1

Kerja dari Rumah Selama Pandemi COVID-19, Bagaimana Efeknya Terhadap Berat Badan?

Kabar6-Pemerintah telah menetapkan peraturan bekerja dari rumah (work from home) yang dilakukan demi memutus mata rantai penularan COVID-19 yang semakin meluas .

Meskipun begitu, seorang ahli gizi klinis dan olahraga sekaligus pendiri Aptima Konsultan Nutrisi dan Olah Raga bernama Jaclyn Reutens, mengingatkan masyarakat untuk tidak terlena. Pasalnya, tanpa disadari hal ini bisa meningkatkan berat badan.

Mengapa demikian? Alasannya, melansir Sindonews, karena bekerja dari rumah membuat konsumsi camilan meningkat. Di sisi lain, kenyamanan di rumah membuat orang juga kurang gerak dibandingkan saat mereka bekerja di kantor yang harus mengambil makanan di depan lobi atau lift.

“Camilan bahkan lebih dalam jangkauan Anda di rumah, kecuali Anda tinggal di sebuah rumah besar dengan dapur di sayap kiri dan kamar tidur Anda di sebelah kanan,” jelas Reutens. “Lingkungan adalah pengaruh besar dari pilihan makanan. Anda mungkin akan memakan apa yang siap di rumah.”

Sekantong keripik seberat 75 gram, dikatakan Reutens, memiliki sekira 400 kalori. Bahkan, biskuit biasa mengandung 160 kalori apabila Anda mengunyah empat potong sekaligus. Secangkir kopi three-in-one menambah 90 kalori. Sementara minuman manis seperti jus atau minuman kemasan mengandung 120 kalori per sajian.

“Jika Anda terus mengonsumsi 500 kalori ekstra sehari selama seminggu, kalori itu akan menjadi 0,5 kg kenaikan berat badan,” kata Reutens.

Sementara seorang konsultan di Departemen Endokrinologi di Singapore General Hospital bernama dr. Lee Phong Ching, mengatakan, Apabila seseorang terus mengonsumsi 500 kalori ekstra sehari selama seminggu, itu akan menjadi 0,5 kg kenaikan berat badan.

Untuk mengendalikan asupan kalori yang berlebihan, Reutens merekomendasikan makan lebih sedikit dari biasanya saat bekerja di kantor. Misalnya, beberapa sendok nasi atau mi untuk makan siang. Lewati biskuit saat istirahat minum teh atau ganti dengan air soda, sebagai ganti minum kopi pada sore hari.

Reutens juga menyarankan untuk lebih banyak bergerak. Bangun dan lakukan peregangan lima menit atau latihan senam untuk setiap jam kerja. Jika Anda sudah sering mengemil di kantor, kebiasaan ini bisa menjadi lebih lazim ketika bekerja dari rumah.

“Rumah adalah zona aman dan nyaman Anda, dan sekarang, makanan berada dalam jangkauan yang bahkan lebih mudah yang membuat Anda merasa kurang bersalah untuk ngemil,” urai Reutens.

Hal yang harus diingat, mengemil bukanlah kebiasaan buruk. Apa yang Anda makanlah yang merusak kesehatan. Salah satu cara untuk meminimalkan mengemil yang tidak sehat adalah dengan mengurangi ketersediaan kalori tinggi atau junk food di rumah.

Ketimbang cokelat dan keripik kentang, ganti dengan konsumsi buah, sayuran, atau kacang-kacangan. ** Baca juga: 7 Jus Sehat yang Bantu Tingkatkan Imun Tubuh

Reutens merekomendasikan beberapa ide untuk membuat Anda tetap aktif di rumah. Di antaranya adalah berhenti dan rentangkan selama lima menit untuk setiap jam kerja. Minum lebih banyak air putih, sehingga Anda akan berjalan lebih banyak saat istirahat untuk ke kamar mandi.

Berdiri bukannya duduk saat menggunakan laptop. Naik tangga bukan lift. Jika Anda menonton televisi selama istirahat, lakukan push-ups atau lunge selama iklan.(ilj/bbs)




7 Jus Sehat yang Bantu Tingkatkan Imun Tubuh

Kabar6-Imun tubuh adakalanya mengalami penurunan sehingga membuat kita rentan terkena penyakit seperti demam dan pilek. Padahal, kedua penyakit itu bisa disembuhkan apabila kita memiliki imun yang tinggi.

Sistem imun adalah pelindung tubuh yang setiap harinya aktif menyaring sel berguna bagi tubuh dan sel yang berpotensi menyebabkan penyakit. Agar imun tubuh tetap berada dalam kondisi optimal, kita harus memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.

Untuk menjaga sistem imun tubuh dan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh, melansir Kompas, salah satunya adalah dengan konsumsi tujuh jus yanga bantu tingkatkan imun tubuh. Ini tujuh jenis jus yang dimaksud:

1. Jus jeruk
Jus ini mengandung vitamin C dan antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas, sehingga sering digunakan sebagai minuman penambah imunitas.

Mengonsumsi jus jeruk secara rutin akan melengkapi tubuh dengan vitamin C yang berperan aktif melawan infeksi. Agar mendapatkan khasiat maksimal, hindari menambahkan gula ke jus Anda.

2. Jus semangka
Memiliki kandungan nutrisi yang diperlukan untuk meningkatkan sistem imun. Selain itu, jus semangka dapat mengurangi rasa nyeri di otot, gejala yang sering timbul saat terserang flu.

3. Jus kale, bayam, dan selada
Jus satu ini memiliki bahan dasar sayuran. Paduan sayur kale, bayam, dan selada akan memberikan vitamin (A, C, B-6), zat besi, dan kalsium, sehingga bukan saja meningkatkan sistem imun tetapi juga meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

4. Jus tomat
Jus tomat segar sangat efektif meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain mengandung vitamin C, tomat juga mengandung folat yang sangat baik untuk melindungi tubuh dari infeksi.

5. Jus tomat, kale dan seledri
Gabungan ketiganya membuat jus ini lebih kaya nutrisi. Termasuk juga memberikan vitamin A dan C, magnesium, potasium, zat besi, dan juga lemak nabati.

Selain menaikkan sistem kekebalan tubuh, jus campuran satu ini juga akan memberikan kita perlindungan dari peradangan.

6. Jus wortel, jeruk, dan apel
Kombinasi dari wortel, apel, dan jeruk akan memberikan perlindungan terhadap flu dan demam. Nutrien yang didapatkan dari jus sehat ini adalah vitamin A, B-6, dan C serta potasium, dan asam folik.

7. Jus bit, kunyit, jahe
Kunyit dan jahe sejak dahulu sudah dikenal sebagai obat tradisional untuk mengatasi batuk dan pilek. Ketika digabungkan dengan bit, maka kita bisa mendapatkan jus dengan kandungan antiperadangan yang tinggi. Kita pun bisa terbebas dari serangan batuk pilek. ** Baca juga: Begini Etika Batuk yang Benar Agar Tidak Menulari Orang di Sekitar

Konsumsi secara rutin untuk hasil yang maksimal. Jangan lupa juga berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan aman mengonsumsinya secara rutin.(ilj/bbs)




Selama Pandemi COVID-19 Sejumlah Musisi Dunia Selenggarakan Pertunjukan Gratis Secara Online

Kabar6-Selama pandemi COVID-19, sejumlah musisi dan museum menyelenggarakan konser dan pertunjukan gratis yang bisa dilihat secara online. Coldplay dan Christine and the Queens termasuk artis yang mengadakan pertunjukan virtual untuk orang-orang yang kini harus tinggal di rumah.

Vokalis Coldplay Chris Martin menyiarkan konser langsung lewat Instagram, dan hal ini dianggap lebih intim daripada dilakukan di arena yang dapat menampung banyak orang.

Pertunjukan virtual oleh Coldplay, melansir DW, adalah bagian dari kolaborasi antara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Global Citizen, sebuah organisasi yang bertujuan memerangi kemiskinan ekstrem. Kolaborasi ini berjudul ‘Together, At Home’ (bersama, di rumah masing-masing). Martin juga mengumumkan pada akhir konsernya bahwa bintang R&B John Legend akan tampil berikutnya.

Hugh Evans, CEO Global Citizen, mengatakan bahwa ide pertunjukkan ini timbul secara alami karena ‘musik telah sejak lama menjadi kekuatan pemersatu di saat krisis’.

“Jutaan orang tinggal di rumah dan mengasingkan diri,” kata Evans. “Artis dan musisi telah berkumpul untuk memberi kami dorongan, harapan, dan misi bersama untuk mengambil tindakan guna memerangi virus corona.” Musisi Keith Urban pun melakukan streaming konser di internet. Nicole Kidman, istrinya, juga ikut bergabung.

Tidak hanya musisi aliran pop dan rock yang beralih mengelenggarakan konser virtual, para pegiat musik klasik juga bergabung dan menyiarkan konser secara gratis.

Sementara itu di Jerman, Berlin Philharmonic yang ditutup hingga 19 April juga bermain secara virtual. “Kami berharap bahwa melalui inisiatif ini kami dapat memberikan kegembiraan kepada publik seluas mungkin lewat musik kami. Kami sudah sangat merindukan penonton kami dan berharap bahwa dengan cara ini kami dapat tetap berhubungan dengan para pendengar kami,” ujar Olaf Maninger, kepala pemain alat musik cello.

Di Italia yang merupakan pusat wabah corona setelah Tiongkok, musisi rock Gianna Nannini menyiarkan acara akustik di media sosial. “Kami akan melakukan segala cara untuk bersama-sama mengatasi momen mengerikan ini,” katanya. “Hal terburuk tentang virus ini adalah kesepian.”

Sejumlah museum juga membuka pertunjukan virtual kepada publik, Museum Louvre di Prancis misalnya, kini masyarakat bisa melihat koleksi antik budaya Mesir milik museum ini secara virtual. ** Baca juga: COVID-19, Seorang Pilot Bermanuver di Langit Austria Bentuk Tulisan ‘Stay Home’

Demikian juga dengan British Museum di London, Van Gogh Museum di Amsterdam, dan Pergamon Museum di Berlin. Masyarakat juga bisa lebih lanjut mencari informasi museum-museum lain yang bisa dikunjungi secara virtual selama masa karantina. Ini sebagai salah satu cara mengisi waktu dan mengusir kejenuhan.

Cara murah tetap ‘gaul’ secara virtual selama pandemi COVID-19.(ilj/bbs)




Begini Etika Batuk yang Benar Agar Tidak Menulari Orang di Sekitar

Kabar6-Cuaca yang tak menentu membuat tubuh rentan mengalami berbagai penyakit infeksi. Belum lagi segudang aktivitas harian yang membuat Anda mau tak mau harus bertemu banyak orang sehingga membuat penularan penyakit mudah terjadi.

Tak heran, Anda gampang tertular antara lain batuk dan flu. Nah, saat mengalami batuk, Anda sebaiknya mengetahui etika batuk yang benar.

Batuk merupakan gejala penyakit yang cukup umum. Ada banyak penyakit yang memiliki gejala batuk, yang paling sering adalah infeksi saluran pernapasan. Saat batuk, seseorang akan mengeluarkan droplet (titik air) yang berasal dari saluran pernapasan dan di dalamnya ada banyak kuman.

Studi ilmiah, melansir Klikdokter, menemukan bahwa dalam satu kali bersin ataupun batuk akan keluar hingga 100 ribu kuman yang tersebar ke udara sekitarnya. Kuman tersebut dapat berupa virus (seperti virus influenza, RSV, dan adenovirus) ataupun bakteri (seperti Streptococcus pneumoniae).

Kuman dalam droplet tersebut dapat bertahan selama beberapa menit di udara setelah batuk. Jika terhirup oleh orang-orang di sekitarnya, maka penularan batuk pun akan terjadi.

Selain disebabkan oleh infeksi, batuk pun dapat terjadi karena alergi, iritasi, benda asing di hidung dan saluran pernapasan. Meski demikian, terlepas dari apa pun penyebab batuk, Anda tetap wajib tahu etika batuk yang baik dan benar.

Karena bila Anda melakukan berbagai kesalahan di bawah ini, aneka penyakit akan tertular dengan mudah dan cepat sekali Anda batuk. Apa saja kesalahan yang kerap dilakukan beberapa orang saat batuk?

1. Tidak menutup mulut saat batuk
Kebiasaan tidak menutup mulut saat batuk, akan membuat droplet yang berisi kuman dengan mudahnya menyebar ke orang di sekitar Anda.

2. Menutup mulut dengan telapak tangan
Banyak orang menyangka menutup mulut dengan telapak tangan adalah hal yang benar. Nyatanya, hal tersebut tidaklah tepat.

Menutup mulut dengan telapak tangan hanya akan memindahkan kuman dari saluran pernapasan ke telapak tangan Anda dan mempermudah kuman menyebar ke berbagai tempat yang Anda sentuh atau ke orang lain saat Anda bersalaman.

3. Menggunakan saputangan berulang kali
Saputangan tak lagi disarankan untuk digunakan menutup mulut saat batuk. Pasalnya, banyak orang menggunakan saputangan berulangkali sehingga kuman di dalam sapu tangan tersebut menetap dan akhirnya berpotensi menularkan ke orang lain.

4. Tidak mencuci tangan
Kesalahan kecil tetapi sifatnya fatal adalah tidak mencuci tangan setelah batuk atau saat sedang sakit. Hal ini membuat kuman dengan mudah menetap dan berkembang di telapak tangan Anda dan dengan mudah menular ke orang lain.

Etika batuk yang baik dan benar tak hanya menghindari penularan penyakit. Dengan melakukan ini, berarti Anda juga berperan dalam mencegah penyebaran wabah penyakit.

Lantas, bagaimana etika batuk agar tidak menularkan penyakit ke orang lain?

1. Menjauhkan wajah ketika akan batuk
2. Menutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk
3. Segera buang tisu ke dalam tempat sampah, bila perlu bungkus tisu dengan plastik sebelum dibuang
4. Bila tidak sempat mengambil tisu, arahkan mulut dan hidung ke lengan atas baju Anda saat batuk
5. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir secara rutin
6. Bila tidak tersedia air mengalir dan sabun, gunakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol (hand sanitizer). ** Baca juga: Apakah Penularan COVID-19 Bisa Lewat Toilet dan Benda yang Berkontak dengan Pasien?

Penting mengetahui etika batuk yang tepat untuk mencegah penularan penyakit sekaligus mencegah penyebaran wabah penyakit.(ilj/bbs)




COVID-19, Seorang Pilot Bermanuver di Langit Austria Bentuk Tulisan ‘Stay Home’

Kabar6-Seorang pilot yang tidak disebutkan namanya, ikut menyebarkan pesan terkait COVID-19, untuk tetap di rumah melalui skywriting yang dibuatnya di langit Austria beberapa waktu lalu.

Pilot tersebut bermanuver di udara untuk membentuk tulisan ‘Stay Home’ (tetap di rumah). Tulisan ini, melansir Kompas, tidak muncul di langit, melainkan terpantau di radar penerbangan. Ya, pilot tadi membuatnya dengan rute penerbangan dari bandara keberangkatan ke bandara tujuan. Foto tulisan ‘Stay Home’ sontak menjadi viral setelah diunggah oleh akun Twitter @flightradar24.

Data dari situs web flightradar24 menyebutkan, sang pilot menulis pesan tersebut selama 24 menit mengudara bersama pesawatnya. Ia lepas landas dari bandara di Wiener Neustadt, Austria, sekira 80,5 kilometer di selatan ibu kota Wina.

Pesawat itu mulai mengudara pukul 13.26 waktu setempat. Setelah menempuh jarak 113 kilometer, sang pilot mendaratkan pesawatnya di Bandara Graz pukul 13.51. Pesawat yang digunakan adalah Diamond DA40 Diamond Star dengan nomor registrasi OE-VDS.

Diketahui, Austria juga menerapkan penutupan perbatasan seperti yang dilakukan negara-negara Eropa lainnya, yakni dengan menutup perbatasan ke Italia dan Swiss. ** Baca juga: Mengejutkan, 2 Wanita yang Sudah Bersahabat Selama 17 Tahun Ini Ternyata Saudara Kandung

Relasi kereta api dan transportasi udara turut ditangguhkan Austria, khususnya ke Italia, yang jadi negara Eropa dengan dampak virus corona terparah di dunia.(ilj/bbs)




Apakah Penularan COVID-19 Bisa Lewat Toilet dan Benda yang Berkontak dengan Pasien?

Kabar6-Studi tentang virus SAR-CoV-2 ini masih terus dilakukan oleh para peneliti dari berbagai bidang ilmu. Salah satu penelitian terbaru dari Singapura menerbitkan, pasien positif COVID-19 secara ekstensif bisa mengontaminasi kamar tidur dan kamar mandi mereka.

Apakah ini berarti penularan COVID-19 bisa melalui toilet dan lokasi-lokasi yang berkontak dengan pasien positif? Journal of the American Medical Association (JAMA), melansir Hellosehat, mengeluarkan sebuah fakta baru bahwa pasien yang positif coronavirus ini bisa mengontaminasi kamar tidur dan kamar mereka. Penelitian ini dilakukan setelah banyaknya kasus di Tiongkok, di mana virus SARS-CoV-2 ini menyebar secara luas di rumah sakit, menginfeksi puluhan pekerja, perawat, dan pasien penyakit lain.

Hal ini membuat para ilmuwan percaya adanya bentuk transmisi lain, yakni kontaminasi dari pasien positif ke lingkungannya. Meskipun hasilnya belum jelas sejauh mana penularan COVID-19 dari kontaminasi lingkungan, misalnya virus yang tertinggal di toilet, ini pada pada orang lain.

Dalam studi tersebut, para peneliti di National Centre for Infectious Diseases (NCID) dan DSO National Laboratories mengamati kasus tiga pasien yang dirawat di ruang isolasi.

Mereka melakukan pengetesan pada peralatan-peralatan yang digunakan oleh pasien. Pada ruangan pasien satu dan dua dilakukan pembersihan dan penyemprotan disinfektan secara rutin dan berkala. Sedangkan sampel dari ruangan pasien tiga diambil sebelum dilakukan pembersihan rutin.

Sebagai informasi, ketiga pasien ini dalam kondisi sakit ringan sedang. Pasien satu dan dua batuk, demam, dan sedikit sesak napas, sedangkan pasien tiga hanya mengalami batuk.

Benda seperti toilet dan wastafel dari kamar pasien tiga terbukti terkontaminasi COVID-19, namun belum diketahui kemungkinan potensi penularan. Benda yang diuji tersebut adalah kursi, rel tempat tidur, jendela kaca, lantai, dan saklar lampu, wastafel, gagang pintu, dan toilet.

Hasil uji sampel udara terbukti negatif, tetapi sampel (swab) yang diambil dari saluran keluar udara positif menunjukkan bahwa droplet yang sarat virus dapat dibawa oleh aliran udara dan tertangkap di ventilasi.

Dua kamar yang diuji setelah pembersihan tidak memiliki hasil positif. “Kontaminasi lingkungan yang signifikan oleh pasien dengan (Covid-19) melalui tetesan pernapasan dan pengeluaran feses menunjukkan lingkungan sebagai media penularan yang potensial. Ini juga menunjukkan perlunya kepatuhan yang ketat terhadap kebersihan lingkungan dan tangan,” demikian catatan para penulis.

Sebelumnya, sebuah penelitian menunjukkan adanya kemungkinan penularan COVID-19 terjadi melalui feses manusia yang ada di toilet. Hal ini disimpulkan setelah peneliti menemukan virus SARS-CoV-2 telah terdeteksi pada tinja beberapa pasien yang didiagnosis dengan COVID-19.

Sampel-sampel positif tersebut menunjukkan, pelepasan virus COVID-19 dalam tinja atau toilet dapat menjadi rute penularan yang potensial. Hasil negatif dari sampel ruangan yang telah dibersihkan menunjukkan bahwa tindakan pembersihan atau disinfektan sudah cukup membasmi virus di lingkungan.

Virus SARS-CoV-2 yang menempel di lingkungan dapat terbunuh dengan melakukan pembersihan permukaan dua kali sehari. Langkah-langkah sederhana ini sudah cukup tapi dengan syarat dilakukan dengan patuh.

Dengan fakta ini, para peneliti menekankan masyarakat untuk perhatian terhadap kebersihan lingkungan dan benda-benda yang mereka gunakan. Misalnya dengan secara rutin membersihkan benda kebutuhan sehari-hari, seperti meja kerja, benda-benda yang berada di kamar mandi dan toilet, serta yang lainnya.

Peneliti mengatakan, penyakit mematikan yang sebenarnya hanya akan dipahami dengan lebih baik dari waktu ke waktu. Termasuk penelitian ini juga membutuhkan studi lebih lanjut. ** Baca juga: 5 Jenis Vitamin yang Bikin Kulit Sehat

Jadi, selalu jaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar, ya.(ilj/bbs)




Mengejutkan, 2 Wanita yang Sudah Bersahabat Selama 17 Tahun Ini Ternyata Saudara Kandung

Kabar6-Dua sahabat dari Pennsylvania, Amerika Serikat, bernama Ashley Thomas (31) dan Latoya Wimberly (29) tidak pernah menyangka kalau mereka ternyata adalah saudara kandung.

Ashley dan Latoya, melansir Dailymail, pertama kali bertemu di kelas enam Sekolah Menengah Sulzberger, Philadelphia, dan segera menjadi sahabat yang tak terpisahkan. Lantaran memiliki wajah yang mirip, mereka sebenarnya sering mendapat pertanyaan apakah merupakan saudara kandung atau bukan. Namun Ashley dan Latoya hanya tertawa mendengar pertanyaan tersebut.

Dikatakan Ashley, sekira 15 tahun yang lalu dirinya mengetahui bahwa pria yang menikah dengan sang ibu, bukanlah ayah kandungnya. Namun ibunda Ashley tidak pernah memberitahukan identitas ayah kandungnya sebelum dia meninggal dunia beberapa tahun kemudian.

Kemudian, teman dekat sang ibu membuka Facebook dan menemukan gambar-gambar dari pesta pertunangan keluarga Wimberly. Dia melihat ayah Latoya yang bernama Kenneth Wimberly, dalam foto-foto itu dan mengenalinya sebagai seseorang yang biasa menghabiskan waktu bersama ibunda Ashley.

Kenneth Wimberly mengatakan, dia ingat pada wanita itu dan dia segera mulai curiga bahwa dia mungkin ayah biologis Ashley. Tes DNA lalu dilakukan dan mengkonfirmasi kecurigaan tersebut.

“Saya terluka, tetapi juga senang mengetahui bahwa wanita muda yang cantik dan sukses ini adalah putri saya,” kata Kenneth Wimberly. ** Baca juga: Cara Unik Polisi India Sosialisasikan Gerakan Cuci Tangan

Dalam sebuah portingan di Facebook, Latoya mengatakan bahwa temuan DNA itu hanya memperkuat ikatan persahabatan mereka. “Itu sebabnya kami sangat mirip, itu sebabnya kami terlihat sangat mirip, itu sebabnya kami tidak dapat dipisahkan sejak kelas 6.”

Akhir kisah yang menggembirakan.(ilj/bbs)




5 Jenis Vitamin yang Bikin Kulit Sehat

Kabar6-Makanan yang dikonsumsi sehari-hari akan ‘tercermin’ pada kulit kita. Karena itulah, Anda disarankan untuk membiasakan diri mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin dan mineral agar kulit menjadi sehat.

Asupan vitamin untuk kulit sebenarnya sangat mudah ditemui dan didapat dari menu makanan sehari-hari. Melansir Klikdokter, ini vitamin untuk kulit agar tetap sehat:

1. Vitamin A, melawan penuaan
Vitamin A terbukti dapat melawan penuaan. Ada lebih dari 700 studi yang sudah mencoba dan membuktikan bahwa vitamin A (dikenal juga sebagai retinoid), bisa menahan juga dan melawan tanda-tanda penuaan.

Nutrisi yang baik untuk kesehatan mata ini antara lain banyak terdapat di ubi jalar, wortel, dan brokoli. Selain itu, cara penggunaan terefektif vit A adalah di malam hari. Retinoid yang didapat melalui resep dokter ini bisa bekerja antara 4-8 minggu.

2. Vitamin B3, mendorong kelembapan kulit dan mengurangi kemerahan
Vitamin buat kulit ini banyak ditemukan pada produk lotion, krim, dan serum, atau dikenal juga dengan nama niacinamide. Vit B3 terbukti menambah produksi ceramides dan fatty acids. Dua komponen ini memberi perlindungan pada kulit.

Ketika pelindung kulit menguat, lapisan terluar tubuh tersebut akan lebih baik dalam menjaga kelembapan dan terhindar dari iritasi. Itulah sebabnya, vit B3 cocok untuk kulit kering atau sensitif.

3. Vitamin C, menghambat tanda-tanda penuaan
Melalui riset, ditemukan bahwa vitamin C berguna untuk melawan radikal bebas yang menyebabkan kerutan, kulit bergelambir, dan tanda-tanda penuaan lain. Nutrisi yang banyak terdapat di dalam jambu biji dan pepaya ini juga membantu menghaluskan dan mengenyalkan kulit, serta menghilangkan flek-flek hitam.

Penuaan kulit datang dalam bentuk yang berbeda-beda. Karena itu, dibutuhkan berbagai bentuk perlindungan untuk memperbaiki kerusakan pada kulit. Gunakan vitamin C di pagi hari sebelum tabir surya.

4. Vitamin E, melawan kekeringan pada kulit
Vitamin kulit ini banyak terdapat pada tabir surya dan produk-produk setelah terkena sinar matahari. Produk yang terbaik adalah yang mengandung sekurangnya satu persen vitamin E.

Riset membuktikan, nutrisi ini memberikan perlawanan terhadap kekeringan dengan membantu memberikan pelembap natural pada kulit. Vitamin E juga mampu menetralisasi radikal bebas di dalam tubuh.

5. Vitamin K, untuk mata lebih bersinar
Nutrisi ini banyak ditemukan di dalam krim mata yang juga mengandung retinol. Vitamin K dipercaya bisa membantu mengatasi lingkaran area hitam di bawah mata.

Senyawa yang dikenal juga sebagai phytonadione ini juga bisa membantu mengontrol aliran darah. Dapatkan zat gizi ini di dalam sayuran berdaun hijau seperti kale, sawi, dan brokoli. ** Baca juga: Ini 5 Mitos dan Fakta Seputar COVID-19

Pastikan asupan tersebut terpenuhi setiap harinya agar Anda memperoleh kulit yang cerah, lembut, serta sehat.(ilj/bbs)




Cara Unik Polisi India Sosialisasikan Gerakan Cuci Tangan

Kabar6-Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu saran yang diimbau Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO untuk menghindari penyebaran COVID-19.

Nah, agar masyarakat makin menyadari imbauan ini, Kepolisian Kerala, India, melakukan sosialisasi unik tentang gerakan cuci tangan. Kepolisian Kerala, melansir indiaahead, membuat sebuah tarian gembira sosialisasi pentingnya mencuci tangan, yang kemudian diunggah ke media sosial Facebook.

Dalam video itu terlihat sejumlah aparat kepolisian menari sambil memperlihatkan tata cara cuci tangan yang baik. ** Baca juga: Astronom Deteksi Hujan Besi di Sebuah Planet Panas yang Berjarak 390 Tahun Cahaya dari Bumi

Rekaman video itu berdurasi sekira satu menit, memperlihatkan enam aparat kepolisian menggoyangkan kaki mengikuti irama lagu Kalakkatha dari film Ayyappanum Koshiyum.

Keruan saja rekaman video itu langsung viral dan mendapat ribuan likes serta komentar. Sejak diunggah, video itu sudah ditonton ribuan kali, 28 ribu kali dibagikan dan lebih dari dua ribu komentar, memuji inisiatif sosialisasi pentingnya mencuci tangan ini. Seorang netizen menuliskan komentar, “Video mencuci tangan ini sungguh memotivasi dan mendidik.”

Cara yang bisa ditiru.(ilj/bbs)




Ini 5 Mitos dan Fakta Seputar COVID-19

Kabar6-Ada banyak kekhawatirkan yang muncul seputar COVID-19. Simpang siur informasi membuat tak sedikit masyarakat menjadi panik. Hal itu karena beredar sejumlah mitos tentang COVID-19 yang belum diketahui kebenarannya.

Tentu saja kondisi ini justru membuat pencegahan atau penanganan virus ini menjadi semakin kacau. Melansir doktersehat, berikut lima mitos dan fakta seputar COVID-19:

1. COVID-19 bisa menular antarmanusia
Ahli SARS terkemuka dari Tiongkok, Zhong Nansan memastikan bahwa virus corona memang bisa menular antarmanusia. Padahal sebelumnya, otoritas kesehatan dari Wuhan sempat menyebut virus ini sepertinya tidak bisa menular antarmanusia.

Hasil penelitian yang dilakukan para ahli dari Hong Kong University and China’s State Key Laboratory of Emerging Infectious Diseases dan dipublikasikan dalam jurnal The Lancet mengungkapkan, penularan ini bisa terjadi akibat bersin-bersin atau batuk yang menyemburkan cairan berisi COVID-19.

Jika kita terpapar, masa inkubasi virus ini sekira 14 hari. Hal ini berarti, bisa jadi kita tidak akan mengalami gejala kesehatan apa pun sebelum akhirnya mengalaminya. Bahkan, meskipun belum ada gejala, kita tetap saja bisa menularkan virus ini ke orang lain.

2. Belum ada obat untuk COVID-19
Sayangnya, anggapan ini juga benar. Dalam realita, para ahli belum menemukan obat yang bisa menyembuhkan COVID-19. Gejala dari penyakit ini juga sangat bervariasi, baik itu peradangan parah pada saluran paru-paru, demam tinggi, hingga diare.

Kebanyakan korban meninggal adalah mereka yang berusia paruh baya, yang sudah mengalami masalah kesehatan sebelumnya seperti diabetes.

Hanya saja, otoritas kesehatan Beijing menyebut, ada kemungkinan obat untuk mengatasi HIV bisa mengobati virus ini meskipun hal ini juga masih dalam penelitian lebih lanjut.

3. Adakah obat tradisional yang bisa mengatasi COVID-19?
Kita tentu pernah mendengar beberapa informasi kesehatan di grup WhatsApp atau di berbagai media sosial lain yang menyebut bahan-bahan herbal atau obat tradisional bisa menjadi pencegah atau obat infeksi COVID-19.

Sayangnya, pakar kesehatan dari National Health Commission dengan tegas menyebut informasi-informasi tersebut tidak benar. Hingga saat ini, para peneliti masih mencari obat-obatan untuk mencegah atau mengobati infeksi COVID-19. Hal ini berarti, obat tradisional juga belum bisa diandalkan untuk mengatasinya.

4. Masker bedah bisa cegah paparan COVID-19?
Banyak orang yang kini menggunakan masker bedah dengan variasi warna saat ke luar rumah atau saat berada di tempat yang dipenuhi banyak orang seperti pusat perbelanjaan atau stasiun transprotasi umum. Di beberapa tempat, stok masker bedah bahkan habis karena telah diborong banyak orang.

Memang, masker ini bisa mencegah paparan langsung dari semburan air yang berasal dari batuk-batuk atau bersin. Namun apabila dicermati, masker ini masih memiliki celah di sekitar hidung atau pipi sehingga kita sebenarnya masih rentan tertular COVID-19 jika memakainya.

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk memakai masker yang lebih berkualitas atau masker N95. Kita juga harus rajin mencuci tangan dengan sabun dan tidak sembarangan menyentuh muka demi mencegah paparan virus ini.

Hanya saja, jika memang yang tersedia hanya masker bedah, memakainya tetap jauh lebih baik dibandingkan dengan tidak memakai pelindung sama sekali.

5. Pengecekan suhu tubuh efektif cegah penularan COVID-19?
Meski bisa mendeteksi orang dengan suhu lebih tinggi, dalam realitanya COVID-19 memiliki masa inkubasi hingga 14 hari sebelum memicu gejala seperti demam atau gangguan pernapasan.

Hal ini berarti, bisa jadi orang yang sedang dicek suhu tubuhnya sudah memiliki virus namun tidak mengalami gejala kesehatan apa pun. ** Baca juga: Gokil! Band Asal Kanada Tampil di Kedalaman 1.800 Meter

Tanyakan apa yang ingin diketahui tentang COVID-19 langsung pada dokter, sehingga Anda mendapatkan informasi yang tepat.(ilj/bbs)