Aksi Donasi di Pandeglang, Ambil Timun Suri Sebanyaknya Bayar Seikhlasnya

Kabar6.com

Kabar6- Banyak cara yang dilakukan oleh para relawan untuk menggalang donasi agar kegiatan sosial mereka terus berjalan. Cara unik di tunjukkan oleh para Relawan Sobang Peduli Kemanusiaan (SPK) dalam menggalang donasi dengan cara menjual timun suri.

Mereka memasarkan buat berwarna kuning berbentuk lonjong itu di pertigaan pasar Sobang dengan menggunakan mobil bak terbuka.

Dengan membeli timun suri SPK, pembeli bisa dianggap sudah berdonasi untuk kegiatan sosial yang mereka kerap lakukan. Tak hanya berdonasi, ada keuntungan lain yang tidak ditemukan di pedagang timun yang lainnya.

Pasalnya pembeli dibebaskan untuk memilih serta jumlah timun, mereka juga bebas membayar kepada SPK terlebih pembeli mereka ikhlas. Nantinya uang hasil pembelian timun tersebut kas SPK.

“Intinya SPK menjual timun ini dalam rangka menggalang donasi. Kita mengusung tagline Ambil semaunya dan bayar seikhlasnya,” kata Koordinator SPK Ade Yayan, Kamis (15/5/2020).

Dalam kegiatan ini, SPK sama sekali tidak mengambil keuntungan. Pasalnya hasil ditengah Pandemi Corona berdampak luas terhadap perekonomian masyarakat termasuk petani timun suri.

**Baca juga: Ayah di Pandeglang Cabuli Anak Tirinya Hingga Hamil.

Yayan mengatakan, banyak timun suri yang merugi akibat wabah tersebut. Upaya jual timun suri juga tak hanya untuk menggalang donasi, tetapi juga pemberdayaan para petani ditengah pandemi Corona.

“Kami juga peduli terhadap petani timun suri. Karena dampak covid-19 banyak petani tidak bisa menjual hasil panennya,”tandasnya. (Aep)




Mengapa Sering Merasa Lelah Selama Pandemi COVID-19?

Kabar6-Isolasi diri di rumah karena COVID-19 membuat keseharian kita pun turut terpengaruh. Ada yang mulai terbiasa bekerja di rumah, ada juga yang malah menjadi tidak produktif, termasuk jam bangun dan tidur yang berubah.

Akibatnya, banyak orang yang mengaku merasa lemas, lelah, dan grogi dibandingkan biasanya. Menurut pakar, melansir Womantalk, ada berbagai alasan mengapa hal ini terjadi. Salah satunya adalah karena orang-orang kurang terkena sinar matahari siang hari. Cahaya matahari siang hari adalah sinyal biologis utama yang membuat kita awas. Karena di dalam rumah terus, kita jadi merasa kurang awas sepanjang hari.

Faktor signifikan lainnya, rasa takut dan kualitas tidur. Kita berada di tengah pandemi, dan kita dihadapkan dengan berbagai ketidakpastian dan stres yang akhirnya berdampak pada kualitas tidur kita.

Lantas bagaimana kita mengatasinya? Pertama, Anda harus mencoba sebaik mungkin untuk tetap disiplin dan menjalankan rutinitas Anda seperti biasanya. Tetap tidur dan bangun di jam yang sama. Pahami jam tidur Anda karena beberapa orang memang lebih fungsional di pagi hari, dan lainnya pada malam hari.

Transisi antara bekerja dan rileksasi di rumah memang terasa lebih sulit. Anda bisa memisahkan keduanya dengan hal sederhana seperti tidak bekerja di dalam kamar, biarkan kamar Anda tempat untuk rileksasi saja. ** Baca juga: Berapa Jumlah Kalori dan Nutrisi yang Terkandung dalam Nasi Goreng?

Jangan lupa untuk terkena sinar matahari, bahkan jika Anda tidak berolahraga dan hanya berdiri saja di luar. Jika Anda punya pekarangan, Anda bisa melakukan keduanya dengan mudah.(ilj/bbs)




Apa Penyebab Bill Gates Dituding Sebagai Pembuat Virus COVID-19?

Kabar6-Saat ini nama pendiri Microsoft, Bill Gates, sedang menjadi buah bibir, karena tidak sedikit warga dunia yang menganggap bahwa Bill Gates-lah dalang di balik pandemi COVID-19.

Semua informasi tersebut beredar luas dan masif di media sosial. Lantas, hal apa yang membuat Bil Gates menjadi ‘tertuduh’ sebagai orang di balik pandemi COVID-19? melansir Boombastis, berikut empat hal yang mendasari:

1. Dianggap mengetahui bakal ada wabah di masa depan lewat presentasinya pada 2015 silam
Dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh TED pada 2015 silam, Bill Gates mendapat kesempatan menjadi salah satu pembicaranya.

Saat itu, ia membahas soal ancaman masa depan yang bukan ditimbulkan dari perang nuklir dan persenjataan modern, melainkan wabah yang ditimbulkan oleh virus dan sejenisnya.

Pidato Bill Gates pada 2015 inilah yang kemudian membuat dirinya menjadi sasaran berita hoax dan informasi yang menyesatkan soal COVID-19 yang terjadi pada saat ini.

Mereka yang percaya pada teori konspirasi, menganggap Bill Gates telah mengetahui bahwa bakal ada wabah di masa depan yang menulari penduduk Bumi, yang kemudian dikaitkan dengan virus Corona pada saat ini.

2. Soal adanya vaksin COVID-19, diciptakan oleh perusahaan kesehatan yang didanai oleh Bill Gates
Heboh soal vaksin COVID-19 yang tengah diteliti oleh berbagai negara, juga ikut memojokkan Bill Gates. Oleh sebagian pihak, Bill Gates itu dianggap mempunyai agenda tertentu di balik upayanya yang ingin segera menciptakan vaksin COVID-19.

Berangkat dari pemikiran ini, mulailah berita-berita miring menghampiri Bill Gates. Terlebih, ia dan yayasan Bill and Melinda Gates Foundation telah mengucurkan dana total hingga US$250 juta untuk mengembangkan vaksin yang dibutuhkan. Anggapan soal Bill Gates bakal mengendalikan populasi manusia lewat vaksin pun sempat santer terdengar.

3. Dikaitkan soal implan microchip yang diberikan pada manusia
Masih berkaitan dengan vaksin yang diupayakan oleh Bill Gates, beredar sebuah kabar yang viral lewat aplikasi percakapan WhatsApp dan sosial media, bahwa pendiri Microsoft itu menciptakan microchip yang akan dipasang pada manusia bersamaan dengan pemberian vaksin.

Setelah ditelusuri, kabar tersebut ternyata hanyalah hoaks belaka dan masuk dalam kategori sebagai missleading content (konten yang menyesatkan).

4. Peringatan Bill Gates yang terus diulang soal ancaman wabah di masa depan
Sebelum menjadi pembicara di TED TALKS pada 2015, Bill Gates juga telah memberikan peringatan kepada dunia soal adanya ancaman pandemi sejak 2010. Hal ini ditulis dalam blog pribadinya, gatesnotes.com, pada Januari 2010. Bill Gates berkaca dari wabah virus flu burung (H1N1) yang sempat menyerang dunia pada 2000-an awal.

Unggahan Twitter-nya pada 18 Maret 2020 yang membahas soal COVID-19 di forum Reddit, ternyata dibanjiri oleh netizen yang menyerangnya.

Beberapa dari mereka bahkan secara blak-blakan menanyakan kenapa dirinya bisa menciptakan virus tersebut. Ada pula yang berkomentar bahwa microchip bakal digunakan untuk mengontrol manusia.

Bagi mereka yang percaya soal teori konspirasi di balik wabah COVID-19, sosok Bill Gates dianggap menjadi orang yang bertanggung jawab akan peristiwa tersebut. ** Baca juga: Seorang Remaja Kembalikan Uang Sebesar Rp2 Miliar yang Ditemukan Dekat ATM

Laporan Zignal Labs, perusahaan analisis media yang dikutip dari New York Times menjelaskan, Bill Gates menjadi sasaran hoax dan teori konspirasi sejak awal Januari dan telah dihubungkan dengan 1,2 juta unggahan yang keliru soal dirinya di media sosial.

Bagaimana menurut Anda?(ilj/bbs)




Banyak Gajah ‘Menganggur’ di Thailand Akibat Pandemi COVID-19

Kabar6-Efek pandemi COVID-19, terutama dari segi ekonomi, ternyata tidak hanya berdampak pada manusia saja, lho. Banyak gajah di Thailand yang kini kehilangan pekerjaan alias menganggur.

Bagaimana bisa? Rupanya, melansir fox5vegas, hal itu karena tidak ada wisatawan yang biasanya menyewa gajah untuk berjalan-jalan keliling taman wisata. Nah, tidak adanya pemasukan dari kebun binatang inilah yang membuat pengelola kesulitan membeli makan untuk gajah.

Alhasil, Yayasan Save Elephant di Provinsi utara Chiang Mai, Thailand, membuat satu gerakan untuk mengembalikan gajah ke rumah asal mereka.

Pendiri Save Elephant bernama Saengduean Chailert, mengatakan bahwa proyek untuk membawa pulang gajah yang menganggur diwujudkan sebagai tanggapan atas permohonan dari para pemilik hewan tadi.

Kelompoknya mempromosikan kawanan gajah untuk dikembalikan ke wilayah di mana mereka dapat hidup berdampingan dengan penduduk desa yang ramah lingkungan yang berkelanjutan. Ia percaya jika hewan-hewan itu bertahan di tempat wisata maka akan disalahgunakan.

Salah satu contohnya adalah Sadudee Serichevee yang memiliki empat gajah di distrik Mae Wang, Chiang Mai. Sadudee mendirikan sebuah kebun binatang mini bernama Karen Elephant Experience dengan gajah-gajahnya yang berasal dari Ban Huay Bong, desa istrinya di Cha Cha. Namun niat tidak sesuai harapan sejak munculnya virus Corona.

“Awalnya saya pikir situasinya akan kembali normal dalam satu atau dua bulan ke depan. Pada akhir April, saya kehilangan semua harapan itu,” keluh Sadudee.

Dia dan sang istri setuju untuk membawa gajah mereka kembali ke desanya karena tidak dapat lagi menanggung biaya bulanan yang menghabiskan sekira Rp92,5 juta. Biaya sebesar itu untuk sewa tanah dan fasilitas, gaji untuk pawang dan pakan. Disebutkan, gajah makan rumput dan sayuran sebanyak 300 kilogram per hari.

Mereka mengajak beberapa pemilik gajah lain untuk melakukan hal yang sama. Bersama-sama mereka menempuh perjalanan sejauh 150 kilometer dengan berjalan kaki. Karena untuk mengangkut gajah menggunakan kendaraan akan sangat mahal bagi pemilik kebun binatang mini.

Rombongan mereka yang terdiri dari 11 gajah dan berangkat pada 30 April lalu. Perjalanan tersebut melintasi bukit, jalan beraspal dan tanah. Mereka disambut oleh pesta selamat datang di Ban Huay Bong.

“Gajah-gajah ini belum memiliki kesempatan untuk kembali ke rumah selama 20 tahun. Mereka tampak sangat bahagia ketika tiba di rumah, mereka membuat suara-suara bahagia, mereka berlari ke sungai di dekat desa dan bersenang-senang bersama dengan anak-anak kita,” kata Sadudee.

Ditambahkan, “Kami tidak tahu kapan COVID-19 akan usai. Jadi ini adalah tugas kita, untuk membantu memberi makan gajah yang ‘diberhentikan’ karena wabah.” ** Baca juga: Bocah Umur 14 Tahun Asal Sacramento Diterima di 8 Universitas

Diketahui, proyek serupa juga dilakukan di Provinsi Surin, yang terkenal dengan festival gajah tahunannya. Sebanyak 40 ekor gajah dipulangkan ke Distrik Tha Tum di provinsi tersebut, sebagai rumah bagi ratusan gajah.

Gajah juga bisa kena PHK.(ilj/bbs)




Walikota Arief Akui Dua Tahapan PSBB di Kota Tangerang Stagnan

Kabar6.com

Kabar6-Walikota Tangerang, Arief Rachadiono Wismansyah berubah pikiran atas wacana pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Covid-19. Beberapa pernyataan terbuka sebelumnya menyiratkan ia sempat mendukung atas rencana pemerintah pusat melakukan relaksasi.

“Kalau saya sekarang melihat belum waktunya relaksasi karena sekarang kita sedang berjibaku bagaimana membangun budaya disiplin mandiri,” katanya di tayangan Mata Najwa, Rabu (13/5/2002) malam.

Ia beralasan karena yang menjadi masalah sekarang ini belum ada vaksin Covid-19. Jadi hingga kini pun belum diketahui secara pasti kapan pandemi corona berakhir.

“Istilahnya pak presiden kita ini harus verdamai dengan corona maka lakukanlah protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemeirntah,” ujar Arief.

Ia juga mengakui selama evaluasi dua tahapan pemberlakuan PSBB di Kota Tangerang memang datanya masih stagnan. Penurunannya masih tidak signifikan lantaran yang jadi masalah memang datanya belum akurat.

**Baca juga: Nihil, Pencarian Bocah Hanyut di Kali Leduk Total Persada Dilanjutkan Besok.

Menurut Arief, karena data-data PCR itu baru keluar sampai 14 hari. Jadi pihaknya harus kembali menunggu lagi data yang dikirim ke laboratorium.

“Dan kalau saya ke lapangan memang kondisi di bawah ini karena masyarakat yang kelas bawah sangat terdampak sekali ekonomi dan sosial,” ujar Arief.(oke)




TAPD dan Banggar Bahas Rasionalisasi Anggaran, Kepala Bappeda Tangsel Bungkam

Kabar6.com

Kabar6-Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) membahas rasionalisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tahun 2020, terkait dampak pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Namun, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangsel, Eki Herdiana enggan berkomentar ketika ditanya perihal terkait. Terlebih saat ditanya adanya pergeseran anggaran dari salah satu dinas non teknis ke dinas teknis sebesar Rp 11 miliar lebih, dirinya pun tak menjawab.

“No Coment, ngobrolnya dikantor aja ya,” ujarnya di Gedung DPRD Kota Tangsel, Setu, Rabu (13/5/2020).

Ditempat yang sama, Ketua DPRD Kota Tangsel, Abdul Rasyid, menjelaskan bahwa adanya rasionalisasi anggaran pada APBD Tangsel adalah tindak lanjut dari Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan nomor 119/2813/SJ nomor 177/KMK.07/2020 tentang percepatan penyesuaian anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun 2020 dalam rangka penanganan Covid-19, serta pengamanan daya beli masyarakat dan perekonomian nasional, dan diteruskan melalui intruksi Walikota Tangsel No.910/1154/BPKAD).

“Ya ini kan tindak lanjut dari SKB dua Menteri, tentunya ini harus dilanjuti oleh Pemerintah Daerah, kita mengapresiasi temen-temen dari Pemerintah Kota (Pemkot) termasuk terkait dengan Dana Alokasi Umum (DAU) nya yang tidak ditunda, artinya bahwa apa yang dilakukan oleh Pemkot Tangsel sebagai bentuk tindak lanjut SKB dua Menteri itu sesuai dengan apa yang menjadi arahan dan ketentuan yang memang ditentukan oleh Pemerintah Pusat,” tuturnya.

Abdul Rasyid mengatakan, pergeseran anggran tidak hanya di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Tangsel, tapi secara keseluruhan pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Tangsel.

“Termasuk sekretariat DPRD itu terjadi karena memang itu ketentuan yang berkaitan dengan 50 persen minimal dari sisi APBD itu yang dilakukan pergeseran, karena memang kondisi covid ini berdampak kepada sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD),” pungkasnya.

**Baca juga: Sekelompok Wartawan Bagikan Sembako di Serpong.

Sebelumnya, aktifis anti korupsi dan pemerhati kebijakan publik dari Tangerang Transparency Public Watch (TRUTH), Jufry Nugroho menerangkan, perlu adanya pengawasan terhadap rasionalisasi anggaran yang dilakukan Pemkot Tangsel agar tepat sasaran peruntukannya, baik dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), maupun aparat penegak hukum seperti Kejaksaan Negeri Kota Tangsel.

“Saat ini memang kondisi serba sulit, numun bukan berarti nantinya dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, rasionalisasi atau pergeseran anggaran yang dilakukan oleh Pemkot Tangsel perlu kita awasi bersama. Saya juga mendorong DPRD dan lembaga lain seperti Kejaksaan Negeri Tangsel untuk mengawasi dengan ketat, karena ini sangat rentan sekali, dan dapat dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu,” pungkasnya.(eka)




Hadapi Pandemi Covid-19, Andika Hazrumy : Saling Membantu dan Menguatkan

Kabar6.com

Kabar6-Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengajak seluruh elemen masyarakat di Provinsi Banten untuk bersama-sama bangkit dan saling membantu dalam menghadapi pandemi Covid-19.

“Tentunya ini bisa menjadi motivasi kita semua, untuk saling membantu saling menguatkan dalam kondisi seperti saat ini,” ujar Andika usai menerima bantuan bahan makanan dan Alat Perlindungan Diri (APD) untuk tenaga medis dari Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Banten di kediamannya di jalan Bahayangkara, Cipocok Jaya, Rabu (13/5/2020).

Menurut Andika, wabah covid-19 telah mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat, bukan hanya di Banten tetapi di seluruh dunia.

Andika mengapresiasi INTI Banten yang terus berkomitmen membantu Pemprov Banten khususnya dalam penanggulangan covid-19.

**Baca juga: Nenek Rusmini di Serang Tidak Pernah Tersentuh Bansos Pemerintah.

Pemrov Banten, kata Andika, segera mendistribusikan bantuan bahan makanan tersebut kepada masyarakat, sementara itu untuk APD akan segera disebarkan ke sejumlah rumah sakit di Provinsi Banten.

Ketua INTI Banten Rudi mengatakan pihaknya menyerahkan bantuan 1 Ton beras, 100 dus mie instan dan 100 APD berupa baju hazmat dan masker.(Den)




Pemkab Lebak Minta Warga Lapor Jika Ada yang Kelaparan

Kabar6.com

Kabar6-Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lebak Dede Jaelani menegaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak terus berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan tidak ada warga yang kelaparan akibat dampak pandemi Covid-19.

Hal itu dikatakan Dede di sela pemberian bantuan paket bantuan dari

Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Lebak kepada warga jompo, petugas kebersihan dan office boy di lingkungan Pemkab Lebak, Rabu (13/5/2020).

Dede yang juga sebagai Ketua Korpri Lebak meminta masyarakat melapor ke pemerintah daerah jika ada tetangganya yang kelaparan.

“Kalau ada yang menemukan masyarakat yang kelaparan, laporkan ke kami, insya Allah kami akan berupaya membantunya,” kata Dede.

Penyerahan simbolis bantuan kepada perwakilan penerima dilakukan dengan tetap menjaga jarak sesuai protokol kesehatan Covid-19. Nilai bantuan yang diberikan Korpri Lebak sekitar Rp100 juta dengan total 700 paket bantuan.

Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi menyampaikan, bantuan tersebut merupakan wujud kepedulian pemerintah daerah kepada masyarakat.

“Kami berharap bantuan yang tidak seberapa ini dapat bermanfaat bagi para penerima bantuan,” katanya.

**Baca juga: Paket Hemat Buka Puasa di Wisma Sugri, Ada Seafood ala Jimbaran Bali.

Untuk diketahui, hingga saat ini, Kabupaten Lebak menjadi kabupaten di Provinsi Banten yang belum ditemukan kasus positif Covid-19.

Tes swab 7 warga berstatus orang tanpa gejala (OTG) karena pernah kontak erat dengan dokter yang dinyatakan positif Covid-19 hasilnya negatif. Begitu juga hasil swab 3 warga yang sebelumnya hasil rapid testnya reaktif juga dinyatakan negatif.(Nda)




Kemenkumham Salurkan Bansos Terdampak Corona di Cikupa

Kabar6.com

Kabar6 – Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) melalui Rumah Tahanan Kelas I Tangerang menyalurkan bantuan sosial (Bansos) kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19 di wilayah Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Rabu 13/5/2020.

Kepala Biro Perencanaan Kemenkumham, Iwan Kurniawan mengatakan Kabupaten Tangerang terdapat banyak perusahaan yang memiliki kegiatan-kegiatan ekonomi dan melibatkan banyak tenaga kerja didalamnya. “Itu betul-betul sangat mengalami dampak dari Covid-19. Atas dasar itu, Kemenkumham mencoba untuk berbagi. Melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka penanggulangan dan pencegahan Covid-19,” ujar Iwan.

Sementara itu Rutan Kelas I Tangerang ikut berkontribusi menyumbangkan sembako dan masker kain karya kerajinan tangan para narapidana.”Semoga masker karya narapidana ini dapat bermanfaat untuk masyarakat , sehingga digunakan sebaik mungkin” ujar Kepala Rutan Kelas I Tangerang, Mujiarto.

**Baca juga: BK DPRD Kabupaten Tangerang Klaim Belum Dengar Ada Kasus KDRT.

Camat Cikupa, Abdullah, mengucapkan terima kasih atas kepedulian dan bantuan sebanyak 800 paket sembako dan masker yang diberikan dalam kesempatan ini. Abdullah mengatakan bahwa bantuan dari Kemenkumham kepada warganya dalam menghadapi Covid-19 sangat berarti.

“Bantuan ini akan disalurkan dengan tepat sasaran. Mudah-mudahan kebaikan Kemenkumham dibalas oleh Allah SWT,” pungkasnya. (Vee)




Jerman dan Korea Selatan Dianggap Contoh Terbaik dalam Tangani COVID-19

Kabar6-Dua negara, Korea Selatan (Korsel) dan Jerman, dianggap menjadi contoh terbaik dalam menangani COVID-19. Diketahui, meskipun tidak secara ketat menerapkan lockdown, angka infeksi di kedua negara itu menurun. Ya, mereka menggunakan pendekatan berbeda untuk menangani pandemi ini.

Korsel mulai menerima kasus positif virus Corona pada Februari. Negeri Gingseng ini, melansir tempo.co, menggunakan kombinasi pengujian luas, pelacakan kontak yang agresif, langkah-langkah kesehatan masyarakat yang tegas dan teknologi dgital dalam memantau penyebaran virus, tanpa harus memaksakan lockdown dalam skala luas.

Namun Korsel menerapkan karantina yang ketat. Hasilnya, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakitnya (CDC), angka kematian nasional mencapai 256 pada Jumat (8/5/2020).

Pemerintah Korsel pun mulai melonggarkan karantina wilayah pada Rabu (6/5/2020), dan mulai melonggarkan aturan-aturan jarak sosial yang ketat, yang diberlakukan sejak 22 Maret lalu. Pemerintah Korsel, menerapkan serangkaian pedoman, yang disebut sebagai ‘distancing in daily life’.

Menurut pedoman itu, warga harus tinggal di rumah jika mereka sakit dengan dugaan gejala COVID-19. Warga juga terus menjaga jarak dua meter (enam kaki) dari orang lain, mencuci tangan selama 30 detik dan menjaga kamar berventilasi baik dan didesinfeksi secara teratur.

Mereka yang berusia di atas 65 dan dalam kelompok berisiko tinggi harus terus tinggal di rumah. Mereka juga harus menghindari ruang tertutup dan penuh sesak.

Anak-anak kembali ke sekolah hari ini (13/5/2020). Menteri Pendidikan Korea Selatan, Yoo Eun-Hae, memberitahu para siswa apa yang akan terjadi dalam realitas post-virus corona.

“Segera setelah Anda tiba di kelas, Anda perlu membersihkan meja Anda sementara jendela harus sering dibuka,” jelas Eun-Hae.

“Kalian juga akan diharuskan memakai masker kecuali saat makan dan menjaga jarak dua kali lipat dari ukuran lengan saat kalian sedang bergerak atau berdiri dalam antrean. Kalian harus mengingat aturan ini dan harus dicamkan.”

Sementara itu, Jerman juga mengambil pendekatan selangkah demi selangkah, untuk membuka kembali bisnis setelah penutupan selama seminggu. Kanselir Angela Merkel berbicara kepada warga Jerman pada Rabu (6/5/2020), bahwa mereka bisa sedikit berani. Namun ia tetap meminta semua berhati-hati.

“Pembatasan sosial akan tetap berlaku sampai 5 Juni,” katanya. Ia mempersilakan warga Jerman bertemu dengan tetangga atau dari rumah tangga lainnya. Tapi tetap terpisah 1,5 meter (lima kaki) dan menutup mulut dan hidung dengan masker di depan umum.

Toko-toko dapat dibuka kembali dengan meningkatkan kebersihan, “Fase pertama pandemi ada di belakang kami, tetapi kami masih dalam tahap awal setelah wabah,” kata Merkel mengingatkan.

Respons Jerman terhadap COVID-19 secara luas dipandang sebagai kisah sukses di Eropa. Korban jiwa Covid-19 di negara itu relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.

Sistem kesehatan dengan SDM yang baik, memungkinkan rumah sakit Jerman menerima pasien dari negara-negara Eropa lainnya. Artinya, industri diagnostik canggih Jerman mampu menguji secara massal wabah sejak awal.

Dikatakan Robert Koch Institute (RKI), Jerman mampu melakukan 964 ribu tes virus corona per minggu. Meskipun hanya sekira sepertiga dari kapasitas yang digunakan dalam seminggu terakhir. Pendekatan Jerman yang relatif hati-hati untuk membuka kembali perbatasannya tampak bijaksana.

Sistem pemerintahan terdesentralisasi Jerman, ditambah dengan koordinasi nasional, berarti ada fleksibilitas lokal yang berguna untuk memutuskan dengan tepat, mengenai karantina wilayah ataupun pembatasan sosial. ** Baca juga: Wanita Yao di Tiongkok Potong Rambut Sekali Seumur Hidup

Patut dicontoh.(ilj/bbs)