oleh

6 Tahun Tangsel, Prostitusi Tak Pernah Mati

image_pdfimage_print

Kabar6-Tinggal menghitung hari, usia Kota Tangerang Selatan (Tangsel) akan genap 6 tahun. Seiring usia, banyak pula perubahan yang terjadi di kota hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang ini.

Perkembangan terjadi hampir di semua sektor, terutama perekonomian yang ditunjang oleh sektor permukiman, komersial, perhotelan, jasa, perdagangan, dan industri. Pesatnya pertumbuhan ekonomi seiring dengan geliat pembangunan yang terjadi.

Hasilnya, wilayah inipun mencatat pertumbuhan pendapatan asli daerah (PAD) yang terus melonjak setiap tahun. Pada 2009, PAD Tangerang Selatan hanya Rp 25,4 miliar.

Jumlah ini meningkat setahun kemudian menjadi sebesar Rp. 110,4 miliar dan terus naik menjadi Rp 307,2 miliar (2011), dan Rp 365,9 miliar pada 2012, meningkat Rp. 400 miliar tahun 2013. Dan, tahun ini ditarget hingga 850 miliar.

Namun, dibalik sukses pembangunan ekonomi di Tangsel, juga ada problem pelik seputar bisnis prostitusi yang terus menggeliat dan tak pernah usai membelenggu kota yang mengusung motto Cerdas, Modern dan Religius ini.

Bahkan, saat ini diperkirakan ada ratusan lokasi bisnis prostitusi di wilayah ini. Mulai dari bisnis prostitusi tradisional dalam kemasan warung remang-remang, hingga bisnis prostitusi modern dalam wujud massage, spa and sauna. Semua tersaji lengkap.

Fakta itu kembali terungkap hari ini, Jumat (3/10/2014). Pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang menggelar operasi rutin mengamankan sebanyak 17 wanita dari sejumlah lokasi esek-esek berkedok pijat kebugaran.

“Kegiatan ini sengaja kami lakukan pada siang hari. Sasarannya adalah, lokasi pijat kebugaran yang dicurigai dijadikan tempat transasi esek-esek. Hasilnya, ada tujuh belas wanita yang kedapatan tengah menunggu pelanggannya,” ujar Kasi Hiburan Satpol PP Kota Tangsel, Taufik Wahidin, kepada kabar6.com.

Ke 17 wanita dicurigai PSK (Pekerja Seks Komersial) itu, kata Taufik, selanjutnya akan didata untuk selanjutnya diberikan pembinaan di panti sosial di Cipayung, Jakarta. “Jika sudah berulang kali, maka lanjut kami akan kirim ke panti sosial,” ucap Taufik. **Baca juga: Maling Gasak Rokok & Susu Formula Dari Indomaret.

Pertanyaannya kini, sudahkah produk hukum kota ini menjerat pelaku prostitusi? Dan, akankah prostitusi mati di kota yang tengah berkembang ini?(way)