1

Kebiasaan Mandi yang Justru Tidak Sehat

Kabar6-Selain membuat tubuh kembali segar, mandi juga akan membuat Anda bersih dari kotoran, bakteri dan kuman. Namun tahukah Anda, ada beberapa kebiasaan yang dilakukan saat mandi justru membuat sakit?

Diketahui, Anda hanya perlu menghabiskan waktu sekira 5-10 menit untuk mandi. Melansir Popbela, berikut adalah beberapa rutinitas mandi yang sebaiknya dihindari:

1. Mandi terlalu sering
Lazimnya, orang Indonesia mandi dua kali sehari, pagi dan sore atau malam hari. Namun sebenarnya, bila Anda tidak terlalu berkeringat, kotor, atau gerah, mandi sekali sehari pun tidak masalah.

Alasannya, untuk menjaga kadar kelembapan alami kulit. Seiring bertambahnya usia, kulit jadi lebih sedikit memproduksi minyak sehingga membuat kulit akan cenderung lebih kering. Karena itu, hindari memperburuk situasinya dengan mandi secara moderat, apalagi jika kamu suka mandi menggunakan air panas.

2. Menyabuni seluruh permukaan tubuh
Masih untuk Anda yang sering mandi lebih dari sekali sehari, padahal sedang tidak dalam kondisi yang benar-benar membutuhkannya, perhatikan hal satu ini. Anda tidak perlu membersihkan seluruh permukaan tubuh dengan sabun.

Gunakan sabun hanya pada bagian yang beraroma tidak sedap, kotor, atau lipatan seperti ketiak, dada, punggung atas, area genital, dan jemari kaki. Sisanya cukup dibilas dengan air secukupnya. Pasalnya, bahan aktif dalam sabun dapat menghilangkan penahan minyak alami pada kulit.

3. Meletakkan pencukur sembarangan
Meletakkan pencukur di area yang lembap dan basah akan mengundang bakteri untuk tumbuh dengan subur di pencukur. Akibatnya, Anda akan jadi lebih mudah terinfeksi saat kembali menggunakannya.

4. Tidak menggunakan filter air
Bila masih menggunakan bak mandi biasa di rumah, kamu tidak harus menggantinya dengan shower. Namun setidaknya, gunakan filter air yang dapat dipasang di keran untuk meminimalisasi kotoran dan bahan-bahan kimia yang ikut mengalir dan digunakan untuk membersihkan tubuh.

Klorin dan bahan kimia lain pada air mandi dapat memperburuk kesehatan. Tidak hanya membuat kulit dan rambut kering, bahan-bahan ini juga tidak baik untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.

5. Membuat kamar mandi menjadi becek dan licin
Kondisi lantai kamar mandi yang licin akan memperbesar risiko kamu terjatuh dan mengalami berbagai kondisi yang tidak diinginkan seperti keseleo, patah tulang, atau berbagai cedera lain.

Jadi, pastikan menjaga kondisi kamar mandi tetap kering dan tidak licin. Gunakan bahan karet sebagai keset dan pastikan meletakkannya di luar area basah kamar mandi.

6. Tidak mengeringkan tubuh dengan sempurna
Pastikan bahwa Anda benar-benar mengeringkan tubuh dengan benar setelah mandi. Tak hanya bagian atas, area sekitar kaki terutama sela-sela jari pun juga harus kering dengan sempurna.

Hal ini karena bakteri dan jamur sangat suka pada kondisi yang lembap. Jadi sebelum mengenakan pakaian, kaos kaki, sepatu, dan lain-lain, keringkan bagian tubuh yang basah agar patogen tak ‘terperangkap’ dalam tubuh Anda.

7. Gunakan bahan-bahan beracun
Banyaknya pilihan produk kebersihan tubuh membuat Anda harus lebih berhati-hati dalam memilih mana yang akan digunakan. Mulai sekarang, tak ada salahnya untuk mencari informasi lebih banyak tentang bahan-bahan apa yang sebaiknya dihindari maupun digunakan.

Ada sangat banyak produk mandi yang memiliki kandungan bahan kimia berbahaya bagi tubuh dan mempunyai sifat karsinogenik alias pemicu kanker. Bila menggunakan produk ini dalam jangka waktu lama, tentu risiko buruk akan mengintai Anda.

8. Terlalu sering berendam
Berendam dalam air hangat setelah hari yang panjang memang menyenangkan. Namun dibandingkan mandi biasa, berendam mempunyai risiko lebih besar terhadap kesehatan, terutama ISK atau Infeksi Saluran Kemih. ** Baca juga: Butuh Waktu Berapa Lama Virus Flu Menular ke Orang Lain?

Hal ini karena saat berendam, bahan-bahan berbahaya yang terkandung di dalam produk yang digunakan lebih mudah masuk ke saluran kemih. Terlebih lagi bila air yang digunakan tidak benar-benar bersih, risiko ini tentu akan jadi semakin besar.

Jangan sampai kebiasaan kecil justru berefek buruk bagi kesehatan.(ilj/bbs)




Pemakaian Shower Puff Saat Mandi Tidak Disarankan

Kabar6-Sebagian orang terbiasa menggunakan shower puff saat mandi. Umumnya, shower puff digunakan bersama sabun cair untuk menggosok tubuh hingga benar-benar bersih. Shower puff adalah bola jaring-jaring yang berfungsi mengangkat sel kulit mati saat mandi.

Faktanya, melansir readersdigest, sebagian besar dokter kulit tidak merekomendasikan untuk menggunakan shower puff dan tidak pernah menggunakannya di wajah mereka. “Anda harus menghindari menggosok wajah dengan loofah atau waslap karena tindakan ini akan mengiritasi dan akan merusak kulit,” kata Benjamin Garden, MD, seorang dokter kulit yang membuka praktik di Chicago. “Dengan lembut gunakan jari-jari Anda untuk menggosok muka dan membasuh,” tambahnya.

Disebutkan, membersihkan badan secara berlebihan dapat mengurangi minyak alami pada kulit. Padahal, fungsi minyak yang terdapat pada kulit ini adalah untuk melindungi kulit.

Seorang ahli dermatologi bersertifikat, Joel Schlessinger, MD, mengatakan bahwa ia tidak akan menyarankan pasiennya menggunakan shower puff. “Shower puff akan bersentuhan dengan banyak area tubuh yang tidak bersih dan kemudian dibiarkan saja. Itu akan membuat bakteri berkembang biak di celah dan celah shower puff,” jelasnya.

Ditambahkan, “Bakteri itu berkembang biak di ruangan yang lembap, terutama di lingkungan kamar mandi yang hangat dan lembab.”

Hal ini akan menimbulkan infeksi serius, terutama pada pasien dengan sistem kekebalan yang lemah. Namun ada beberapa kasus di mana diperbolehkan untuk menggunakan shower puff saat mandi.

Penggunaan shower puff terkadang direkomendasikan untuk pasien dengan kondisi kulit yang mengarah pada penumpukan sel, seperti psoriasis. Selain itu untuk tindakan pencegahan, disarankan agar tidak menggosokan shower puff secara berlebihan pada kulit. ** Baca juga: Agar Maksimal, Ada 6 Waktu yang Dianjurkan untuk Minum Air Putih

Supaya tetap menjaga kebersihan shower puff, Anda dapat merendamnya dalam cuka atau pemutih yang diencerkan untuk meminimalkan pertumbuhan mikroorganisme yang ada dalam shower puff.(ilj/bbs)




Hii…1 dari 6 Pria Tidak Cuci Tangan Pakai Sabun Usai BAB di Kantor

Kabar6-Usai buang air besar (BAB) biasanya Anda akan segera mencuci tangan dengan memakai sabun di wastafel yang tersedia dalam toilet. Namun pada kenyataannya, tidak semua orang melakukan hal tersebut.

Benarkah demikian? Survei yang dilakukan YouGov, melansir Wolipop, mengungkapkan bahwa satu dari enam pria tidak mencuci tangannya dengan benar setelah BAB di tempat kerja atau kantor. YouGov yang merupakan perusahaan riset dan konsultasi pasar ternama, mewawancarai responden dan menanyakan seberapa sering mereka cuci tangan setelah buang air kecil (BAK) atau BAB di rumah, kantor atau tempat umum lainnya.

Penelitian tambahan dilakukan pada responden pria untuk mengetahui apakah kebiasaan cuci tangan berbeda antara BAK sambil berdiri atau duduk.

Hasilnya, pria lebih malas membersihkan diri setelah menggunakan toilet ketimbang wanita. Sebanyak 18 persen wanita mengaku tidak cuci tangan setelah keluar dari toilet di kantor atau tempat umum. Jumlah ini jauh lebih kecil ketimbang pria. Penelitian menunjukkan, 30-32 persen pria tidak cuci tangan pakai sabun setelah BAK ataupun BAB.

Diketahui, cuci tangan memakai sabun penting untuk mencegah risiko penularan kuman maupun bakteri penyebab penyakit. Selain melindungi diri sendiri, kebiasaan baik ini juga melindungi orang lain ketika bersalaman atau berpegangan tangan. ** Baca juga: Penelitian Ungkapkan, Polusi Udara Terbukti Bikin Usia Paru-paru Berkurang 2 Tahun

Apakah Anda termasuk orang yang malas mencuci tangan dengan sabun usai BAK atau BAB?(ilj/bbs)




Perhatikan Kebiasaan Mandi di Pancuran yang Dapat Rusak Kulit

Kabar6-Mandi di bawah pancuran/shower usai beraktivitas sepanjang pagi hingga sore, tentu menjadi hal yang menyenangkan. Tubuh menjadi bersih sekaligus segar, dan Anda siap beristirahat memulihkan tenaga untuk kembali berkegiatan keesokan harinya.

Namun menurut ahli dermatologi terkemuka bernama Dr. Justine Hextall, melansir harpersbazaar, ada sejumlah kebiasaan mandi di pancuran yang berbahaya bagi kulit. Tidak hanya potensi residu sabun tertinggal di wajah, ada banyak kemungkinan terjadinya kerusakan kulit saat mandi di pancuran (shower) dengan air panas. “Shower memang menghilangkan bakteri dari berolahraga di gym tetapi saat membersihkan wajah di kamar mandi, wajah terpapar bakteri lain yang ada di kamar mandi,” urainya.

Hal pertama adalah kebiasaan menyalakan air panas dalam temperatur terlalu tinggi. Siraman air bertemperatur tinggi rasanya memang menyenangkan tetapi kulit wajah akan kering. Semakin panas, semakin kulit wajah kering. “Minyak di wajah jika dipanaskan akan mengemulsi, melarutkan, dan benar-benar menghilangkannya. Padahal, minyak ini memainkan peran penting dalam melindungi wajah dari agresor eksternal melalui pembatas kulit,” jelas Dr. Hextall.

Semakin lama waktu yang dihabiskan mandi di pancuran, kulit akan semakin kering. Faktor kelembapan alami seperti ceramide, asam lemak dan minyak membantu mempertahankan tingkat kelembapan di kulit. Masalah akan muncul jika mereka larut dalam air. Dr. Justine Hextall menyebutkan jika membersihkan wajah di bawah pancuran selama 10 menit, kelembapan alami itu akan hilang. “Semakin lama, kulit akan kering,” katanya.

Selanjutnya saat Anda tidak membersihkan sisa sampo secara tuntas. Sisa sampo bisa menjadi masalah jika Anda menderita iritasi kontak yang dipicu oleh pengawet kimia yang disebut methylisothiazolinone (MI). Pengawet ini dibawa setelah paraben dikeluarkan dari banyak produk sampo dan menyebabkan iritasi. “Sisa sampo yang menetes ke bagian wajah, saat mengenai mata akan menyebabkan iritasi mata merah atau kulit terkelupas,” terangnya.

Termasuk juga kebiasaan mandi menghadap pancuran. Siraman air dari pancuran yang terlalu keras dapat meninggalkan jejak magnesium karbonat (bahan kimia yang bertanggung jawab membuat bercak di ubin kamar mandi) pada kulit.

Kemusian, tidak membersihkan tangan dari sabun mandi atau sampo. Pastikan residu produk sabun atau sampo benar-benar dibersihkan dari tangan. Gel mandi yang tersisa, sabun, atau pencuci tubuh lainnya tidak baik untuk kulit wajah.
“Residu sabun atau sampo akan mengangkat minyak yang tersimpan di kulit wajah sehingga saat membilas dengan, pH akan naik dan menyebabkan kulit kering,” kata Dr. Hextall.

Terakhir adalah kebiasaan menyimpan pembersih muka dekat pancuran. Dr Hextall menyarankan untuk tidak menyimpan sabun pembersih wajah di dalam kamar mandi. ** Baca juga: Cara Sepele yang Ternyata Menyehatkan

“Apa pun yang mengandung bahan aktif akan menurun di bawah cahaya terang dan hangat seperti kondisi lembap di kamar mandi. Tidak hanya itu berarti AHA dan BHA tidak akan melakukan tugasnya secara efektif, tetapi juga berarti bakteri di dalam produk dapat berkembang biak dan menyebabkan berjerawat dan berpotensial menyebabkan infeksi,” jelasnya lagi.(ilj/bbs)




Bagaimana Ciri Sabun Cuci Tangan yang Baik?

Kabar6-Mencuci tangan dengan sabun merupakan cara yang efektif dalam menghilangkan kuman dan bakteri. Nah, saat ini ada banyak jenis sabun pencuci tangan, termasuk yang cair maupun batangan. Selain itu juga terdapat sabun dalam bentuk foam atau busa. Sementara yang lainnya tidak mengandung terlalu banyak busa.

Sabun pencuci tangan yang baik, melansir beberapa sumber, adalah sabun yang dapat bekerja untuk menghilangkan bakteri, namun tidak meninggalkan lapisan licin, tidak menyumbat pori-pori, dan tidak membuat kulit tangan Anda kering. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa sabun dengan busa yang lebih banyak dapat membunuh kuman lebih banyak juga.

Bagi orang yang memiliki kulit sensitif, harus lebih berhati-hati terhadap penggunaan sabun. Dan sabun yang mengandung busa terlalu banyak, tidak dianjurkan bagi Anda yang memiliki kulit sensitif atau alergi terhadap sabun.

Hal ini karena sabun yang menghasilkan banyak busa, dapat menyebabkan rangsangan yang dapat merusak kulit, dan menyebabkan gangguan dermatitis. Bila kulit Anda menunjukkan reaksi negatif atau alergi, segera hentikan penggunaan sabun dan segera konsultasikan dengan dokter.

Sedangkan Anda yang memiliki jenis kulit normal, tetap harus berhati-hati terhadap penggunaan sabun. Pastikan Anda membilas tangan dengan bersih setelah menggunakan sabun. Hal ini untuk memastikan bahwa tidak ada sisa busa yang masih menempel, yang dapat menyumbat pori-pori kulit.

Reaksi setiap orang terhadap satu jenis sabun juga berbeda-beda. Sabun yang dapat menyebabkan alergi untuk seseorang, belum tentu dapat menyebabkan alergi untuk yang lainnya. ** Baca juga: Apa yang Terjadi Bila Anda Konsumsi Madu Secara Berlebihan?

Begitu juga dengan kelembapan atau kekeringan kulit yang dihasilkan. Semua tergantung pada kondisi kulit Anda. Jadi pilihlah sabun cuci tangan yang tidak menimbulkan reaksi berbahaya apa pun pada diri Anda.(ilj/bbs)




Hand Sanitizer Lebih Ampuh Dibanding Cuci Tangan dengan Air?

Kabar6-Mencuci tangan diketahui sebagai salah satu cara ampuh untuk membasmi kuman dan virus. Nah, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics mengungkapkan, hand sanitizer ternyata lebih baik dalam menangkal kuman ketimbang cuci tangan.

Sebuah penelitian dilakukan selama delapan bulan di Spanyol. Penelitian ini mempelajari efek hand sanitizer terhadap kesehatan pernapasan 911 anak usia tiga tahun ke bawah yang berada di 24 pusat penitipan anak. Hasilnya, melansir womantalk, anak-anak yang hanya diberi hand sanitizer untuk membersihkan tangan sepanjang hari, memiliki jumlah kehadiran paling banyak di tempat penitipan anak. jadi, anak yang menggunakan hand sanitizer lebih sehat dan lebih sering hadir di tempat penitipan anak, dibandingkan dengan mereka yang memilih mencuci tangan.

Lantas, apakah kita tidak perlu repot-repot lagi mencuci tangan dengan air dan sabun? Menurut Dr. Robert Glatter, M.D., asisten profesor dokter spesialis emergency medicine, ternyata masih sangat penting untuk cuci tangan dengan sabun dan air. Hand sanitizer memiliki tujuan praktis karena sudah bisa membersihkan tangan hanya dengan memberikan beberapa tetes di seluruh tangan dan di antara jari-jari.

“Setelah makan atau setelah batuk dan bersin, hand sanitizer adalah alternatif yang bagus untuk saat Anda benar-benar tidak bisa cuci tangan dengan sabun dan air di bawah keran, daripada tidak sama sekali,” jelasnya. ** Baca juga: Minum Air Putih Berikan Keuntungan Anda & Pasangan Saat Bercinta

Dr. Robert menekankan, cuci tangan di bawah air mengalir menggunakan sabun, dan menggosok-gosokkan tangan selama 20-30 detik hingga ke sela-sela jari, masih dianggap sebagai cara paling ampuh membasmi kuman dan virus, dibandingkan dengan hand sanitizer.(ilj/bbs)




Kesalahan dalam Menjaga Kebersihan yang Tanpa Sadar Sering Dilakukan

Kabar6-Hidup sehat adalah hal yang sering disarankan agar Anda terhindar dari berbagai penyakit yang tentu saja merugikan. Namun menjaga kebersihan pribadi tidak sesederhana yang dikira.

Ada beberapa kesalahan dalam menjaga kebersihan yang sering dilakukan, dan mungkin Anda sendiri kurang menyadarinya. Melansir beberapa sumber, berikut kebiasaan yang dimaksud:

1. Topang dagu
Menempelkan wajah di tangan yang sering dilakukan ternyata dapat menambahkan kotoran ke wajah kita. “Jangan meletakkan wajah Kamu di tangan Kamu. Ini memindahkan kotoran dan kotoran, serta meregangkan kulit,” kata dr. Neal Schultz, dokter kulit New York City.

Ditambahkan, “Lebih penting lagi, setiap sentuhan berulang secara langsung berkontribusi terhadap penyumbatan dan jerawat dengan mendorong minyak, kotoran, puing, dan sel-sel mati ke dalam pori-pori, dan juga menyebabkan sedikit penebalan kulit, yang juga berkontribusi terhadap penyumbatan dan menyebabkan kulit berjerawat.”

2. Cuci wajah usai berolahraga
Ternyata hal ini tidak disarankan. Hal yang terbaik adalah menyiramkan air ke wajah sebelum berolahraga. “Ketika datang waktunya untuk mencuci muka, lakukan pra-latihan, bukan pasca-latihan,” kata dr. Schultz.

Ketika berkeringat, Anda cenderung untuk membersihkan kulit yang berarti menyeka dan menggosok kotoran serta minyak yang ada di sana. Dan inilah yang memperburuk jerawat.

3. Mandi air panas
Mandi air panas tidak membantu menjaga kesehatan kulit. “Semua orang suka udara sedikit panas di kamar mandi mereka, tetapi hindari mandi air panas,” jelas dr. Schultz.

“Air panas membuka pori-pori, yang meningkatkan kehilangan air dan juga membersihkan minyak-minyak emolien pelindung kulit, yang semakin menambah kehilangan air,” urainya lagi. Dr. Schultz menyarankan untuk mandi hangat.

4. Terlambat gunakan lotion
Setelah mandi, Anda biasanya buru-buru berangkat ke kantor sehingga tidak sempat menggunakan lotion. Padahal disarankan menggunakan lotion setelah mandi saat kulit benar-benar bersih dan segar. “Pastikan untuk tidak menunggu terlalu lama setelah mandi untuk mengaplikasikan pelembap kamu,” kata dr. Schultz.

5. Gunakan sabun mandi berlebihan
“Jika kamu berjuang melawan kulit kering selama musim dingin, musim dingin yang keras, cobalah lebih jarang menggunakan sabun di kamar mandi atau mandi (kecuali area pribadi, seperti yang harus dibasahi setiap hari),” kata dr. Schultz. “Kurangi penggunaan sabun untuk area non-perineal hingga satu hingga dua kali per minggu.”

6. Lewatkan sunscreen di musim dingin
Sudah waktunya untuk mulai benar-benar memakai tabir surya setiap hari, selalu pakai jangan sampai lupa. ” Ini tidak bisa ditawar untuk menggunakan tabir surya secara efektif 365 hari setahun, baik di musim hujan, salju, atau matahari,” kata dr. Schultz.

Carilah pelembap atau foundation berwarna bagus dengan SPF untuk membantu kamu tetap terlindungi sunscreen setiap hari.

7. Tidak mandi usai berolahraga
Sebagian besar dari kita akan langsung mandi setelah lari 20 mil, tetapi kadang-kadang setelah 20 menit joging, kita meluangkan waktu untuk pergi ke kamar mandi. Namun, setiap kali berkeringat, penting untuk segera ganti pakaian.

“Keringat dengan mudah terperangkap di dalam pakaian ketat, mengarah ke jerawat, iritasi, dan masalah lainnya. Mandi setelah latihan sangat ideal, karena semakin sedikit waktu bakteri memiliki kesempatan untuk duduk di kulit kamu, semakin baik,” kata Joel Schlessinger, Dermatolog dan Dokter Bersertifikat, Kontributor RealSelf.

8. Sikat gigi terlalu sering
Sebagian orang meyakini sikat gigi setiap usai makan bisa membuatnya terbebas dari sakit gigi yang memilukan. Ini benar, tapi tidak benar lagi kalau sikat gigi dilakukan lebih dari empat kali dalam sehari. Terutama jika bulu sikat yang dipilih itu kaku dan keras, karena bisa melukai gusi. Pilihlah bentuk sikat gigi yang nyaman dipegang dan memiliki bulu sikat yang halus. ** Baca juga: Bentuk Kuku Cerminkan Kesehatan Kita

Yuk, hindari kebiasaan yang merugikan kesehatan Anda.(ilj/bbs)




Penyebab Rasa Sabun di Mulut

Kabar6-Beberapa orang mungkin pernah mengalami mulut terasa seperti makan sabun. Kondisi ini tebtu saja cukup mengganggu. Meski umumnya hilang sendiri, muncul rasa sabun di mulut bisa disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu.

Apa sajakah itu? Melansir hellosehat, berikut beberapa hal yang membuat Anda merasakan sensasi seperti sabun di mulut:

1. Makanan & minuman yang terkontaminasi
Terkadang rasa sabun yang Anda kecap di mulut memang benar-benar berasal dari sabun itu sendiri. Hal ini bisa terjadi karena proses mencuci yang kurang bersih.

Misalnya saja Anda mencuci mencuci lalapan dengan sabun namun tidak bersih saat membilas. Akibatnya, rasa sabun yang jauh lebih kuat dibandingkan rasa sayur menjadi tertinggal.

Sama halnya dengan mencuci piring, gelas, dan peralatan makan lainnya. Ketika tidak bersih dan hendak menggunakannya lagi, sabun yang masih menempel akan dengan mudah tercampur.

Bahkan, hal ini bisa terjadi jika Anda mengolah makanan dengan tangan sehabis mencuci piring. Sisa sabun di tangan yang belum terbilas dengan sempurna akan dengan mudah tercampur ke dalam makanan yang sedang dibuat.

2. Makanan tertentu membuat mulut Anda terasa sabun
Ada beberapa jenis makanan tertentu yang bisa mulut Anda terasa seperti memakan sabun. Wortel dan ketumbar adalah makanan yang paling sering menyebabkan sensasi rasa aneh di mulut. Wortel memiliki senyawa yang disebut dengan terpenoid. Akibatnya, rasa sabun di mulut kerap muncul setelah seseorang memakannya,

Sementara ketumbar membuat mulut terasa seperti sabun karena ada respons genetik yang mempengaruhi otak untuk memproses bau. Varian dalam gen OR6A2 membuat beberapa makanan terutama ketumbar memiliki rasa seperti sabun.

3. Masalah pada gigi & mulut
Biasanya, penyakit gigi dan mulut termasuk gusi menyebabkan rasa sabun atau logam di mulut. Jika hal ini muncul berbarengan dengan masalah seperti sakit gigi, gusi bengkak, dan bau mulut tandanya Anda perlu memeriksakannya ke dokter.

Selain berbagai masalah gigi dan mulut, mulut terasa sabun juga bisa terjadi apabila Anda jarang menyikat gigi dan membersihkannya. Pasalnya, sisa makanan yang tertinggal lama di mulut bisa menimbulkan sensasi rasa yang aneh termasuk seperti sabun.

4. Obat-obatan tertentu
Jenis obat tertentu meninggalkan rasa yang menyerupai sabun di mulut. Untuk itu coba perhatikan, apakah sensasi tersebut muncul setelah Anda minum obat? Jika iya, tandanya obat yang barusan Anda minumlah penyebabnya.

5. Stroke atau cedera otak
Orang yang mengalami stroke atau cedera otak tak jarang mengalami masalah pada indera pengecapan. Pasalnya, otak merupakan bagian tubuh yang sangat penting dalam memproses informasi termasuk soal rasa yang dikirimkan oleh sel saraf di lidah.

Jika otak tidak bisa memproses atau memahami sinyal dengan benar, rasa makanan pun bisa berubah. Itu sebabnya, orang yang mengalami kerusakan otak mungkin saja merasakan sensasi rasa sabun di mulut.

6. Overdosis flouride
Sodium flouride merupakan salah satu bahan yang terdapat dalam pasta gigi. Flouride membantu mencegah kerusakan gigi dan membangun kembali enamel sebagai pelindung gigi. Selain itu, flouride juga banyak digunakan untuk kebutuhan air minum.

Dalam kondisi normal, bahan kimia yang satu ini aman digunakan. Sayang, jika digunakan secara berlebihan hal ini bisa berbahaya. Overdosis flouride bisa menimbulkan berbagai gejala salah satunya rasa sabun di mulut. Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan muntah, diare, hingga iritasi pada kulit. ** Baca juga: Hal yang Sebaiknya Diketahui Seputar Label ‘Sehat’ pada Produk Makanan

Pernahkah Anda merasakan kondisi seperti itu?(ilj/bbs)




4 Cara Sehat Jaga Kebersihan Miss V

Kabar6-Tidak sedikit wanita yang rutin memelihara kesehatan wajah, namun lalai menjaga kebersihan area Miss V. Padahal, area intim tersebut merupakan salah satu aset penting yang perlu dijaga kebersihan agar terhindar dari infeksi.

Ada beberapa cara sehat, melansir Wikihow, yang disarankan untuk menjaga kebersihan area Miss V. Apa sajakah itu?

1. Bersihkan area Miss V
Gunakan air bersih untuk membasuh area Miss V, dan hindari terkena sabun mandi.

2. Ganti panty liner minimal dua kali sehari
Beberapa hari menjelang haid dan sesudah haid, area Miss V menjadi lebih lembap, sehingga Anda boleh menggunakan panty liner. Apabila Anda menggunakan panty liner jangan lupa untuk menggantinya minimal dua kali sehari.

3. Hindari parfum untuk Miss V
Pada beberapa orang, pengunaan parfum untuk Miss V yang mengandung bahan kimia dapat mengakibatkan reaksi alergi.

4. Perhatikan saat mencukur rambut kemaluan
Pada dasarnya, keberadaan rambut kemaluan untuk melindungi area Miss V. Namun bila Anda ingin mencukur rambut kemaluan, perhatikan cara berikut:

a. Sebelumnya Anda dapat berendam menggunakan air hangat
b. Gunakan pencukur baru yang dikhususkan untuk wanita
c Gunakan sabun atau minyak zaitun untuk memudahkan saat mencukur dan tidak menimbulkan iritasi setelah melakukan pencukuran rambut kemaluan.
d. Mencukur menurut arah pertumbuhan dari rambut Anda. ** Baca juga: Penelitian Ungkapkan, Para Pasangan Lansia Ternyata Cukup Sering Bercinta

Jangan lalai untuk menjaga kebersihan dan kesehatan area Miss V, Ladies.(ilj/bbs)




Ini Lho Mitos & Fakta Tentang Antibiotik

Kabar6-Ada banyak mitos yang sering didengar tentang kegunaan antibiotik. Beberapa mitos tidak memiliki dasar keilmuan yang benar. Penggunaan antibiotik tanpa kegunaan dan cara penggunaan yang tepat dapat menyebabkan tubuh kebal pada antibitoik tertentu.

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan mencegah terjadinya keparahan karena infeksi bakteri. Resistensi atau kekebalan terjadi saat bakteri berubah menjadi lebih kuat karena penggunaan antibiotik yang tidak sesuai fungsi atau cara penggunaan yang tidak tepat. Bakteri yang telah berubah tersebut menjadi sulit untuk diobati.

Resistensi antibiotik dapat menyebabkan biaya medis yang lebih tinggi, terapi pengobatan lebih lama, dan peningkatan resiko kematian. Perubahan perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik pada diri sendiri dan keluarga.

Apa saja mitos dan fakta tentang penggunaan antibiotik? Melansir Vivahealth, berikut uraiannya:

1. Penggunaan antibiotik yang kurang tepat dapat menyebabkan resetensi
Faktanya, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya resistensi atau kekebalan terhadap antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat juga tidak dapat memberikan keuntungan.

2. Antibiotik dapat digunakan untuk mengobati penyakit akibat terinfeksi virus influenza
Faktanya, antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri atau mencegahnya tumbuh. Antibiotik tidak dapat melawan virus seperti penyebab influenza. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat, cenderung menyebabkan antibiotik tidak bekerja dengan benar.

3. Pembersih atau sabun antibakteri dapat menyebabkan bakteri menjadi lebih kuat
Faktanya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa triclosan yang terkandung dalam sabun antibakteri dan pembersih dapat menyebabkan perubahan bakteri sehingga antibiotik kurang mampu melawan.

4. Penggunaan antibiotik untuk terapi jerawat dapat menyebabkan tubuh kebal terhadap antibiotik
Faktanya, antibiotik sering diresepkan untuk mengobati jerawat. Semua antibiotik yang dikonsumsi dengan kurang tepat dapat menyebabkan resistensi atau kebal terhadap antibiotik. Berkonsultasilah dengan dokter agar mendapatkan terapi yang lebih tepat untuk jerawat.

5. Antibiotik dapat dihentikan secepatnya setelah merasa lebih baik atau sembuh
Faktanya, penggunaan antibiotik perlu dilakukan sesuai dengan anjuran dari dokter. Jika menghentikan antibiotik terlalu cepat dari yang dianjurkan akan menyebabkan bakteri masih bisa bertahan dan membuat tubuh sakit lagi.

6. Konsumsi antibiotik berdasarkan saran dari teman atau tetangga
Faktanya, antibiotik dapat dikonsumsi hanya dari anjuran dokter. Seseorang tidak bisa mengkonsumsi antibiotik dari anjuran teman atau orang lain hanya karena gejala atau keluhan yang dirasakan sama. Terapi pengobatan yang tidak tepat dapat memungkinkan perlambatan proses penyembuhan atau bahkan bisa memperburuk kondisi tubuh. ** Baca juga: Tidak Hanya Pisang, 5 Makanan Ini Juga Mengandung Kalium

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)