1

Adakah Manfaat Berkeringat?

Kabar6-Berkeringat adalah salah satu tanda paling signifikan dari tubuh sehat dan kulit indah. Pada musim panas atau saat berolahraga, sebagian besar orang tentu akan mengeluarkan keringat.

Meskipun sering dianggap mengganggu, keringat adalah sesuatu yang membantu Anda mengatur suhu tubuh selama musim panas. Sebaliknya apabila Anda tidak berkeringat, maka pori-pori akan tersumbat dan rentan berjerawat.

Ketika berkeringat, Anda akan merasa haus sehingga minum banyak air, dan hal itu sangat bermanfaat untuk kulit. Melansir Femalesia, berikut beberapa alasan mengapa berkeringat sangat bermanfaat bagi kulit Anda:

1. Bantu lepaskan racun tubuh
Berkeringat membantu Anda membuang semua racun berbahaya di tubuh. Racun-racun ini ketika tidak dikeluarkan dalam bentuk keringat, dapat menyebabkan kerusakan yang cukup besar pada kulit seperti mengakibatkan jerawat, dan pori-pori tersumbat.

2. Bantu eksfoliasi kulit
Ketika berkeringat, Anda mengeluarkan banyak mineral dan garam alami dari tubuh, yang bertindak sebagai pengganti alami untuk pengelupasan kulit. Ini membantu membersihkan pori-pori yang tersumbat dan juga menghilangkan semua kotoran dari kulit.

Selain itu, berkeringat juga mengatasi masalah kulit kering dan alergi. ** Baca juga: Jangan Biasakan Diri Membuang Sisa Makanan

3. Bantu menghilangkan kotoran
Berkeringat membantu mengeringkan semua kotoran dan sisa sel kulit mati dari tubuh. Itu memastikan bahwa kulit bebas dari semua kotoran yang tidak diinginkan.

Jadi berkeringat tidak hanya sekadar basah, tapi juga bermanfaat untuk kesehatan Anda.(ilj/bbs)




Usahakan Kuku Tangan Selalu Pendek Selama Pandemi COVID-19

Kabar6-Tidak hanya rajin mencuci tangan memakai sabun, ada satu hal lagi yang tak kalah penting untuk meminimalisir penularan COVID-19, yaitu menjaga kuku tangan agar selalu pendek atau tidak memelihara kuku.

Anda disarankan untuk rajin menggunting kuku sehingga tidak menjadi sarang bakteri maupun virus. Hal ini karena bakteri, virus, kotoran, sangat mudah hidup dalam kuku.

Artinya, apabila Anda tak sengaja menggigit kuku tangan, kemungkinan besar bakteri maupun virus akan berpindah ke mulut. Gunakan juga sikat kuku setiap kali mencuci tangan.

Sementara itu, banyak pula yang menyarankan untuk menggunakan hand sanitizer tangan secara rutin. Namun hal ini dinilai tidak efektif jika memiliki kuku panjang.

Sebelumnya, melansir Dailymail, seorang spesialis alergi dan penyakit menular di Langone Medical Center dari Universitas New York bernama Purvi Parikh, mengeluarkan peringatan tentang kebiasaan menggigit kuku dapat secara serius meningkatkan risiko tertular COVID-19.

Parikh mengatakan, semua jenis bakteri, virus, kotoran, dapat terkumpul di bawah kuku dan memungkinkan untuk berpindah ke mulut ketika tak sadar menggigit kuku terutama jika tidak mencuci tangan dengan benar.

“Setiap kali Anda menyentuh wajah Anda, terutama mulut, hidung, dan mata Anda. Anda memindahkan semua kuman itu, dan Anda bisa jatuh sakit,” jelasnya. ** Baca juga: Berisiko Bagi Kesehatan, WHO Tidak Sarankan Penyemprotan Disinfektan Langsung ke Tubuh

Ditambahkan, “Ada begitu banyak infeksi yang terjadi di sekitar tahun ini, dari bakteri ke virus ke flu. Tapi selain itu, mengingat sekarang kita memiliki (virus) ini, ada lebih banyak alasan untuk tidak menggigit kuku Anda.”

Perhatikan kebersihan kuku tangan agar tidak menjadi sarang virus dan bakteri.(ilj/bbs)




Indlovu, Minuman Gin Berbahan Utama Kotoran Gajah

Kabar6-Sepasang ilmuwan yang sekaligus suami istri asal Afrika Selatan bernama Ansley dan Les, menciptakan minuman gin yang memakai bahan utama berupa kotoran gajah.

Kedua ilmuwan ini, melansir Foxnews, terinspirasi dari para penjaga hutan yang menceritakan bahwa gajah-gajah di kawasan tersebut memakan berbagai jenis bunga dan buah yang tumbuh di hutan tersebut. Akhirnya, Ansley dan Les pun melakukan observasi langsung ke lokasi gajah-gajah tersebut tinggal.

Disebutkan, gajah memang hanya bisa memakan dan mencerna sebagian buah yang mereka konsumsi sehari-hari. Hal inilah yang dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku minuman gin, karena sisa makanan tersebut akan ikut terbuang dengan kotoran yang keluar dari gajah tadi.

Mereka lantas mengumpulkan kotoran gajah di Botlierskop Private Game Reserve, tak jauh dari Teluk Mossel, Afrika Selatan. Di dalam kotoran gajah, terdapat varietas botani dengan khasiat luar biasa yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan utama minuman.

Untuk menghasilkan 3.000-4.000 botol gin, kotoran yang dibutuhkan setidaknya lima kantong besar kotoran gajah. Tahapan untuk memproses kotoran ini, diawali dengan mengeringkan tumpukan kotoran gajah terlebih dahulu, lalu digiling, sampai akhirnya dicuci untuk menghilangkan unsur pasir yang terdapat di dalamnya.

Sisa kotoran gajah tersebut hanya berupa bunga, daun dan buah yang sudah disantap oleh sang mamalia. Sebagian besar yang membeli gin dari kotoran gajah ini karena penasaran dengan rasa dan aromanya.

Satu botol gin bermerek Indlovu ini dibanderol seharga Rp450 ribu. Hingga kini, gin yang terbuat dari kotoran gajah ini masih dijual secara online dengan jumlah terbatas. ** Baca juga: Misterius, Warga Desa Suku Inuit di Danau Anjikuni Hilang Tanpa Jejak

Penasaran mencoba? (ilj/bbs)




Hii…100 Juta Kuman Bisa Hidup di Kamar Mandi

Kabar6-Kamar mandi seringkali menjadi salah satu bagian rumah yang diabaikan kebersihannya. Padahal menurut hasil sebuah penelitian, dalam kamar mandi bisa terdapat lebih dari 100 juta kuman yang berisiko menyebabkan penyakit pada manusia.

Mikroorganisme seperti virus, bakteri, dan jamur senang sekali tumbuh di daerah lembap dan tersembunyi. Bukan hanya jumlahnya yang banyak, melansir Okezone, tapi jenisnya juga banyak. Untuk jumlah kuman yang berpotensi hidup dan berkembang di toilet serta kamar mandi, rata-rata dalam feses (kotoran) seseorang di kondisi normal saja bisa terdapat 11 miliar kuman per gram.

Tentu saja karena WC dalam kamar mandi memang tempat kita membuang kotoran dan sisa makanan. Jadi ada ratusan juta kuman di dalamnya.

Sedangkan untuk variasi jenis, beberapa jenis kuman yang sering ditemukan di kamar mandi di antaranya adalah bakteri Salmonella, E.coli, Listeria, Shigella, Cholera, Typhoid, dan Rotavirus. Jenis kuman inilah yang dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia. ** Baca juga: Riset: Orang yang Egois Mudah Cemas dan Depresi

Penyakit yang dimaksud antara lain diare, tifus, gangguan saluran pernapasan dan pencernaan, sampai penyakit kulit. Salah satu cara mengurangi risiko terpapar kuman-kuman ini adalah dengan membersihkan toilet dan kamar mandi dengan benar secara teratur, serta mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.(ilj/bbs)




Mitos atau Fakta, Jatuh Cinta Bikin Jerawatan

Kabar6-Selain karena tidak rutin membersihkan wajah, atau malas menggunakan krim perawatan, jerawat sering dihubungkan dengan jatuh cinta. Ya, banyak orang beranggapan bahwa jatuh cinta bisa bikin jerawatan.

Benarkah anggapan tersebut, ataukah hanya sekadar mitos? Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal medis ‘Psychoneuroendocrinology’, melansir Klikdokter, menyebutkan bahwa orang yang sedang jatuh cinta mengalami peningkatan kadar hormon kortisol di dalam tubuhnya. Hormon kortisol adalah hormon yang bertanggung jawab atas terjadinya stres.

Bisa jadi, stres tersebut muncul saat Anda terlalu banyak memikirkan si dia atau usaha apa saja yang bisa dilakukan untuk meluluhkan hatinya. Cemburu saat melihat si dia dekat dengan orang lain juga bisa menyebabkan stres, sehingga dapat memicu jerawat.

Ketika dinamika percintaan itu sudah usai dan tergantikan dengan terbalasnya perasaan, kadar hormon yang meningkat adalah dopamin. Hormon tersebut bertanggung jawab atas munculnya rasa bahagia.

Dengan demikian, jatuh cinta dan stres bukanlah penyebab utama timbulnya jerawat. Pasalnya, ada juga orang yang mengalami stres berat tetapi kulitnya tidak ditumbuhi jerawat. Ketimbang menimbulkan jerawat baru, stres itu sendiri lebih mungkin memperparah kondisi jerawat yang sudah ada.

Seorang profesor dari Departemen Dermatologi Universitas Southwestern Texas, Amerika Serikat, bernama Lisa Garner mengatakan bahwa mekanisme pasti bahwa stres dapat memperparah jerawat memang belum diketahui. Namun, ada dugaan bahwa kelenjar sebasea pada kulit orang yang sedang stres memproduksi sebum lebih banyak, sehingga masalah jerawat akan bertambah parah.

Dalam dunia medis, jerawat dikenal dengan istilah acne vulgaris. Jerawat adalah peradangan kulit yang mengenai kelenjar sebum dan folikel rambut akibat tersumbatnya pori-pori kulit. Jerawat dapat muncul di mana saja, sepanjang terdapat kelenjar sebum dan folikel rambut.

Sumbatan pori-pori kulit penyebab jerawat ini dapat disebabkan oleh kotoran, sebum (lemak yang dihasilkan oleh kelenjar lemak kulit), dan bakteri yang menumpuk. Itu semua dapat menyebabkan reaksi peradangan dan infeksi.

Jerawat umumnya muncul pada sekira usia pubertas (11–12 tahun), yakni saat hormon-hormon seksual mulai aktif bekerja menstimulasi kelenjar minyak. Karena itu, tidak heran kalau jerawat banyak muncul saat usia remaja.

Masa remaja merupakan waktu kebanyakan orang pertama kali jatuh cinta. Itulah mengapa jerawatan kerap dikaitkan dengan fenomena jatuh cinta. ** Baca juga: Berpikir Positif Ternyata Bisa Jadi ‘Racun’ yang Justru Bikin Orang Lari dari Masalah

Jadi, anggapan jatuh cinta bikin jerawatan itu hanya mitos. Jatuh cinta bukanlah faktor utama penyebab jerawat. Faktanya, jatuh cinta yang disertai dengan perasaan stres bisa merangsang peningkatan hormon, yang pada akhirnya menyebabkan jerawat, apalagi jika ditambah dengan banyaknya kotoran yang menumpuk.(ilj/bbs)




Ternyata, Pagi Hari Bukan Waktu Paling Ideal untuk Mandi

Kabar6-Mandi menjadi kegiatan rutin harian yang dilakukan satu atau dua kali dalam sehari. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk menghilangkan bau, debu, kotoran, dan sel-sel kulit yang sudah mati.

Lantas, kapan waktu mandi yang disarnkan? Sebuah penelitian yang dilakukan oleh dokter kulit asal Inggris bernama dr. Simon Zokaie, melansir Detik, mengungkapkan bahwa waktu mandi yang terbaik adalah di malam hari karena lebih baik untuk kesehatan kulit.

“Jika harus menunggu sampai pagi untuk mandi, semua kotoran yang terdiri dari kuman dan racun akan menumpuk di kulit sepanjang hari. Keadaaan seperti ini akan lebih memungkinkan kotoran tersebut meresap ke dalam pori-pori kulit seseorang,” kata dr. Zokaie.

Dikatakan, meskipun mandi di pagi hari dapat membuat badan segar, hal ini akan mempengaruhi kesehatan kulit. Jika ingin mandi saat pagi, usahakan pada malam harinya untuk membilas tubuh agar dapat melindungi kulit.

Pernyataan ini juga diperkuat oleh argumen dari pemimpin salah satu tempat perawatan kulit di Inggris, Boris Raspudic, yang mengatakan bahwa jika terus menunda mandi hingga pagi hari akan muncul noda, bintik-bintik, hingga kerusakan kulit dalam jangka panjang. ** Baca juga: Pilih Asupan Nutrisi yang Tepat Agar Otot Tetap Kuat Hingga Tua

“Meskipun ini hanya argumen, tetapi ini telah didukung dari sisi kesehatan maupun perawatan kulit. Saat orang yang sering mandi di malam hari datang ke tempat perawatan, kulitnya terbukti bersih dari sisa make-up, minyak, kotoran, dan polutan yang terkumpul pada hari itu,” jelasnya.(ilj/bbs)




Terlihat Tidak Berharga, Beberapa Kotoran Makhluk Hidup Dijual dengan Harga Fantastis

Kabar6-Tinja atau feses (kotoran) adalah produk buangan saluran pencernaan makhluk hidup yang dikeluarkan melalui anus atau kloaka.

Pada manusia, proses pembuangan kotoran dapat terjadi (bergantung pada individu dan kondisi) antara sekali setiap satu atau dua hari hingga beberapa kali dalam sehari.

Meskipun banyak orang yang merasa jijik jika mendengar kata tinja, ternyata tidak sedikit orang yang justru rela merogoh kocek dalam-dalam demi membeli tinja atau hal-hal yang berhubungan dengan tinja.

Hal mengejutkan, harganya yang dibanderol tidak bisa dibilang murah. Melansir Keepome, berikut beberapa kotoran yang dijual dengan harag fantastis:

1. Ambergris
Ambergris merupakan tinja dari hewan paus. Ambergis merupakan zat lilin abu-abu atau hitam yang berasal dari usus paus tertentu. Biasanya diolah untuk pembuatan parfum. Pada 2016 lalu, tiga nelayan dari Oman menemukan ambergris seberat 80 kilogram, yang harganya ditaksir bisa mencapai US$3 juta.

2. Elvis Presley
Seorang fans Elvis Presley rela menguras dompet hingga Rp173 juta, demi mendapatkan pakaian dalam bintang rock and roll tersebut.

Pasalnya, ada noda yang dipercaya merupakan feses dari Elvis Presley. Diketahui, Elvis Presley sempat memakai celana dalam tersebut ketika mengenakan jumpsuit saat pertunjukan pada 1977.

3. Piero Manzoni
Seniman asal Italia ini bisa menjual tinjanya hingga ratusan juta rupiah. Pada 1961, Manzoni membuat karya dengan fesesnya. Ia buang air besar (BAB) di 90 kaleng, menutupnya, dan menjualnya. Kotoran-kotoran tersebut diberi label dengan Artist’s S–t, Freshly Preserved, Produced and Tinned in May 1961.

Harga tiap-tiap kotoran ditentukan oleh berat yang sama dengan nilai emas. Bahkan setelah dirinya wafat pada 1963, kotorannya tetap laris terjual. Lalu pada 2016, kotorannya ada yang terjual dengan Rp3,1 miliar.

4. Luwak
Kopi luwak diketahui merupakan kopi termahal di dunia. Bahkan di Amerika Serikat, secangkir kopi luwak bisa dijual seharga Rp1,2 juta). Kopi luwak merupakan kopi yang dicerna dari binatang luwak. Biji kopi tersebut diambil dari feses binatang liar ini. Itulah yang menyebabkan kopi ini memiliki harga yang fantastis.

5. Fosil tinja
Fosil tinja yang memiliki panjang sekira 20cm ini juga dibandrol dengan harga yang fantastis. Fosil tersebut ditemukan oleh pekerja konstruksi pada 1972.

Menurut sejarawan, kotoran tersebut berasal dari seseorang yang tinggal di York, yang saat itu dikuasai Viking sekira abad ke-9. Asal tahu saja, feses tersebut bernilai US$39 ribu. ** Baca juga: Akhirnya Pria Ini Menemukan Cincin Miliknya yang Hilang 43 Lalu

Berminat mengoleksi hal-hal yang berhubungan dengan feses? (ilj/bbs)




Ini Bahaya Akibat Jarang Cuci Seprai

Kabar6-Seprei diketahui bisa saja menjadi sarang tungau, debu, sel kulit mati atau berbagai kotoran. Bahkan, seprei yang tampak bersih dari noda pun kemungkinan besar dihinggapi bakteri yang mengancam kesehatan.

Ada sekira 500 juta sel kulit mati manusia lepas setiap hari, bersama dengan keringat, debu, bulu hewan peliharaan, jamur, yang semuanya terkumpul di tempat tidur. Tidak hanya itu, seprei yang kita gunakan juga mengandung tumpukan minyak, riasan wajah dan berbagai macam kotoran.

Seorang ahli dermatologi bernama Joshua Zeicner, melansir Kompas, mengatakan bahwa malas mencuci seprei secara teratur membuat semua kotoran tersebut mengontaminasi kulit saat tidur. “Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah mulai dari iritasi kulit hingga jerawat, bahkan yang paling parah adalah infeksi.” jelasnya. Zeichner merekomendasikan agar kita mencuci seprai sekali seminggu atau lebih jika ada kotoran yang terlihat.

Sementara menurut ahli dermatologi, Raman Madan, beberapa hal terkadang membuat kita harus mencuci seprei lebih dari sekali dalam seminggu. Seprai harus dicuci lebih sering saat kita dalam konsidi sakit, tidur telanjang, dan pergi tidur tanpa mandi setelah berolahraga, atau berada di luar untuk waktu yang lama. “Kamu bisa memasukkan banyak kuman dan alergen ke seprai yang tidak akan hilang tanpa dicuci,” urainya.

Lebih dari 84 persen tempat tidur orang di Amerika Serikat mengandung tungau debu dan hidup di seprai dengan memakan sel kulit mati manusia. Banyak orang yang mengaibakan saran para ahli yang merekomendasikan untuk mencuci seprai minimal sekali dalam seminggu.

Survei oleh perusahaan tekstil Coyuchi membuktikan, hanya 44 persen dari responden mencuci seprai mereka 1-2 kali sebulan. Survei lain dari Mattress Advisor menemukan reponden menunggu sekira 25 hari sebelum membersihkan atau mengganti seprai mereka.

Saat mencuci seprai, gunakanlah air dengan suhu tinggi atau sesuai dengan label perawatan. Menurut riset dalam Journal of Allergy & Clinical Immunology, semakin tinggi suhu air yang digunakan, semakin besar kemungkinan membunuh sebagian besar kuman.

Metode itu pun efektif menghilangkan tungau debu, dan menyingkirkan debu yang menempel. Tentunya, ini sangat membantu mereka yang memiliki alergi. Selain itu, Madan menyarankan penggunaan deterjen hipoalergenik.

Di sisi lain, Zeichner juga merekomendasikan untuk memilih deterjen bebas pewangi dan menggunakannya sesuai jumlah yang disarankan. “Menggunakan terlalu banyak deterjen membuat molekul deterjen itu tersangkut di antara serat-serat kain yang membuat kulit rentang mengalami iritasi,” urai Zeichner. ** Baca juga: Turunkan Kolesterol dengan Cara Alami

Jangan malas untuk rutin mencuci seprai, ya.(ilj/bbs)




Olahraga dengan Wajah Penuh Make-up Tidak Disarankan

Kabar6-Agar tampilan wajah tetap segar dan menarik, seringkali para kaum hawa memakai make-up saat berolahraga. Padahal, menggunakan make-up ternyata memberi dampak buruk pada kesehatan kulit.

Hal itu karena saat olahraga pori-pori kita menjadi terbuka. Ketika pori-pori terbuka, melansir viva.co.id, maka make-up, keringat dan kotoran yang menempel di wajah akan masuk ke pori-pori. Hal itu berpotensi menimbulkan masalah kulit. Sebelum olahraga, kita beraktivitas di luar ruangan yang memungkinkan terkena debu, kotoran, minyak ditambah keringat. Semua itu lantas masuk ke pori-pori. Inilah yang berbahaya untuk kulit.

Beberapa dampak buruk akibat kebiasaan ber-make-up saat olahraga, di antaranya munculnya jerawat atau iritasi kulit. Karena itulah sebelum berolahraga, bersihkan terlebih dahulu make-up yang menempel di wajah. ** Baca juga: Agar Manfaatnya Maksimal, Gunakan Minyak Zaitun & Canola dengan Tepat

Disarankan untuk tidak menggunakan make-up sebelum olahraga, dan bersihkan wajah terlebih dahulu agar wajah menjadi sehat dan segar.(ilj/bbs)




Jepang Produksi Bir dari Kotoran Gajah

Kabar6-Bir adalah segala minuman beralkohol yang diproduksi melalui proses fermentasi bahan berpati tanpa melalui proses penyulingan setelah fermentasi. Merupakan minuman beralkohol yang paling banyak dikonsumsi di dunia, dan kemungkinan yang tertua. Selain itu, bir juga adalah minuman terpopuler ketiga di dunia, setelah air dan teh.

Proses pembuatan bir disebut brewing. Karena bahan yang digunakan untuk membuat bir berbeda antara satu tempat dan lainnya, maka karakteristik bir (seperti rasa dan warna) juga sangat berbeda baik jenis maupun klasifikasinya. Kadar alkohol bir biasanya berkisar antara 4-6 persen abv (alcohol by volume, alkohol berdasarkan volume), meski ada pula yang serendah kurang dari satu persen abv maupun yang mencapai 20 persen abv.

Nah, Sankt Gallen yang merupakan perusahaan bir ternama dari Kanagawa, Jepang, melansir soranews24, membuat bir dari kotoran gajah. Proses pembuatannya mirip seperti pada kopi luwak, di mana gajah tadi disuruh untuk memakan biji kopi. Setelah melewati proses pencernaan, biji kopi yang hancur tadi dikeluarkan oleh gajah dan kemudian diolah untuk menjadi bir.

Kabarnya, saat bir ini pertama kali dijual, sudah habis terpesan hanya dalam beberapa menit. Menurut para pecinta dan kritikus, bir ini sangat nikmat dan aromanya terasa sangat kuat. Mereka menilai, bir ini berbeda pada umumnya dan rasanya yang keras membuat orang ketagihan untuk meminumnya. ** Baca juga: Ini 2 Kesamaan Negara-negara dengan Tingkat Obesitas Tertinggi di Dunia

Penasaran mencoba? (ilj/bbs)