oleh

Setelah Rafael Alun Pejabat Pajak Ditahan KPK Kini Bupati Meranti Terkena OTT KPK

image_pdfimage_print

Kabar6-Achmad Nur Hidayat Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute mengomentari Bupati Meranti Muhammad Adil  yang terkena OTT Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Setelah Rafael Alun pejabat pajak ditahan KPK, kini Bupati Meranti Muhammad Adil terkena OTT KPK. Ada apa dengan para pejabat kita?” kata Achmad Nur Hidayat melalui rilisnya, Jumat (7/4/2023).

Adil ditangkap beserta sejumlah pejabat Kabupaten Meranti dan juga pihak swasta yang diduga sebagai pemberi suap kepada sang Bupati dan jajarannya, Kamis (6/4/2023).

Adil sendiri namanya sempat mencuat karena berseteru dengan Kementerian Keuangan dimana dia mengatakan bahwa kekayaan daerahnya yaitu Kabupaten Meranti dihisap oleh pemerintah pusat sementara bagi hasilnya sangat sedikit. Bahkan Adil terang-terangan menyebut isi orang Kementerian Keuangan adalah iblis.

Saat itu tak sedikit pihak yang mendukung pernyataan Adil tersebut. Adil dianggap sebagai seorang kepala daerah yang memperjuangkan nasib masyarakat nya.

Namun, kata Achmad, dengan kejadian tangkap tangan KPK terhadap Bupati Meranti dan para pejabat di daerah Meranti tersebut tentu saja membuat citra Adil sebagai Bupati yang berpihak kepada masyarakat kecil sirna sudah.

Di sisi yang lain Rafael Alun seorang pejabat pajak juga ditahan oleh KPK. Menariknya penahanan Rafael sendiri pada mulanya bukanlah karena pengungkapan dari Inspektorat Pajak ataupun OTT KPK tapi Rafael justru tersangkut karena anaknya memukuli seorang anak remaja sampai koma dan setelah itu terbongkar siapa orang tua anak tersebut yang notabene adalah seorang anak pejabat pajak yang hartanya tak wajar.

**Baca Juga: Demi Kepentingan Nasional, Partai Gelora Usulkan Koalisi Besar Diberi Nama Koalisi Bersatu

Dikatakan oleh Achmad,  dalam kasus Muhammad Adil dan Rafael Alun keduanya adalah sama-sama pejabat negara. Adil sendiri telah secara terang-terangan menuding orang-orang Kemenkeu tempat dimana Rafael menjabat sebagai kumpulan iblis karena tidak jelas pengelolaan keuangannya terutama distribusi ke daerah Adil yang menurut nya memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah namun yang kembali ke daerah nya sangat sedikit.

“Dalam hal ini apa yang dilakukan Adil sudah benar karena mengkritisi Kemenkeu namun ternyata Adil sendiri telah mengkhianati rakyatnya karena tertangkap melakukan korupsi dan memperkaya dirinya sendiri,” ujar Achmad.

Lanjutnya, sementara di sisi lain Rafael Alun adalah bentuk nyata Kebenaran kritik Adil dimana ada masalah di Kementerian Keuabgan. Rafael terbukti telah melakukan korupsi dan memperkaya dirinya sendiri dalam posisinya sebagai pejabat negara. Dan kuat dugaan Rafael tidak bekerja sendiri sehingga KPK harus membongkar hal hal yang janggal di Kementerian Keuangan.

“Dari Penangkapan Muhammad Adil dan Rafael Alun kita bisa melihat fakta bahwa banyak orang orang yang saat ini diberi wewenang dan kekuasaan untuk menjabat justru memanfaatkan posisi itu untuk memperkaya dirinya sendiri tanpa peduli masyarakatnya sedang sulit,” ungkapnya.

PR KPK dan penegak hukum lainnya, kata Achmad, masih cukup berat untuk membersihkan Indonesia dari korupsi ketika para pejabat yang mesti nya memberikan keteladanan justru mengkhianati kepercayaan publik dengan melakukan korupsi kolusi dan nepotisme. (Red)

Print Friendly, PDF & Email