1

Pakai High Heels, Pria Spanyol Pecahkan Rekor Lari 100 Meter dalam 12,82 Detik

Kabar6-Christian Roberto López Rodríguez (34) asal Spanyol memecahkan rekor berlari sprint 100 meter dalam 12,82 detik sambil mengenakan sepatu hak tinggi (high heels) setinggi 2,76 inci.

Rodríguez, melansir Upi, menggantikan posisi André Ortolf yang berlari 100 meter dengan sepatu hak tinggi dalam 14,02 detik pada 2019 lalu. “Persiapannya sangat lengkap dan spesifik,” kata Rodríguez. “Saya merasa sangat menantang untuk bisa berlari dengan sepatu hak tinggi dengan kecepatan tinggi. Di Spanyol ada balapan seperti ini, dan itu selalu berjalan baik bagi saya.”

Pria yang merupakan penderita diabetes Tipe 1 mengatakan bahwa dia mencoba untuk menunjukkan bahwa orang dengan penyakit tersebut ‘dapat melakukan lebih banyak atau lebih banyak hal daripada orang tanpa diabetes’.

Rodríguez dikenal pembuat rekor yang terlalu ambisius memegang gelar lain untuk sprint 100 meter, merupakan orang tercepat yang melakukannya dalam situasi seperti ditutup matanya, dalam karung, di bakiak, dan mundur.

Dia juga mendapatkan rekor dunia lainnya, termasuk melakukan hal-hal seperti menyeimbangkan objek seperti sepeda di dagu dan objek di hidung untuk durasi waktu terlama. ** Baca juga: Influencer Tiongkok Meninggal di Kamp Penurunan Berat Badan Saat Coba Turunkan Bobot Hingga 90 Kg

Saat ini Rodríguez memegang 57 gelar Rekor Dunia Guinness dan berencana untuk memecahkan lebih banyak lagi sepanjang 2023.(ilj/bbs)




Di India, Bayi dalam Gendongan Tewas Terjatuh Gara-gara Sang Ibu Pakai High Heels

Kabar6-Seorang wanita asal Dhobhighat, Ulhasnagar, India, bernama Femida Shaikh (23), mengalami kejadian memilukan saat menggendong bayinya yang berusia enam bulan.

Berawal saat keluarga Femida menerima undangan untuk menghadiri pesta pernikahan saudaranya di Gedung Matoshree, Kalyan, Rambaug. Melansir Indiatimes, Femida yang datang kondangan menggunakan high heels (hak tinggi) kehilangan keseimbangan saat berjalan meninggalkan gedung, dan pada saat bersamaan, Mohammed Shaikh, bayi yang baru dilahirkannya enam bulan yang lalu tengah digendongnya.

Hal yang terjadi kemudian, Femida pun terjatuh ke lantai, dengan tubuh Mohammed yang terlepas dari gendongan sang ibu ikut terhempas ke lantai dengan keras. Polisi mengatakan, keluarga Femida langsung membawa Mohammed yang terluka ke rumah sakit Rukminibai di Kalyan.

Nahas, dokter menyatakan bocah malang itu sudah meninggal dunia. Polisi Mahatma Phule membuat laporan kematian yang tidak disengaja dan sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut. ** Baca juga: Hendak Cari Cincin Kawin Kakek yang Hilang, Bocah di Norwegia Temukan Cincin Kuno berusia 1.500 Tahun

Menurut polisi, ayah bocah malang itu bekerja sebagai pesuruh di sebuah toko di Ulhasnagar, sementara Femida sendiri tidak bekerja.(ilj/bbs)




Tuai Protes, Tentara Wanita Ukraina Latihan Berbaris Gunakan High Heels

Kabar6-Kementerian Pertahanan Ukraina memutuskan untuk melatih tentara wanita baris berbaris dengan memakai high heels atau sepatu hak tinggi. Sebelumnya, keputusan tersebut mengundang protes dari anggota parlemen.

“Wanita dari angkatan bersenjata Ukraina akan berbaris dalam parade untuk menandai peringatan 30 tahun kemerdekaan dari Uni Soviet pada 24 Agustus. Mereka telah berlatih dua kali sehari untuk menguasai langkah-langkah dan berkembang dengan baik,” terang Mayor Eugene Balabushka kepada Army Inform, kantor berita resmi Kementerian Pertahanan Ukraina.

Seorang kadet di Institut Militer Universitas Nasional Taras Shevchenko di Kiev bernama Ivanna Medvid, melansir 9news, telah berlatih selama lebih dari sebulan. “Hari ini, untuk pertama kalinya, pelatihan dilakukan dengan sepatu hak tinggi,” ungkap Medvid. “Ini sedikit lebih sulit daripada di sepatu bot, tapi kami mencoba.”

Namun, keputusan untuk berbaris dengan high heeels membuat marah sejumlah anggota parlemen, setelah media lokal mengambil gambar yang diterbitkan oleh Kementerian Pertahanan. ** Baca juga: Pria Australia Lolos dari Terkaman Buaya Hanya Bermodalkan Pisau Saku

Wakil Ketua Parlemen Ukraina, Elena Kondratyuk, bersama dengan beberapa kelompok lintas partai, meminta Menteri Pertahanan Andrei Taran mengevaluasi kembali keputusan untuk membuat tentara wanita mengenakan high heels saat berbaris.

“Sepatu dengan tumit tidak sesuai dengan kemampuan tempur tentara, dan langkah ‘Prusia’ pada parade dengan sepatu seperti itu adalah bahaya yang disengaja untuk kesehatan tentara,” demikian bunyi pernyataan yang diposting ke laman Facebook Olga Stefanishina, Wakil Perdana Menteri untuk Integrasi Eropa dan Euro-Atlantik Ukraina.

Ada sebanyak 57 ribu wanita yang bertugas di Angkatan Bersenjata Ukraina. Bagi mereka, Ukraina memperkenalkan standar NATO, di mana prinsip kesetaraan hak dan kewajiban prajurit, terlepas dari jenis kelamin, berlaku tanpa syarat.

Menanggapi kritik tersebut, Kementerian Pertahanan mengunggah serangkaian gambar tentara wanita negara lain ke Facebook yang mengenakan high heels.

Para pejabat setempat masih tetap meminta pihak Kementerian untuk mengganti high heels. Menunjuk penasihat gender dan melakukan survei terhadap wanita di sektor keamanan dan pertahanan, untuk mengetahui bagaimana perasaan mereka tentang kondisi kerja, termasuk perihal seragam.(ilj/bbs)




Pekerja Wanita di Jepang Tidak Boleh Pakai Kacamata di Tempat Kerja

Kabar6-Beberapa perusahaan di Jepang telah melarang pegawai wanita memakai kacamata di tempat kerja dengan berbagai alasan. Namun pelarangan ini tidak disebutkan dengan jelas apakah melalui kebijakan tertulis atau lisan.

Meskipun demikian, pelarangan tersebut menimbulkan reaksi di Jepang, terkait aturan berpakaian di tempat kerja yang dianggap diskriminatif. Beberapa pengusaha ritel disebutkan melarang penjaga toko memakai kacamata, karena ‘menimbulkan kesan mereka tidak ramah’.

Peraturan yang disorot, melansir BBC Indonesia, termasuk larangan karena alasan keamanan untuk pekerja maskapai penerbangan, atau karena kacamata dianggap bisa menghalangi dandanan, bagi para pekerja di sektor kecantikan. Namun tidak terlalu jelas apakah larangan ini berdasarkan kebijakan perusahaan, atau karena praktik yang selama ini berlaku di tempat-tempat kerja tersebut.

Hanya saja, hal ini menimbulkan debat hangat di media sosial. Seorang profesor sosiologi di Kyoto University of Foreign Studies bernama Kumiko Nemoto mengatakan, warga Jepang bereaksi terhadap kebijakan yang sudah usang.

“Alasan wanita tak boleh memakai kacamata tidak masuk akal. Ini tentu terkait dengan diskriminasi gender,” kata Profesor Nemoto.

Ditegaskan, laporan adanya pelarangan ini terkait dengan cara berpikir ‘tradisional yang sudah tua’ di Jepang. “Ini bukan soal bagaimana wanita menjalankan pekerjaannya. Perusahaan menghargai wanita dari penampilan yang feminin, dan memakai kacamata dianggap tidak mendukung hal itu.”

Perdebatan ini mirip dengan yang terjadi sebelumnya, terkait pemakaian sepatu hak tinggi (high heels) di Jepang. Aktor dan penulis Yumi Ishikawa meluncurkan petisi agar Jepang mengakhiri aturan berpakaian sesudah ia diminta memakai sepatu hak tinggi ketika bekerja di rumah pemakaman.

Gerakan ini menarik dukungan yang kuat di media sosial. Para pengikut Yumi mencuitkan petisi itu beserta tagar #KuToo mengikuti tagar terkenal #MeToo yang menggugat soal kekerasan seksual terhadap wanita.

Slogan ini bermain-maing dengan kata-kata bahasa Jepang ‘kutsu’ untuk sepatu dan ‘kutsuu’ untuk rasa sakit. Para pegiat kampanye ini mengatakan, memakai sepatu hak tinggi dilihat sebagai kewajiban ketika mereka melamar pekerjaan. ** Baca juga: Ini Kisah Unik di Balik Terciptanya 5 Lagu Ngetop di Dunia

Para pendukung kampanye ini juga tersinggung ketika seorang menteri menyatakan ‘perlu’ bagi perusahaan menegakkan aturan berpakaian bagi wanita untuk memakai sepatu hak tinggi.(ilj/bbs)




Sandal Jepit & Sepatu Hak Tinggi Sama-sama Berbahaya?

Kabar6-Selama ini memakai sepatu hak tinggi atau high heels dalam jangka lama tidak disarankan dari segi kesehatan. Namun siapa sangka, sandal jepit ternyata memiliki efek yang sama dengan high heels.

Dr. Lorry Melnick dari Cherry Creek Foot Clinic mengatakan, sandal jepit dapat menimbulkan efek samping karena kaki tidak terlindungi.

Asosiasi American Podiatric Medical, melansir AOL, mengatakan bahwa sandal jepit dapat menyebabkan tendinitis, yaitu salah satu jenis penyakit tendon atau jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang terjadi peradangan atau iritasi yang menimbulkan rasa sakit dan nyeri di sekitar persendian, dan pergelangan kaki terkilir karena biasanya sandal jepit tidak melindungi kaki secara menyeluruh.

Bentuk sandal jepit yang kurang tertutup dapat menyebabkan terjadinya plantar fascitis atau nyeri tumit. Jadi menggunakan sandal jepit mempunyai efek samping yang hampir sama dengan penggunaan sepatu berhak tinggi.

Selain itu, sandal jepit tidak melindungi kaki apabila mengenai atau tergesek benda tajam. Namun bila Anda tetap ingin menggunakan sandal jepit disarankan tidak lebih dari dua jam sama, seperti saat menggunakan sepatu berhak tinggi.

Pilihan yang baik untuk mencari alas kaki yang baik adalah yang dapat menopang bentuk kaki dengan baik. Banyak toko olahraga yang menyediakannya atau Anda dapat tanyakan kepada dokter. ** Baca juga: Menahan Sakit dengan Berteriak ‘Aduh’ Bantu Rasa Nyeri Berkurang

Jadi apabila Anda merasakan nyeri di sepanjang bagian bawah kaki atau daerah pergelangan kaki, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter.(ilj/bbs)




Setop Lakukan 3 Hal yang Bisa Bikin Tulang Cepat Keropos

Kabar6-Tidak sedikit orang yang menyepelekan kesehatan tulang. Padahal, tulang yang sehat sangat penting untuk menunjang aktivitas harian Anda. Artinya, tulang yang sakit akan membuat Anda merasa tak nyaman melakukan berbagai hal.

Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan agar Anda memiliki tulang yang sehat? Melansir Femina, ada tiga hal yang sebaiknya dihindari karena bisa berdampak buruk pada kesehatan tulang. Apa sajakah itu?

1. Membunyikan buku jari
Mungkin Anda termasuk orang yang memiliki kebiasaan untuk membunyikan buku jari, terlebih saat pegal. Setelah membunyikan buku jari, rasanya memang melegakan, tapi ternyata kebiasaan ini memiliki efek buruk.

Gerakan berlebihan pada sendi jari saat menekuk dan meluruskan jari bisa menyebabkan bunyi yang timbul dari gesekan jaringan lunak di sekitar sendi.

Dan gerakan berulang ini bisa menyebabkan gangguan pada struktur jaringan lunak tersebut. Jari kita pun bentuknya akan seperti jahe, besar dan tidak indah.

2. Pakai high heels atau hak sepatu terlalu tinggi
Dengan memakan sepatu hak tinggi, tentu bisa membuat kaki terlihat jenjang, sehingga penampilan pun terasa lebih modis dan keren. Tapi, memakai sepatu hak yang terlalu tinggi dalam waktu yang lama juga bisa berdampak buruk.

Struktur jaringan lunak di sekitar sendi seperti ligamen, tendon, otot dan saraf bisa terganggu. Ini terjadi karena peregangan pada jaringan lunak di sekitar sendi mata kaki.

3. Membawa tas terlalu berat
Banyak wanita, mungkin termasuk Anda, yang membawa tas dengan aneka isi antara lain seperti peralatan make-up, dompet, payung hingga tumbler, sehingga membuat tas menjadi berat.

Ternyata, dengan membawa barang yang terlalu banyak dalam tas, membuatnya memiliki beban yang terlalu berat untuk ditopang oleh tubuh. Dampaknya pun bisa menjadi buruk bagi kesehatan tulang.

Membawa beban yang terlalu berat bisa memperburuk kondisi tulang kita. Terlebih lagi jika kita memiliki kondisi kelainan pada tulang, membawa beban yang terlalu berat akan membuatnya menjadi lebih parah. ** Baca juga: Apa Sebab Sering Sakit Kepala Usai Merokok?

Yuk, hindari hal-hal yang berdampak buruk pada kesehatan tulang.(ilj/bbs)




High Heels Jadi Penyebab Wanita Muda Ini Kehilangan Anaknya

Kabar6-Setiap wanita tentu setuju bahwa high heels akan membuat tubuh tampak lebih seksi dan langsing. Namun gara-gara high heels pula, seorang wanita bernama Femida Shaikh (23) harus kehilangan buah hatinya.

Bagaimana hal itu bisa terjadi? Melansir herald.ng, kisah berawal ketika wanita asal Dhobhighat, Ulhasnagar, India ini menggendong putranya, Mohammed Shaikh, di balkon lantai dua. Saat itu keluarga Femida memang sedang berada di daerah Kalyan untuk menghadiri pernikahan salah satu keluarga jauhnya di Matoshree Hall yang ada di kawasan Rambaug. Nahas, Femida yang saat itu memakai high heels kehilangan keseimbangan, dan tanpa sengaja melempar sang anak hingga jatuh ke lantai satu, hingga bocah tadi mengalami luka serius di kepalanya.

Tak membuang waktu, pihak keluarga pun langsung melarikan Shaikh ke rumah sakit Rukminibai. Namun nasib berkata lain, Shaikh akhirnya meninggal dunia saat perjalanan menuju rumah sakit tersebut. ** Baca juga: 5 Hal Mengerikan yang Tidak Bisa Anda Lihat, Namun Bisa Dirasakan Hewan Peliharaan

Pihak kepolisian menyebutkan kejadian ini sebagai kasus kecelakaan dan tidak akan membuat Femida mengalami masalah hukum. Diketahui, keluarga Shaikh berasal dari kalangan menengah ke bawah, dan suami Femida bekerja sebagai karyawan di sebuah toko di kawasan Ulhasnagar.(ilj/bbs)




Ladies, ini yang Terjadi Saat Anda Berhenti Pakai High Heels

Kabar6-Sepatu high heels memang akan membuat wanita lebih langsing, seksi, dan cantik. Namun memakai high heels setiap hari dalam jangka lama tidak baik untuk tubuh, terutama kesehatan kaki. Nah, apa yang akan terjadi bila Anda berhenti menggunakan high heels? Melansir Purewow, ini dia penjelasannya:

1. Kaki terasa lebih nyaman
Menggunakan high heels dalam jangka waktu lama, dapat memperpendek tendon Achilles, suatu jaringan yang menghubungkan antara otot betis dengan tulang tumit. Dibutuhkan waktu beberapa bulan (tergantung pada seberapa sering Anda menggunakan high heels) sebelum panjang tendon Achilles kembali normal, yang berarti rasa tidak nyaman pada kaki Anda pun akhirnya mereda.

2. Nyeri pinggang berkurang
Memakai high heels bikin bokong tampak lebih indah karena tambahan tinggi dari high heels membuat panggul Anda bergeser dan menekuk ke belakang. Kondisi ini akan menyebabkan tulang belakang di bagian pinggul Anda tertekan, yang dapat memicu terjadinya nyeri pinggang.

3. Kaki terlihat lebih baik
Menggunakan high heels dalam waktu lama juga dapat memicu terbentuknya callus dan membuat kuku kaki tumbuh ke dalam. Saat Anda berhenti menggunakan high heels dan beralih ke sepatu atau sandal datar, maka gesekan dan tekanan di antara jari kaki pun akan berkurang sehingga benjolan dan memar yang terbentuk pun akan menyembuh dalam waktu beberapa minggu.

4. Keseimbangan membaik
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada 2015 lalu, menggunakan high heels dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan gangguan keseimbangan pada otot-otot di sekeliling pergelangan kaki Anda. Sebaliknya, sepatu atau sandal datar justru dapat membantu menstabilkan dan memperbaiki keseimbangan tubuh.

5. Kaki mungkin akan terlihat lebih pendek
Sebaliknya, kaki Anda sebenarnya justru menjadi lebih panjang. Berbagai penelitian telah menemukan bahwa orang yang mengenakan high heels biasanya akan memiliki otot betis yang lebih pendek.

Mengganti high heels Anda dengan sepatu atau sandal datar justru akan membuat otot betis Anda kembali ke panjangnya semula sehingga kaki Anda pun akan terlihat lebih panjang. ** Baca juga: Ini Fakta Menarik Tentang Semangka

Anda tetap dapat menggunakan high heels kesayangan, terutama untuk beberapa acara khusus, alias tidak tiap hari.(ilj/bbs)




Benarkah Sandal Jepit & High Heels Sama-sama Berbahaya?

Kabar6-Tidak sedikit wanita yang memilih memakai sandal jepit karena lebih praktis, atau mengenakan high heels saat bepergian bahkan berangkat ke tempat beraktivitas. Siapa sangka, ternyata baik sandal jepit maupun high heels memiliki efe buruk bagi kesehatan.

Dr. Lorry Melnick dari Cherry Creek Foot Clinic mengatakan, sandal jepit juga dapat menimbulkan efek samping karena kaki tidak terlindungi. Dilansir Aol, Asosiasi American Podiatric Medical mengatakan, sandal jepit dapat menyebabkan tendinitis, yaiu salah satu jenis penyakit tendon/jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang terjadi peradangan atau iritasi yang menimbulkan rasa sakit dan nyeri di sekitar persendian, dan pergelangan kaki terkilir karena biasanya sandal jepit tidak melindungi kaki secara menyeluruh.

Bentuk sandal jepit yang kurang tertutup dapat menyebabkan terjadinya plantar fascitis atau nyeri tumit. Jadi menggunakan sandal jepit mempunyai efek samping yang hampir sama dengan penggunaan sepatu berhak tinggi.

Selain itu, sandal jepit tidak melindungi kaki apabila tergesek benda tajam. Jika Anda tetap ingin menggunakan sandal jepit, disarankan tidak lebih dari dua jam sama seperti saat menggunakan sepatu berhak tinggi. ** Baca juga: Adakah Hubungan Antara Depresi & Penurunan Berat Badan?

Apabila Anda merasakan nyeri di sepanjang bagian bawah kaki atau daerah pergelangan kaki, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan.(ilj/bbs)




Hentikan 4 Kebiasaan yang Merusak Tulang

Kabar6-Tulang memainkan peran utama dalam pergerakan tubuh. Gerakan yang selalu berulang-ulang setiap hari saat beraktivitas menjadi kebiasaan yang memberikan efek terhadap kesehatan tubuh dan tulang.

Efek yang terjadi bisa berupa dampak baik untuk kesehatan atau sebaliknya. Karena itulah disarankan agar Anda memperhatikan kebiasaan setiap hari, karena terdapat beberapa kebiasaan yang bisa memicu kerusakan tulang. Dikutip dari Bincang Wanita, ini dia empat kebiasaan yang berdampak merusak tulang:

1. Sepatu hak tinggi
Menggunakan sepatu high heels (hak tinggi) memberikan efek buruk terhadap tulang, terlebih bila digunakan dalam waktu yang lama dan terus menerus. Struktur jaringan lunak di sekitar sendi seperti ligamen, tendon, otot dan saraf bisa terganggu. Ini terjadi karena peregangan pada jaringan lunak di sekitar sendi mata kaki.

2. Tas berat
Membawa barang banyak dalam tas berukuran besar bisa memperburuk kondisi tulang Anda. Kondisi tulang yang normal dengan kebiasaan seperti ini akan menyebabkan kelainan pada tulang karena memikul beban yang berlebihan di luar batas kemampuan tulang.

Semua beban yang dibawa akan ditopang oleh tulang Anda, misalnya di lengan, pundak, atau dijinjing. Hal itu menyebabkan berat beban tertumpu pada satu titik di mana beban itu ditopang.

3. Tidur larut malam/begadang
Meskipun tidak berpengaruh langsung pada tulang, kebiasaan yang menyertainya bisa menjadi penyebab kerusakan tulang. Mungkin begadang sudah menjadi kebiasaan karena kebutuhan waktu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan lainnya, sehingga memaksa tulang untuk aktivitas lebih keras seperti duduk terlalu lama yang akan membuat tulang punggung pegal dan ngilu, terlebih bila posisi atau kondisi duduk yang tidak benar.

4. Membunyikan buku jari
Saat pegal, Anda mungkin terbiasa membunyikan buku jari. Padahal, kebiasaan ini berefek buruk. Gerakan berlebihan pada sendi jari saat menekuk dan meluruskan jari bisa menyebabkan bunyi yang timbul dari gesekan jaringan lunak di sekitar sendi.

Gerakan berulang ini bisa menyebabkan gangguan pada struktur jaringan lunak tersebut, sehingga terjadi perubahan bentuk pada jari, yakni menjadi lebih besar dan tidak indah.

Kebiasaan membunyikan sendi tidak hanya pada jari saja, tetapi pada sendi-sendi tulang lainnya seperti leher, pinggang/tulang belakang dan pundak yang sangat berpengaruh terhadap tulang. ** Baca juga: Sebelum Telanjur, Pahami Risiko Konsumsi Minuman Soda Berlebihan

Hindari keempat kebiasaan yang mungkin tidak Anda sadari, namun dapat merusak tulang.(ilj/bbs)