1

Tetap Lapar Meski Sudah Sahur, Atur Pola Makan Anda

Kabar6-Hampir sebagian orang mungkin pernah merasakan lapar di siang hari, padahal sudah cukup makan sahur. Memang, kondisi ini lumrah terjadi karena selama kurang lebih 13 jam tubuh tidak mendapatkan asupan makanan.

Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi? Untuk meminimalisir rasa lapar, melansir Aura, Anda dapat mengatasinya dengan cara mengatur menu saat sahur. Diketahui, cadangan energi dalam tubuh hanya bertahan selama 10 jam dalam tubuh. Karena itu, tak heran ketika sudah memasuki pukul 15.00, kondisi tubuh mulai drop, lemas, mengantuk dan kehilangan daya konsentrasi.

Bahkan, sebagian orang mengalami pusing atau mual akibat dehidrasi karena kekurangan cairan dalam tubuh. Solusinya, Anda disarankan untuk melengkapi kebutuhan nutrisi, gizi, serat, vitamin serta cairan melalui makanan sehat saat sahur.

Ini dibutuhkan agar terhindar dari rasa haus dan lapar di siang hari serta tetap mendapatkan asupan sehat bagi tubuh untuk menjalankan aktivitas seharian. Salah satunya dengan memperbanyak mengonsumsi makan berserat seperti sayur dan buah-buahan.

Kandungan serat dapat memberikan rasa kenyang lebih lama. Selain itu, sayur dan buah-buahan mengandung cairan yang dibutuhkan tubuh. ** Baca juga: Ganti Gula dengan Madu Bisa Perkuat Daya Ingat

Ada pun presentase sahur yang baik adalah 40 persen dari kebutuhan gizi selama 24 jam, yang terdiri dari makan besar 30 persen, makanan kecil 10 persen, dan air putih sebanyak tiga gelas.

Asupan gizi lainnya yang 60 persen dipenuhi saat buka puasa hingga sebelum tidur.(ilj/bbs)




Jaga Asupan Nutrisi Saat Sahur dan Buka Puasa Selama Pandemi COVID-19

Kabar6-Ibadah puasa Ramadan tahun ini, kita dihadapkan dengan pandemi COVID-19. Lantas, apakah ada perbedaan berpuasa, khususnya seputar nutrisi saat sahur dan berbuka puasa?

Sebenarnya, asupan gizi orang berpuasa di tengah pandemi sama saja dengan anjuran gizi seimbang. Hanya waktunya saja yang berbeda. Hal terpenting yang harus diperhatikan saat puasa Ramadan di tengah pandemi COVID-19 adalah tetap menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh.

Saat berbuka puasa, melansir Fimela, Anda disarankan untuk mengembalikan glukosa tubuh dengan mengonsumsi makanan manis. Namun jangan berlebihan agar tidak menurunkan imunitas sahur. Apabila glukosa berlebih, maka imunitas akan menurun. Jadi pilihlah makanan manis seperti konsumsi buah-buahan.

Lalu, hindari menu makanan gorengan, sebab minyak yang digunakan berkali-kali justru membuat kekebalan tubuh berkurang. Makanan utama saat berbuka puasa sebaiknya beri jeda. Jadi setelah membatalkan puasa, Anda bisa salat magrib dulu, baru makan besar.

Menu utama buka puasa haruslah dengan kandungan gizi lengkap yang dibutuhkan tubuh seperti protein. Di tengah pandemi, protein sangat dibutuhkan tubuh.

Namun, protein biasanya mengandung banyak lemak seperti ayam dengan kulitnya, daging, atau kuning telur. Jadi ada baiknya, jika konsumsi ayam tanpa kulit. Cara masak juga harus diperhatikan, jangan selalu digoreng agar protein tidak banyak hilang.

Tak hanya itu, sebelum tidur ada baiknya untuk konsumsi susu hangat, yoghurt, kacang rebus, atau pisang sebagai penambah nutrisi. Saat sahur pun sama dengan buka puasa, yang dibutuhkan banyak protein, dan gizi lengkap dari vitamin C, A, E, Zinc.

Usahakan mengonsumsi makanan yang tidak mengandung santan, dan beralihlah makan sayuran bening atau tumis dengan sedikit minyak. ** Baca juga: Bagaimana Agar Berat Badan Tetap Stabil Selama di Rumah Saja?

Tambahkan rempah-rempah ke dalam sayuran. Seperti bayam, bisa ditambahkan daun kunyit. Hal ini karena rempah-rempah baik untuk meningkat imunitas tubuh.

Jangan abaikan gizi makanan saat berbuka puasa dan sahur.(ilj/bbs)




Berapa Banyak Buah yang Sebaiknya Dikonsumsi Tiap Hari untuk Jaga Imun Tubuh?

Kabar6-Konsumsi buah sangat dianjurkan karena mengandung sejumlah nutrisi yang diperlukan tubuh. Sebuah penelitian mengungkapkan, konsumsi buah tiga sampai empat persen sehari bisa membantu menjaga kesehatan tubuh.

Seorang pemilik Jim White Fitness dan Nutrition bernama Jim White, RD. ACSM, melansir Insider, merekomendasikan untuk menyeimbangi asupan buah dan sayur dalam sehari. Hal ini berhubungan dengan kandungan kalori dan gula yang terdapat dalam buah-buahan, sehingga konsumsinya perlu dibatasi.

“Saya menyarankan untuk membatasi empat sampai lima porsi sehari. Konsumsi juga jenis makanan lain untuk mendapatkan nutrisi,” jelas White.

Senada, American Heart Association juga merekomendasi konsumsi empat porsi buah setiap hari. Sebagai catatan, buah bukanlah sumber zat besi atau seng yang baik. Asupan buah yang berlebihan juga dapat menyebabkan gangguan perut pada orang, seperti mulas, diare, refluks, dan kembung.

Selain itu, gula darah tinggi juga menjadi efek samping lain dari konsumsi buah, dan dapat berpotensi berbahaya bagi penderita diabetes. Buah juga bisa membuat kenaikan berat badan karena tingginya kalori dalam buah dibandingkan dengan makanan lain. ** Baca juga: Apa Perbedaan ODP, PDP, dan Suspect COVID-19?

Untuk itu, idealnya buah dikonsumsi bersama dengan makanan lain dalam pola makan yang sehat. Misalnya, mengonsumsinya bersama dengan sayuran.

Hal lain, mengonsumsi banyak buah tidak akan memberikan efek yang lebih, karena karena kandungannya akan setara dengan dua porsi buah sehari.(ilj/bbs)




Yuk, Jaga Imunitas Keluarga Saat di Rumah

Kabar6-Tidak sekadar menerapkan gerakan #dirumahaja untuk menghindari penyebaran COVID-19, Anda dan keluarga juga harus selalu menjaga imunitas tubuh agar tetap sehat.

Diketahui, virus merupakan mikroorganisme yang hanya bisa hidup jika memiliki inang, seperti manusia atau hewan. Pada saat virus menemukan inangnya, ia akan menjelajah masuk ke dalam sel manusia dan dapat merusak sel tubuh. Di sinilah imunitas tubuh dibutuhkan untuk melawan virus tersebut.

Karena itulah, untuk melawan berbagai virus berbahaya Anda disarankan agar selalu mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Melansir Kumparan, berikut adalah beberapa hal yang bisa Anda dan keluarga lakukan untuk menjaga imunitas:

1. Rutin konsumsi buah dan sayuran
Ada beberapa jenis buah dan sayur yang mengandung tinggi vitamin C yang dibutuhkan untuk menjaga imunitas tubuh, antara lain kiwi, jeruk, pepaya, brokoli dan bayam. Anda juga harus memperhatikan cara mengolah dan menyimpannya agar nutrisi tidak hilang.

2. Berikan camilan sehat
Anda bisa menggunakan banyak waktu untuk membuat camilan sehat sendiri. Misalnya, menyiapkan smoothies untuk keluarga di rumah. Pastikan camilan yang Anda berikan mengandung kaya vitamin, mineral dan juga protein.

3. Rajin membersihkan diri
Selain menjaga kesehatan tubuh dari dalam, Anda juga harus menjaga kesehatan diri dari luar. Ingatkanlah keluarga Anda untuk rajin mencuci tangan, mandi dan mengganti pakaian minimal dua kali sehari, serta jangan lupa untuk rutin mengganti handuk. Ya, handuk yang lembap dan kotor adalah tempat favorit bakteri untuk berkembang biak.

4. Jaga kebersihan rumah
Membersihkan rumah secara teratur menjadi salah satu cara untuk menghindari virus dan bakteri tumbuh, sebab faktanya banyak sekali virus dan bakteri hidup di sofa, matras, atau karpet.

5. Pastikan sirkulasi di rumah bersih
Jangan lupa membersihkan bagian-bagian dalam rumah secara detail, misalnya sirkulasi udara agar sistem pernapasan keluarga sehat. ** Baca juga: Hindari Panic Buying, Sediakan Stok Makanan di Rumah Sesuai Kebutuhan

Mulailah lima langkah sederhana tadi agar daya tahan tubuh keluarga tetap terjaga selama pandemi COVID-19.(ilj/bbs)




Dapatkah COVID-19 Ditularkan Melalui Makanan atau Kemasan Pangan?

Kabar6-Ada sejumlah pertanyaan yang terlintas dalam benak banyak orang, mungkin juga termasuk Anda, terkait pandemi COVID-19. Apakah buah dan sayuran di pasar bisa terkontaminasi, setelah seseorang dengan infeksi COVID-19 bersin pada dua jenis bahan makanan tadi?

Faktanya, melansir Sindonews, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa COVID-19 dapat ditularkan melalui makanan atau kemasan makanan. Namun, beberapa ahli memperingatkan bahwa masih ada risiko jatuh sakit jika memilih suatu benda yang terinfeksi bersin atau batuk pasien COVID-19 positif.

Para ahli juga mengatakan, mencuci buah dan sayur dengan sabun bukanlah ide yang baik. Sebagai ganti, cuci bahan makanan itu menggunakan air mengalir serta cairan pembersih khusus buah dan sayur.

Mengonsumsi sabun dan deterjen dapat memicu masalah kesehatan. Di antaranya menyebabkan infeksi saluran pencernaan dengan gejala mual atau gangguan perut.

“Sabun serta deterjen dirancang untuk mencuci tangan atau untuk mencuci piring, dan tidak dirancang untuk mencuci makanan,” jelas Felicia Goulet-Miller, seorang instruktur mikrobiologi di Florida Gulf Coast University.

Sementara Departemen Pertanian AS (USDA) memaparkan, buah dan sayuran tidak boleh dicuci sembarangan dengan deterjen atau sabun karena jenis produk tersebut tak disetujui oleh FDA AS untuk digunakan pada makanan.

Seorang profesor dan spesialis keamanan makanan di North Carolina State University bernama Benjamin Chapman menjelaskan, tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan aman menggunakan larutan pemutih encer atau cuka untuk mencuci produk.

Sebaliknya, menelan pemutih justru bisa berbahaya bagi kesehatan. “Kami tahu selama 60 tahun bahwa ada masalah toksisitas dalam hal mengonsumsi sabun cuci piring,” ungkap Chapman. ** Baca juga: Gunakan Masker Kain, Ada 5 Hal yang Harus Diperhatikan

Jadi, cuci buah dan sayuran yang Anda beli di pasar atau supermarket dengan menggunakan air mengalir serta cairan pembersih khusus buah dan sayur.(ilj/bbs)




Lebih Banyak di Rumah Selama Pandemi Virus Corona, Ini Jenis Bahan Makanan yang Wajib Ada

Kabar6-Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan, virus corona atau COVID-19 telah menyebar ke lebih dari 100 negara di dunia, termasuk Indonesia, sebagai pandemi. Karena itulah masyarakat diminta untuk melakukan social distancing dan tinggal di rumah jika tidak ada urusan yang mendesak di luar.

Bahkan, tidak sedikit dari perusahaan menerapkan sistem work from home (bekerja dari rumah) untuk mencegah penyebaran virus corona. Meskipun melakukan aktivitas dari rumah, Anda pun sebaiknya memperhatikan asupan nutrisi pada makanan sehari-hari.

Apa saja sih jenis makanan yang sebaiknya ada di rumah? Melansir Viva, berikut daftar makanan padat nutrisi dan awet yang akan membantu menjaga asupan keluarga dengan makanan bergizi dan enak:

1. Makanan kaleng untuk persediaan
Makanan kaleng adalah barang pokok untuk persediaan selama kondisi darurat. Hal ini karena jika disimpan pada suhu sedang (sekira 75 derajat), makanan kaleng dapat bertahan beberapa dekade.

Memiliki sayuran kaleng dan buah-buahan di rumah adalah cara yang tepat untuk memastikan bahwa Anda masih mengonsumsi vitamin dan mineral penting.

a. Buah
Cari buah kalengan yang tidak mengandung gula tambahan. Tergantung pada jenis buahnya, vitamin C akan bervariasi dari sekira 45 persen (buah persik) hingga 90 persen (anggur) dari gizi harian yang direkomendasikan per sajian. Buah persik kalengan, pir, nanas, jeruk Bali, dan jeruk nipis adalah pilihan bagus.

b. Sayuran
Sayuran kaleng seperti jagung, wortel, kacang polong dan kacang hijau, merupakan tambahan yang bagus. Pilih juga sayuran yang rendah sodium seperti labu kalengan yang kaya dengan beta karoten, yang sangat penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, bit kalengan juga bisa jadi rekomendasi karena satu porsi bit memiliki 1,5 gram serat, 1,5 miligram besi dan 125 miligram kalium.

c. Kacang
Semua varietas kacang kaleng mulai dari kacang hitam hingga kacang pinto merupakan sumber protein nabati yang baik dan dapat digunakan dalam segala hal, mulai dari taco hingga sup. Periksa label kaleng untuk memastikan tidak ada garam tambahan atau bumbu yang tidak disukai.

d. Ikan merupakan sumber protein dan asam lemak omega-3 yang baik bagi tubuh. Rekomendasi ikan kaleng yang bisa dipilih antara lain tuna, salmon, ikan teri dan ikan sarden.

e. Sup dan rempah, cari sup rendah sodium dan perhatikan kandungan lemak dari pilihan berbasis krim. Ingatlah bahwa kamu selalu dapat membuat sup yang relatif sederhana dengan tambahan sayuran dan rempah-rempah favorit.

2. Bahan makanan dasar, isi ulang dapur dengan bahan-bahan dasar

a. Pasta
Satu kotak pasta kering seberat satu pon menghasilkan delapan porsi, jadi satu keluarga yang terdiri dari empat orang mungkin ingin membeli empat kotak atau lebih untuk jangka waktu dua minggu.

b. Stok ayam, daging sapi, atau sayuran rendah kalori, tetapi juga sumber protein yang baik, ayam daging atau sayuran bisa dijadikan sebagai kaldu berbasis sup dan semur.
c. Telur dan roti

d. Buah kering
Meski tidak mengandung air seperti buah segar, buah kerimg mengandung banyak nutrisi. Buah kering dapat digunakan untuk sereal, oatmeal dan yogurt, dan juga dapat ditambahkan ke makanan yang dipanggang.

e. Makanan formula bayi
Ide bagus untuk menyimpan beberapa kantong makanan siap makan dan makanan ringan ramah anak untuk menambah stok makanan. Jika ada bayi di rumah, pastikan Anda memiliki susu formula yang cukup untuk setidaknya dua minggu.

3. Makanan beku
Meski banyak makanan beku tidak bertahan selamanya kamu bisa mencari buah-buahan dan sayuran beku yang seringkali sama bergizi dengan sayuran dan buah segar.

a. Sayuran
Beli berbagai sayuran beku untuk ditambahkan ke pasta, tumis kentang atau sup. Beberapa rekomendasi sayuran hijau beku yang bisa dibeli antara lain kacang polong, brokoli, dan bayam.

b. Buah beku seperti mangga potong dadu, persik, beri, dan bahkan buah naga, sangat bagus untuk smoothie dan membuat makanan penutup menjadi mudah. Seperti produk makanan kaleng lainnya, mereka juga merupakan sumber vitamin C.

c. Daging dan unggas
Dada ayam, daging sapi giling semuanya membeku dengan baik. Daging dapat diubah menjadi bahan utama dari makanan, atau dapat ditambahkan ke sup.

d. Makanan beku
Ambil beberapa liter es krim dan satu atau dua kotak es tanpa tambahan gula. ** Baca juga: Olahraga Bisa Bantu Redakan Stres

Simpan bahan makanan secukupnya, tidak perlu berlebihan apalagi panik.(ilj/bbs)




Nutrisi dalam 6 Sayuran yang Bantu Cegah Masuk Angin

Kabar6-Tidak sedikit orang yang mengalami masuk angin karena cuaca dingin di musim penghujan. Apalagi saat tubuh terasa lelah akibat aktivitas yang padat.

Tidak hanya mengonsumsi obat atau sejumlah minuman penghangat, makan sayuran hijau ternyata dapat membantu Anda mencegah masuk angin, lho. Melansir Boldsky, kandungan nutrisi mineral dan protein pada sayuran hijau bisa mencegah masuk angin dan juga flu. Apa saja enam sayuran yang dimaksud?

1. Selada
Semangkok selada dicampur dengan kecambah membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Makanan ini juga mengurangi risiko peradangan di hidung.

2. Brokoli
Kandungan vitamin C, A, kalium dan folat pada brokoli membantu mengurangi masalah flu dan masuk angin.

3. Bayam
Bayam mengandung vitamin A, C dan folat bisa meredakan flu. ** Baca juga: Lakukan 6 Hobi yang Bantu Hilangkan Stres

4. Collard
Sayuran ini mirip dengan kangkung, memiliki gizi yang tinggi dapat membantu menyembuhkan flu. Banyak orang yang juga memanfaatkannya sebagai menu diet.

5. Sawi hijau
Konsumsi sawi hijau untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada tubuh. Hal ini membantu menghindari risiko infeksi pada dada. Sayuran hijau yang satu ini memenuhi kebutuhan nutrisi pada tubuh untuk menghindari risiko infeksi pada dada.

6. Kubis
Sayuran ini kaya akan vitamin C sehingga membantu mengobati masuk angin. Untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh bisa mengonsumsinya di pagi hari.

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Konsumsi Sayur Kangkung Bikin Mengantuk?

Kabar6-Umumnya kangkung diolah menjadi menu tumis kangkung, tumis kangkung balacan, kangkung teri, dan lain sebagainya. Di sisi lain, ada mitos yang mengatakan bahwa sayuran hijau ini dapat menyebabkan seseorang mengantuk.

Benarkah demikian? Sebenarnya, melansir She, belum ada penelitian ilmiah yang menjelaskan pasti mitos tersebut. Namun hal yang perlu diketahui, kangkung mempunyai kandungan senyawa kimia sedatif yang menenangkan. Mungkin saja kandung inilah yang menimbulkan efek mengantuk setelah mengonsumsinya.

Tetapi hal ini belum tentu terjadi pada semua orang, sebab kadar senyawa sedatif yang dibutuhkan orang berbeda-beda. Jadi ini memungkinkan seseorang tidak mengantuk dan tetap segar meskipun usai mengonsumsi kangkung atau jenis makan dan minuman lain yang menyebabkan efek mengantuk.

Terdapat beberapa jenis makanan dan minuman yang dapat menyebabkan efek mengantuk selain sayur kangkung, seperti minuman berenergi, makanan berlemak, makanan yang manis-manis, hingga makanan yang rendah zat besi. ** Baca juga: Kelola Stres dengan Cara Tepat Agar Anda Tetap Bahagia

Hal ini karena makanan dan minuman jenis tersebut dapat menyerap energi dengan cepat usai mengonsumsinya.(ilj/bbs)




Cara Masak yang Tepat Agar Gizi dalam Sayuran Tidak Hilang

Kabar6-Sebagian orang lebih memilih memasak sayuran, sementara lainnya mengonsumsi sayuran mentah sebagai lalapan. Memasak sayur memang memberi manfaat, namun di balik itu juga dapat merugikan.

Alasannya, karena panas yang dihasilkan saat memasak sayuran dapat menghilangkan nutrisi yang terkandung dalam sayuran, terutama vitamin serta mineral. Ada beberapa vitamin yang tidak tahan terhadap panas, seperti vitamin C dan vitamin B. Kedua vitamin tersebut termasuk vitamin yang larut air, sehingga dapat larut bersama air pada proses dimasak

Banyak cara untuk memasak sayuran, mulai dari merebus, kukus, atau menumis sayuran dengan sedikit minyak. Semua metode tadi tentu memiliki efek yang berbeda-beda terhadap sayuran. Melansir beberapa sumber, berikut uraiannya:

a. Mengukus sayuran
Cara dikukus adalah metode memasak yang paling baik untuk sayuran, terutama untuk sayuran yang mengandung vitamin larut air. Sayuran yang sebaiknya dikukus adalah brokoli, wortel, kembang kol, kacang hijau, bayam, dan sayuran berdaun hijau lainnya.

Mengukus terbukti dapat mempertahankan kandungan nutrisi dari sayuran lebih banyak daripada metode memasak lainnya. Gunakan panci khusus mengukus atau microwave untuk mengukus sayuran.

b. Memanggang sayuran
Memanggang sayuran dalam oven atau di atas kompor. Sayuran diberi minyak terlebih dahulu sebelum dipanggang. Pangganglah sayuran sampai berubah warna dan teksturnya menjadi renyah. Sayuran yang bisa dimasak dengan metode ini adalah asparagus, labu, buncis, kacang panjang, wortel, atau bawang bombay.

c. Menumis sayuran
Menumis dilakukan dengan sedikit minyak. Masakan akan menjadi lebih sehat dengan menggunakan minyak zaitun atau minyak kanola untuk memasaknya. Menumis dapat mempertahankan vitamin dan mineral, juga rasa dan warna sayuran. Menumis sangat cocok untuk memasak sayuran, seperti asparagus, baby artichoke, kacang kapri, paprika, bawang, dan jamur.

d. Merebus sayuran
Menggunakan metode ini untuk merebus kacang, kentang, bit, dan sayuran akar lainnya yang membutuhkan waktu lebih lama untuk matang. ** Baca juga: Apabila Dikonsumsi Berlebihan, 4 Jenis Sayuran Ini Bisa Picu Kenaikan Berat Badan

Ada juga metode blanching, yaitu merebus sayuran dalam waktu yang cepat pada suhu air yang lebih rendah, sebelum air mendidih. Agar tidak kehilangan vitamin dan mineral yang larut dalam air selama proses perebusan, mengonsumsi air rebusannya tersebut, seperti pada sup.

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Apabila Dikonsumsi Berlebihan, 4 Jenis Sayuran Ini Bisa Picu Kenaikan Berat Badan

Kabar6-Banyak orang memilih sayuran sebagai makanan untuk menu diet. Sayuran dianggap mampu memenuhi nutrisi tubuh tanpa berdampak pada penambahan berat badan, karena tinggi kandungan vitamin serta serat.

Namun sebuah penelitian, melansir Boldsky, mengungkapkan bahwa beberapa jenis sayuran tertentu justru mampu memicu bertambahnya berat badan, bahkan bisa membuat gemuk. Apa saja empat jenis sayuran yang dimaksud?

1. Kentang
Kentang mengandung banyak pati di dalamnya. Mengonsumsi kentang dalam jumlah banyak tidak hanya mengarah pada peningkatan berat badan namun juga peningkatan kadar kolesterol karena kentang mengandung gula.

2. Jagung
Jagung mengandung fruktosa yang justru tidak bermanfaat untuk menurunkan berat badan. Jadi, jika sedang diet, hindari makan jagung. ** Baca juga: Setop Kebiasaan Gigit Kuku Tangan

3. Kembang Kol
Kembang kol memang kaya serat. Namun salah satu sayuran dari marga cruciferous ini mengandung senyawa yang menghalangi penyerapan yodium dan mengarah ke penurunan metabolisme dan membuatmu sulit untuk menurunkan berat badan.

4. Kacang polong
Mengonsumsi kacang polong terutama yang kacang polong beku atau kacang polong kalengan tidak memberikan pengaruh apapun dalam upaya menurunkan berat badan karena kacang polong jenis ini mengandung zat aditif dan natrium yang justru membahayakan kesehatan tubuh.

Pilihan sayuran yang tepat membantu diet sukses.(ilj/bbs)