1

6 Turis di India Terpaksa Tinggal dalam Gua Karena Kehabisan Uang Saat Lockdown

Kabar6-Penetapan lockdown di India membuat banyak orang ‘terjebak’, tidak bisa pulang ke rumah sendiri dan harus tinggal di stasiun kereta. Hal itu juga yang dialami enam orang turis asing.

Bagaimana kisahnya? Semula keenam turis tadi, melansir moneycontrol, tinggal di sebuah hotel wilayah Muni Ki Reti. Namun, terlalu lama tinggal di hotel membuat mereka kehabisan uang dan harus meninggalkan hotel tersebut. Karena tidak tahu harus ke mana, mereka pun memutuskan untuk bersembunyi di sebuah gua di daerah Rishikesh sejak 24 Maret lalu.

Diketahui, keenam turis ini berasal dari Prancis, Amerika Serikat, Ukraina, Turki, dan Nepal. Mereka tidak meninggalkan gua demi mencegah penyebaran virus, dan hanya satu orang yang setiap hari berbelanja makanan keluar, yaitu turis asal Nepal. Demi menghemat uang, mereka membeli makanan dengan cara patungan.

“Mereka telah menghemat uang untuk membeli makanan dan persediaan lainnya,” kata Inspektur Polisi Rajendra Singh Kathait.

Hingga suatu hari, setelah berhari-hari telantar di gua, keenam turis tadi akhirnya ditemukan oleh polisi setempat yang sedang berpatroli. Meskipun tidak ada yang menunjukkan gejala terinfeksi COVID-19, mereka tetap dibawa ke Swarg Ashram untuk dikarantina selama 14 hari.

Selain keenam turis ini, dikabarkan ada 700 pelancong lain yang masih terjebak di India. Untuk menangani hal itu, Pemerintah India meluncurkan situs ‘Stranded in India’ agar para pelancong itu bisa pulang ke negaranya. ** Baca juga: Sosial Distancing Ala Warga Islandia yang Unik

Dengan adanya situs tersebut, kini beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris telah mencarter penerbangan untuk membawa para pelancong ini pulang. (ilj/bbs)




Sarapan yang Tepat untuk Jaga Daya Tahan Tubuh

Kabar6-Sebagian orang memilih menu sarapan berupa secangkir kopi atau teh, sepotong kue atau gorengan. Sarapan juga masih sering dianggap hanya sekadar aktivitas mengisi perut agar kenyang di pagi hari.

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar mendapatkan manfaat sesungguhnya dari sarapan. Melansir Kompas, berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan saat menyantap sarapan untuk meningkatkan daya tahan tubuh:

1. Tidak menunda waktu sarapan
Sarapan yang baik selalu dilakukan pada waktu pagi hari, bukan menjelang makan siang, dan tidak perlu dibedakan antara saat hari kerja atau sekolah, maupun hari libur.

Hasil penelitian menunjukkan, waktu terbaik untuk menyantap sarapan adalah 30-60 menit setelah bangun tidur di pagi hari. Sementara, sumber lain menyebut waktu menyantap sarapan masih diperbolehkan maksimal hingga dua jam setelah bangun tidur. Di Indonesia sendiri, rata-rata menyantap sarapan baiknya dilakukan sebelum pukul 09.00.

2. Pilih menu sarapan yang bergizi
Jenis makanan yang dikonsumsi untuk sarapan akan mempengaruhi kondisi tubuh selama beberapa jam ke depan. Menu sarapan yang sehat sebaiknya memiliki kandungan gizi seimbang dan memenuhi 20-35 persen angka kecukupan energi sehari.

Jumlah zat gizi sarapan akan menyumbang sekira seperempat dari asupan zat gizi harian seseorang. Terkait menu sarapan ini, sebaiknya pilih yang mengandung protein dan serat yang cukup.

Protein dan serat yang dikonsumsi saat sarapan dapat membantu mempertahankan kenyang lebih lama sehingga mengurangi keinginan untuk mengemil sebelum makan siang.

Dengan ini, seseorang sudah melakukan upaya mencegah asupan kalori berlebihan yang kurang baik bagi tubuh.

3. Batasi konsumsi gula sederhana
Saat sarapan dianjurkan juga untuk mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat atau gula yang kompleks. Karbohidrat tidak harus nasi, tapi dapat diganti dengan sumber karbohidrat lain, seperti roti, gandum, kentang, sereal, sumber karbohdrat kompleks lainnya

Sebaiknya menghindari konsumsi makanan dengan kandungan karbohidrat sederhana atau gula yang tinggi, seperti roti atau kue-kue manis, dan teh atau kopi yang ditambahkan banyak gula.

Konsumsi gula berlebih saat sarapan dapat meniakkan dan menurunkan kadar gula darah seseorang degan cepat sehingga jangka panjang dapat menimbulkan efek yang negatif bagi kesehatan.

4. Perhatikan porsi sarapan
Porsi sarapan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi perut. Berikan batasan yang wajar pada porsi sarapan Anda. Beberapa orang memilih makan dengan porsi kecil, namun terkadang porsi yang terlalu sedikit justru dapat menyebabkan rasa lapar.

Namun juga jangan terlalu banyak. Perut yang terlalu kenyang justru apat mengakibatkan gangguan pada sistem pencernaan dan menjadikan seseorang lebih mudah mengantuk dan kurang sehat. ** Baca juga: Jangan Tidur Saat Anda dalam Kondisi Marah

Jadi, konsumsi menu sarapan dengan tepat agar manfaatnya maksimal, sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.(ilj/bbs)




Sosial Distancing Ala Warga Islandia yang Unik

Kabar6-Salah satu cara yang dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 adalah dengan social distancing atau pembatasan sosial. Nah, warga di Islandia memiliki cara unik untuk melampiaskan rasa rindu dan demi menjaga jarak dengan orang lain selama pandemi COVID-19.

Dinas Kehutanan Islandia, melansir MSN, mendorong orang-orang untuk memeluk pohon. Menurut Direktur Icelandic Forest Service (IFS), Throstru Eysteinsson, hal tersebut dilakukan tak hanya untuk mengurangi rasa bosan, tapi juga sebagai pengingat untuk selalu mencintai alam.

“Kamu melihat ini sebagai kontribusi untuk krisis yang sedang terjadi. Tidak banyak yang kita lakukan terhadap hutan kita selain, ‘Hei, mari datang ke hutan’,” kata Eysteinsson.

Para ranger dan polisi hutan di Hutan Nasional Hallormsstaour di Islandia Timur pun membersihkan jalur yang tertutup salju untuk memastikan bahwa penduduk setempat dapat menikmati alam bebas. Termasuk tanpa melakukan kontak dengan orang lain, tetapi tetap dekat dengan ‘teman-teman alam mereka’.

Ditambahkan Eysteinsson, ada banyak manfaat saat berada di alam, bahkan saat memeluk pohon. Berjalan-jalan di hutan juga sangat baik untuk kesehatan dan mental ketika melalui hal yang sulit.

“Sesimpel saat kamu berada di dalam lingkungan yang berbeda dibandingkan di kantor ataupun di rumah. Entah bagaimana saat berada di hutan kamu akan merasa segar. Hal tersebut juga menyegarkan pikiran,” kata Eysteinsson.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh seorang ranger di hutan tersebut, Por Porfinnsson. “Ketika memeluk sebatang pohon, kamu akan merasakannya pertama kali di ibu jari kaki kemudian ke kaki, dada, dan ke kepala. Perasaan relaksasi yang luar biasa dan kemudian kamu siap untuk menjalani hari dan tantangan baru.”

Diketahui pada masa pandemi seperti sekarang, kontak dekat apalagi berpelukan sangat tidak dianjurkan, karena risiko terpapar COVID-19. Sebagai gantinya, pohon bisa menjadi alternatif lain.

Meskipun begitu, Porfinnsson mendesak agar pengunjung ke hutan nasional untuk melakukan tindakan pencegahan dengan tidak memeluk pohon yang sama. ** Baca juga: Terobos Medan yang Sulit, di India Ada Ambulans Sepeda Motor untuk COVID-19

“Lima menit benar-benar baik, jika kamu dapat meluangkan waktu selama lima menit sehari untuk memeluk sebatang pohon, itu pasti sudah cukup,” ujar Porfinnsson.(ilj/bbs)




Jangan Tidur Saat Anda dalam Kondisi Marah

Kabar6-Pernahkah Anda tidur dalam kondisi sedang marah, entah kepada pasangan, teman, atau masalah pekerjaan? Orang yang tidur sambil merasakan kemarahan dalam dirinya, disebut memiliki kualitas tidur yang lebih buruk.

Penelitian yang dilakukan oleh para psikolog dari Iowa State University, melansir Womantalk, mengungkapkan bahwa mereka yang tidur dalam kondisi marah, diyakini akan tetap terjaga karena merasa frustrasi dan merasa lebih sulit mencapai ketenangan yang dibutuhkan, agar bisa memejamkan mata dan terlelap.

Jika dikaitkan dengan kesehatan, perasaan marah yang dirasakan tersebut dapat meningkatkan aktivitas kardiovaskular, sehingga membuat seseorang menjadi lebih sulit tertidur.

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner dan memantau pola tidur sebanyak 436 relawan. Mereka kemudian dibagi menjadi tiga kelompok.

Kelompok pertama yang menyimpan kemarahan, kelompok kedua yang mengeluarkan rasa marahnya, dan kelompok terakhir yang bisa mengontrol marahnya.

Hasilnya, orang-orang dari kelompok terakhir yang tetap tenang saat berada di bawah tekanan, mendapat kualitas tidur yang lebih baik selama seminggu di bawah pengawasan. Tapi mereka yang menekan kemarahan mereka sebelum tidur, orang-orang di kelompok pertama, dilaporkan memiliki kualitas tidur yang parah.

Hal lain, hasil studi juga menunjukkan bahwa mereka yang tidak membiarkan kemarahannya keluar, walaupun dengan salah satu caranya dengan berkata hal-hal buruk, dan memilih untuk menyimpannya dalam hati akan memiliki kualitas tidur yang sangat buruk dan bukan tidak mungkin akan terus terjaga sepanjang malam.

Pada penelitian sebelumnya disebutkan, orang yang mengalami kesulitan tidur akan membuatnya lebih sulit menahan emosi saat terbangun. ** Baca juga: Jangan Salah Pilih, 4 Jenis Makanan Ini Bikin Penampilan Anda Terlihat Lebih Tua

Jadi bayangkan jika sebelum tidur Anda sudah merasa marah, kemudian tidak mendapatkan waktu tidur yang berkualitas dan akhirnya merasa semakin marah, maka sesungguhnya Anda sedang menciptakan ‘lingkaran setan’.(ilj/bbs)




Bupati Pandeglang Resmikan RSUD, DPRD: Apakah Penting Acara Seremonial Ditengah Pandemi

kabar6.com

Kabar6-Seruan Physical Distancing atau pembatasan sosial yang digembor-gemborkan oleh pemerintah, justru bertolak belakang yang dilakukan Pemkab Pandeglang.

Itu lantaran ditengah pandemi COVID-19 Pemkab Pandeglang masih melakukan kegiatan pemerintahan.

Hal itu diketahui saat Bupati Pandeglang Irna Narulita meresmikan RSUD Aulia Menes. Bahkan dalam foto saat gunting pita sebagai tanda rumah sakit itu resmi beroperasi terlihat bupati dan pejabat dan tamu undangan yang hadir terlihat berdempet-dempetan.

Anggota DPRD Kabupaten Pandeglang Erin Febiana mengatakan, Bupati Pandeglang kerap menyarankan warganya untuk tidak berkerumun, namun saat peresmian rumah sakit itu bisa dikecualikan karena RSUD tersebut steril dari virus.

Erin juga mempertanyakan apakah harus melakukan kegiatan seremonial ditengah ancaman virus Corona.

“Sebagai warga Menes tentu saya sangat mendukung beroperasinya RSUD Aulia. Tapi di tengah pendemi COVID-19 dimana ibu Bupati menyarankan kepada masyarakat agar menjaga jarak dan tidak boleh berkerumun, kalau dilihat dari gambar ini ibu Bupati meresmikan RSUD Aulia apakah ini pengecualian karena mungkin RSUD steril dari COVID-19? Apakah harus melakukan seremonial di tengah pendemi ini? Apakah ada yang bisa menjelaskan berapa orang yang hadir disini?,” ujar Erin dalam postingan facebooknya, Senin (20/4/2020).

Dalam siaran persnya, Bupati Pandeglang Irna Narulita mengungkapkan, peresmian RSUD Aulia sedianya siap diresmikan pada Bupati Maret lalu, namun lantaran mewahnya pandemi virus Corona akhirnya ditunda.

“Alhamdulilah hari ini RSUD Aulia bisa di resmikan, Semoga kehadiran RSUD Aulia ini bisa membantu masyarakat Pandeglang dalam memenuhi kebutuhan dasar di bidang kesehatan,“ kata Irna.

Menurutnya, di resmikanya RSUD Aulia di tengah-tengah mewabahnya covid-19, tentunya keberadaanya sangat di butuhkan oleh semua pihak. Irna mendukung rumah Sakit itu jika dibutuhkan pemerintah dalam penanganan COVID-19.**Baca juga: Vidcon dengan BPK, Wakil Bupati Pandeglang Kenakan Celana Pendek.

“Pada intinya, sepanjang untuk kepentingan masyarakat Banten jika RSUD Aulia ini di butuhkan untuk penanganan covid-19 kami bersedia. Semoga RSUD Aulia ini menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, untuk mewujudkan hal tersebut tentunya jajaran RSUD Aulia harus memiliki motivasi, dalam hal pelayanan saja tenaga medis yang bertugas hendaknya harus ramah, selalu senyum, sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada masyarakat, “ tutupnya.(Aep)




Bantuan Terdampak Covid-19 Rawan ‘Diselewengkan’

kabar6.com

Kabar6-Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten sebelumnya pernah menyarankan kepada pemerintah, khusususnya kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, agar bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak covid-19 bisa disalurkan sesuai dengan kebutuhan alias melalui cara non tunai.

Hal itu dimaksudkan agar bantuan keunangan yang diberikan tidak menjadi salah guna atau diselewengkan untuk keperluan yang peruntukannya seperti membeli rokok, yang harusnya untuk membeli beras berikut lauk dan sayuran lainnya.

Kepala BPS Provinsi Banten, Adi Wirana mengatakan, penyaluran bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak covid-19 secara tunai, meski dianggap praktis.

Namun, pada perjalanannya dikhawatirkan justru menjadi tidak tepat sasaran, lantaran peruntukannya berubah menjadi keperluan membeli rokok dari sebelumnya direncanakan untuk membeli beras.

“Kami pernah menyarankan dalam diskusi jangan tunai, kuatirnya diselewengkan bukan buat beli beras malah buat beli rokok. Jangan uang, bisa jadi rokok,” kaya Adi, kepada Kabar6.com, Senin (20/4/2020).

Menurutnya, meski Kepala Keluarga, laki-laki khususnya, istri dan anaknya kelaparan. Namun, pada kenyataannya banyak kepala rumah tangga yang tetap membeli rokok, meski kebutuhan hidupnya masih belum mencukupi.

Dan hal itu dibuktikan oleh tingginya angka inflasi yang disebabkan oleh rokok sebagai pemicunya.

“Benar, kebanyakan kepala keluarga akan membeli rokok dari pada beras. Padahal, jika beli beras atau ikan sebagai sumber protein akan mengakibatkan generasi selanjutnya pintar dan sehat, sebagai investasi keluar dari kemiskinan,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKAD) Provinsi Banten, Rina Dewiyanti mengatakan, penyaluran bantuan kepada masyarakat terdampak covid-19 dari Pemprov Banten akan disalurkan melalui rekening penerimanya masing-masing.**Baca juga: BPS: Data Penerima Bantuan Covid-19 dari Sakernas.

Dimana, masing-masing penerima bantuan setiap bulannya akan mendapatkan Rp600 ribu, dengan total keseluruhan mencapai 670 ribu KK di Provinsi Banten yang mendapatkan.(Den)




Vidcon dengan BPK, Wakil Bupati Pandeglang Kenakan Celana Pendek

kabar6.com

Kabar6-Ditengah wabah virus Corona terpaksa pemerintah dan karyawan menunda kegiatan tatap muka dan memilih melakukan kerja di rumah.

Sebagai pengganti kegiatan tatap muka pemerintah melakukan video conference (Vidcon).

Hal itu dalam kegiatan audit lanjutan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) Perwakilan Banten, atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Pandeglang.

Dalam Vidcon Bupati Pandeglang Irna Narulita dan jajarannya bersama jajaran melakukan Vidcon di rumah pintar. Sedangkan Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban memilih melakukan Vidcon di rumah Senin (20/4/2020).

Tanto sempat mengabadikan momen saat ia melakukan Vidcon dengan BPK dan mengunggah diakun instagramnya. Dalam empat foto yang diunggah, satu foto yang menyedot perhatian. Pasalnya Tanto yang mengenakan baju dinasnya sementara terlihat ia menggunakan celana pendek.

Saat dikonfirmasi Tanto mengatakan, dalam kondisi seperti ini berada di rumah diakuinya masih bisa melakukan tugasnya sebagai orang nomor dua di Pandeglang. Tanto mengaku sudah terbiasa menggunakan celana pendek saat berada di rumah.

“Di rumah kita masih bisa melaksanakan kewajiban kita untuk bekerja kalau pakai celana pendek mah usah kebiasaan aa (menyebut dirinya) di rumah sehari-hari. Yang paling terpenting tugas pekerjaan tuntas,” ujar Tanto.

Tanto mengatakan, Vidcon merupakan salah satu upaya mendukung pemerintah dalam penyebaran COVID-19. Untuk itu ia mengajak warganya untuk menjaga jarak aman atau physical distancing.

“Kita dukung upaya pemerintah untuk mengurangi penyebaran covid-19, masyarakat diam di rumah, ibadah di rumah, kerja di rumah, mari kita dukung physical distancing,” ungkapnya.

Terpisah, Sekda Pandeglang Pery Hasanudin mengunkapkan, kendati rapat tersebut dilakukan berbeda dengan sebelumnya kualitas yang dilakukan oleh pihak BPK Perwakilan Banten hasilnya akan sama dengan biasanya.

“Kita fahami semua saat ini kondisinya berbeda, untuk itu audit BPK kali ini menggunakan VC agar tetap physical distancing,” kata Pery.

Pery berharap, Kabupaten Pandeglang tahun ini kembali meraih Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), karena kata dia ini sebuah keharusan agar laporan keuangan yang disampaikan oleh Pemerintah Daerah lebih baik lagi.

“Evaluasi terus kita lakukan, saya harap WTP tahun ini kualitasnya bisa meningkat,” tuturnya.

Sementara Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Pandeglang Iskandar mengatakan jika pihak Pemda Pandeglang sudah menyampaikan review LKPD tahun anggaran 2019 kepada pihak BPK Perwakilan Banten tanggal 19 April 2020.**Baca juga: Rp 48 Miliar Banprov Banten ke Pandeglang Untuk Infrastruktur.

“Nanti prosesnya dari tanggal 20 April – 29 Mei akan dilakukan audit lanjutan oleh pihak BPK Perwakilan Banten,” tutupnya.(Aep)




Bantuan Program Sembako di Lebak Tak Semua Tersalurkan

kabar6.com

Kabar6-Bantuan Program Sembako yang sebelumnya bernama bantuan pangan non tunai (BPNT) di Kabupaten Lebak tidak semua tersalurkan.

Tidak tersalurkannya bantuan Program Sembako melalui agen/e-Warong yang tersebar di 28 kecamatan dikarenakan berbagai faktor. Total keluarga penerima manfaat (KPM) sebanyak 114.537.

“Data yang tidak terdistribusi untuk Juni 2019 itu berbagai macam; meninggal, pindah alamat, di luar kota, di bawah umur, sudah mampu, itu jumlahnya 2.410,” kata Koordinator Daerah Program Sembako, Imam Nurhakim, saat dihubungi Kabar6.com, Senin (20/4/2020).

Kemudian hasil verifikasi faktual (Verfal) basis data terpadu (BDT) di tahun 2020 dengan penambahan jumlah KPM terdapat 1.282 KPM yang dinonaktifkan.

“Ada juga yang rekening pasif artinya tidak pernah transaksi dan ada juga yang memang terindikasi ganda nama atau ganda kartu. Misalnya nama Siti Aisyah, di program pertama tahun 2019 Iis Aisyah kemudian Siti Aisyah karena nama di kartu keluarganya sudah update,” terang Imam.

Imam menyebut, persoalan update data menjadi kewenangan masing-masing desa melalui operator SIKS-NG.

“Tiap bulan bisa diupdate data untuk Program Sembako, tetapi ada beberapa misal KPM yang tidak masuk daftar tunggu Program Sembako berarti dia belum masuk di BDTnya. Jadi harus verfal dulu BDTnya, baru masuk ke BSP (Bantuan sosial pangan),” jelas Imam.**Baca juga: Banten Naikan Nilai Bansos Dampak Covid-19 Jadi Rp 600 Ribu.

“Per bulan April memang ada desa yang sudah ada juga yang belum mengupdate, tapi terus kami sosialisasikan agar desa mengupdate terus BDT dan BSP karena itu sangat berpengaruh,” tambahnya.(Nda)




Rp 48 Miliar Banprov Banten ke Pandeglang Untuk Infrastruktur

kabar6.com

Kabar6–Pemerintah Kabupaten Pandeglang mengajukan kepada Pemprov Banten agar anggaran bantuan keuangan (bankeu) Rp 7 miliar bisa dialokasikan untuk penanganan Covid-19 dari total yang diterima sebesar Rp 55 miliar.

Sedangkan sisanya tetap digunakan untuk pembangunan pelayanan dasar.

Hal itu terungkap pada pertemuan antara Komisi V DPRD Banten dengan Bupati Pandeglang di Pendopo Bupati Pandeglang, Senin (20/4/2020).

Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan pergeseran anggaran dari APBD Pandeglang untuk penangan Covid. Termasuk di dalamnya anggaran Bankeu sebesar Rp7 miliar.

“Sisa (Bankeu) untuk pelayanan dasar, pembanguna akses jalan dan lain sebagainya. Dan, memang kami berharap masih ada disisakan untuk pembangunan karena dalam Pergub 9 Tahun 2020 tentang penangan Covid, informasinya, instruksinya Bankeu digeser ke Covid,” kata Irna kepada wartawan.

Pihaknya mengaku telah berkirim surat ke Gubernur Banten, Wahidim Halim agar Banprov kepada Kabupaten Pandeglang tahun 2020 tidak semuanya terserap untuk penanganan covid. Pembangunan infrastruktur juga harus terus berjalan.

“Kami berkirim surat ke Pak Gubernur. Kami mohon pertimbangan asistensinya. Makanya akhirnya yang di setujui Rp7 miliar. Selebihnya untuk pembangunan. Apalagi masyarakat juga antusias dengan pembangunan akses menuju sekolah, puskesmas dan akses strategis lainnya kaya pasar dan lain-lain,” katanya.

Sekretaris Komisi V DPRD Banten, Fitron Nur Ikhsan mengatakan, kehadiran Komisi V ke Pandeglang dalam rangka mencari masukan dan mendengarkan aspirasi di lapangan. Salah satunya terkait penanganan Covid-19.

Terkait Bankeu, kata Fitron, Kabupaten Pandeglang masih berharap agar anggaran tersebut tidak terserap seluruhnya untuk penanganan Covid-19.
Mereka berharap kepada Pemprov Banten agar anggaran Bankeu masih dapat digunakan untuk pembangunan layanan dasar masyarakat.

“Tadi harapannya masih disisakan untuk pelayanan dasar. Dan, ini juga bagian dari aspirasi Pemkab Pandeglang yang nanti akan kami sampaikan pada rapat dengan TAPD (Tima Anggaran Pemerintah Daerah) Pemprov Banten,” katanya.

Sebelum melakukan pertemuan dengan Bupati Pandeglang, dirinya juga memantau pelayanan kesehatan di 12 pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas) di Pandeglang. Pihaknya juga menyempatkan diri untuk melihat sejauh mana tindakan prefentif atau pencegahan di tingkat bawah.

“Dan saya melihat ini cukup baik. Dari 12 kecamatan yang dipantau, khususnya terkait manajemen kerumunan alhamdulillah di sana tidak ada kerumunan. Ini artinya sudah berjalan efektif,” ujarnya.

Pihaknya mengaku akan terus mendorong agar pelayanan umum kesehatan bagi masyarakat dapat terpenuhi.**Baca juga: BPS : Data Penerima Bantuan Covid-19 dari Sakernas.

“Dan Bu Irna juga memastikan pelayanan umum kesehatan di luar covid tetap berjalan. Salah satunya dengan pola visit (kunjungan). Ini yang kami dorong. Kami enggak mau jika nanti hal ini akan timbul masalah. Apalagi sekarang selama covid ini cukup berdampak pada ekonomi,” katanya.(Den)




BPS : Data Penerima Bantuan Covid-19 dari Sakernas

kabar6.com

Kabar6-Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Adi Wirana mengatakan, basis data penerima bantuan dampak wabah Corona di Banten diambil dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas).

“Data masyarakat yang bekerja pada sektor informal, sehingga wajar untuk mendapatkan bantuan karena terkena dampak dari pendemi covid-19,” ujarnya Senin 20/4/2020.

Meski begitu, Adi mengakui data Sakernas tersebut belum secara rinci menyebutkan by name by addresnya, sehingga diperlukan keterlibatan RT dan RW dalam proses pendataan warganya agar bisa dibantu pemerintah.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten telah mengalokasikan anggarannya sebesar Rp 1,22 triliun lebih untuk membantu masyarakat yang terdampak covid-19, sebanyak 670 ribu Kepala Keluarga (KK)  akan dibantu.

**Baca juga: Banten Naikan Nilai Bansos Dampak Covid-19 Jadi Rp 600 Ribu.

Ketua DPRD Banten, Andra Soni mempertanyakan dasar pendataan yang sebelumnya telah dilakukan Pemprov Banten sehingga muncul angka 670 ribu KK agar bisa dibantu Pemprov. Dimana, masing-masing KK akan memperoleh Rp 500 ribu setiap bulannya.

Kemudian baru-baru ini, kembali Pemprov Banten mengubah nominal bantuan menjadi Rp 600 ribu untuk setiap KK-nya, sehingga dikhawatirkan akan berpengaruh pada kuota jumlah penerimannya.

“Berarti penentuan 670 ribu kemarin tanpa dasar dong. Tanpa perhitungan yang jelas. Menurut pemahaman awal saya, Pemprov sudah siap dengan datanya karena informasi yang saya terima pendataan sudah selesai makanya muncul angka 670 ribu KK dan kemudian anggaran di lakukan pergeseran. Bahwa kemudian sekarang terjadi perubahan besaran bantuan kami DPRd belum diberitahu,” ketusnya.(Den)