1

Influencer Asal Australia Ini Alami ‘Monoboob’ yang Bikin Payudara Miliknya Menyatu

Kabar6-Seorang influencer bernama Sapphiroula Condoleon mengalami kondisi mengerikan yang disebut monoboob, di mana payudara miliknya menyatu. Bagaimana hal itu bisa terjadi?

Awalnya, melansir Dailystar, wanita asal Brisbane, Australia, ini menjalani prosedur operasi pembesaran payudara. Tak lama kemudian, Condoleon menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan payudaranya setelah dioperasi. Ia pun pergi ke dokter yang menangani operasi tadi, untuk memperbaiki bentuk yang menjadi tampak abnormal. Namun Condoleon diberitahu bahwa dirinya terkena symmastia yaitu kegagalan dalam proses implan payudara.

Sternum (tulang dada) yang memisahkan kedua payudaranya mengalami kerusakan sehingga payudara Sapphiroula jadi tampak menyatu.

“Saya melakukan operasi pertama pada Februari dengan menghabiskan uang sebesar Rp140 juta, dan ahli bedah yang saya gunakan jasanya adalah yang terbaik di Queensland (negara bagian di Australia),” urai Condoleon.

Namun pada Desember, Condoleon menyadari bahwa ada yang salah dengan payudaranya dan memutuskan kembali ke dokter yang mengoperasinya.

“Semuanya tampak normal. Tapi, pada bulan Desember, saya tampak tidak memiliki belahan dada dan implan yang ditanam di sana bergabung menjadi satu payudara,” jelas Condoleon.

Ditambahkan, “Saya menemui ahli bedah yang menangani operasi saya dan dia mengatakan bahwa dinding tulang dada saya mengalami kerusakan sehingga implan di dada saya menyatu. Dia memberitahu bahwa ini adalah kasus symmastia yang jarang terjadi.”

Di kanal video YouTube miliknya, Condoleon menceritakan pengalaman yang tidak bisa dilupakan. Bahkan, ia sempat mengalami trauma. ** Baca juga: Kelainan! Pria Ini Bercinta dengan 126 Sandal Jepit Curian

“Itu adalah pengalaman yang sangat traumatis, dan dokter mengatakan bahwa gejala yang saya alami memiliki persentase 1:1.000.000. Dia sama sekali belum pernah melihat kasus seperti ini. Saya sendiri bahkan tidak menyadarinya selama beberapa bulan sampai saya mulai melihat ada yang tidak beres ketika saya sedang mengenakan bikini.”

“Saya pun mencari tahu soal gejala yang saya miliki di Google. Seminggu sebelum ulang tahun saya yang ke-21, saya menjalani operasi kedua yang berjalan dengan sangat baik. Dokter yang saya kunjungi sangat mengagumkan, dan gejala yang saya alami bukan kesalahannya. Semua teman saya menggunakan jasanya dan mereka memiliki payudara-payudara yang mengagumkan,” kata Condoleon lagi.

Mengerikan.(ilj/bbs)




Ilmuwan Australia Klaim Hilangkan COVID-19 dalam Waktu 24 Jam Gunakan Obat Kutu

Kabar6-Sekelompok ilmuwan di Australia kabarnya telah menemukan obat yang efektif untuk COVID-19. Bahkan, obat yang ditemukannya itu diklaim mampu menghilangkan COVID-19 hanya dalam waktu 24 jam.

Obat yang diklaim para ilmuwan Australia itu, melansir Dailymail, adalah ivermectin yaitu obat anthelmintik yang berfungsi untuk mengobati infeksi akibat cacing. Ivermectin juga dikenal sebagai obat untuk mengobati kutu kepala. Meski para ilmuwan mengaku kemampuan ivermectin dalam mengobati COVID-19 masih dalam tahap awal. Tapi melihat penelitian sebelumnya terkait potensi obat ini, mereka yakin hasilnya akan menjanjikan.

Mereka juga mengaku telah mempelajari ivermectin in vitro sehubungan dengan virus corona pada awal April 2020 lalu. “Kami menemukan, bahkan dosis tunggal dapat menghilangkan semua muatan virus selama 48 jam dan bahkan 24 jam. Ada pengurangan yang sangat signifikan,” ungkap Dr. Kylie Wagstaff, pemimpin tim dari Biomedicine Discovery Institute Melbourne Monash.

Meskipun virus ini bukan parasit, para ilmuwan berkeyakinan bahwa ivermectin ini dapat menghalangi RNA virus, asam ribonukleat, yang menyerang sel-sel sehat.

Ivermectin juga diyakini dapat memberi sistem kekebalan lebih lama untuk melawan penyakit. ** Baca juga: Transplantasi Tangan Lintas Gender Alami Keajaiban, Kulit Sesuaikan Warna Asli Penerima Cangkok

“Langkah selanjutnya adalah menentukan dosis yang tepat untuk manusia, memastikan dosis yang efektif untuk mengobati virus secara in vitro dan aman bagi manusia,” jelas peneliti.

Sementara itu, dalam studi yang dilakukan para peneliti di University of Utah, pasien kritis pada paru-paru yang memerlukan ventilator mendapat manfaat dari pemberian ivermectin.

“Kami mencatat angka kematian yang lebih rendah dan penurunan penggunaan sumber daya perawatan kesehatan pada mereka yang diobati dengan ivermectin,” tulis Dr. Amit Patel, penulis utama studi.

Efek samping ivermectin pada pasien dengan gangguan hati dan riwayat kesehatan lainnya, diungkapkan Dr. Patel, tidak seburuk penggunaan hydroxychloroquine dan azithromycin. Melihat hasil kedua studi tersebut, para ahli pun optimis terhadap ivermectin, meskipun belum dapat mengumumkannya di depan publik.

“Jika ivermectin terbukti efektif dengan evaluasi yang ketat, maka terapi yang aman dan terjangkau telah ditemukan, dan berpotensi untuk menyelamatkan banyak nyawa,” kata Dr. Nirav Shah, seorang ahli penyakit menular di NorthShore University HealthSystem.

Namun, Shah juga mengingat temuan para ilmuwan itu masih memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Pasalnya, ada banyak contoh obat dengan aktivitas in vitro yang tidak terbukti efektif pada manusia.

“Oleh karena itu, mengingat tidak ada terapi yang terbukti efektif mengobati COVID-19, obat-obat in vitro seperti ivermectin harus dievaluasi secara ketat untuk memahami keamanan dan efektivitasnya,” urai Dr. Shah.

Semoga.(ilj/bbs)




Didenda Rp25 Miliar Karena Pasang Foto Liburan Saat Lockdown

Kabar6-Selama kebijakan lockdown diberlakukan, liburan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari terpaksa harus dibatalkan. Namun untuk melepas kerinduan, banyak orang yang mengunggah foto lama mereka saat liburan di media sosial.

Ternyata di sisi lain, mengunggah foto liburan dapat membawa petaka bagi sebagian orang. Salah satunya, yang dialami pasangan suami istri (pasutri) bernama Jazz dan Garry Mott. Melansir Independent, pasutri asal Victoria, Australia, ini didenda oleh pihak kepolisian setempat karena dianggap melakukan perjalanan tidak penting di tengah pandemi. Padahal, foto yang mereka unggah itu adalah saat liburan sebelum pandemi COVID-19.

Berawal saat Jazz dan Mott mengunggah 12 foto liburan mereka yang diambil pada 2019 di media sosial Facebook. Foto yang diunggah pada 5 April ini juga ditandai dengan lokasi foto itu diambil, yaitu di Danau Lakes Entrance.

Nah, beberapa hari setelah foto itu diunggah, pada 9 April pasangan suami istri itu terkejut saat polisi datang ke rumah, dan mengatakan bahwa mereka didenda karena mengunggah foto liburan.

Jazz Mott mengatakan, ia dan suaminya masing-masing didenda sebesar Rp25 miliar. Namun, gugatan itu akhirnya dicabut oleh kepolisian setempat setelah Jazz dan Garry melaporkan kejadian ini ke media. Namun syarat yang harus ditaati, ia dan sang suami tidak diizinkan lagi mengunggah foto liburan ke media sosial mana pun.

Seorang juru bicara Departemen Kepolisian Victoria mengatakan, kebijakan tersebut telah ditinjau dan mereka memutuskan untuk mencabut gugatan kepada Jazz dan Garry. Dikatakan, kesalahan yang dibuat sepasang suami istri itu dapat dijadikan pelajaran oleh masyarakat Victoria.

“Secara umum, polisi akan menindaklanjuti dan menyelidiki keadaan di sekitar potensi pelanggaran individu yang dilaporkan oleh publik,” kata juru bicara kepolisian Victoria. ** Baca juga: Amge, Wanita Terpendek di Dunia Bantu Polisi India Ingatkan Warga Tentang Lockdown

Diketahui, negara bagian Victoria saat ini sedang menjalani lockdown dan mengharuskan warganya untuk tinggal di rumah. Mereka hanya diperbolehkan keluar rumah untuk membeli persediaan makanan dan ke rumah sakit.(ilj/bbs)




Usai Kena PHK, Pria Ini Menang Lotre Puluhan Miliar

Kabar6-Selalu ada pelangi setelah hujan. Tampaknya ungkapan ini pas untuk menggambarkan kisah hidup seorang pria asal Adelaide, Australia, berusia 20-an tahun yang tidak disebutkan namanya.

Bagaimana kisahnya? Akibat pandemi COVID 19, ayah satu anak harus kehilangan pekerjaan atau terkena PHK seperti ratusan ribu warga Australia lainnya. Namun siapa sangka, melansir Dailymail, saat itu juga ia dikabarkan menang lotre sekira Rp75,3 miliar yang merupakan hadiah divisi pertama dalam lotre ‘Set for Life’.

“Aku memeriksa akun online-ku tadi malam dan melihat aku menang. Aku membangunkan istriku untuk memberitahu dia dan dia berteriak,” ungkapnya. “Ini tidak bisa dipercaya! Aku telah memeriksa akun online-ku berkali-kali untuk melihat apakah ini nyata…Ini adalah perasaan yang luar biasa. Kami adalah keluarga muda dan kami punya bayi, jadi ini akan membantu kami selama sisa hidup kami.”

Ditambahkan, “Aku baru-baru ini kehilangan pekerjaan karena COVID-19, jadi ini membuatku sangat lega. Aku sangat stres akhir-akhir ini, tetapi sekarang aku sangat bahagia. Ini memberi kami kebebasan finansial sepenuhnya. Kemungkinannya tidak terbatas dengan hadiah ini. Ini adalah perasaan yang hebat. Aku sangat bahagia!” ** Baca juga: Neft Daslari, Kota Apung Sekaligus Kilang Minyak Tertua di Dunia

Rezeki memang tidak tertukar.(ilj/bbs)




Fakta Unik, Penyebaran COVID-19 di Australia Lebih Banyak Dialami Kalangan Berduit

Kabar6-Penyebaran COVID-19 di Australia menunjukkan sebuah fakta unik. Ya, di Negeri Kangguru itu COVID-19 ternyata lebih banyak dialami oleh kalangan berduit atau orang-orang kaya.

Zona merah wabah COVID-19 di Australia, melansir Dailymail, terletak di beberapa kompleks orang kaya saja, sebuah kondisi yang sangat mengejutkan berbagai pihak. Disebutkan, orang-orang kaya lebih dominan dalam hal penyebaran dan penularan COVID-19. Hasil sebuah penelusuran mengungkapkan adanya laporan bahwa kebiasaan hidup orang-orang berduit di Australia diduga menjadi pemicunya.

Diketahui, hingga Jumat (27/3/2020) lalu tercatat 93 dari 520 kasus Victoria yang dikonfirmasi berada di daerah elite Stonnington dan Semenanjung Mornington. Pinggiran kota Toorak dan Yarra Selatan yang subur berada di Stonnington. Sedangkan tempat lain di Victoria seperti di Portsea dan Sorrento, lalu Semenanjung Mornington.

Kebiasaan hidup yang dimaksud adalah orang-orang kaya Australia melakukan liburan dan perjalanan mewah dengan kapal pesiar. Virus itu diduga menyebar di lingkungan orang kaya setelah dibawa kembali dari perjalanan ski di Aspen. Ya, penduduk Toorak-Portsea memang gemar bermain ski di Aspen Colorado.

Otoritas kesehatan Victoria memantau kluster perjalanan orang-orang yang melakukan ski di Colorado, diyakini berasal dari satu kelompok. Dipercayai bahwa salah satu dari kelompok itu telah berkeliling dunia, sebelum mengunjungi Aspen dan menyebarkan virus. Puluhan infeksi diyakini berasal dari satu kelompok

Di antara mereka yang terisolasi setelah mengunjungi Aspen adalah ketua Flexigroup Andre Abercrombie yang telah pulih setelah dites negatif. Mantan bendahara Partai Liberal negara bagian yang dianggap sebagai orang terkaya ke-187 di Australia juga terinfeksi COVID-19.

Pengusaha Sophie Carnegie dan koleganya Michael Backwell juga berada di satu grup kelompok ski di Aspen. Kemudian, salah satu peserta ski di Aspen menularkan virus itu setelah menghadiri pesta ulang tahun ke-50 tokoh properti Glen Wright yang juga dihadiri orang-orang kaya.

Pesta mewah yang diadakan di restoran Sails di Noosa menjadi kluster penyebaran COVID-19. Setidaknya, ada 30 orang kaya dalam pesta itu terinfeksi COVID-19. ** Baca juga: Kementerian Perumahan Paris Pesan Kamar Hotel untuk Tunawisma Selama Lockdown

Sementara, Departemen Kesehatan NSW menunjukkan lebih dari 20 penerbangan internasional dalam satu bulan orang-orang yang terinfeksi kebanyakan dari kelas pertama. Kelas ini seringkali diisi kalangan berduit.(ilj/bbs)




Seorang Miliuner Asal Australia Cari Asisten untuk ‘Work From Home’ Bergaji Ratusan Juta

Kabar6-Sebuah penawaran menarik datang dari miliuner Matthew Lepre (27) yaitu posisi sebagai asisten ‘Work From Home’ dengan gaji yang sangat menggiurkan.

Lepre yang merupakan Founder Ecom Warrior Academy tersebut, melansir MailOnline, menawarkan posisi yang memudah orang untuk bekerja di saat pandemi COVID-19. Tak harus ke kantor atau menemaninya kemana pun, Anda hanya perlu bekerja dari rumahnya.

Diketahui, Lepre tergerak untuk membuka lowongan tersebut karena sedih melihat banyak orang kehilangan pekerjaan akibat COVID-19, sehingga pria itu pun bergerak untuk membantu dengan caranya sendiri.

“Aku tumbuh di pinggiran bagian barat Sydney mengandalkan makanan sisa dari Salvation Army karena ibuku yang single mother tidak bisa membeli bahan makanan jadi aku bisa merasakan waktu-waktu sulit yang orang-orang sedang hadapi sekarang,” kata Lepre. “Paling tidak yang bisa aku lakukan adalah memberikan pekerjaan untuk seseorang yang mungkin tidak bekerja saat ini dan ingin bekerja dari rumah.”

Lepre adalah pria asal Australia yang sebelumnya juga mencari fotografer dan asisten pribadi bergaji ratusan juta untuk dibawa berkeliling dunia.

Nantinya, asisten bertugas menjawab telepon, menulis blog, menulis email hingga membantu para pelajar untuk mendaftar di program mentor Lepre. Pekerja tersebut tentu perlu memiliki komputer, koneksi internet, dan bisa bekerja dari Senin hingga Jumat.

Berapa gaji yang ditawarkan? Lepre akan membayar sang asisten sebesar sekira Rp541 juta. ** Baca juga: Pekerja Wanita di Jepang Protes Karena Dilarang Pakai Kacamata di Kantor

Wow…! (ilj/bbs)




Jaga Stamina Selama Lockdown, Pria Ini Lari Maraton 2.010 Putaran dalam Apartemennya

Kabar6-Bagi Tim Franklin, lockdown saat pandemi COVID-19 bukan berarti hanya berdiam diri di rumah. Pria yang juga pelari jarak jauh di Brisbane, Australia, ini menjaga kebugarannya dengan berlari maraton di apartemen miliknya.

Untuk menyelesaikan jarak 42 kilometer, melansir Dailymail, Franklin butuh waktu enam jam 46 menit dan 2.010 putaran dalam ruang santai serta balkon. “Aku pikir ini adalah yang tersulit yang pernah kulakukan,” ujar Franklin. “2.000 putaran di sirkuit (sepanjang) sekira 21 meter adalah hal yang paling menyiksa yang pernah aku lakukan dalam hidupku secara mental!”

Franklin mengatakan, aktivitas yang dilakukan ni bertujuan menjaga kakinya ‘tetap ringan’, seiring aturan karantina yang harus dipatuhi untuk membantu cegah penyebaran COVID-19.

Pria itu menggunakan spidol papan tulis dan kulkasnya untuk mencatat berapa putaran yang telah diselesaikan. “Aku punya spidol papan tulis, dan setiap putaran aku mengopernya dari tangan kiri ke tangan kanan. Lalu setiap 10 putaran aku memberi coretan khusus di kulkas.”

Diketahui, Australia melalui Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan penutupan negaranya dalam upaya mereka memerangi COVID-19. ** Baca juga: Polisi India Gunakan ‘Helm COVID-19’ untuk Tertibkan Warga Saat Lockdown

Keputusan melakukan lockdown terjadi setelah Morrison berkonsultasi dengan komite keamanan nasional. Dalam aturan lockdown ini, warga Australia dan keluarganya masih diizinkan pulang. Namun, diminta untuk karantina selama 14 hari.

Warga negara Australia diimbau untuk membatalkan rencana perjalanan domestik. Pantai Bondi dan beberapa tempat berenang populer lainnya ditutup, setelah ada kerumunan orang berjemur yang mengabaikan larangan perkumpulan massa di luar ruangan. Sementara pub, kasino, bioskop, dan tempat ibadah juga akan ditutup hingga enam bulan mendatang.(ilj/bbs)




Masker Ludes, Kini Kondom Jadi Buruan di Singapura dan Australia

Kabar6-Pandemi COVID-19 ini rupanya tak hanya membuat masker dan hand sanitizer ludes di pasaran. Siapa sangka, kondom pun laris manis terjual.

Namun bukan untuk bercinta, kondom yang dibeli banyak dipakai untuk mengindari penularan COVID-19. Bagaimana bisa? Sejumlah foto yang viral di media sosial, melansir Wolipop, memperlihatkan rak-rak kondom yang kosong di sejumlah toko di Singapura dan Australia.

Pengguna Facebook bernama Thanh Thai, termasuk salah satu orang yang mengunggah foto tadi. Dari unggahan itu terlihat hanya ada empat kotak kondom yang tersisa di rak.

“Can anybody please tell me what happened,” tulisnya di keterangan foto. Dia bingung mengapa kondom ikut diborong di saat pandemi COVID-19.

Bak gayung bersambut, seorang pengguna Facebook menjawab pertanyaan Thanh Thai tersebut. Usut punya usut, ternyata orang-orang membeli kondom sebagai alat untuk melindungi jari mereka dari virus dan bakteri saat memencet tombol.

Sejumlah foto di media sosial memperlihatkan tangan yang dilindungi kondom digunakan untuk menekan tombol lift. Pengguna Twitter dengan nama Siddharth Misra yang mengunggah foto tersebut mengatakan, kondom di Singapura sold out karena digunakan untuk melindungi jari saat memencet tombol lift di apartemen atau gedung bertingkat.

Ya, demi menghindari COVID-19, orang-orang di seluruh dunia saat ini lebih menjaga kesehatan. Berbagai cara pun dilakukan untuk melindungi tubuh dari virus. Salah satu yang disarankan para ahli adalah menjaga kebersihan tangan.

Tangan diketahui merupakan ‘agen penyebar’ virus dan bakteri paling potensial, karena bisa menyentuh berbagai benda di mana saja yang belum tentu terjamin kebersihannya. Saat bersalaman, bakteri atau virus yang mengendap di permukaan benda bisa berpindah ke telapak tangan.

“CDC mengklaim lebih dari 80 persen infeksi bisa menyebar lewat tangan. Dugaan ini cukup masuk akal karena banyak bakteri dan virus yang bisa bertahan hidup di kulit manusia selama beberapa menit jika bukan berjam-jam,” ungkap Jason Tetro, pakar mikrobiologi. ** Baca juga: Kenakan Bra dari Masker N95 Bikin Model Asal Rusia Ini Banjir Hujatan

Kreatif yang nyeleneh.(ilj/bbs)




Pasangan Asal Australia Menikah di Restoran Cepat Saji untuk Kenang Kencan Pertama

Kabar6-Biasanya tiap pasangan memiliki kenangan tersendiri di tempat pertama kali mereka berkencan. Kenangan ini juga yang membuat pasangan Kate dan Harrison Cann menggelar pesta pernkahan mereka di sebuah restoran cepat saji.

Rupanya, restoran cepat saji itu adalah tempat Kate dan Harrison pertama kali berkencan. Kisah pasangan asal Queensland, Australia, ini sontak menjadi viral.

Dan bukan tanpa sebab, melansir Dailymail, Kate dan Harrison ternyata berhasil memenangkan sayembara yang diadakan restoran cepat saji tadi. Syarat yang harus dilakukan adalah mengisi formulir online berisi alasan mengapa para pendaftar ingin untuk menikah dengan sponsor restoran cepat saji tersebut.

Kate dan Harrison yang sudah menjalin kisah cinta sejak 2017 pun memberanikan diri ikut mendaftar. Beruntung, keduanya berhasil memenangkan sayembara itu. ** Baca juga: Zonk! Tanaman yang Dirawat Selama 2 Tahun Ternyata Palsu

Hal itu tak lain karena kreativitas mereka dalam mengubah lirik lagu dari soundtrack film ‘The Fresh Prince of Bel-Air’ menjadi kisah cinta mereka ditambah alasan mengapa mereka mencintai ayam dari restoran cepat saji ini.

Pernikahan dihadiri oleh 150 tamu berasal dari teman dan keluarga mempelai. Mereka menikmati fasilitas antara lain makanan prasamanan dengan menu klasik, sajian truk makanan resep rahasia kolonel, photobooth dan tempat karaoke.

Puncak perayaannya ditandai dengan memotong kue pengantin bertemakan restoran cepat saji tadi, dan berpose dengan seember ayam.

Unik, ya.(ilj/bbs)




Seekor Ular Piton Telan Handuk di Pantai

Kabar6-Ular piton yang satu ini sepertinya tidak bisa membedakan antara mangsa dan benda mati. Buktinya, hewan itu menelan handuk pantai. Beruntung seorang dokter hewan dapat menyelamatkan nyawanya ular piton tadi.

Dalam sebuah video yang diposting ke media sosial, melansir Huffpost, terlihat bagaimana seorang dokter hewan di Rumah Sakit Spesialis Hewan Kecil Sydney, Australia, menyelamatkan nyawa hewan peliharaan bernama Monty. Ya, Monty membutuhkan perawatan darurat setelah menelan seluruh handuk pantai.

Ular piton berusia 18 tahun dengan panjang tiga meter tersebut diberi anestesi atau bius, dan dipindai untuk menemukan handuknya. Dr Olivia Clarke dari rumah sakit hewan lantas mengirim forsep melalui endoskop untuk mengambil handuk dan menariknya.

“Monty dikeluarkan dari rumah sakit pada hari yang sama dan pemiliknya melaporkan dia telah kembali ke dirinya sendiri yang bahagia dan selalu lapar,” demikian tulis rumah sakit itu dalam laman Facebook. ** Baca juga: Hewan dengan Ukuran Raksasa yang Bikin Bergidik

Bisa jadi ular piton tadi mengira handuk adalah makanan yang lezat.(ilj/bbs)