oleh

Pandemi COVID-19 Bisa Jadi Alasan Tepat untuk Berhenti Merokok

image_pdfimage_print

Kabar6-Para perokok, disebut WHO, merupakan salah satu kelompok yang dinilai lebih berisiko terinfeksi virus corona penyebab COVID-19. Ada sejumlah alasan yang dikemukakan.

Alasan yang paling mudah dilihat, melansir Femina, perokok cenderung lebih sering menyentuh mulut yang apabila tangan kebetulan terpapar virus, membuat virus mudah berpindah dari tangan ke mulut. Merokok shisha dalam satu pipa air bersama-sama, memperbesar penularan virus. WHO juga menyebutkan, perokok kemungkinan juga sudah mengalami gangguan pada paru-paru atau berkurang kapasitas paru-parunya karena rokok.

Kondisi ini membuat tubuh tidak bisa mendapatkan oksigen yang cukup atau mengurangi kemampuan tubuh menggunakannya secara tepat, sehingga membuat perokok lebih berisiko tinggi mengalami pneumonia.

Berbagai penelitian telah membuktikan, jika dibanding bukan perokok, pasien yang memiliki riwayat merokok, baik itu rokok filter, kretek, rokok elektrik, cerutu, pipa, maupun shisha, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami perburukan (perparahan komplikasi) COVID-19.

Pada sebuah penelitian yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine, dari 1.000 pasien di Tiongkok yang diteliti, perokok lebih cenderung memerlukan pengobatan dan perawatan medis intensif, ketimbang yang bukan perokok.

Dalam riset itu, sebanyak 12,3 persen perokok lebih banyak harus masuk ICU, dibantu ventilator atau meninggal dunia (12,3 persen), dibanding yang bukan perokok (4,7 persen).

Merokok selama ini sudah sering diasosiasikan dengan berbagai risiko kesehatan, termasuk gangguan saluran pernapasan dan menurunkan daya tahan tubuh, dua hal yang sangat erat erat hubungannya dengan COVID-19.

Hal lain, perokok memiliki 40-50 persen reseptor ACE2 yang lebih banyak ketimbang bukan perokok. Menurut penelitian, reseptor virus ini memiliki peran penting dalam infeksi SARS-CoV-2.

Untuk masuk ke sel, berkembang biak, dan menyebar, virus corona perlu reseptor ini. Jadi tak heran kalau risiko perokok terinfeksi dan mengalami perburukan akibat COVID-19 lebih besar.

Pandemi COVID-19 bisa jadi alasan tepat untuk berhenti merokok. Perubahan rutinitas harian yang kerap membuat seseorang ingin merokok, seperti kumpul dengan teman-teman atau setelah makan siang, kini tidak bisa dilakukan.

Terlebih kini Anda hampir selalu berada di dekat anak. Ini bisa membantu Anda untuk menahan keinginan, bahkan berhenti merokok. ** Baca juga: Peneliti Harvard Sarankan Social Distancing Hingga 2022 Mendatang

Sayangi keluarga Anda.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email