oleh

Pria di Wales Terima Tagihan Pajak Rp9,2 Miliar Setelah Alamat Rumahnya Dicatut 11 Ribu Perusahaan Tiongkok

image_pdfimage_print

Kabar6-Seorang pria asal Wales, Inggris, bernama Dylan Davies spontan shock setelah mendapatkan belasan ribu tagihan pajak dari perusahaan Tiongkok yang telah menggunakan alamat rumah miliknya untuk didaftarkan sebagai alamat tagihan PPN.

Davies, melansir theguardian, mendapatkan 580 amplop cokelat saat memeriksa kotak posnya November lalu. Selama enam bulan berikutnya, dia mendapatkan tagihan pajak untuk 11 ribu perusahaan Tiongkok. “Ini sangat menghebohkan,” kata Davies, yang menerima surat dari otoritas pajak Inggris, HM Revenue & Customs (HMRC), yang menuntut pajak sebesar sekira Rp9,2 miliar.

Pria itu telah memberi tahu polisi dan pihak HMRC namun surat-surat cokelat itu terus berdatangan. Ketika surat-surat dari badan penagih pajak mulai berdatangan, dia semakin khawatir bahwa petugas pengadilan akan datang ‘menjatuhkan denda’ dan takut hartanya akan disita mengingat jumlah uang yang ditagih cukup besar.

Kepala HMRC mengakui masalah tersebut dalam sebuah surat kepada komite akun publik parlemen. “2.356 bisnis memiliki hutang pajak dan kami telah bertindak untuk mencegah kontak lebih lanjut dengan alamat ini sehubungan dengan hutang ini,” terang Jim Harra, sekretaris tetap.

Harra mengatakan, investigasi sejauh ini tidak menemukan bukti penipuan atau niat penipuan dan 70 persen dari bisnis yang terdaftar ke alamat Davies beroperasi di pasar online. ** Baca juga: Berharap Bisa Hidup Kembali, Jenazah Pastor Asal Afsel Baru Dikubur 2 Tahun Kemudian

“Tidak ada alasan lain mengapa Anda mendaftarkan PPN di alamat orang asing, terutama untuk 11 ribu perusahaan yang melakukan itu,” ungkap Graham Barrow, konsultan kejahatan keuangan.

Barrow percaya, perusahaan mengumpulkan PPN dari pembeli mereka, tetapi tidak membayarkannya ke HMRC. Barrow mengatakan itu ‘terlalu luar biasa’ bahwa HMRC tidak melihat jumlah perusahaan yang mendaftarkan alamat Davies untuk tagihan PPN.

Davies menambahkan, HMRC perlu ‘memperketat sepenuhnya’, mengklaim dengan kata-kata penuh sindiran lebih mudah untuk mendaftarkan perusahaan buat PPN daripada pergi dan mendapatkan tiket bus.

Pihak HMRC pun merespons kejadian ini. “Kami sedang meninjau proses operasional kami untuk mengelola perubahan alamat volume tinggi, termasuk memahami setiap kerentanan dalam sistem kami yang terkait dengan perilaku ini,” demikian pernyataan HMRC.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email