1

Ahli Gizi Sebut, Puasa Selama Pandemi COVID-19 Dapat Tingkatkan Ketahanan Tubuh

Kabar6-Menjalankan ibadah puasa di tengah pandemi COVID-19 memang menjadi tantangan tersendiri. Namun kabar baiknya, puasa ternyata dapat meningkatkan imunitas tubuh seseorang.

Imunitas tubuh merupakan benteng utama tubuh manusia untuk mencegah penularan penyakit. Meskipun demikian, ada sejumlah syarat tertentu agar puasa tersebut bermanfaat positif bagi imunitas tubuh pada khususnya.

Hal pertama, melansir Grid, puasa harus dijalankan dengan benar. Setidaknya, hal tersebut bisa bermanfaat positif bagi ketahanan tubuh manusia. Berpuasa dengan benar dapat memperbaiki jaringan-jaringan sel manusia yang rusak. Selain itu, berpuasa juga bisa mengurangi massa lemak, khususnya lemak-lemak jahat pada tubuh.

Syarat puasa yang benar di antaranya adalah makan dan minum secara benar dan seimbang. Di tengah pandemi seperti saat ini, Anda diimbau untuk tidak melupakan sahur dan berbuka puasa dengan makan dan minum bergizi sekaligus seimbang.

Di samping itu, sahur dengan gizi yang lengkap dan simbang juga menentukan. Terutama, dianjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi sayuran yang mengandung banyak antioksidan.

Lebih baik lagi apabila sebelum imsak, disempatkan untuk mengonsumsi buah-buahan. Tentunya agar hal tersebut bisa meningkatkan daya tahan tubuh saat sedang berpuasa.

Makan yang seimbang terdiri dari karbohidrat, lemak yang baik, protein hewani dan nabati serta sayur, sehingga membuat daya tahan tubuh kita meningkat. ** Baca juga: Kebiasaan Sepele yang Ternyata Bantu Jaga Kebersihan Rumah di Saat Pandemi COVID-19

Sambut puasa Ramadan dengan kesiapan fisik dan mental yang terjaga.(ilj/bbs)




Tidak Sadar Terinfeksi COVID-19, Seorang Ibu Tulari 17 Anaknya

Kabar6-Brittany Jencik tidak pernah menyangka akan mengalami musibah yang membuat keluarga besarnya menderita. Wanita asal Penfield, New York, ini tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi COVID-19.

Hal yang mengejutkan, melansir mirror.co.uk, Jencik menularkan virus itu kepada sebanyak 17 orang anaknya. Jencik diketahui terinfeksi COVID-19 tanpa gejala apa pun. Dikatakan, anak-anaknya yang sebagian adalah adopsi, mulai menunjukkan gejala terkena COVID-19 saat dia sedang sangat kesakitan.

“Aku sangat khawatir aku tidak akan lagi menjadi orang yang sama,” kata ibu dari 18 anak itu. ** Baca juga: Alamak, Reporter Ini Tak Sengaja Tampilkan Suami Mandi Saat Sedang Syuting dari Rumah

Diakui Jencik, ia sama sekali tidak mengetahui dari mana atau kapan dirinya tertular COVID-19. Namun Jencik beruntung, virus tersebut tak merenggut nyawanya. Dia kini sedang dalam tahap penyembuhan setelah berminggu-minggu mengisolasi diri.

Demi mencegah dirinya dan anak-anaknya kembali tertular COVID-19, Jencik pun memanggil tim disinfektan ke rumah. Selama dua jam, seluruh bagian rumahnya disemprot oleh tim disinfektan.

“Aku melakukan ini karena ingin melindungi orang yang aku cintai sebaik mungkin,” ujarnya.(ilj/bbs)




Kebiasaan Sepele yang Ternyata Bantu Jaga Kebersihan Rumah di Saat Pandemi COVID-19

Kabar6-Menjaga kebersihan rumah menjadi hal yang harus diperhatikan, terlebih di tengah pandemi COVID-19 ini. Salah satunya dengan menggunakan disinfektan untuk membersihkan benda-benda yang mungkin sering dipegang, sehingga kesehatan keluarga jadi lebih terjaga.

Ada sejumlah kebiasaan sepele, yang apabila rutin dilakukan dapat membantu mencegah penyebaran penyakit dalam rumah. Melansir realsimple, ini kebiasaan kecil yang mungkin tanpa disadari dapat membantu menjaga rumah jadi lebih bersih:

1. Lepas sepatu
Sebuah studi baru oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengungkapkan, sepatu berpotensi berfungsi sebagai pembawa virus.

Namun, sebelum adanya virus corona ini, penelitian telah menunjukkan bahwa sepatu mampu menyebarkan kuman di sekitar rumah. Jadi, penting untuk melepas sepatu sebelum masuk ke rumah, dan menggantinya dengan mengenakan sandal khusus rumah yang bersih.

2. Tutup toilet sebelum disiram
Penelitian telah menjelaskan mengenai risiko ‘bulu toilet’ atau aerosol yang dihasilkan saat Anda menyiram toilet. Apabila membiarkan tutupnya terbuka saat Anda menyiram, aerosol yang dilepaskan ke udara dapat mendarat di permukaan terdekat yang mungkin disentuh orang lain.

Jadi, untuk mencegah penyebaran bakteri, tutuplah selalu toilet sebelum disiram, dan pastikan menyimpan sikat gigi sejauh mungkin dari toilet.

3. Tidak bawa ponsel ke kamar mandi
Mungkin Anda sering membawa ponsel saat pergi ke kamar mandi. Padahal, kebiasaan ini dapat membuat bakteri-bakteri menempel pada ponsel, lho. Apabila Anda membawanya, penting untuk mendisinfeksi ponsel, demi membunuh bakteri yang menempel.

Mungkin ini kebiasaan yang sulit dihilangkan. Namun untuk menjaga kebersihan, ada baiknya untuk tidak membawa ponsel ke kamar mandi. ** Baca juga: Menurut Ahli Gizi, Begini Masak Telur Paling Sehat

4. Bersihkan tas belanja
Di saat seperti ini, penting untuk mencuci tas belanjaan yang dapat digunakan kembali. Jika Anda meletakkan tas-tas itu di meja dapur tanpa membersihkannya terlebih dahulu, bakteri atau pun virus bisa berakhir di permukaan meja dapur. Membersihkan tas belanja secara menyeluruh adalah hal yang sangat penting saat ini.

Selalu jaga kebersihan agar terhindar dari kuman, virus, dan bakteri.(ilj/bbs)




Alamak, Reporter Ini Tak Sengaja Tampilkan Suami Mandi Saat Sedang Syuting dari Rumah

Kabar6-Work from home sudah menjadi bagian keseharian para pekerja kantor yang kini harus melakukan aktivitas atau sejumlah pekerjaan dari rumah, selama pandemi COVID-19.

Sama halnya, seorang reporter bernama Melinda Meza pun harus syuting dari rumah karena mematuhi aturan lockdown. Namun siapa sangka, apa yang dilakukan Melinda ini justru menjadi perbincangan online, karena tanpa sengaja menampilkan suaminya yang sedang mandi.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Melansir Yahoo, kejadian berawal ketika Melinda yang merupakan koresponden untuk stasiun televisi KCRA 3 di Sacremento, California, AS, ini melakukan syuting di rumahnya sendiri, dan menunjukkan kepada pemirsa bagaimana cara menata rambut di tengah pandemi COVID-19.

Saat itu tak ada yang salah dengan laporan Melinda. Wanita tersebut menampilkan cara memotong poni kepada para penonton yang dilakukan dalam kamar mandi.

Tak lama kemudian, seorang pemirsa menemukan hal yang janggal dari videonya. Ketika syuting dengan latar belakang kaca, pemirsa tadi melihat ada refleksi pria sedang mandi. Mereka pun menduga jika itu adalah suami Melinda, Mike de Lambert.

Keruan saja, hal ini pun menjadi viral ketika seorang netizen melaporkan sekaligus mengunggah fotonya ke Twitter. Netizen tadi menuliskan, “Beritahu ketika kalian melihatnya”.

Foto dengan bagian yang diblur membuat banyak netizen memberi tanggapan beragam. Postingan itu pun telah di-retweet sebanyak 24 ribu kali dan disukai 160 ribu kali. ** Baca juga: Jake dan Hannah, Pasangan Transgender Pertama di Inggris yang Lahirkan Anak Biologis

“Omg tolong bilang tidak bukan suaminya,” tulis orang yang mengira pria itu adalah Mike. Tapi ada juga yang bercanda bahwa mungkin saja itu adalah pria lain. “Aku berharap suaminya tidak melihat ini.”

“Mereka sudah pasti sedang berada di kamar mandi. Kita melihat refleksinya di cermin ke dua yang ada di pintu kamar mandi. Dia tidak bergerak karena tidak ingin terlihat di cermin besar di belakang wanita itu, tidak tahu bahwa ia terlihat di cermin kedua,” tulis netizen lain yang menganalisa situasi.

Waduh, malunya…(ilj/bbs)




Menurut Ahli Gizi, Begini Masak Telur Paling Sehat

Kabar6-Karena sifatnya mengenyangkan, telur menjadi menu favorit untuk sarapan atau makan siang dan malam, terlebih bagi Anda yang saat ini sedang menjalankan program diet sehat.

Sayangnya, saat diolah dengan bahan makanan lain, tingkat kesehatan telur tentu saja jadi berkurang. Dalam sebuah wawancara, melansir Womantalk, seorang praktisi dan pakar diet asal Australia bernama Joel Feren, menjawab pertanyaan seputar cara memasak telur paling sehat.

“Merebus atau mengukus telur adalah cara paling sehat untuk mengolah telur, karena tidak ada ekstra lemak yang ditambahkan di sini. Anda hanya menggunakan air atau uap air untuk memasaknya,” jelas Feren. ** Baca juga: Masak di Rumah Selama Pandemi COVID-19 Punya Sejumlah Manfaat Bagi Kesehatan Mental

Dilanjutkan, “Telur orak-arik adalah cara masak kedua paling sehat, sedang telur ceplok adalah urutan ketiga. Biasanya, saya hanya menggunakan oil spray untuk membatasi pemakaian minyak goreng. Anda benar-benar hanya memerlukan permukaan anti lengket untuk memasak telur, cukup olesi wajan dengan sedikit minyak goreng, dan hindari menuang minyak goreng untuk melakukan deep fry.”

Jadi, apabila diolah sendiri yaitu tanpa tambahan susu, butter, krim, atau keju, telur adalah bahan makanan yang sangat sehat. Telur yang diolah dengan cara benar, tentu akan sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.(ilj/bbs)




Dewan Lebak: Mulai 5 Mei Penyaluran Sembako Tak Boleh Sistem Paket

kabar6.com

Kabar6-Anggota DPRD Kabupaten Lebak Fraksi PPP Musa Weliansyah, menegaskan, mulai 5 Mei 2020, e-Warong selaku penyalur bantuan Program Sembako tak boleh lagi menyalurkan bahan pangan dengan sistem paket. Setiap bulan, komoditas dijual e-Warong dari tanggal 5 sampai 10.

“Karena 403 e-Warong di Lebak dipastikan menandatangani pakta integritas yang salah satu poinnya tidak akan melakukan pemaketan dalam penyaluran. Barang yang disediakan sesuai dengan permintaan KPM (Keluarga penerima manfaat),” kata Musa saat dihubungi, Kabar6.com, Selasa (21/4/2020).

“Program sembako ini pesan dulu, kemudian barang datang. Cocok dibayar oleh KPM, kalau tidak ya dikembalikan,” sambungnya.

Bahan pokok yang dijual e-Warong juga tidak boleh di atas harga pasar dan menjaga kualitas komoditas. Kata dia, pada awal Mei 2020, beras mutu terbaik tak mungkin melebihi Harga Rp10.500/Kg, telur Rp25.000/Kg, ayam Rp20.000/kg, tongkol Rp22.500/Kg.

“Semua harga komoditi tidak boleh lebih mahal dari tukang sayur keliling seperti yang terjadi sebelumnya,” ujarnya.

“Jika pakta integritas dilanggar bisa dipidana,” sambung Musa.

Dia menjelaskan, MoU yang dilakukan e-Warong dengan supplier adalah wanprestasi, menguntungkan sebelah pihak e-Warong dan sebaliknya KPM dirugikan dengan harga komoditi di atas harga pasar dan sistem paket.**Baca juga: Jokowi Larang Mudik, Begini Tuntutan Kepala Desa di Lebak.

“Untuk itu e-Warong kami harap membatalkan MoU yang Wanprestasi dan melangar Pedum sembako 2020. Supplier yang membuat MoU adalah supplier calo. Ini harus kita awasi bersama dan jangan takut melapor,” tegasnya.(Nda)




Siapa Jamin Pendidikan Empat Anak Almarhum Ibu Yulie?

Kabar6.com

Kabar6-Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Banten berharap pemerintah bisa menjamin pendidikan empat Ibu Yulie hingga besar nanti. Sehingga masa depannya terjamin melalui pendidikan yang baik.

“Anak almarhumah ini harus jadi perhatian pemerintah kedepan, karena masih ada yang sekolah, ada yang putus sekolah, tentu harapan kami anak ini tetap bersekolah, sehingga dinas terkait harus mempersiapkam bantuan itu,” kata Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Banten, Uut Lutfi, ditemui dirumah duka Ibu Yuli, di Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, Selasa (21/04/2020).

Pemkot Serang dan Pemprov Banten harus menggandeng semua elemen dan relawan untuk mencari tahu keluarga mana saja yang benar-benar membutuhkan dan belum tersentuh bantuan.

Sehingga kasus Ibu Yuli yang harus menahan lapar dengan meminum air galon selama dua hari sebelum mendapatkan bantuan hingga akhirnya meninggal dunia pada Senin, 21 April 2020 pukul 15.00 WIB tidak lagi terulang.

“Kasus ini mudah-mudahan kasus terakhir. Pemerintah, satgasnya harus bisa bekerjasama dengan peran pemuda, keluarga mana yang membutuhkan bantuan, harus dikasih bantuan. Jangan sampai setelah keninggal, pemerintah merasa kecolongan,” jelasnya.

Termasuk memperhatikan tumbuh kembang dan kesehatan anak bungsu almarhum yang masih berusia tujuh bulan, agar tidak kekurangan gizi dan pendidikannya terjamin hingga besar nanti.

Selain itu, dampak psikologis dan sosialnya juga harus diperhatikan oleh pemerintah Kota Serang maupun Pemprov Banten.**Baca juga: Berkas Permohonan Bantuan Ibu Yulie Ditolak Pemerintah.

“Termasuk anak yang paling bungsu, 7 bulan, harus diperhatikan masa kembang nya. Sekarang sedang di urus bibi nya, pengakuan bapaknya,” terangnya.(Dhi)




Berkas Permohonan Bantuan Ibu Yulie Ditolak Pemerintah

kabar6.com

Kabar6-Agus Jakaria, Ketua RT 03 RW 07, Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, mengaku pernah membawa berkas keluarga almarhum Ibu Yuli ke pemerintah untuk mendapatkan bantuan sosial (Bansos).

Namun data keluarga itu ditolak, lantaran tertulis bekerja sebagai petugas kebersihan yang dikira mendapatkan gaji setiap bulan.

Benar memang sang suami, Mohamad Holik bekerja sebagai “petugas kebersihan” yang mencari barang bekas dan layak jual dari tempat sampah atau tepatnya pemulung.

“Saya bawa data 15 Kepala Keluarga (KK), 5 KK saya bawa lagi karena tidak masuk kategori, disitu termasuk Pak Holik, karena status pekerjaannya sebagai kebersihan. Saya bawa berkasnya ke Kesos, saya bilang ke almarhum berkasnya saya bawa lagi,” kata Ketua RT 03, Agus Jakaria, ditemui dikediaman Ibu Yulie, Selasa (21/04/2020).

Agus menjelaskan bahwa bantuan datang ke keluarga Ibu Yuli sejak Sabtu, 18 April 2020, usai ramai diberitakan oleh awak media bahwa keluarga itu sempat menahan lapar dengan meminum air galon selama dua hari. Bantuan diberikan langsung ke Ibu Yuli oleh para relawan.

“(Bantuan dari pemerintah) belum ada, adanya Sabtu, datangnya bantuan banyak sore nya,” terangnya.

Agus Jakaria menjelaskan, bahwa adik dari Ibu Yuli pernah bercerita kepada dirinya, almarhum sempat mengalami sakit kepala pada Minggu, 19 April 2020 dan tidak bisa tidur di malam harinya. Kemudian pada Senin, 20 April 2020 sekitar pukul 15.00 wib, Ibu Yulie menghembuskan nafas terakhirnya.**Baca juga: Kata Lurah Lontar Baru Soal Keluarga Yuli Kelaparan.

“Saya pernah ngobrol sama adiknya, ada keluhan di kepala, kurang tidur, kata Pak (petugas) Puskesmas (ingin ketemu dengan adiknya) untuk wawancara dengan adiknya, pingin tahun keluhannya (almarhum),” jelasnya.(Dhi)




Jokowi Larang Mudik, Begini Tuntutan Kepala Desa di Lebak

kabar6.com

Kabar6-Tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, pandemi Covid-19 juga mempengaruhi aktivitas sosial masyarakat. Untuk mencegah penyebarannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melarang masyarakat untuk melakukan kegiatan mudik.

Larangan kegiatan masyarakat yang berada di perantauan pulang ke kampung halaman untuk bertemu keluarga mulai berlaku Jum’at (24/4/2020).

Kepala Desa Sangiangjaya Kabupaten Lebak, Usep Pahlaludin, berharap larangan itu dibarengi dengan komitmen dan ketegasan dari pemerintah hingga pemerintah daerah yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

“Karena ini bakal sulit, mudik itu momen istimewa masyarakat bertemu keluarga. Kalau tidak ada ketegasan pemerintah dalam praktiknya ya akan bisa ada celah,” kata Usep, Senin (21/4/2020).

Namun yang tidak kalah penting menurutnya. Pemerintah dituntut menjamin kehidupan masyarakat yang tak bisa pulang kampung sementara kondisi mereka sudah tak lagi bekerja karena dirumahkan bahkan di-PHK imbas pandemi Covid-19.

“Banyak warga yang SMS dan WA ke saya bingung dengan nasibnya. Mereka sudah enggak kerja terus gimana makan dan kebutuhan sehari-hari, sementara oleh pemerintah sudah tidak boleh pulang,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris ISNU Lebak ini.**Baca juga: Tak Dipinjamkan Ambulans, Jenazah di Pandeglang Diantar Pickup.

“Ini negara harus hadir, negara harus siap menjamin kehidupan mereka. Saya harap pemerintah sudah memikirkan itu,” tambahnya.(Nda)




Tak Dipinjamkan Ambulans, Jenazah di Pandeglang Diantar Pickup

Kabar6.com

Kabar6- Jagat media sosial dihebohkan sebuah video yang memperlihatkan warga membawa jenazah menggunakan mobil pickup karena tidak diizinkan menggunakan mobil ambulans oleh pihak Puskesmas. Kejadian tersebut terjadi pada Senin (20/4/2020) kemarin.

Dalam video berdurasi 2.22 menit, jika pasien tersebut meninggal karena penyakit lambung. Perekam video tersebut mengaku, pihak keluarga terpaksa menggunakan mobil pickup karena tidak diizinkan menggunakan mobil ambulans oleh pihak Puskesmas.

Kepala UPT Puskesmas Labuan Iskandar Winata  membantah jika ambulans yang tersedia di Puskesmas dikhususkan untuk menangani pasien COVID-19. Diakuinya dua mobil ambulans yang terparkir tidak bisa digunakan karena tengah dilakukan sterilisasi pasca membawa pasien orang dalam pemantauan (ODP) COVID-19.

“Setelah disterilkan, Ambulans tersebut kini bisa digunakan kembali. Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan ini,” ujar Iskandar, Selasa 21/4/2020.

Menurut Iskandar pasien datang jam 20.18 WIB pada Senin malam dengan keluhan sesak, nyeri ulu hati dan keringat dingin. Hasil anamnesa dan keadaan pasien disarankan untuk di rujuk ke RSUD Berkah Pandeglang. “Berdasarkan keterangan, pasien
tidak ada riwayat perjalanan dari luar kota,” ujarnya.

Namun, kata Iskandar, keluarga menunda dengan alasan menunggu istrinya dan akan membuat SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) dahulu. Pukul 23.00 WIB pasien meninggal dunia.

Saat itu, kata Iskandar, Puskesmas menyampaikan ke keluarga pasien jika ambulans sedang dilakukan sterilisasi disinfektan karena sudah di pakai merujuk ODP Suspect COVID-19. “Keluarga sudah memahami dan menerima Kondisi yang ada pada saat ini,” terangnya.

**Baca juga: Polres Pandeglang Bagikan 5.000 Paket Sembako untuk Warga Terdampar COVID-19.

Namun dalam kondisi tidak terduga datang dua orang dan memaksa kepada petugas jaga agar tetap menggunakan ambulans sebagai transportasi jenazah ke rumah duka. Pasien tersebut diketahui bernama Edi (36) warga Kampus Listrik Desa Labuan, Kecamatan Labuan.

“Kedua orang tersebut sampai memanggil LSM dan ditengahi oleh  anggota Polri yang sedang berjaga di Puskesmas Labuan sehingga terjadi musyawarah kembali. Setelah dilakukan musyawarah solusinya jenazah di bawa menggunakan mobil dari pihak keluarga,” katanya. (Aep)