oleh

Bangladesh Potong Waktu Sekolah dan Jam Kerja Demi Hemat Listrik

image_pdfimage_print

Kabar6-Penghematan listrik menjadi alasan pemerintah Bangladesh mempersingkat hari sekolah dan waktu kerja para karyawan.

“Bangladesh akan menutup sekolah untuk satu hari lagi setiap minggu dan mengurangi jam kantor untuk mengurangi kekurangan listrik,” demikian pernyataan seorang pejabat pemerintah.

Bulan lalu, melansir theweek, Bangladesh memulai pemadaman listrik dua jam setiap hari. Para pengunjuk rasa akhirnya turun ke jalan dalam beberapa pekan terakhir setelah pemerintah menaikkan harga bensin lebih dari 50 persen. Ya, perang di Ukraina telah menaikkan biaya impor bahan bakar dan merugikan ekonomi Bangladesh dan cadangan mata uang asing.

Sekretaris Kabinet Bangladesh, Khandker Anwarul Islam, mengatakan bahwa sekolahyang sebelumnya hanya ditutup pada hari Jumat, kini juga akan ditutup pada hari Sabtu. Diketahui, dalam keadaan normal, sekolah di Bangladesh buka selama enam hari seminggu yaitu Senin hingga Minggu, dengan Jumat libur.

Sementara itu, kantor pemerintah dan bank akan dipotong jam bukanya menjadi tujuh jam sehari, bukan lagi delapan jam. Namun, kantor swasta akan diizinkan untuk mengatur jam operasional mereka sendiri.

Anwarul menambahkan, pemerintah akan terus memberikan listrik ke desa-desa, termasuk di pagi hari ketika tanaman diairi. ** Baca juga: Jejak Kaki Dinosaurus 113 Juta Tahun Lalu Muncul ke Permukaan Akibat Sungai di Texas Mengering

Banyak bagian Bangladesh diketahui mati listrik selama lebih dari dua jam sehari. Negara ini menghasilkan sebagian besar listriknya dari gas alam, beberapa di antaranya diimpor.

Para pejabat telah menutup semua pembangkit listrik tenaga diesel negara itu, yang menyumbang sekira enam persen dari pembangkit listrik Bangladesh, karena meningkatnya biaya impor bahan bakar.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email