oleh

Agar Tak Trauma, Tiap Dengar Ledakan Bom Seorang Ayah di Suriah Ajari Anaknya Tertawa

image_pdfimage_print

Kabar6-Abdullah a-Mohammad, seorang pria di Suriah, mempunyai cara cerdas agar anaknya, Salwa, tidak trauma dengan konflik. Abdullah mengajari Salwa tertawa ketika mendengar suara ledakan bom.

Abdullah, melansir Skynews membawa keluarganya, mengungsi dari rumah mereka di Saraqib, kota di sebelah timur Idlib, tinggal di wilayah Sarmada yang masih dikelilingi suara ledakan bom. Abdullah melihat bahwa anak-anak di lingkungannya mengalami ‘krisis psikologi’ akibat dentuman mengerikan dari peledak yang jatuh ke tanah. Karena itulah, Abdullah mengubah suara yang menakutkan tadi seperti permainan untuk melindungi putrinya.

Setiap kali ada bom yang dijatuhkan, Abdullah akan mengatakan kepada bocah tiga tahun tersebut bahwa suara itu adalah kembang api dan pistol mainan. “Dia adalah anak-anak yang tidak mengerti perang. Saya memutuskan mengajari Salwa permainan untuk mencegah kondisi psikologisnya menurun,” ujar Abdullah.

Bersama istrinya, Abdullah kemudian memutuskan untuk mengubah suara menakutkan itu menjadi ‘sumber kebahagiaan’ dan memberikan rasa aman kepada Salwa. Abdullah membagikan ‘permainannya’ itu ke sosial media, di mana terlihat Salwa begitu riang tertawa ketika mendengar suara ledakan.

Unggahan tersebut menuai ratusan komentar, di mana ada netizen yang merasa sedih dan tersentuh dengan kisah keluarga itu. Namun, ada juga yang melayangkan pujian kepada mereka, menyebutnya sebagai ‘orangtua pemberani’ yang mampu menekan rasa takut anaknya.

“Tawa dari malaikat kecil ini jauh lebih berarti dibanding suara bom yang terdengar,” ujar salah seorang netizen. Sementara yang lain sempat menyoroti ekspresi Abdullah. Pasalnya, Abdullah sempat memberikan ekspresi ketakutan sebelum dia mengubahnya menjadi tawa nyaring di tengah kegembiraan sang anak.

Pengguna media sosial lain menyamakan Abdullah dengan film pemenang Oscar, ‘Life Is Beautiful’, kisah ayah dan anak yang terjebak di kamp konsentrasi saat Perang Dunia II.

Diketahui, hampir 875 ribu orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, mengungsi sejak Pemerintah Suriah yang dibantu Rusia membombardir pemberontak di Idlib sejak Desember 2019.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email