,” ungkapnya.

Karena pihaknya tak memberikan bantuan, Jayadih menerangkan, pihaknya hanya mengimbau jika ada yang positif maka isolasi mandiri dirumah dan laporan ke RT/RW, dirinya juga mengimbau untuk terapkan 5M.

**Baca juga: Kesembuhan Isoman Tinggi, Camat Pondok Aren Akui Gotong-royong Warga Efektif

Jayadih menjelaskan, hingga saat ini yang memberikan bantuan untuk lurah dan warganya hanya dari Baznas dan Indomaret, sisanya gotong-royong. Untuk bantuan dari Dinas Kesehatan, pihaknya akui ada namun minim.

“Saya berharap ada subsidi, emang yah sekarang ada BST rutin yah, saya benernya pengan bantuan yang nyata. Jadi misalnya gini ya mas kita nih ada aturan di sekarang level 4. Jangan hanya level 4 aja tapi bantuannya juga ada, tapi ini ga ada solusi nya. itu kan buat pencegahan yah,” tutupnya.(eka)




Penyuluhan P4GN, BNN Tangsel: Tak Ada Kata Terlambat Untuk Sembuh

Kabar6.com

Kabar6-Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bersama Sinarmas Land lakukan penyuluhan Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di Restoran Telaga Seafood, Serpong.

Kepala BNN Kota Tangsel, Renny Puspita menerangkan, dalam penyuluhan kali ini, pihaknya mengimbau bahwa tidak ada kata terlambat untuk sembuh kepada para pecandu ataupun pengguna.

Renny mengatakan, masyarakat yang masih menggunakan narkoba diimbau agar segera ke BNN Tangsel agar dibantu untuk lepas dari narkoba.

“Intinya silahkan datang ke BNN Tangsel untuk dilaksanakan rehabilitasi tanpa dipungut biaya. Jadi tidak usah takut untuk datang ke BNN Tangsel. Ketimbang ditangkep lagi mending sehat,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (3/6/2021).

**Baca juga: Menkes Minta Wali Kota Tangsel Ajak Pengembang Buka Sentra Vaksin Gratis

Renny menuturkan, bagi masyarakat yang ingin direhab, proses yang dilakukan membutuhkan waktu enam bulan. Setelah enam bulan lanjut dengan kegiatan pasca rehab.

“Disini (BNN Tangsel, red) dia dibekali ilmu dengan UMKM, disini kita latih jadi dia memiliki pegangan, jadi dia sudah sembuh total, (kemudian, red) saya siap hidup dilingkungan sosial.” tutupnya.(eka)




Pasien Sembuh Covid-19 di Lebak Capai 1.128 Orang

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak terus berupaya menekan tingkat penyebaran virus Corona atau Covid-19. Seiring dengan peningkatan kasus positif, Pemkab Lebak kembali memberlakukan pembatasan sosial bersakala besar (PSBB) dengan melarang sejumlah kegiatan.

Selain razia penegakan protokol kesehatan (Prokes), skrining masih terus dilakukan untuk mendeteksi penyebaran Covid-19. Sementara, ribuan tenaga kesehatan (Nakes) telah mendapat suntikan vaksin.

Kepala Dinas Kesehatan Triyatno Supiono mengatakan, per tanggal 11 Februari 2021, angka positif Covid-19 mencapai 1.796 kasus.

“Jumlah pasien yang sudah sembuh sebanyak 1.128, dan yang masih dirawat atau menjalani isolasi 633 orang,” kata Triyatno, Jum’at (12/2/2021).

**Baca juga: DPRD soal Jembatan Gantung Rp3 M Nyaris Roboh di Bayah: Harus Jadi Catatan Serius Pemda

Pasien Covid-19 dengan gejala sedang dan ringan dirawat di tiga rumah sakit di Rangkasbitung, yakni RSUD Adjidarmo, RS Misi dan RS Kartini. Sementara, pasien dengan tanpa gejala dirawat di RSI H. Madali.

“Saya minta masyarakat disiplin menerapkan prokes, dan menerapkan pola hidup sehat untuk menjaga kesehatan tubuh,” ucap Triyatno.(Nda)




Kabar Baik, Nihil Kasus Baru dan Seluruh Pasien Positif Covid-19 di Lebak Sembuh

Kabar6.com

Kabar6-Kabar baik kembali datang dari Kabupaten Lebak terkait perkembangan virus Corona atau Covid-19.

Dalam dua pekan terakhir, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 tidak mencatat adanya kasus baru warga yang terkonfirmasi positif Covid-19. Kabar baiknya lagi, 20 pasien positif sudah seluruhnya dinyatakan bebas dari Covid-19.

“Ada tiga orang yang masih dalam pengawasan. Mereka memang hasil swabnya sudah negatif Covid-19, tetapi kan mereka harus tetap melakukan isolasi mandiri selama 14 hari terlebih dahulu,” kata Juru Bicara Penanganan Covid-19 Lebak, Firman Rahmatullah, Rabu (15/7/2020).

Kemudian dari jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) 57 orang, 14 orang meninggal dunia, 4 masih dalam pengawasan dan 39 orang sembuh. Kemudian masih ada 7 orang yang berisiko tertular Covid-19 atau orang tanpa gejala (OTG) yang masih dipantau Gugus Tugas.

“Rapid test dan swab kami tetap lakukan baik terhadap OTG maupun PDP. Beberapa kasus positif di Lebak adalah imported case yang kemudian dapat kita ketahui,” terang Firman.

**Baca juga: Dugaan Pungli Pencairan Tunjangan Guru di Lebak Dilaporkan ke Polda Banten.

Meski tak ada penambahan kasus baru, Gugus Tugas tetap mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan menghadapi kebiasaan baru atau new normal.

“Tentu saja harus tetap menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, rajin mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan,” imbaunya.(Nda)




Cerita Pasien Rumah Lawan Covid-19 di Tangsel Sembuh

Kabar6.com

Kabar6-Nurlaili, 37 tahun, seorang perawat berumur 37 tahun yang bekerja di salah satu puskesmas di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengenang pengalaman berharganya. Ia sempat dinyatakan positif penyitas yang sembuh setelah dirawat selama dua pekan di Rumah Lawan Covid-19.

“Sedihnya jauh dari keluarga. Biasa saya masakin anak-anak tetapi harus jauh dari mereka,” kata Nurlaili saat dihubungi, Rabu (10/6/2020).

Ia mengaku sedih saat harus terpisah dari keluarga selama masa penyembuhan. Nurlaili tak kuasa ketika mengingat masa isolasi yang dijalani saat itu.

Meski tidak merasakan sakit karena masuk dalam status orang tanpa gejala (OTG), pikirannya berkecamuk saat divonis positif Covid-19.

Kesedihan yang Nurlalili bertambah setelah munculnya trauma yang dirasakan belakangan ini. Salah satunya soal kebersihan diri.

Tak jarang Nurlaili warga Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini harus rela mandi 4 empat kali sehari. “Jadi saya selalu takut sekarang. Saya sampai mandi 4 kali sehari, harusnya normal hanya dua kali,” ungkapnya.

Nurlaili mengaku heran saat melihat ada warga masyarakat yang mengabaikan imbauan pemerintah agar mematuhi protokol kesehatan. Ia melihat masih banyak orang yang tidak mengenakan masker, jaga jarak dan berkerumun.

“Yang bahaya itu, masyarakat tidak pakai masker kemudian kumpul, sudah kumpul tidak pakai masker. Apalagi mereka tidak periksa,” ucapnya.

Nurlaili berpesan agar masyarakat dapat mematuhi untuk mengedepankan protokol kesehatan.

Sebab, jika sudah terpapar dan masuk dalam penyintas Covid19 bukan tidak mungkin stigma negatif dari sejumlah orang bahkan tetangga akan menimpanya.

“Pesan saya yang sebagai alumni Rumah Lawan Covid Tangsel yang pernah merasakan dirawat di sana, jangan kumpul-kumpul. Karena jika sudah kena itu dia pasti dikucilkan orang. Stigma stigma itu pasti ada,” terangnya.

**Baca juga: Ekonomi Masyarakat Babak Belur Picu Malas Pikirkan Politik.

Meski perundungan itu tidak terjadi olehnya, Namun Nurlaili sempat mendapatkan kisah rekannya yang dikucilkan oleh tetangga.

“Kalau saya kan memang tidak ada yang tau kalau saya dirawat. Tapi teman saya orang Pondok Jagung, cerita ada stigma itu,” tutupnya.(eka)




Cerita Dua Pasien Covid-19 Sembuh Dalam Waktu 5 Hari di Griya Anabatic

Kabar6.com

Kabar6 – Rumah singgah penanganan pasien Covid-19 Griya Anabatik milik Pemkab Tangerang berhasil menyembuhan dua pasien positif virus corona setelah di rawat selama lima hari.

Ketua Tim 2 Relawan Covid-19 Rumah Singgah Griya Anabatic Kabupaten Tangerang, dr. R.Panji Utomo mengatakan pasien adalah dua kakak beradik berinisial AR dan RP. ” Mereka masuk dengan hasil swab sebelumnya positif tetapi pada 6 Juni 2020 mereka sudah mendapatkan hasil swabnya negatif sebanyak dua kali dan kita pulangkan,” ujarnya Senin 8/6/2020.

Artinya, kata Panji, hanya membutuhkan waktu lima hari untuk penyembuhannya. Panji mengatakan, pada hari Selasa tanggal 2 Juni 2020 lalu ada 6 pasien positif covid-19 masuk ke rumah singgah Griya Anabatic termasuk dua pasien kakak beradik warga Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang.

“Kasus menarik diantara mereka ada yang sembuh hanya butuh waktu perawatan lima hari. Selama kita di anabatik dari bulan April tidak pernah mendapatkan pasien yang sebelumnya positif lalu dalam waktu lima hari mereka langsung mendapatkan Swap negatif sebanyak dua kali,” ucapnya.

Ia lanjutkan, berarti di sini membuktikan bahwa immunitas atau kekebalan tubuh sangat ditentukan oleh tingkat stress dan faktor umur dan ada atau tidaknya penyakit penyertaan dan Imunitas adalah faktor utama dalam menghadapi virus covid 19.

“Karena hingga hari ini belum ada obat, vaksin yang bisa membunuh covid 19, hanya sistem kekebalan tubuh yg mampu melawan virus tersebut. Karena itu saya berpesan mari kita sama-sama mengingatkan immunities tubuh,” ujarnya.

**Baca juga: 279 KPM di Pasanggrahan Solear Terima BLT.

Sementara, penanggungjaawab pelayanan medis rumah singgah Kabupaten Tangerang dr Muchlis mengaku sangat gembira ada dua pasien sembuh dalam waktu yang sangat singkat hanya dalam 5 hari sejak kedua pasien tersebut masuk.

“Pasien covid-19 tersebut berinisial AR umur 19 tahun dan RP umur 16 tahun, keduanya sudah sembuh dan pulang,” ujar dr muchlis. (Vee)




Pasien di Lebak Sembuh, Hasil Swab 12 Orang yang Kontak Erat?

Kabar6.com

Kabar6-Ada informasi baik dari perkembangan kasus pandemi corona virus disease (Covid-19) di Kabupaten Lebak. Seorang pria berusia 38 tahun pasien pertama terkonfirmasi corona sudah diperbolehkan pulang oleh RSU Banten.

Pasien L-01 berinisial S berprofesi sebagai petani dan juga Ketua RT di Kecamatan Cihara diperbolehkan pulang pada Kamis (4/6/2020) malam setelah hasil swab dinyatakan negatif. S dirawat hampir 40 hari di RSU Banten yang menjadi rujukan pasien Corona.

“Iya benar, sudah dinyatakan sembuh dan sudah pulang semalam. Hari ini kami dengan pihak puskesmas ke sana untuk menjenguk sekaligus melakukan sosialisasi dan penyuluhan sesuai arahan Gugus Tugas Kabupaten,” kata Ketua Gugus Tugas Kecamatan Cihara, Ade Kurnia kepada Kabar6.com, Jum’at (5/6).

Kabar baik selanjutnya terkait dengan sejumlah orang yang pernah melakukan kontak erat dengan pasien. Ade menyebut ada 12 orang yang diketahui melakukan kontak erat sebelum pasien dirujuk ke RSU Banten.

“Tenaga medis di desa yang sempat mengecek kondisi pasien, kepala dan perangkat desa yang mengantar dan pihak keluarga, ujar Ade.

**Baca juga: Dirawat Hampir 40 Hari, Pasien Corona 01 di Lebak Sembuh.

Ade menyampaikan, hasil tes swab ke 12 orang yang kontrak erat dengan S dinyatakan negatif Corona.

“Ya, hasil swab 12 orang tersebut dari surat yang diterima Gugus Tugas menyampaikan bahwa hasil swabya negatif,” terang Ade.(Nda)




Dirawat Hampir 40 Hari, Pasien Corona 01 di Lebak Sembuh

Kabar6.com

Kabar6-Pasien positif virus Corona pertama (L-01) asal Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak yang dirawat di RSU Banten dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.

Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kecamatan Cihara Ade Kurnia, membenarkan jika Pasien L-01 sudah sembuh dari Corona.

“Iya benar, sudah dinyatakan sembuh dan sudah pulang semalam. Hari ini kami dengan pihak puskesmas ke sana untuk menjenguk sekaligus melakukan sosialisasi dan penyuluhan sesuai arahan Gugus Tugas Kabupaten,” kata Ade saat dihubungi Kabar6.com, Jum’at (5/6/2020).

Pasien L-01 adalah seorang pria berusia 38 tahun yang berprofesi sebagai petani. Selain petani, pasien juga merupakan Ketua RT yang kerap mendapat warga yang baru saja pulang kampung dari sejumlah wilayah yang merupakan zona merah Covid-19.

Kepala Puskesmas Cihara Suherman, menuturkan, sebelum akhirnya diperbolehkan pulang, Pasien L-01 menjalani perawatan di RSU Banten selama hampir 40 hari.

**Baca juga: DPRD Lebak Dikritik, Audiensi Apdesi di Tengah Pandemi Dibiarkan Dihadiri Ratusan Orang.

“Pasien semalam dijemput langsung oleh pemerintah desa. Kalau hasil swabnya tidak negatif tentu oleh pihak RS tidak diperbolehkan pulang,” kata Suherman.

Meski begitu ujar dia, pasien tetap harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.

“Tetap melakukan isolasi mandiri dan protokol kesehatan Covid-19 tetap diterapkan di lingkungan keluarga dan tempat tinggal pasien,” jelas Suherman.(Nda)