1

Pria di London Terinfeksi COVID-19 Usai Cium Tujuh Pria di Kelab Malam

Kabar6-Jack Jackson (25), pria pengunjung kelab malam, terinfeksi COVID-19 setelah mencium tujuh pria pada Freedom Day. Jackson yang berasal dari London, Inggris, ini menghadiri pembukaan kembali kelab malam Heaven, ketika pada hari berikutnya, hasil tes menunjukkan kalau Jackson positif COVID-19.

Jackson sendiri, melansir Mirror, termasuk di antara ratusan orang yang menghadiri pembukaan kembali kelab malam Heaven, ketika Inggris memasuki tahap empat pelonggaran lockdown. Pria dengan lebih dari 23 ribu followers di TikTok ini mengaku bahwa pada malam itu dia berkumpul dengan tujuh pria di lantai dansa.

Saat berbicara di TikTok, Jackson mengacungkan bukti tes positif COVID-19, sebelum membuktikan bahwa dia tidak menyesal menghadiri pembukaan kembali kelab malam. “Jadi ya jelas masuk Heaven hari Minggu (tengah malam) dan sialan mendapatkan COVID,” katanya.

Jackson menambahkan, “Apakah saya menyesal mencium tujuh pria malam itu? Sama sekali tidak. Itu adalah malam yang luar biasa dan kami harus menjalani hidup kami sekarang.” ** Baca juga: Apes, Reporter TV Mesir Ditabrak Skuter Saat Lakukan Siaran Langsung

Diketahui, angka terbaru dari Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris menunjukkan, negara itu melihat jumlah pasien tertinggi di rumah sakit setelah tertular virus Corona selama empat bulan.(ilj/bbs)




Demi Garis Keturunan, Seorang Istri di India Ajukan Permohonan ke Pengadilan untuk Ambil Benih Suaminya yang Sekarat

Kabar6-Seorang wanita yang tak diungkap identitasnya, mengajukan permohonan ke pengadilan tinggi Gujarat, India, untuk mengambil sperma suaminya. Bukan tanpa alasan, wanita yang didampingi sang mertua itu ingin meneruskan garis keturunan, karena suaminya tengah sekarat akibat COVID-19.

Dalam permohonan darurat kepada pengadilan, melansir timesofindia, wanita tersebut mengatakan bahwa pihak rumah sakit telah memberitahu dirinya kalau suaminya yang berusia 29 tahun itu mungkin tidak bertahan hidup lebih dari sehari. Karena itulah ia mendesak pengadilan untuk memutuskan agar materi biologis sang suami dijaga, sehingga dirinya bisa mengandung sekaligus menjadi seorang ibu di kemudian hari, dengan menggunakan teknologi reproduksi bantuan.

Keinginan tak biasa ini pun didukung sang mertua. Setelah mendengar pembelaan tadi, pengadilan tinggi Gujarat mengarahkan rumah sakit Vadodara untuk mengawetkan sperma pasien COVID-19 yang sekarat, sesuai permintaan istrinya.

Awalnya, pihak rumah sakit menolak permintaan tersebut, karena pasien tidak dalam kondisi untuk memberikan persetujuan. Pasien tidak sadarkan diri dan menggunakan alat bantu hidup setelah mengalami kegagalan beberapa organ.

Diketahui, Rancangan Undang-Undang (RUU) Teknologi Reproduksi Berbantu yang tertunda menetapkan bahwa sperma pria tidak dapat diperoleh tanpa persetujuannya. Dan, manajemen rumah sakit bersikeras pada aturan tersebut.

Akhirnya melalui advokat Nilay Patel, keluarga pasien bergegas ke pengadilan. Pihak keluarga meminta petunjuk kepada ahli medis yang bersangkutan untuk mengumpulkan dan menyimpan sperma sesuai dengan saran medis.

Pengacara meminta pengadilan untuk segera mendengarkan kasus tersebut, dan Hakim Ashutosh Shastri pun setuju. ** Baca juga: Untuk Pertama Kalinya Perusahaan di Prancis Jual Jantung Buatan pada Pasien Asal Italia

Pengadilan mengatakan, jika kasus ini tidak segera ditangani, itu akan menciptakan situasi yang tidak dapat diubah. Pengadilan memberikan izin untuk mengumpulkan sperma pasien dan memerintahkan rumah sakit untuk mengawetkannya.

Namun, pengadilan tidak memberikan izin untuk melanjutkan inseminasi buatan sampai ada perintah lebih lanjut.(ilj/bbs)




Mulai 1 Agustus, Orang yang Belum Divaksin COVID-19 Tidak Diizinkan Masuk ke Tempat Umum di Arab Saudi

Kabar6-Pemerintah Arab Saudi bakal menerapkan aturan baru, melarang semua orang yang Bekum divaksin COVID-19 memasuki tempat-tempat umum. Larangan itu sendiri akan berlaku mulai 1 Agustus mendatang.

Pengumuman yang dikeluarkan Kementerian Urusan Kota dan Pedesaan Arab Saudi ini, melansir Gulfnews, menerangkan bahwa setiap orang yang belum disuntik vaksin COVID-19 tidak akan diizinkan memasuki mal, pusat perbelanjaan, toko ritel, dan pasar.

Selain itu, setiap warga atau penduduk harus menunjukkan bukti vaksin agar bisa diizinkan masuk ke restoran, kafe, tempat pangkas rambut pria, salon kecantikan wanita, aula pernikahan, dan tempat pesta.

“Sebagai kelanjutan dari upaya untuk melindungi kesehatan masyarakat, pegawai dan pengunjung (yang bekerja di atau akan masuk ke) sejumlah badan usaha di kota-kota harus sudah divaksinasi,” demikian pernyataan Kementerian Urusan Kota dan Pedesaan Saudi di akun Twitter.

Hal lain, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan bahwa mulai 9 Agustus, semua warga negara wajib disuntik dua dosis vaksin COVID-19 sebelum bepergian ke luar negeri.

Pengumuman itu menyusul penyebaran varian baru virus Corona serta rendahnya efektivitas dosis tunggal vaksin terhadap varian baru tersebut. ** Baca juga: Bayi Satu Tahun Terombang-ambing Sendirian Sejauh Satu Mil di Tengah Laut Tunisia

Mengutip Kementerian Kesehatan Saudi, sejumlah studi dan penelitian ilmiah menunjukkan, dua dosis dapat melindungi orang-orang dari komplikasi penyakit yang ditimbulkan berbagai varian virus COVID-19.(ilj/bbs)




Heboh, Wanita Vietnam Ini Tularkan Varian Delta ke 98 Pria Hidung Belang di Singapura

Kabar6-Setelah dinyatakan tidak ada kasus positif COVID-19 dan lockdown dicabut, Singapura mendadak heboh karena varian Delta tiba-tiba datang dan cepat menyebar.

Setelah ditelusuri, ternyata virus ini berasal dari seorang wanita yang datang dari Vietnam sebagai turis. Diketahui, Vietnam sudah dinyatakan sedikit dan mendekati nol dari COVID-19, bahkan warganya sudah tidak memakai masker. Karena itulah, turis dari Vietnam diizinkan masuk ke Singapura dengan syarat kartantina hanya dua hari dan uji PCR.

Usai dinyatakan negatif, melansir Okezone, wanita Vietnam yang tak diungkap identitasnya ini pun bekerja di Singapura sebagai pemuas seks para lelaki, atau di Singapura kerap disebut sebagai hostess. Meskipun sejak Maret 2020 lalu seluruh pub, club, karaoke, diskotek, bar, resmi ditutup hingga saat ini, beberapa restoran di daerah Joo Chiat di East, atau kerap disebut Vietnam Town, diketahui tetap buka.

Dan di dalam restoran ini terdapat ruangan tersembunyi KTV ilegal atau karaoke box, yakni hiburan karaoke yang ditemani wanita-wanita penghibur. Kesempatan ini tak dilewatkan para lelaki hidung belang.

Nah, wanita Vietnam yang bekerja sebagai hostess itu ternyata bekerja di KTV ilegal secara bergiliran. Beberapa waktu setelah dinyatakan PCR negatif, ia merasakan ada gejala-gejala COVID-19, namun tidak memeriksakan diri.

Tak diduga, hostess ini ternyata menularkan 98 lelaki hidung belang di beberapa KTV ilegal. ia juga yang membawa varian Delta masuk ke Singapura. Keruan saja, pemerintah Singapura menjadi kelabakan.

Hal yang lebih mengerikan, para lelaki hidung belang itu kebanyakan sudah memiliki istri atau pacar, sehingga bisa diperhitungkan berapa orang yang sudah ditularkan virus ini. ** Baca juga: Seorang Wanita Ditangkap Setelah ‘Live Streaming’ Organ Intimnya Saat Berada dalam Kereta Bawah Tanah

Salah satu istri mereka bahkan sempat membeli mangga di ke Golden Mile, yaitu kompleks orang Thailand di Singapura. Jadilah perkampungan Vietnam dan Thailand heboh melakukan PCR.

Polisi pun langsung bergerak dan memberikan denda kepada hostess asal Vietnam dan 98 pria tadi. Setelah kasus ini, Singapura pun memutuskan melarang semua pendatang dari Vietnam.(ilj/bbs)




Meski Pakai Masker, Warga Australia Dilarang Mengobrol untuk Cegah Penyebaran COVID-19

Kabar6-Demi mencegah penyebaran COVID-19, pejabat kesehatan New South Wales (NSW), Australia, melarang orang-orang untuk berbicara satu sama lain.

Pejabat kesehatan NSW, Dr. Kerry Chant, mengatakan bahwa warga Australia tidak boleh terlibat dalam percakapan, bahkan jika kedua belah pihak mengenakan masker, dan terlepas dari status vaksinasi.

“Meskipun sifat manusia untuk terlibat dalam percakapan dengan orang lain, untuk bersikap ramah, sayangnya, ini bukan waktunya untuk melakukan itu,” kata Chant.

“Jadi, bahkan jika Anda bertemu dengan tetangga sebelah Anda di pusat perbelanjaan jangan memulai percakapan. Sekaranglah waktunya untuk meminimalkan interaksi Anda dengan orang lain,” tambahnya.

Masih menurut Chant, melansir Sindonews, masker tidak memberikan perlindungan total. “Jadi penduduk harus menghindari berbicara satu sama lain dan benar-benar yakin bahwa, saat kita menjalani kehidupan kita sehari-hari, kita tidak bersentuhan dengan orang lain yang akan menimbulkan risiko,” ujar Chant.

Pejabat kesehatan NSW itu juga meminta warga untuk terus tinggal di rumah dan menahan diri untuk tidak mengunjungi teman dan keluarga. ** Baca juga: Sungai Meluap Sebabkan Para Penumpang Kereta Bawah Tanah di Henan Terjebak Banjir

“Kita perlu mempertimbangkan setiap kali kita meninggalkan rumah, bahwa siapa pun yang bersama kita, siapa pun yang bersentuhan dengan kita, dapat menularkan virus,” serunya.

Sama seperti kepala penasihat medis Gedung Putih bernama Dr. Anthony Fauci, Chant telah diperjuangkan oleh media arus utama sebagai pahlawan memerangi pandemi. The Guardian menyebut dokter itu sebagai ‘tak tergoyahkan’ dan ‘senjata rahasia’.

Chant dinobatkan sebagai ‘Woman of the Year’ New South Wales untuk 2021 ini.(ilj/bbs)




Di Rusia, Seseorang Boleh Menolak Divaksin Namun Terancam Kehilangan Pekerjaan

Kabar6-Pihak berwenang di Moskow, Rusia, telah menyusun kebijakan yang pada dasarnya memberi orang-orang sedikit pilihan selain tetap divaksin. Diumumkan, setidaknya 60 persen staf di industri jasa, mulai dari katering hingga perumahan dan transportasi, harus divaksinasi dengan setidaknya satu suntikan pada 15 Juli.

“Vaksinasi tetap bersifat sukarela,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov. ** Baca juga: Harimau ‘Tamu Tak Diundang’ Datang, Pesta Pernikahan di India Jadi Kacau

Seseorang, dikatakan Peskov, dapat menolak vaksin. Namun, melansir CNN, mereka mungkin kehilangan mata pencaharian karena melakukannya. “Jika seorang Moskow bekerja di sektor jasa dan dia harus mendapatkan vaksin tetapi dia telah membuat keputusan untuk tidak divaksinasi, dia hanya harus berhenti bekerja di sektor jasa. Dan jika dia mau, dia akan mencari pekerjaan di tempat lain yang tidak berhubungan dengan daerah-daerah di mana wajib adanya vaksinasi diperhitungkan,” tegas Peskov.

Kini, orang-orang di Moskow diharuskan menunjukkan bukti vaksinasi, hasil tes PCR negatif atau bukti infeksi COVID-19 masa lalu dalam enam bulan terakhir, untuk diizinkan masuk ke kafe dan restoran kota.

Pejabat Rusia telah memberikan pembaruan rutin di televisi dan dalam pengarahan tentang situasi yang memburuk dengan cepat di seluruh negeri.

Gambar yang mengkhawatirkan mulai muncul lagi di situs media sosial Rusia, yang menggambarkan meningkatnya beban virus Corona di seluruh negeri. Menurut pusat krisis anti-coronavirus Rusia, Moskow dan St. Petersburg melaporkan rekor kematian harian tertinggi pada Senin (28/6).

Meskipun menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin virus Corona, Sputnik V, untuk digunakan pada Agustus 2020, Rusia masih tertinggal di belakang sebagian besar dunia dalam hal tingkat vaksinasi.

Selain itu, gagasan untuk dipaksa melakukan vaksinasi tidak populer di Rusia. Sementara pemerintah Rusia bersikeras belum memperkenalkan skema vaksinasi wajib, kesaksian dari pekerja biasa, yang tidak ingin nama lengkap mereka digunakan, menunjukkan adanya tekanan dan urgensi yang besar untuk mendapatkan vaksinasi secara menyeluruh.

Pihak berwenang Rusia telah mencoba membujuk orang untuk mendapatkan suntikan dengan menawarkan berbagai hadiah, seperti mobil gratis dan tiket sirkus. Tetapi sekarang mereka beralih ke tindakan yang lebih ketat.

Karyawan di Moskow menghadapi kehilangan pekerjaan mereka jika mereka tidak divaksinasi, dan perusahaan dapat dikenakan denda atau penangguhan administrasi bisnis mereka hingga 90 hari jika mereka tidak memenuhi target vaksinasi.(ilj/bbs)




Update 29 Juni 2021, Tempat Tidur Isolasi di Tangsel Sisa 82

Kabar6-Sebanyak 51 tempat tidur Intensive Care Unit (ICU) di Tangerang Selatan (Tangsel) mencapai 100 persen. Sementara tempat tidur isolasi telah terisi hingga 87 persen.

Adapun 167 kasus terkonfirmasi baru. Total kasus terkonfirmasi positif sebanyak 13.166 kasus.

“BOR ICU kita 100 persen. 51 tempat tidur kita terisi semua,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Alin Hendarlin Mahdaniar di Buaran, Kecamatan Serpong, Selasa (29/6/2021).

Alin menyebutkan, saat ini tempat tidur isolasi yang terpakai telah diisi sebanyak 563 tempat tidur atau 87 persen dari ketersediaan tempat tidur yang ada. Baca Juga: Bantu Pemkab Percepat Program Vaksinasi, Polresta Tangerang Gelar Vaksinasi Regular

“Tempat tidur isolasi yang tersisa 82 tempat tidur,” sebutnya.

Alin meminta masyarakat Tangsel, ditengah kondisi saat ini agar tidak panik dan mengetahui cara awal menangani diri ketika terkonfirmasi positif.

“Di tengah kepanikan ini jangan semua orang ingin ke IGD. Silahkan menscreening diri sendiri, jangan juga tergantung pada puskesmas. Media sosial sudah banyak, saya ada di posisi mana, saya OTG, gejala saya sudah dimana. Apakah saya perlu RS atau tidak, ini yang perlu kita pahami bersama,” jelasnya.(yud)




Vaksinasi di Pemkot Tangerang Kerap Terjadi Penumpukan & Antrean Panjang

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang tengah gencar melakukan percepatan vaksinasi. Namun pada pelaksanaan vaksinasi di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Selasa (29/6/2021) antrean warga pun mengular puluhan meter.

Selain itu, pantauan kabar6.com penumpukan warga didepan pintu masuk Pemkot juga tidak dapat terbendung. Peristiwa itu lantaran masyarakat sudah siap untuk divaksin.

Penumpukan dan antrean panjang sebenarnya bukan kali pertama. Pada saat Wakil Presiden Ma’aruf Amin menyambangi vaksinasi di Kota Tangerang beberapa waktu lalu pun telah terjadi.

Gubernur Banten Wahidin Halim dan Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah mendapatkan teguran atas warga yang masih ditemukan melanggar protokol kesehatan. Baca Juga: Ada Vaksin Massal, Jalan Raya Siliwangi Hingga Puspiptek Macet

“Dari jam 10 tadi saya ikut barisan untuk divaksin,” kata Dadi warga Tangerang.

Solihin, salah satu warga yang sudah divaksin mengatakan, dirinya datang ke Pemkot Tangerang sejak pukul 06.30 WIB untuk mengikuti vaksinasi. Dirinya mengaku sejak datang di Pemkot Tangerang sudah ikut dalam antrean panjang.

Namun antrean saat dirinya datang belum ada penumpukan di depan pintu masuk Pemkot Tangerang. Dirinya usai divaksin sekitar pukul 10.00 WIB, selain itu ia bercerita setelah divaksin tidak ada gejala apapun.

“Antre setengah tujuh. Kita datang sudah ngantre didalam, tapi diluar ga ada,” ujar warga ber-KTP Serang yang saat mendaftar vaksin menggunakan surat domisili Kota Tangerang.

“Rasanya setelah divaksin biasa saja, pegal karena abis di suntik saja,” tandasnya. (Oke)




Ada Vaksin Massal, Jalan Raya Siliwangi Hingga Puspiptek Macet

Kabar6-Vaksinasi massal di Universitas Pamulang (Unpam) Kampus Viktor, Serpong, Kota Tangerang Selatan, membuat kemacetan sepanjang 3 kilometer di Jalan Raya Puspiptek dan Jalan Raya Siliwangi Pamulang, Selasa 29 Juni 2021.

Terlihat mobil mengantri berjajar 1 barisan dari Jalan Raya Siliwangi Pamulang hingga didepan Unpam Kampus Viktor.

“Macet bener, tumben ada apa ini?,” tanya seorang pengendara, Rio kepada Kabar6.com di jalan, Selasa (29/6/2021). Baca Juga: 31 Pegawai Puskesmas Cihara Lebak Positif Covid-19, Tanpa Gejala

Pengendara lainnya, Adi mengatakan, dirinya juga gak menyangka kalau vaksinasi massal buat kemacetan panjang seperti sekarang ini.

“Tumben aja, ada vaksinasi massal kabarnya di Unpam mas. Mungkin itu titiknya (macet, red),” tutupnya.(eka)




Duh, Perawat di India Suntikkan Jarum ke Lengan Seorang Pria Tanpa Mengisinya dengan Vaksin COVID-19

Kabar6-Akibat lupa diisi dengan vaksin COVID-19, seorang perawat di India, menyuntikkan jarum suntik kosong ke lengan seorang pria peserta vaksinasi bernama Azhar Hussain.

Hal itu berawal ketika Hussain, melansir Gulfnews, mengunggah video yang memperlihatkan dirinya telah diberi suntikan vaksin COVID-19. Namun setelah video itu dilihat dengan seksama, ternyata jarum suntik yang digunakan oleh perawat masih kosong alias tidak berisi vaksin.

Hussain yang berasal dari Kota Chapra di distrik Saran, Bihar, mengunjungi pusat vaksinasi di sebuah sekolah menengah setempat. Dalam video yang diunggah tersebut tampak seorang perawat paruh baya bernama Chanda Devi terlihat asyik mengobrol dengan seseorang. Di tengah keasyikannya itulah, dia melepaskan paket jarum suntik sekali pakai yng diletakkan di atas meja dan langsung menusuk pemuda itu tanpa mengisinya dengan vaksin.

“Awalnya saya kira sudah dapat vaksin, tapi baru tahu vaksinasi dengan jarum suntik kosong ketika teman saya menunjukkan video itu,” kata Hussain.

Menurut Hussain, si teman telah mendampinginya ke pusat vaksinasi dan membuat video tersebut. Sementara itu, pemerintah negara bagian telah mengambil catatan serius dari insiden tadi, dan mencopot perawat dari tugas vaksinasi.

Pada saat bersamaan, pemberitahuan sebab akibat telah diberikan pada perawat yang telah dikenai skorsing karena kesalahannya. ** Baca juga: Di Inggris, Pedofil Akan Miliki Tanda Stempel ‘Bahaya’ pada SIM dan Paspor Mereka

“Ini adalah masalah serius dan kami akan sampai pada kesimpulan logis. Pesannya harus keras dan jelas,” kata Menteri Kesehatan Negara Bagian Bihar, Pratyay Amrit.

Hakim distrik setempat, Nilesh Ramchandra Deore, mengatakan bahwa perawat telah diberhentikan dari tugas vaksinasi dan penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan.(ilj/bbs)