1

Perempuan Lebih Rentan Nyeri Leher Akibat Kecanduan Ponsel

Kabar6-Ada beragam pemicu nyeri leher, mulai dari penyakit-penyakit tertentu, posisi tidur yang salah, cedera ketika berolahraga, hingga kebiasaan yang keliru. Contohnya, bekerja seharian dengan posisi tubuh tidak ergonomis.

Tak hanya itu, melansir Halodoc, ternyata sering menggunakan ponsel dengan postur yang keliru juga bisa memicu nyeri leher. Menurut para ahli, perempuan lebih rentan mengalami nyeri leher ketimbang pria. Nyeri leher umumnya disebabkan oleh otot leher yang menegang, kerusakan sendi di leher, cedera, atau saraf kejepit. Di samping itu, nyeri leher juga bisa disebabkan oleh cervical syndrome.

Kondisi mengacu pada serangkaian gangguan yang disebabkan oleh perubahan tulang belakang leher dan jaringan lunak yang mengelilinginya. Cervical syndrome atau spondilosis servikal umumnya dialami oleh para lansia karena perubahan degeneratif.

Namun, cervical syndrome bukan cuma disebabkan oleh bantalan leher yang tergerus usia karena banyak faktor lainnya yang bisa memicu kondisi ini. Di antaranya adalah gaya hidup modern, duduk terlalu lama, dan postur kerja yang keliru atau tidak ergonomis.

Lalu, bagaimana dengan kecanduan ponsel? Ternyata kecanduan ponsel kerap dikaitkan dengan nyeri leher. Kondisi ini dikarenakan posisi yang keliru, misalnya menunduk setiap kali terpaku pada ponsel. Nah, posisi ini membuat leher ikut menunduk pada kurun waktu yang panjang.

Pengguna ponsel biasanya menekuk lehernya sedikit ke depan saat membaca dan menulis pesan teks. Tak jarang juga memutar leher ke samping dan bertahan pada posisi yang canggung tersebut dalam kurun waktu yang lama.

Postur-postur ini yang bisa memberikan tekanan yang tidak merata pada jaringan lunak di sekitar tulang belakang yang menyebabkan nyeri leher. Menurut hasil studi di Loyola Medicine Pain Management Center, AS, wanita 1,38 kali rentan mengalami sakit leher akibat cervical degenerative disc ketimbang pria.

Ada banyak faktor yang menjelaskan perempuan lebih rentan mengalami nyeri leher. Genetik dan kecenderungan mengalami tekanan psikologis membuat perempuan rentan terhadap sindrom leher tegang dan sakit kepala.

Ketika seorang perempuan mengalami tekanan psikologi, maka kondisi ini bisa mengurangi sirkulasi darah di sekitar leher dan otot bahu yang dapat menyebabkan kekakuan.

Di samping itu, masalah hormonal (khususnya hormon estrogen) juga bisa menjelaskan penyebab perempuan rentan alami nyeri leher. Hormon estrogen memengaruhi sistem saraf pusat yang bertanggung jawab untuk merasakan dan meneruskan rasa sakit.

Perbedaan fisik juga memegang peranan penting, sehingga perempuan lebih rentan mengalami nyeri leher. Perempuan memiliki bentuk leher yang berbeda dari laki-laki, sehingga dapat menekan sendi, otot, dan tulang dengan cara yang sangat berbeda dari pada laki-laki. ** Baca juga: Kebiasaan Sehat yang Sebaiknya Dilakukan Tiap Pagi Agar Awet Muda di Usia 30-an

Selain itu, menurut penelitian kanal tulang belakang pada wanita secara signifikan lebih sempit daripada pada pria. Nah, hal-hal itu yang membuat perempuan lebih rentan mengalami nyeri leher dibandingkan dengan pria.(ilj/bbs)




Pilih Posisi Tidur Terbaik Untuk Berbagai Gangguan Kesehatan

Kabar6-Bukan sekadar masalah kebiasaan, posisi tidur yang tepat ternyata dapat membantu mengatasi atau justru memperburuk berbagai nyeri otot dan gangguan tidur yang Anda alami.

Posisi tidur mana yang paling baik bagi Anda, tergantung pada gangguan apa yang sedang dialami. Melansir Safebee, ini sejumlah posisi tidur terbaik untuk berbagai gangguan kesehatan:

1. Nyeri punggung atau nyeri pinggul
Tidur dengan posisi menyamping merupakan pilihan yang paling baik bila Anda sedang mengalami nyeri punggung atau pun nyeri pinggul, bahkan bila memungkinkan tekuklah kaki Anda ke arah dada sambil memeluk bantal guling di antara kedua kaki Anda (fetal position).

Selain itu, tidur dengan posisi telentang juga baik bila Anda sedang mengalami nyeri punggung, karena posisi tidur ini akan membuat tulang punggung Anda berada dalam posisi lurus dan alami di sepanjang malam. Namun ada baiknya bila Anda menaikkan lutut sedikit dengan meletakkan bantal di bawah lutut, sehingga tulang punggung Anda tidak melengkung.

Perlu diingat, jangan menggunakan lebih dari satu bantal kepala saat tidur, karena hal ini justru dapat membuat otot leher Anda terkilir.

2. Refluks asam lambung
Waktu tidur di malam hari dapat merupakan suatu siksaan bagi Anda yang menderita refluks asam lambung yang cukup berat. Refluks asam lambung atau juga dikenal dengan nama GERD terjadi karena asam lambung naik hingga ke dalam kerongkongan Anda.

Untuk mengatasinya, tidurlah dengan posisi menyamping ke arah kiri. Posisi ini lebih baik daripada tidur dengan posisi menyamping ke arah kanan. Jika Anda ingin tidur dengan posisi telentang, naikkanlah posisi kasur bagian kepala Anda dengan meletakkan bantal di bawahnya.

3. Nyeri bahu atau nyeri leher
Jika Anda sering atau sedang mengalami nyeri bahu, posisi tidur yang paling nyaman bagi Anda adalah posisi telentang sambil menyanggah bahu yang nyeri dengan bantal kecil atau handuk.

Namun pastikan Anda tidak menggunakan lebih dari satu bantal kepala saat tidur, karena hal ini justru akan membuat leher Anda terasa nyeri. Selain itu, pastikan lengan Anda selalu berada dalam posisi lurus ke bawah.

Jangan tidur dengan posisi menyamping bila Anda sedang menderita nyeri bahu atau nyeri leher. Hal ini karena berbagai penelitian yang dilakukan di Australia telah menemukan bahwa orang yang tidur menyamping cenderung berakhir dengan posisi fetal, di mana leher dan kepala tertekuk ke bawah, yang akan membuat nyeri leher dan nyeri bahu yang sedang dialami menjadi semakin parah.

4. Gangguan tidur apnea
Jika sering mendengkur atau menderita gangguan tidur apnea saat tidur, dianjurkan agar Anda tidur dengan posisi menyamping. Gangguan tidur apnea biasanya akan membuat penderitanya mendengkur dengan suara keras, tersedak, dan kemudian sering terbangun sehingga penderita pun merasa mengantuk di siang hari.

Jika Anda secara tidak sadar terus saja membalik ke posisi telentang, jahitlah 1-2 buah bola tenis ke bagian belakang pakaian tidur Anda atau letakkanlah bantal di bagian belakang tubuh Anda.

5. Nyeri lutut dan radang sendi pinggul
Tidur dengan posisi menyamping sambil memeluk bantal guling yang cukup besar di antara kedua kaki Anda dapat membantu mengatasi nyeri saat tidur. Jangan tidur dengan posisi tengkurap jika lutut Anda sedang nyeri, baik karena radang sendi atau karena cedera.

Hal ini karena tidur dengan posisi tengkurap akan membuat sendi belakang lutut tertarik, yang akan membuat nyeri lutut semakin menjadi. ** Baca juga: 4 Jenis Vitamin yang Bisa Jadi Penambah Semangat

Posisi tidur yang tepat akan membuat Anda bangun keesokan harinya dalam kondisi segar.(ilj/bbs)




Ada Alasan Penting Mengapa Anda Harus Rutin Ganti Bantal Tidur

Kabar6-Nyaris sebagian orang tidak bisa tidur tanpa bantal. Namun tahukan Anda, bantal yang sudah berusia dua tahun ternyata perlu diganti, karena bisa memicu masalah kesehatan?

Menurut seorang The Hygiene Doctor bernama Lisa Ackerley, melansir thesun, ratusan tungau debu kecil yang bersembunyi di bantal menimbulkan rasa gatal. Namun dikatakan Ackerley, bukan tungau yang membawa penyakit, melainkan enzim dalam kotorannya.

Karena itulah, untuk menghindari gangguan alergi kulit, Ackerley mengatakan bantal tersebut harus segera dibersihkan. Juga disarankan untuk menjemur bantal secara rutin, serta hindari ruangan yang lembap.

Ada sejumlah tanda yang menunjukkan bahwa Anda harus segera mengganti bantal. Ini dia tandanya:

1. Pegal saat bangun tidur
Bantal yang makin menipis membuat area punggung, leher, atau bahu merasa pegal. Bila hal ini sudah terjadi segeralah mengganti bantal.

2. Sakit kepala
Tubuh bagian atas akan mengalami tekanan karena bantal yang sudah tidak layak pakai. Tekanan itu pun membuat kepala makin sering sakit. ** Baca juga: Pola Makan yang Tepat Bisa Bantu Tingkatkan Mood

3. Nyeri leher
Bantal yang telah lama digunakan membuat kepala dan leher tidak lagi mendapatkan sanggahan. Rasa nyeri pun akan muncul. Ingin tubuh terasa segar setelah bangun tidur, mulailah perhatikan kebersihan bantal.

Meskipun terlihat sepele, mengganti bantal yang sudah tidak layak dapat menghindari Anda dari sejumlah masalah kesehatan.(ilj/bbs)




Jalan Malas Ganti Bantal Tidur

Kabar6-Anda yang terbiasa memakai bantal saat tidur sebaiknya mulai sekarang lebih memperhatikan ‘usia’ bantal. Ternyata, bantal yang sudah berusia dua tahun perlu diganti, karena bisa memicu masalah kesehatan.

The Hygiene Doctor bernama Lisa Ackerley, melansir The Sun mengatakan bahwa ratusan tungau debu kecil yang bersembunyi di bantal menimbulkan rasa gatal. Namun bukan tungau yang membawa penyakit, melainkan enzim dalam kotorannya.

Untuk menghindari gangguan alergi kulit, Ackerley mengatakan bantal tersebut harus segera dibersihkan. Tak hanya itu, disarankan untuk menjemur bantal secara rutin, serta hindari ruangan yang lembap. Apa saja tanda yang menunjukkan bantal Anda harus segera diganti?

1. Pegal saat bangun tidur
Bantal yang makin menipis membuat area punggung, leher, atau bahu merasa pegal. Bila hal ini sudah terjadi segeralah mengganti bantal.

2. Sakit kepala
Tubuh bagian atas akan mengalami tekanan karena bantal yang sudah tidak layak pakai. Tekanan itu pun membuat kepala makin sering sakit.

3. Nyeri leher
Bantal yang telah lama digunakan membuat kepala dan leher tidak lagi mendapatkan sanggahan. Rasa nyeri pun akan muncul. Ingin tubuh terasa segar setelah bangun tidur, mulailah perhatikan kebersihan bantal. ** Baca juga: Ada 3 Manfaat Tak Terduga Mandi Usai Berolahraga

Jangan abaikan ketiga tanda tadi, dan segera ganti bantal Anda dengan yang baru agar kesehatan tetap terjaga.(ilj/bbs)




Ambil 4 Manfaat Tidur Tanpa Bantal

Kabar6-Sebagian orang tidak bisa ‘lepas’ dari bantal dan guling saat tidur. Sebaliknya, tidak sedikit juga yang terbiasa tidur tanpa bantal. Diketahui, tidur tanpa bantal ternyata memiliki banyak manfaat kesehatan.

Seorang peneliti bernama Michael Tetley mengatakan, postur tidur alami dan menyehatkan ada pada orang nomaden dan penghuni hutan yang tidur tanpa alas kepala. Melansir New Health Advisor, berikut adalah 4 manfaat tidur tanpa bantal:

1. Tulang belakang
Tidur tanpa bantal sambil telentang akan memungkinkan Anda untuk beristirahat secara alami. Sedangkan tidur di atas bantal tebal justru akan menyebabkan sakit tulang belakang dan nyeri punggung.

2. Cegah keriput
Ketimbang tidur meringkuk, lebih baik tidur telentang tanpa bantal, karena akan mengurangi keriput di wajah.

3. Tingkatkan kualitas tidur
Orang yang tidur dengan bantal besar cenderung lebih sering terbangun dan mendapatkan kualitas tidur buruk. Dengan menyingkirkan bantal dan membiarkan sisa tubuh secara alami, kualitas tidur biasanya membaik.

4. Cegah nyeri leher
Ketimbang menggunakan bantalan panas untuk mengatasi nyeri leher, cobalah tidur tanpa bantal. ** Baca juga: Pola Makan yang Sebaiknya Ditinggalkan

Namun jika Anda ingin mencoba tidur tanpa bantal, lakukan transisi dengan hati-hati, sebab bila belum terbiasa, hal ini juga bisa menyebabkan masalah. Selamat mencoba.(ilj/bbs)