New Normal, Begini Kebiasaan Baru Penumpang Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Kabar6.com

Kabar6 – Pandemi global COVID-19 membawa perubahan di sektor penerbangan dunia termasuk juga di Indonesia.

Di Indonesia, stakeholder penerbangan nasional merespons pandemi dengan melakukan adaptasi supaya operasional penerbangan tetap terjaga.

Penumpang pesawat misalnya melakukan adaptasi kebiasaan baru untuk menuju new normal dengan mengubah perilaku yang lebih mengedepankan aspek kesehatan dan kebersihan.

“Pemandangan penumpang pesawat yang berhenti di depan mesin otomatis hand sanitizer untuk kemudian membersihkan tangan adalah hal yang biasa. Mereka kini lebih memperhatikan aspek kesehatan dan kebersihan,” jelas President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, Sabtu 13/6/2020.

Berikut kebiasaan baru penumpang pesawat dan pengunjung di bandara-bandara PT Angkasa Pura II:

1. Menggunakan masker

Penggunaan masker juga menjadi kebiasaan baru bagi penumpang pesawat, bahkan menjadi suatu hal yang wajib. Penumpang menggunakan masker mulai dari bandara hingga saat berada di pesawat.

2. Sering mencuci tangan

Penumpang pesawat dan pengunjung bandara menjadi lebih sering mencuci tangan baik itu menggunakan hand sanitizer mau pun dengan air mengalir di wastafel.

Sejak pandemi diumumkan pada Maret 2020, PT Angkasa Pura II menyediakan hingga 355 mesin otomatis hand sanitizer di 19 bandara yang dikelola perseroan.

Selain itu, PT Angkasa Pura II juga menambah sebanyak 53 wastafel guna melengkapi wastafel yang sudah ada di toilet dan tempat lainnya.

3. Menerapkan physical distancing

Penumpang pesawat kini sangat memahami pentingnya physical distancing. Di ruang tunggu (boarding lounge) atau di titik-titik antrean, penumpang pesawat menerapkan physical distancing bahkan terkadang tanpa diingatkan.

4. Menjalani PCR Test atau Rapid-test

Di masa adaptasi kebiasaan baru ini, setiap penumpang pesawat harus melakukan PCR test dengan hasil negatif COVID-19 dan rapid-test dengan hasil non-reaktif COVID-19.

5. Membawa dokumen sebagai syarat perjalanan

Bagi penumpang rute domestik saat ini diwajibkan membawa identitas diri dan dokumen surat hasil PCR test (berlaku 7 hari pada saat keberangkatan) atau rapid-test (berlaku 3 hari pada saat keberangkatan) untuk diperiksa di bandara.

6. Tiba lebih awal 2-3 jam

Di tengah pandemi, penumpang pesawat juga sangat mematuhi prosedur penerbangan yang ditetapkan pemerintah.

“Dibandingkan dengan kondisi normal, penumpang pesawat kini tiba di bandara jauh lebih awal untuk memproses keberangkatan. Seperti misalnya di Bandara Soekarno-Hatta, biasanya mungkin mereka tiba 1 jam sebelum keberangkatan domestik, sekarang calon penumpang sudah ada di bandara 2-3 jam sebelum keberangkatan.”

**Baca juga: Jurus Angkasa Pura II Pertahankan Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19.

7. Memilih layanan touchless

Di masa pandemi ini, sentuhan dengan berbagai benda memang harus dikurangi. Penumpang pesawat pun memilih itu sebagai kebiasaan baru. Menyusul hal tersebut, PT Angkasa Pura II menyediakan fasilitas touchless seperti misalnya tombol pedal kaki di lift, wastafel otomatis, mesin hand sanitizer otomatis dan lain sebagainya.

8. Mengukur suhu tubuh

Pengukuran suhu tubuh yang dilakukan penumpang pesawat kini menjadi hal yang biasa di bandara PT Angkasa Pura II. Di seluruh bandara PT Angkasa Pura II saat ini terdapat 82 alat thermos gun dan 29 thermal scanner guna mengukur suhu tubuh penumpang.

9. Self check-in

Melakukan check-in secara mandiri merupakan kebiasaan baru di tengah pandemi COVID-19. Di seluruh bandara PT Angkasa Pura II, setiap bulannya penumpang yang melakukan self check-in di tengah pandemi ini berkisar 1.000 – 2.000 penumpang, atau 10% lebih dari total penumpang saat pembatasan penerbangan.

10. Transaksi Cashless
Penumpang pesawat saat ini lebih sering bertransaksi secara cashless, tidak menggunakan uang kertas atau logam guna menekan risiko penyebaran. Transaksi secara cashless juga menghindari kasir dan pelanggan saling melakukan kontak fisik. (GFM)




Update Covid-19 di Kota Serang, 19 Positif, 8 PDP

Kabar6.com

Kabar6-Sebanyak 19 kasus corona di Kota Serang terkonfirmasi positif dengan menyebabkan dua orang korban meninggal dunia, belum lagi ditambah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Kota Serang jumlahnya saat ini mencapai 8 orang.

Juru bicara covid-19 Kota Setang Hari Pamungkas mengatakan, kasus baru pasien terkonfirmasi positif covid-19 di kota Serang bertambah lagi dua orang.
“Dengan begitu, total terkonfirmasi positif covid-19 berjumlah 19 kasus, dirawat 10 orang, meninggal 2 orang dan telah dinyatakan sembuh 7 orang,” terang Hari, kepada wartawan, Jumat (12/6/2020).

Adapun pasien yang meninggal yaitu AM, warga kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang. AM, sebelumnya sepat menjalani pengobatan disalah satu rumah sakit yang di Kota Serang dan sudah dilakukan pemeriksaan swab pada tanggal 11 Juni. Namun, sayang nyawanya tak tertolong, AM akhirnya meninggal dan dinyatakan positif covd-19 setelah hasil uji swabnya keluar.

**Baca juga: OJK Dorong Percepatan Merger BJB-Bank Banten.

Pasien JN, warga kelurahan Kagungan, Kecamatan Serang yang mana pada tanggal 2 Juni lalu juga telah menjali pemeriksaan uji swab dan saat ini pasien dirujuk ke RS Banten untuk menjalani pengobatan. JN, diduga terpapar dari suaminya sendiri yang bekerja di luar daerah dan sering pulang pergi dari tempatnya bekerja (zona merah) sebanyak dua kali dalam seminggu.

Sedangkan untuk sebaran PDP, sambung Hari, paling banyak berada di Kecamatan Serang dengan jumlah 4 orang, disusul dari Kecamatan Taktakan 2 orang, Kecamatan Walantaka 1 orang, dan terakhir di kecamatan Kasemen 1 orang.(Den)




16 Tahanan Kejaksaan Negeri Kabupaten Tangerang Rapid Test, 1 Reaktif

Kabar6.com

Kabar6-16 tahanan Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Tangerang menjalani rapid test atau tes cepat covid19, pada Jumat (12/6/2020).

Rapid test yang digelar di kantor Kejari Kabupaten Tangerang ini melibatkan petugas medis dari Dinas Kesehatan setempat.

Kepala Seksi Intelijen Kejari Kabupaten Tangerang Muhammad Fitri Adi mengatakan, dari 16 orang tahanan yang menjalani rapid test satu orang dinyatakan rekatif covid19. Sedangkan, 15 tahanan lainnya hasilnya diketahui negatif.

“Satu terdakwa yang dinyatakan reaktif kami bawa ke RSUD Kabupaten Tangerang untuk dilakukan swab test,” ungkap Adi, kepada Kabar6.com, malam ini.

Setelah menjalani swab test, kata Adi, satu tahanan berinisial RHN (30), terdakwa kasus narkoba, hasilnya dinyatakan negatif.

Belasan orang tahanan yang terlibat dalam beragam kasus kejahatan tersebut, saat ini masih menjalani persidangan.

**Baca juga: KPK Catat Sebanyak 1.709 Aset di Banten Bermasalah.

Selama masa persidangan, mereka dititip diruang tahanan Polresta Tangerang dan di sejumlah Polsek yang ada di wilayah itu.

“Alhamdulillah, setelah di swab test satu orang yang sempat dinyatakan reaktif hasilnya jadi negatif. Selama ini 16 terdakwa ini kami titip diruang tahanan Polresta Tangerang. Dan, selama masa pandemi covid19 sidangnya pun hanya dilakukan secara online,” katanya.(Tim K6)




Kembali Beraktivitas, Tips Sehat Sekaligus Aman Naik Ojek

Kabar6-Sejak menjalani new normal, ojek online atau pangkalan menjadi transportasi yang paling banyak dipilih untuk mengantar Anda ke tempat bekerja.

Hal yang harus diingat, pandemi COVID-19 belum usai, sehingga Anda harus tetap mematuhi berbagai peraturan yang sudah ditetapkan untuk mencegah penularan COVID-19.

Bagaimana sebaiknya tips dan peraturan yang harus diikuti demi menjaga kesehatan diri saat naik ojek online atau pangkalan? Melansir Sehatq, ini lima tips aman naik ojek selama pandemi COVID-19:

1. Pakai masker
Memakai masker adalah kewajiban yang harus diingat selama bepergian. Gunakan masker kain, atau masker medis untuk lansia di atas 60 tahun. Badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), telah merilis panduan menggunakan masker yang tepat agar Anda terhindar dari virus corona.

Pertama, cuci tangan menggunakan sabun sebelum menyentuh masker, pastikan masker dalam kondisi bersih dan tidak rusak, gunakan masker sampai benar-benar tidak ada celah.

Pastikan mulut, hidung, hingga dagu sudah tertutup dengan masker, hindari menyentuh masker, bersihkan tangan sebelum membuka masker, dan bukalah masker dengan menarik tali yang ada di belakang telinga. Jika Anda ingin menggunakannya lagi, masukkan masker ke plastik. Kemudian, Anda juga harus mencuci masker kain dengan detergen dan air hangat.

2. Bawa helm sendiri
Meskipun helm disediakan oleh ojek online, ada baiknya Anda memakai helm milik sendiri menjaga kesehatan diri sendiri.

3. Bawa hand sanitizer
Meskipun mencuci tangan dengan sabun dan air bersih adalah cara pencegahan virus corona yang lebih disarankan, membersihkan tangan dengan hand sanitizer juga tetap harus dilakukan. Terlebih ketika Anda sedang keluar rumah dan tidak memiliki akses untuk menggunakan sabun serta air bersih.

Saat naik ojek, kadang tanpa disadari, tangan menyentuh permukaan berbagai benda yang telah terkontaminasi virus corona. Itulah sebabnya, membawa hand sanitizer sangatlah penting. WHO menyarankan penggunaan hand sanitizer yang mengandung etanol 80 persen, gliserin 1,45 persen, dan hidrogen peroksida 0,125 persen.

4. Gunakan uang elektronik
Saat seseorang yang mengidap COVID-19 bersin, droplet atau cairan tubuhnya itu dapat hinggap di permukaan, tak terkecuali uang kertas. Karena itulah saat naik ojek, Anda lebih disarankan untuk membayar dengan uang elektronik yang sudah disediakan oleh pihak ojek online. Hal ini karena penggunaan uang kertas bisa meningkatkan risiko penyebaran virus berbahaya itu.

5. Hindari berbicara
Saat mulut berbicara, cairan tubuh atau droplet dapat tersebar ke udara. Untuk menghindari penularan virus corona, ada baiknya Anda tidak berbicara atau memulai pembicaraan saat naik ojek.

Hal ini dilakukan guna menghindari adanya cairan tubuh yang tersebar lewat udara, saat ojek sedang melaju kencang. ** Baca juga: Selain Berat Badan Naik, Makan Sebelum Tidur Bisa Picu Mimpi Buruk

Jaga kesehatan dan kebersihan untuk meminimalisir penularan COVID-19.(ilj/bbs)




Update Corona di Lebak: 17 Kasus Positif, 70 OTG Dipantau

Kabar6.com

Kabar6-Warga Kabupaten Lebak yang terkonfirmasi positif virus Corona atau Covid-19 kembali bertambah. Kasus positif Corona di kabupaten dekat dengan Tangerang dan Jakarta ini terjadi pasca Lebaran.

“Hari ini terdapat penambahan 2 orang yang terkonfirmasi positif,” kata Juru Bicara Penanganan Covid-19 Lebak, Firman Rahmatullah, Jum’at (12/6/2020).

Dua orang terkonfirmasi positif itu merupakan warga Kecamatan Cibeber dan Kecamatan Rangkasbitung.

“Sehingga jumlah terkonfirmasi positif menjadi 17 orang tersebar di 13 kecamatan. Satu pasien yakni pasien L-01 sudah dinyatakan sembuh,” ujar Firman.

**Baca juga: DPRD Lebak Kunker di Tengah Kasus Positif Covid-19 Meningkat.

Kemudian Firman menyampaikan, dari 130 orang tanpa gejala (OTG), 60 sudah dinyatakan aman. Namun, masih sebanyak 70 orang yang masih dipantau karena berisiko tertular setelah melakukan kontak erat dengan pasien positif.

“Dengan masih terjadi penambahan kasus positif, kami selalu mengimbau agar masyarakat selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan dengan selalu memakai masker, rajin mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak 1-2 meter,” pinta Firman.(Nda)




Kabupaten Serang Zona Merah Corona

Kabar6.com

Kabar6-Pandemi virus corona terus meluas dan saat ini Kabupaten Serang masuk zona merah karena berpotensi penularan besar alias berat.

Demikian hal itu dikatakan Juru Bicara (jubir) covid-19 Provinsi Banten, Ati Pramuji Astuti kepada wartawan, Jumat (12/6/2020) malam.

Menurutnya, penambahan kasus corona di Kabupaten Serang hari ini cukup signifikan, mencapai 32 orang dari sebelumnya hanya berjumlah 14 kasus. Sehingga total keseluruhannya menjadi 46 kasus.

Penyebabnya berasal dari seorang cluster di Kecamatan Tirtayasa yang tertular oleh satu OTG hasil penjaringan di Jakarta yang kabur setelah dinyatakan positif covid-19.

Kemudian, orang tersebut menularkan kembali orang-orang disekitarnya, sebanyak 18 orang yang terpapar. Selanjutnya dari Cluster RS Panggung Rawi dan kasus lainnya.

“Sehingga di Kabupaten Serang sudah ada lebih dari tiga cluster,” katanya.

**Baca juga: Viral, Jahran Bekas Tukang Cobek di Serang Butuh Bantuan.

Akubatanya, trend kasus berpotensi resiko penularan yang besar oleh karena cluster atau transmisi lokal yang terus berkembang.

“Sebaran kasus meningkat, sehingga Kabupaten Serang menjadi zona merah, karena berpotensi penularan besar alias berat,” tandasnya.(Den)




Waspada, Ada Waktu Paling Krusial Pasien Tularkan Virus Corona

Kabar6-Sebuah studi menungungkapkan, pasien terinfeksi COVID-19 berpotensi besar menularkan virus corona ke banyak orang pada saat pertama kali mereka merasa tidak sehat.

Karena itulah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khawatir pelonggaran karantina wilayah (lockdown) akan mendorong penyebaran virus. Terlebih, melansir Katadata, biasanya penderita tak langsung memeriksakan diri ke dokter, ketika pertama kali mengalami gejala. Di satu sisi, mereka berpeluang besar menularkan virus corona saat pertama kali merasa tidak sehat.

“Tampaknya, dari informasi yang sangat terbatas yang kami miliki saat ini, orang-orang mempunyai lebih banyak virus dalam tubuh mereka ketika mengalami gejala sangat awal,” kata Maria van Kerkhove, pimpinan teknis pandemi dan ahli epidemiologi WHO.

Sebelumnya, studi dari peneliti Jerman dan Amerika Serikat (AS) menunjukkan, orang dengan gejala ringan dapat menularkan virus corona hingga 8-9 hari. “Bisa jauh lebih lama bagi orang yang sakit parah,” jelas Van Kerkhove.

Namun beberapa pakar mempertanyakan waktu-waktu krusial orang-orang tanpa gejala menularkan virus corona. Van Kerkhove, mengutip studi pemodelan penyakit, menjelaskan bahwa beberapa orang tidak mengalami gejala, tetapi masih dapat menginfeksi yang lain.

“Perkiraan sekira 40 persen transmisi mungkin disebabkan oleh (orang dengan) gejala, tetapi itu berasal dari model,” ungkapnya. ** Baca juga: Ini Bagian Tubuh yang Tingkatkan Peluang Terinfeksi COVID-19

Sementara itu top emergencies expert WHO, Dr. Mike Ryan, menambahkan bahwa virus penyebab COVID-19 bersarang di saluran pernapasan atas. Ini membuatnya lebih mudah untuk ditularkan, ketimbang virus seperti SARS atau MERS, yang berada di saluran bawah.

“Sekarang, seperti yang kita lihat pada COVID-19, memiliki patogen infeksius yang ada di jalan napas atas di mana viral loads (peningkatan jumlah virus) memuncak pada saat kita baru mulai sakit,” sebut Dr. Ryan.

Jadi, orang yang merasa sangat baik dan mulai demam, berpotensi besar menularkan virus corona. “Anda merasa baik-baik saja. Anda tidak berpikir untuk tinggal di rumah, tetapi saat itulah viral loads Anda sebenarnya cukup tinggi,” terang Dr. Ryan.

Kondisi tersebut, dinilai Ryan, yang membuat pandemi COVID-19 sulit dikendalikan. Namun beberapa negara menunjukkan penularan virus corona mulai turun. Selandia Baru pun mengumumkan tidak ada kasus positif COVID-19 yang baru.(ilj/bbs)




Ini Bagian Tubuh yang Tingkatkan Peluang Terinfeksi COVID-19

Kabar6-Setiap orang mengambil tindakan pencegahan tertular COVID-19 dengan melindungi hidung dan mulut yang menjadi ‘media’ virus masuk ke tubuh, dengan menggunakan masker.

Namun tahukah Anda, ada bagian tubuh lain yang tak kalah mudah terpapar oleh virus? Melansir Viva, bagian tubuh tersebut adalah mata. Melindungi mata sama pentingnya dengan melindungi hidung dan mulut. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet menemukan, mengenakan pelindung mata bisa menjadi langkah besar berikutnya untuk memperlambat penyebaran COVID-19.

Temuan ini didukung oleh tinjauan sistematis dari 172 studi pengamatan di kedua perawatan kesehatan dan pengaturan perawatan non-kesehatan di 16 negara.

Studi yang dilakukan oleh Universitas John Hopkins melaporkan kembali pada Mei, bahwa virus corona dapat menyebar melalui mata. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan, melindungi mata sama pentingnya dengan melindungi hidung dan mulut.

Penelitian lebih lanjut menjelaskan, jika orang yang terinfeksi COVID-19 bersin atau batuk di dekat Anda, percikan dari batuk dan bersin tersebut bisa mendarat di mata, dan akan menyusup ke sel terdalam tubuh.

Untuk itu, melindungi mata seperti halnya hidung dan mulut, dapat mengurangi risiko kamu terpapar COVID-19. Berdasarkan saran dari studi The Lancet, mengenakan visor, pelindung wajah, atau kacamata dapat membantu.

Sedangkan menurut American Academy of Ophthalmology, lensa korektif atau kacamata hitam juga dapat melindungi mata kita dari percikan batuk dan bersin yang terinfeksi, tetapi masih ada kemungkinan mata dapat terpapar dari samping, atas dan bawah kacamata. ** Baca juga: New Normal, Perlukah Cuci Baju yang Dipakai ke Kantor Tiap Hari?

Hal lain, jangan lupa untuk membersihkan dan mensterilkan kacamata secara rutin, seperti halnya masker. Ingat, membersihkan kacamata sama pentingnya dengan memakainya.(ilj/bbs)




Seorang Pegawai Pemrov Banten Dinyatakan Positif Covid-19, Sumber Penularan?

Kabar6.com

Kabar6-Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Banten Ati Pramudji mengkonfirmasi adanya Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov Banten yang dinyatakan positif covid-19.

“Benar ada pegawa pemprov yang positif covid, (ada) langkah yang dilakukan,” kata melalui pesan singkatnya, Jumat (12/06/2020).

Meski mengklaim telah melakukan tracking, namun Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Banten itu belum menyebutkan dari mana ASN Pemprov Banten itu terpapar Corona. Dinas tempat dia bekerja pun diklaim Ati sudah dilakukan penyemprotan disinfektan.

**Baca juga: Target Turun Rp1,7 Triliun, Pajak Kendaraan Diklaim Sudah 42 Persen.

“Tracing kontak orang-orang yang kontak erat dengan kasus positif, keluarga, teman, dan lain-lain. Disinfektan kantor,” terangnya.

ASN itu tidak dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten, meski dinyatakan positif, “Isolasi mandiri karena tanpa gejala (OTG),” kata Ati.(dhi)




New Normal, Perlukah Cuci Baju yang Dipakai ke Kantor Tiap Hari?

Kabar6-Beberapa perusahaan saat ini mulai menerapkan sistem bekerja di kantor kembali, sebagai bagian dari tatanan hidup baru di era new normal. Artinya, Anda harus kembali keluar rumah dan bertemu banyak orang.

Untuk Anda yang menggunakan kendaraan umum untuk pergi ke kantor, sejumlah hal penting tentu tak dapat dihindari, termasuk menerapkan protokol kesehatan yaitu memakai masker dan rajin mencuci tangan.

Lalu bagaimana dengan kebiasaan mencuci pakaian? Apakah Anda harus mencuci pakaian yang dipakai bekerja setiap hari? Menurut para ahli, melansir Womantalk, risiko penularan COVID-19 terbesar adalah berasal dari kontak langsung dengan penderita dan tetesan droplet. Ada beberapa teori bahwa Anda dapat terinfeksi melalui pakaian, tetapi itu kecil terjadi dan dapat diminimalkan.

Virus corona dapat bertahan pada beberapa permukaan, termasuk hingga 24 jam di atas kardus dan tiga hari pada plastik dan stainless steel. Itu berarti, risikonya cukup tinggi jika Anda menggunakan kendaraan umum karena harus duduk atau bersentuhan dengan permukaan kursi atau pegangan tangan.

“Jika Anda pergi ke sebuah lingkungan dan banyak bersentuhan dengan permukaan benda, kemungkinan besar pakaian Anda bisa terkontaminasi,” kata Megan Culler Freeman, seorang peneliti penyakit menular di UPMC Children’s Hospital of Pittsburgh.

Jadi, Freeman merekomendasikan Anda untuk segera mencucinya setiba di rumah. Sementara jika Anda memakai kendaraan pribadi, bukan berarti Anda bebas dari risiko penularan COVID-19. Selama di kantor, meski sudah menjaga jarak dengan rekan kerja, tentu Anda juga melakukan kontak dengan berbagai permukaan seperti meja dan kursi. Jadi, pilihan terbaik memang segera mencuci baju Anda setelah tiba di rumah.

Disarankan untuk memilih bahan pakaian yang ringan dan mudah dicuci seperti katun dan polyester agar tak terlalu repot mencucinya. Sementara itu, hindari dulu pakaian dari bahan wol yang berat. ** Baca juga: Pakai Sarung Tangan Saat Belanja Hanya Beri ‘Rasa Aman Palsu’ dari Penularan COVID-19?

Satu kunci penting yang harus selalu Anda terapkan dalam new normal ini adalah segera mencuci tangan dengan sabun selama minimal 20 detik begitu tiba di rumah.(ilj/bbs)