1

Dianggap Parasit, Seorang Ibu Asal Italia Minta Pengadilan Usir Kedua Anaknya dari Rumah

Kabar6-Seorang ibu berusia 75 tahun yang tinggal di Kota Pavia, Italia, meminta pengadilan untuk mengusir kedua anak kandungnya, masing-masing telah berusia 40 tahun dan 42 tahun, karena mengaku sudah malas menampung mereka.

Menurut berkas pengadilan, melansir People, wanita yang tak disebutkan namanya itu menyebut kedua anaknya sebagai ‘parasit’ lantaran tinggal di apartemen miliknya, tetapi tak memberikan uang ataupun membantu si ibu, padahal keduanya telah bekerja. Hakim Simona Caterbi yang menangani perkara itu pada akhirnya mengabulkan permintaan wanita lansia itu.

Diketahui, wanita tersebut tinggal terpisah dari ayah biologis anak-anaknya, dan terpaksa mengandalkan uang pensiun untuk memenuhi kebutuhan harian dan perawatan rumahnya. Dalam putusan pengadilan disebutkan, kedua anak itu harus meninggalkan rumah ibunya paling lambat pada 18 Desember 2023.

“Tidak ada ketentuan dalam undang-undang yang menyebutkan adanya hak anak usia dewasa untuk tetap berada di rumah yang dimiliki oleh orangtua,” demikian tulis Caterbi.

Sementara itu, kedua anak tadi telah menyewa para pengacara untuk melawan ibu mereka di pengadilan. Mereka meyakini UU di Italia mewajibkan para orangtua untuk merawat anak mereka sepanjang yang dibutuhkan.

Dalam putusannya, Caterbi menyinggung UU tersebut dan bersepakat. Namun, dia berujar bahwa kedua orang itu tak bisa dibenarkan untuk tetap berada di rumah orangtua mereka.

“Tampaknya tak lagi bisa dibenarkan karena dua terdakwa berumur di atas 40 tahun. Segera setelah melebihi umur tertentu, anak tak bisa lagi berharap orang orangtuanya untuk terus memenuhi kewajiban pengasuhan (anak) melebihi batas yang tak lagi masuk akal,” terang Caterbi.

Adapun pihak pengacara kedua anak itu berkata bahwa mereka belum memutuskan apakah akan mengajukan banding atas putusan itu.(ilj/bbs)




Nyeri dan Bengkak, Ternyata Ada Cacing ‘Menari’ dalam Testis Milik Pria India Ini

Kabar6-Seorang pria berusia 26 tahun asal Delhi, India, yang tak diungkapm identitasnya mengaku sangat terkejut setelah mengetahui ada cacing yang bersarang dalam tubuhnya.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Mengacu pada hasil pemeriksaan USG, melansir Dailymail, cacing itu terlihat seperti sedang ‘menari’ di bagian testis miliknya. “Pada pemeriksaan USG, struktur bergerak terlihat di dalam saluran limfatik yang melebar (tabung tipis yang mengangkut cairan dan sel darah putih di dalam skrotum),” demikian tulis dokter dalam studi kasus yang dipublikasikan dalam edisi terbaru New England Journal of Medicine.

Studi tersebut menjelaskan, pria tadi mengalami nyeri dan bengkak di area skrotum serta demam ringan selama sebulan. Saat menjalani pemeriksaan, ditemukan adanya pembengkakan di sisi kanan skrotum.

Pada pemindaian ultrasonografi berikutnya, terlihat ada ‘benda asing’ yang bergerak di dalamnya. Dokter mendiagnosis pria tersebut dengan filariasis limfatik atau lebih dikenal sebagai kaki gajah. ** Baca juga: Terlilit Utang, Pria Tiongkok Demo di Depan Rumah Istri Tuntut Kembalikan Uang Nikah Rp300 Juta

Penyakit ini terjadi akibat gigitan nyamuk yang menginfeksi pasien dengan spesies cacing gelang mikroskopis. Nematoda atau cacing gilig ini menyebabkan cairan menghalangi sistem limfatik, hingga menyebabkan skrotum dan bagian tubuh lainnya membengkak.

Kondisi yang dialami si pria itu disebabkan oleh gelombang cacing hidup yang berpindah ke saluran limfatik, menyebabkan adanya pelebaran dan disfungsi.

Beruntungnya, dokter bisa menemukan cacing itu lebih awal. Dokter berusaha menghilangkan cacing yang ada pada skrotum pria tersebut dengan memberikannya obat anti-parasit selama tiga minggu hingga benar-benar bersih.(ilj/bbs)




4 Binatang yang Ternyata Mampu Bertahan Hidup dari Radiasi Nuklir

Kabar6-Bom nuklir selalu menjadi momok yang sangat menakutkan bagi seluruh umat manusia di dunia. Daya ledaknya yang dahsyat, mampu meratakan target atau sasaran dengan tanah. Sebut saja peristiwa di Hiroshaki dan Nagasaki pada Perang Dunia II (PD II).

Jutaan nyawa melayang dalam peristiwa tersebut, belum lagi efek yang ditimbulkan, dapat membuat anak-anak yang lahir di sekitar area tersebut mengalami cacat akibat radiasi.

Meski efek yang ditimbulkan begitu mematikan, melansir keepome, ternyata ada beberapa spesies makhluk hidup yang mampu bertahan dari radiasi nuklir, lho. Beberapa penelitian yang dilakukan pun telah menegaskan ‘kehebatan’ dari hewan-hewan ini. Apa sajakah makhluk hidup yang dimaksud?

1. Lalat buah
Hewan ini ternyata diyakini mampu bertahan hidup dari radiasi nuklir. Meski memiliki tubuh yang kecil, lalat buah memiliki kemampuan bereproduksi secara cepat, sehingga mampu membuat semacam pertahanan tubuh. Dengan melakukan evolusi, lalat buah mampu meningkatkan ketahanan tubuhnya.

Selain itu, pembelahan sel yang cenderung lambat membuat ia dapat bertahan hidup meski dalam area yang terkena radiasi nuklir sekaligus.

2. Kalajengking
Fakta mengungkapkan, kemampuan adaptasi dari serangga yang satu ini benar-benar luar biasa. Hal itu memungkinkan mereka untuk hidup di berbagai tempat dengan suhu yang berbeda.

Sebuah percobaan meletakkan seekor kalajengking dalam sebuah alat pendingin dan membekukannya selama satu hari penuh. Keesokan harinya, kalajengking tersebut langsung dijemur di bawah terik matahari. Hasilnya, kalajengking yang telah membeku tersebut kembali mampu bergerak dan berjalan seperti biasa.

Kemungkinan besar hal itu dapat terjadi berkat kemampuan mereka dalam memperlambat proses metabolisme tubuh, sehingga membuat proses adaptasi berjalan dengan sangat mudah dan cepat.

Peneliti dan ilmuwan bahkan menyebutkan jika kemampuan unik dari kalajengking ini tidak hanya dapat membuatnya mampu bertahan hidup dari radiasi nuklir, tetapi juga mampu membuatnya hidup pada saat peristiwa bom nuklir itu terjadi.

3. Lingula
Lingula adalah sejenis binatang yang hidup dengan menumpang pada kerang, sehingga membuatnya tampak seperti kerang berekor. Meski begitu, lingula bukanlah binatang parasit.

Dalam dokumentasi sejarah ‘The Big Five’, beberapa ahli dan ilmuwan mengatakan bahwa semesta dianggap telah mengalami fenomena kepunahan makhuk hidup sebanyak lima kali. Kepunahan massal tersebut disebabkan oleh bencana yang sangat dahsyat.

Ahli mengungapkan, lingula ini adalah satu-satunya binatang yang berhasil lolos dari peristiwa mengerikan itu. Artinya, lingula telah berhasil selamat dan bertahan hidup, bahkan berkembang biak selama lima kali fenomena kepunahan massal tersebut.

4. Kecoak
Sama halnya dengan lalat buah, kecoak memiliki kemampuan untuk berevolusi secara cepat sehingga daya tahan tubuhnya dapat meningkat secara cepat.

Bahkan, sebuah penelitian menyebutkan, skala yang dimiliki oleh kecoak dalam bertahan hidup di area yang terkena radiasi nuklir adalah sebesar 10.000 rads. ** Baca juga: Ditemukan Terpotong Dua, Gulungan Kaligrafi Mao Zedong Senilai Rp4,3 Triliun yang Dicuri

Sebuah keistimewaan yang diberikan oleh Sang Pencipta.(ilj/bbs)




Selama 15 Tahun Otak Pria Ini Digerogoti Cacing Pita

Kabar6-Seorang pria bernama Wang Lei (36) mengalami kejadian yang sungguh mengerikan. Bagaimana tidak, seekor cacing pita pemakan daging sepanjang 12 cm berhasil dikeluarkan dari kepalanya, setelah selama 15 tahun terakhir ini menggerogoti otak Wang.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Berawal ketika Wang, melansir mirror.co.uk, merasakan mati rasa di sisi tubuh kirinya pada 2007 silam. Sejak saat itu, kesehatannya terus memburuk. Sudah banyak dokter yang didatangi, dan Wang juga pernah dirawat karena tumor otak ganas. Sayangnya, kondisi Wang tidak juga membaik. Ia mulai sering menderita kejang-kejang dan kehilangan kesadaran.

Pada 2018, dokter menemukan seekor cacing pita hidup di otaknya dan menyarankan pasien untuk menjalani perawatan non-bedah karena binatang parasit tersebut dianggap berada di daerah berisiko untuk dioperasi.

Sayangnya, cacing pita terus hidup di kepala Wang, hingga akhirnya pria itu terpaksa menjalani operasi di Rumah Sakit Sanjiu Guangdong, Tiongkok. Setelah menjalani operasi selama dua jam, dokter berhasil mengambi parasit Sparganum mansoni yang biasa ditemukan dalam usus kucing dan anjing, tetapi jarang pada manusia.

“Operasi itu berisiko. Cacing pita hidup bergerak di otaknya dan kami harus mengambilnya, kalau tidak, bagian sisanya bisa tumbuh lagi,” kata dr. Gu yang menangani kasus ini. ** Baca juga: Sejumlah Pemilik Ponsel di AS Resah Setelah Dapat Pesan Misterius

Ditambahkan, “Ini bukan satu-satunya kasus, rumah sakit kami telah merawat empat pasien tahun ini. Maka setiap orang harus berhati-hati ketika memasak katak, siput, dan ular yang perlu dimasak sampai matang. Juga, jangan minum air di alam bebas kecuali jika sudah direbus.”

Beruntung, Wang yang berasal dari kota Guangzhou, Tiongkok tenggara, ini sekarang dikabarkan sudah pulih dari operasi otak yang dijalani.(ilj/bbs)




Yarsagumba, ‘Viagra’ dari Himalaya yang Harganya Lebih Mahal Dibanding Emas

Kabar6-Yarsagumba atau jamur ulat yang ada di Himalaya, disebut sebagai ‘ladang emas’ bagi para penduduk yang tinggal di sekitarnya. Hal ini karena harga jualnya sangat mahal.

Yarsagumba memang terbentuk dari larva. Ketika musim dingin, ngengat yang hidup dalam tanah banyak terinfeksi spora jamur parasit Ophiocordyceps sinensis. Setelah terinfeksi, ngengat tersebut akan mati dan tubuhnya mengeras.

Uniknya, dari kepala ulat akan tumbuh jamur pipih yang mencuat keluar dari tanah. Jamur ulat ini akan ditemukan ketika musim panas (Mei-Juni). Namun, melansir scoopwhoop, untuk mendapatkan yarsagumba tidaklah mudah, karena terletak pada 3.000-5.000 meter di atas permukaan laut. Jamur ulat berwarna cokelat ini nilainya melebihi harga emas.

Untuk satu kilo yarsagumba, harganya mencapai sekira Rp1,4 miliar. Jamur ulat ini juga dicari di pasar internasional Amerika, Tiongkok, Jepang, Korea, Inggris, serta Thailand.

Rupanya, harga yarsagumba yang mahal juga sesuai dengan khasiatnya. Jamur ulat ini dianggap sebagai obat ajaib yang bisa menyembuhkan penyakit, mulai dari asma, kanker, hingga obat kuat untuk pria (viagra). ** Baca juga: Pernikahan Pertama Kandas, Wanita Asal Uganda Ini Kawini 3 Pria Sekaligus

Namun karena terus dicabuti, yarsagumba ini juga semakin berkurang tiap waktu. Selain panen yang berlebihan, pemanasan global juga ikut berperan dalam menurunnya jumlah jamur ulat yang biasa dipanen.

Padahal, yarsagumba merupakan salah satu sumber yang sangat mendukung kondisi finansial masyarakat setempat.(ilj/bbs)




Jika Tidak Cermat, Sayuran Rentan Terpapar Cacing Pita

Kabar6-Cacing pita adalah salah satu parasit yang bisa ditemukan dalam bahan makanan mentah. Umumnya terdapat pada bahan makanan hewani seperti daging-dagingan atau jeroan.

Namun pakar kesehatan menyebut, ada kemungkinan sayuran juga terpapar oleh cacing pita yang bisa memicu gangguan pencernaan dan masalah kesehatan lainnya ini. Lantas, sayur apakah yang rentan mengalami masalah kesehatan ini?

Kebiasaan makan sayuran mentah, melansir doktersehat, ternyata bisa berimbas pada infeksi cacing pita. Tanpa disadari, ada sebagian sayuran yang bisa saja terpapar oleh larva dari cacing ini. Dua jenis sayuran yang paling rentan mengalaminya adalah kubis serta kembang kol.

Parasit ini bisa saja ditemukan di antara lapisan-lapisan dari sayuran tersebut. Masalahnya, saat masih berbentuk larva, ukurannya sangat kecil sehingga kita cenderung tidak menyadarinya.

Selain itu, kita terkadang juga kurang cermat mencuci sayuran-sayuran tersebut, sehingga larva ini akhirnya secara tidak sadar ikut tertelan juga. Dalam beberapa kasus, cacing pita bisa saja tetap bertahan meski sudah dimasak dalam suhu tinggi. Karena alasan inilah kita harus benar-benar membersihkan sayur-sayuran tersebut dengan baik sebelum mengolah atau mengonsumsinya.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi dari cacing pita. Apa sajakah itu?

1. Mencuci tangan dengan sabun
Sebelum makan, pastikan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Tangan kita bisa saja terpapar oleh larva cacing pita, apalagi jika sering menyentuh benda-benda yang kotor atau baru saja keluar dari toilet. Jika tidak ada air dan sabun, kita juga bisa menggunakan gel pencuci tangan yang bisa dibeli di berbagai tempat.

2. Selalu cuci bersih bahan makanan
Tak hanya kubis dan kembang kol, dalam realitanya setiap makanan mentah rentan memiliki parasit, bakteri, dan berbagai hal buruk lainnya. Karena alasan inilah sebaiknya kita harus benar-benar mencucinya dengan bersih.

Sebaiknya kita mencuci bahan-bahan makanan ini dengan air mengalir, bukannya di dalam baskom atau wadah berisi air lainnya demi memastikan bahwa berbagai kotoran, bakteri, dan parasit bisa benar-benar dihilangkan. Pastikan untuk mencucinya hingga ke bagian-bagian dalam, termasuk di antara helai daun sayuran.

3. Olah daging hingga matang
Beberapa jenis daging memang sangat nikmat untuk dikonsumsi setengah matang atau mentah. Namun pakar kesehatan menyarankan kita untuk memasaknya hingga benar-benar matang atau setidaknya hingga 63 derajat Celcius demi membunuh larva cacing pita.

4. Bekukan daging jika tidak langsung diolah
Jika daging tidak dimasak langsung, pastikan untuk menempatkannya dalam freezer dengan suhu setidaknya minus 35 derajat Celcius agar membunuh larva dan telur cacing. ** Baca juga: Siapa Sangka, Kebiasaan Ini Bikin Anda Tampak Lebih Tua dari Teman Sebaya

Dengan beberapa langkah tadi, diharapkan risiko terkena infeksi cacing pita pun bisa ditekan dengan signifikan.(ilj/bbs)




Kantor Polisi di Paris Tutup 2 Hari Gara-gara ‘Diserang’ Kutu

Kabar6-Peristiwa cukup menghebohkan terjadi di sebuah kantor polisi yang terletak pada salah satu distrik ibu kota Paris, Perancis. Kantor polisi tersebut ditutup selama dua hari gara-gara ‘diserang’ kutu.

Dikatakan Serikat Kepolisian, kantor di distrik 19 Paris harus ditutup setelah kutu-kutu mulai menggigit para polisi di sana dan ‘mengontaminasi’ rumah. Melansir skynews, Serikat Kepolisian menjelaskan bahwa polisi di distrik 19 tidak terbiasa dengan serangan parasit itu yang dilaporkan sudah menjangkiti sejak beberapa pekan lalu. “EVAKUASI PEGAWAI! Selama berhari-hari, petugas di CP19 mendapat serangan kutu yang membuat suasana kerja menjadi tidak menyenangkan,” demikian cuitan Serikat Kepolisian di Twitter.

Selanjutnya, pakar serangga memasuki gedung itu selama dua hari untuk melakukan pembasmian. Sementara pejabat serikat, Emmanuel Cravello, menjelaskan bahwa gangguan kutu itu sudah dialami petugas distrik 19 sejak tiga pekan lalu. Beberapa polisi membawa pulang kutu itu di tubuh mereka dan menyebarkannya ke seluruh rumah serta menjangkiti keluarga mereka.

“Ini merupakan contoh yang paling nyata masalah kesehatan yang bisa dialami oleh seorang penegak hukum,” kata Cravello. Ditambahkan, rencananya serikat kepolisian bakal membawa isu tentang invasi kutu itu di hadapan Menteri Dalam Negeri, Christophe Castaner, beberapa waktu mendatang.(ilj/bbs)




4 Wabah Paling Mematikan dalam Sejarah Manusia

Kabar6-Wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut.

Dalam epidemiologi, epidemi adalah penyakit yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi tertentu manusia, dalam suatu periode waktu tertentu, dengan laju yang melampaui ekspektasi (dugaan), didasarkan pada pengalaman mutakhir. Epidemi adalah wabah yang terjadi secara lebih cepat daripada yang diduga.

Jumlah kasus baru penyakit di dalam suatu populasi dalam periode waktu tertentu disebut incidence rate. Nah, dalam sejarah manusia ada empat wabah paling mematkan yang pernah ada. Melansir Kwikku, ini wabah yang dimaksud:

1. Cacar
Penyakit cacar pernah menjadi momok yang menakutkan bagi manusia di masa lampau. Pada zaman dahulu, cacar merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia, yang telah menewaskan lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia.

Cacar sendiri sebenarnya merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus. Sekarang ini, cacar sudah bukan merupakan suatu penyakit mematikan lagi, apalagi setelah ditemukannya vaksin cacar yang sangat membantu mencegah dan mengurangi tingkat keparahan penyakit.

2. Flu Spanyol
Dalam waktu kurang dari dua tahun, flu Spanyol telah menewaskan 50-100 juta orang di seluruh dunia. Hingga saat ini, para ahli masih tidak dapat menemukan obat untuk mengatasi berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus, termasuk virus influenza.

Pada zaman dahulu, banyak orang meninggal karena mereka mengalami infeksi sekunder oleh bakteri yang menginfeksi paru-paru dan menyebabkan terjadinya pneumonia. Hal ini karena belum ditemukannya antibiotika sehingga berbagai gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakteri pun belum dapat diobati.

3. Black death
Wabah black death yang bermula di Asia Selatan, Asia Barat, dan Asia Tengah telah menewaskan lebih dari 75 juta orang di seluruh dunia. Penyakit ini pun menyebar hingga ke Eropa pada akhir 1340-an. Penyakit ini diduga telah menyebabkan kematian pada 1/3-2/3 penduduk Eropa.

4. Malaria
Hingga saat ini, malaria masih merupakan penyakit menular yang cukup mematikan di dunia. Penyakit yang ditularkan melalui bantuan nyamuk Anopheles betina ini disebabkan oleh tiga jenis parasit.

Nah, parasit ini akan berkembang biak di dalam sel darah merah dan menimbulkan berbagai gejala malaria seperti pusing ringan, sesak napas, denyut jantung meningkat, demam, menggigil, mual, dan berbagai gejala flu lainnya.

Pada kasus yang berat, malaria bahkan dapat menyebabkan penderitanya mengalami koma dan kematian. Setiap tahunnya, malaria menyebabkan kematian 1-3 juta orang di dunia, yang berarti satu kematian setiap 30 detik. ** Baca juga: Bak Mimpi Buruk, Pria Asal AS Ini Dapat Tagihan Listrik Bulanan Sebesar Rp537 Miliar

Wow…(ilj/bbs)




Benjolan yang Bisa Berpindah pada Wajah Itu Ternyata Cacing

Kabar6-Seorang wanita berusia 32 tahun yang tidak disebutkan namanya mengalami benjol-benjol pada wajahnya. Semula, wanita itu tidak begitu mempedulikan kondisi wajahnya. Namun semakin lama, benjolan tadi terlihat aneh karena bisa berpindah-pindah, hingga ia pun memeriksakan diri ke dokter.

Dokter yang memeriksa, melansir livescience, akhirnya mendiagnosis wanita tersebut terkena infeksi cacing parasit bernama dirofilaria repens. Belum jelas bagaimana bisa cacing parasit ini bisa sampai masuk ke wajahnya. Namun besar kemungkinan hal ini disebabkan oleh gigitan nyamuk. “Pasien sempat bepergian ke kawasan pedesaan yang ada di luar Moskow, ibukota Rusia. Saat itu, ia juga mengaku kerap digigit nyamuk. Hasilnya adalah, pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa ada benjolan yang sangat panjang dan bergerak di bagian kiri kelopak matanya,” demikian tulis dokter dalam jurnal yang diterbitkan Juni 2018 lalu.

Diketahui, cacing dirofilaria repens termasuk dalam cacing dengan ukuran yang sangat kecil dan halus. Cacing ini bisa masuk ke dalam tubuh korban melalui gigitan nyamuk. Hanya saja, biasanya kasus infeksi cacing parasit ini dialami oleh hewan mamalia seperti anjing atau kucing sehingga kasus infeksi cacing parasit pada manusia seperti yang dialami sang wanita sangat jarang terjadi.

Beruntung, cacing ini tidak bisa melakukan reproduksi di bawah kulit manusia. Meskipun begitu, orang yang terinfeksi cacing ini akan mengalami sensasi yang sangat mengerikan, khususnya jika cacing ini menggeliat di bawah kulit. ** Baca juga: Alamak, Balita 2 Tahun Terjebak di Septic Tank

Dokter langsung mengoperasi bagian kulit yang berisi cacing ini untuk mengeluarkannya. Dalam waktu singkat, kondisi sang wanita pun kembali pulih.(ilj/bbs)




Nyamuk Sebesar Koin Serang Sebuah Desa di Amerika

Kabar6-Warga sebuah desa di Carolina Utara, Amerika Serikat, mendadak diserang segerombolan nyamuk raksasa sebesar koin. Diketahui, umumnya populasi nyamuk berkembang cepat usai musim hujan. Terlebih Carolina Utara baru saja dihantam badai Florence yang menyisakan banjir hebat di seperempat wilayah, hingga ‘melahirkan’ ribuan nyamuk raksasa di negara bagian Amerika Serikat itu.

Ciri khas nyamuk berukuran super jumbo ini adalah memiliki kaki bergaris-garis seperti kuda zebra. Melansir Dailymail, ukuran tubuhnya bisa lima kali lebih besar dari nyamuk yang dijumpai. Jenis ini berasal dari keluarga Psorophora ciliata, spesies nyamuk yang dikenal sebagai petarung unggul. Bahkan ketika masih tahap larva, mereka akan ‘melahap’ larva-larva dari spesies nyamuk lain.

Menurut Michael H. Reiskind, asisten profesor di Departemen Entomologi di North Carolina State University, meskipun tubuhya berukuran sebesar koin, Psorophora ciliata tidaklah berbahaya seperti nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan nyamuk demam berdarah. Namun, Psorophora ciliata ini bisa membawa parasit cacing hati dari anjing, meski tidak benar-benar membawa penyakit berbahaya bagi manusia.

Spesies nyamuk ini, ditambahkan Reiskind, aslinya berasal dari seluruh Amerika Serikat bagian timur sampai sepanjang jalan menuju Ontario Selatan. Secara umum, mereka cukup langka. Tapi ketika ada angin topan, maka akan mendapatkan ledakan besar dalam populasi dari nyamuk ini secara tiba-tiba. ** Baca juga: Satu Keluarga Mendadak Kaya Gara-gara Sembelit

Mereka akan terus berkembang biak lebih banyak terutama pada genangan air, daerah berumput yang banjir, ladang pertanian, rawa-rawa dan rumah.(ilj/bbs)