1

Waktu Tidur Ideal Seseorang Berdasarkan Usianya

Kabar6-Selain sebagai salah satu kebutuhan, tidur pada manusia berfungsi untuk mengumpulkan energi yang telah hilang, dan membantu tubuh membangun sistem kekebalannya. Ketika kebutuhan tidur ini tidak tercukupi, seseorang dapat kekurangan energi dan gampang sakit.

Jumlah tidur yang dibutuhkan seseorang tergantung pada sejumlah faktor, salah satu yang utama adalah usia. Semakin bertambah usia seseorang, maka jam tidur yang dibutuhkan pun semakin berkurang.

Namun, tetap saja ada beberapa kondisi yang membuat seseorang perlu mendapatkan waktu tidur lebih. Melansir halodoc, berikut waktu tidur ideal seseorang berdasarkan kelompok usia:

1. Bayi baru lahir
Bayi baru lahir yang berusia 0-3 bulan umumnya membutuhkan waktu tidur sebanyak 14-17 jam setiap hari

2. Bayi
Sedangkan bayi yang telah menginjak usia 4-11 bulan, rentang tidurnya bertambah dua jam menjadi 12-15 jam

3. Balita
Untuk balita berusia 1-2 tahun, jarak tidurnya diperlebar satu jam menjadi 11-14 jam

4. Anak-anak prasekolah
Anak-anak pra sekolah yang berusia 3-5 tahun normalnya memerlukan waktu tidur sebanyak 10-13 jam

5. Anak usia sekolah
Bagi anak yang telah memasuki usia sekolah, yaitu 6-13 tahun, membutuhkan tidur selama 9-11 jam

6. Remaja
Untuk remaja yang berusia 14-17 tahun umumnya membutuhkan waktu tidur sebanyak 8-10 jam saja.

7. Dewasa muda
Sedangkan untuk orang dewasa muda berusia 18-25 tahun normalnya hanya membutuhkan waktu tidur selama 7-9 jam.

8. Dewasa
Sama seperti orang dewasa muda, orang dewasa dengan kelompok usia 26-64 tahun membutuhkan waktu tidur 7-9 jam saja.

9. Lansia
Bagi lansia di atas 65 tahun, normalnya membutuhkan waktu tidur selama 7-8 jam saja. ** Baca juga: Hati-hati, Salah Pilih Jenis Diet Bisa Berakibat Buruk Bagi Tubuh

Yuk, sesuaikan waktu tidur dengan usia Anda agar manfaatnya menjadi maksimal.(ilj/bbs)




Mengapa Orang Jepang Punya Waktu Tidur Tersingkat di Dunia?

Kabar6-Umumnya orang dewasa butuh waktu tidur 7-9 jam. Namun di beberapa negara, memiliki rata-rata jam tidur yang berbeda, dengan alasan tersendiri.

Salah satunya adalah Jepang. Dalam studi pada 2014 dan 2018, peneliti menggunakan data di seluruh dunia melalui alat pengukur kebugaran Polar A370 dan Polar M430.

Hasilnya, melansir Dreamers, masyarakat Jepang memiliki waktu tidur yang lebih singkat dibanding negara lain. Data dari alat tersebut membandingkan kebugaran pria dan wanita dari 28 negara di seluruh dunia, dan mengungkapkan bahwa pria dan wanita di Jepang tidur rata-rata enam jam 35 menit per malam.

Waktu tidur mereka ternyata kurang 45 menit dari rata-rata waktu tidur internasional. Dan berbeda hampir satu jam dari orang Finlandia yang memiliki waktu tidur paling lama yaitu pria tujuh jam 24 menit, dan wanita tujuh jam 45 menit.

Penyebab orang Jepang tidur lebih singkat adalah karena mereka bekerja sangat lama sehingga menimbulkan stres, yang berdampak kurang tidur.

Selain itu, budaya Jepang seperti pesta minum perusahaan, membuat tidur sangat larut sehingga kekurangan waktu tidur. ** Baca juga: Ternyata, Sarapan 30 Menit Setelah Bangun Pagi Bantu Turunkan Berat Badan

Karena itulah, orang Jepang biasanya akan mengambil waktu siang untuk tidur sebentar seperti di kereta, kafe, atau bahkan di meja kerja. Hal ini juga yang membuat para pekerja Jepang hanya tidur sebentar di malam hari.(ilj/bbs)




Perhatikan Waktu Tidur yang Tepat Berdasarkan Usia

Kabar6-Tidur cukup sekalgus berkualitas memang menjadi keinginan banyak orang, terutama bagi mereka yang menderita insomnia. Sebagian besar ahli memberi rekomendasi lama waktu tidur untuk orang dewasa minimal tujuh jam setiap malam.

Jumlah atau waktu lama untuk tidur yang teratur harus tepat untuk mencegah risiko masalah kesehatan. Terutama, jika Anda memang suka tidur larut, atau pun kerja lembur.

Untuk itu mencegah risiko kesehatan karena waktu tidur yang tidak cukup, melansir Healthline, National Sleep Foundation membagi menjadi sembilan kelompok usia dengan rata-rata kebutuhan lama waktu tidur. Begini pengelompokkannya:

1. Bayi yang baru lahir (0-3 bulan): 14-17 jam per hari
2. Bayi (4-11 bulan): 12 – 15 jam per hari
3. Balita (1-2 tahun): 11-14 jam per hari
4. Anak pra-sekolah (3-5 tahun): 10-13 jam per hari
5. Anak usia sekolah (6-13 tahun): 9-11 jam per hari
6. Remaja (14-17 tahun): 8-10 jam per hari
7. Orang dewasa muda (18-25 tahun): 7-9 jam per hari
8. Dewasa (26-64 tahun): 7-9 jam per hari
9. Orang dewasa yang lebih tua (di atas 65 tahun): 7-8 jam per hari

Rekomendasi lama waktu tidur dari National Sleep Foundation ini berfungsi sebagai pedoman umum untuk mengetahui berapa banyak tidur yang dibutuhkan anak-anak dan orang dewasa. ** Baca juga: Demi Kesehatan, Tidak Disarankan Mengisi Ulang Botol Air Minum Tanpa Dicuci Lagi

Sedangkan jumlah tidur ideal untuk tiap-tiap orang bisa bervariasi.(ilj/bbs)




‘Menebus’ Waktu Tidur yang Kurang Tidak Disarankan?

Kabar6-Seringkali karena kurang tidur, Anda berencana untuk ‘menebus’ waktu tidur tadi di akhir pekan. Namun, benarkah waktu tidur yang kurang selama hari kerja dapat Anda tebus di akhir pekan?

Menurut para ahli, melansir womenshealthmag, rencana Anda itu justru dapat lebih berbahaya bagi kesehatan tubuh. Alasannya, mencoba menebus waktu tidur yang kurang di akhir pekan justru akan mengganggu ”am tubuh” Anda. Perubahan ini malah akan membuat Anda merasa lebih lelah dan mudah marah, bahkan membuat tubuh menjadi lebih stres.

Bila hal ini terus berlangsung, maka Anda akhirnya terpaksa harus tidur siang atau mengonsumsi minuman berkafein agar mampu melewati hari-hari Anda, yang sayangnya akan semakin membuat jam tubuh ‘kebingungan’ perihal kapan sebenarnya tubuh Anda harus tidur.

Jika hal ini terus berlangsung, maka Anda pun akan mengalami gangguan tidur seperti insomnia. Kurang tidur tidak hanya akan membuat Anda mudah marah, tetapi juga akan berdampak buruk pada otak. Waktu tidur kurang dari delapan jam akan membuat kemampuan berpikir menjadi lebih lambat, dan membuat Anda lebih sulit memproses informasi baru keesokkan harinya.

Hal ini karena salah satu manfaat dari tidur yang cukup adalah membuang semua ‘kotoran’ dalam pikiran Anda setiap hari, sehingga pikiran pun akan menjadi lebih jernih saat bangun di pagi hari.

Kurang tidur juga membuat Anda akan mengalami gangguan daya ingat atau mudah lupa. Lantas, apa yang harus dilakukan? Sebenarnya, Anda tidak perlu menebus waktu tidur yang kurang, karena tubuh telah memiliki ‘jam’ sendiri. Hal yang perlu dilakukan adalah bangun pada waktu yang sama setiap hari.

Jadi, Anda tidak perlu bangun siang di akhir pekan untuk mengganti waktu tidur yang kurang beberapa hari sebelumnya. Dengan melakukan hal ini, jam tubuh Anda pun akan kembali normal, dan tubuh terasa lebih segar. ** Baca juga: Tidak Sembarangan, Begini Cara Cuci Masker Kain yang Tepat

Apa yang terjadi bila Anda ingin tetap bangun siang di akhir pekan dan kurang tidur di hari kerja? Tubuh akan terus berusaha untuk menebus waktu tidur Anda yang kurang, yang sebenarnya justru akan membuat jam tubuh semakin kaca balau. Hal ini karena tubuh sebenarnya tidak bisa menebus waktu tidur Anda yang kurang, apalagi bila ‘utang’ tidur yang Anda miliki sangat besar.

Jadi, ‘dengarkanlah’ tubuh Anda dan jadikan waktu tidur sebagai prioritas bila Anda ingin agar tubuh tetap sehat, sehingga Anda pun dapat melakukan berbagai aktivitas harian dengan baik.(ilj/bbs)




Tidak Hanya Keriput, Ada Hal Lain yang Tunjukkan Tanda Penuaan Tubuh

Kabar6-Munculnya sejumlah keriput atau kerutan pada wajah serta tubuh menjadi tanda utama yang mudah dilihat, menunjukkan bahwa seseorang mengalami penuaan.

Padahal selain keriput, masih banyak tanda penuaan lain yang bisa dirasakan seiring dengan pertambahan usia. Melansir beberapa sumber, berikut sejumlah tanda penuaan yang mungkin sudah mulai Anda rasakan:

1. Rasa sakit atau nyeri
Anda akan merasakan sakit atau nyeri di beberapa bagian tubuh seiring bertambahnya usia. Melakukan gerakan teratur bisa meredakannya sekaligus membuat persendian lebih fleksibel. Cobalah rutin melakukan latihan berdampak rendah, seperti berenang, yoga, dan tai-chi.

2. Kulit kering
Dehidrasi akibat kurang minum, bisa menjadi penyebabnya. Selain itu, sebaiknya mandi kurang dari 10 menit dan jangan gunakan air panas, tapi cukup suam-suam kuku, serta pakai pelembap berbahan dasar minyak di seluruh tubuh usau mandi, yang dapat membantu mengatasi tanda penuaan.

3. Kehilangan massa otot
Ini sebenarnya terjadi bukan karena bertambahnya usia, tetapi karena Anda mulai berhenti bekerja keras yang membuat otot menjadi lemah.

Olahraga teratur seperti berjalan, berkebun, atau berenang 30 menit sehari, bisa membantu menjaga massa otot. Anda dapat membaginya menjadi dua sesi 15 menit jika dirasa terlalu berat.

4. Perubahan waktu tidur
Bertambahnya usia cenderung membuat Anda lebih sulit tertidur, waktu tidur lebih pendek, dan lebih sering bangun di tengah malam. Kafein dan alkohol dapat menjadi penyebab sehingga menguranginya bisa membantu.

Selain itu, penting untuk menjaga kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi tidur Anda, seperti tekanan darah tinggi serta GERD gastroesophageal reflux disease) atau penyakit asam lambung .

5. Gangguan memori
Ini disebabkan karena otak berubah seiring bertambahnya usia, sehingga memengaruhi seberapa baik Anda mengingat berbagai hal. Melakukan beberapa trik, seperti memiliki daftar apa yang harus dan akan dikerjakan, mengikuti rutinitas, dan meletakkan barang di tempat yang telah ditentukan, akan bisa membantu. Lakukan juga olahraga teratur dan konsumsi makanan sehat.

6. Berat badan bertambah
Seiring bertambahnya usia, tubuh tidak membakar kalori seperti dulu dan metabolisme menjadi lebih lambat. Jadi, pastikan Anda menjadi lebih aktif, makan lebih banyak buah-buahan, sayuran, dan protein, serta batasi gula dan makanan yang tinggi lemak jenuh, untuk melawan tanda penuaan ini. ** Baca juga: Kenali Apa Itu Istilah Covidiot

Menjaga pola makan dan gaya hidup sehat, serta aktif bergerak akan membantu Anda tetap fit meski usia makin bertambah.(ilj/bbs)




Hindari Melihat Jam Saat Terbangun di Tengah Malam, Ini Alasannya

Kabar6-Mungkin Anda termasuk orang yang sering terbangun di tengah malam, dan secara refleks langsung melihat jam. Padahal, kebiasaan itu tidak disarankan alias harus dihindari. Apa alasannya?

Menurut seorang pakar tidur bernama Michelle Drerup, PsyD, melansir Grid, menghindari melihat jam saat terbangun di malam hari adalah salah satu cara sederhana untuk mengatasi gangguan tidur ringan. Dikatakan Drerup, ketika terbangun di malam hari dan melihat jam, pikiran kita tidak akan berhenti sampai di situ saja.

“Kamu akan mulai menghitung, memikirkan berapa lama sejak kamu berada di tempat tidur hingga terbangun, dan apa yang harus dilakukan pada esok hari. Dan sebelum kamu menyadarinya, waktu yang kamu pakai untuk berpikir telah berlalu dan itu memotong waktu tidur,” urainya.

Rasa cemas karena tidak bisa tidur dapat berkontribusi pada insomnia. Jadi, ketimbang memerhatikan jarum jam dan membuat Anda justru merasa khawatir, cobalah untuk bangun dari tempat tidur. Apabila sekira 20 menit kemudian Anda belum juga bisa tidur, cobalah untuk menenangkan pikiran. ** Baca juga: Hal Penting yang Harus Diperhatikan untuk Jaga Air Minum Kemasan Tetap Aman dan Bersih

Anda bisa melakukan sesuatu yang santai seperti membaca buku, mendengarkan musik atau minum teh hangat.(ilj/bbs)




Apa yang Harus Anda Lakukan Saat Lapar Tengah Malam?

Kabar6-Anda tentu pernah merasakan lapar saat tengah malam. Kondisi ini memang membuat dilema, karena di satu sisi Anda takut berat badan bertambah, di sisi lain tidak bisa tidur dalam kondisi perut keroncongan.

Bagaimana solusinya? Apabila Anda memilih makanan yang tepat di malam hari, maka justru akan membantu menutrisi tubuh, serta membantu tidur lebih nyenyak. Menurut studi yang dipublikasikan dalam Obesity 2008, tikus yang menerima lemak pada malam hari menunjukkan peningkatan berat badan yang lebih signifikan dibandingkan dengan tikus yang menerima lemak dan jumlah yang sama pada siang hari.

Lantas, apakah Anda harus makan di saat malam hari saat lapar? Melansir Livestrong, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Apa sajakah itu?

1. Beri jarak antara makan dengan waktu tidur
Saat siang hari, Anda bisa makan sekira 4-5 jam, sehingga sangat wajar bila merasa lapar di malam hari. Namun bila Anda ingin makan, ada baiknya beri jarak dengan waktu tidur Anda sekira dua jam untuk membantu tubuh mencerna makanan.

Hal ini karena bila tubuh Anda memproses makanan saat tidur, maka akan menghabiskan energi sehingga membuat tidur tidak nyenyak dan akan terasa lelah di pagi hari.

2. Pilih makanan yang tepat
Dibandingkan makanan manis, makanan siap saji atau camilan makanan ringan saat Anda merasa lapar di malam hari, lebih baik pilih makanan sehat seperti apel, selai kacang, roti gandum utuh, atau semangkuk sereal gandum dengan susu rendah lemak.

Kemudian bila Anda sedang ingin begadang karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan atau untuk belajar, pilih makanan yang mengandung protein seperti daging atau kacang-kacangan, karena protein akan membantu Anda untuk terjaga.

Selain itu, Anda bisa mencoba camilan yang mengandung karbohidrat dan rendah protein. Makanan seperti ini akan membantu meningkatkan produksi serotonin dan melatonin, yang membantu tidur Anda lebih nyenyak. Pilihlah biskuit gandum utuh.

3. Hindari minum banyak
Bila Anda ingin makan di malam hari, usahakan tidak minum terlalu banyak, karena bisa saja membangunkan Anda untuk ke kamar mandi. Saat Anda terbangun, maka akan muncul keinginan untuk memakan sesuatu. ** Baca juga: Bagaimana Hilangkan Bau Mulut Karena Kopi?

Jadi, pilihlah makanan yang tepat dan beri jarak pada tubuh untuk mencerna makanan tersebut.(ilj/bbs)




Ketahui Jam Terbaik untuk Tidur Malam

Kabar6-Tidur memainkan peran sangat penting dalam hidup. Tubuh yang kurang istirahat mengalami kelelahan, menurunkan produktivitas, level stres yang meningkat, hingga berujung pada depresi.

Untuk mendapatkan waktu tidur berkualitas, sebenarnya berapa lama dan jam berapa kita sudah harus memejamkan mata? Melansir Popbela, berikut jam terbaik untuk tidur malam:

1. Tubuh menyesuaikan waktu istirahatnya sesuai aktivitas Anda
Tubuh manusia mampu menyesuaikan waktu siang dan malam untuk menentukan pola tidurnya. Jika Anda beraktivitas saat matahari bersinar dan beristirahat saat bulan menghiasi langit, tandanya waktu tidur terbaik berada di antara pukul 22.00, dan waktu bangun sekira pukul 06.00.

2. Waktu tidur ideal pukul 22.00-06.00
Waktu tidur ideal manusia dimulai dari pukul 22.00 dan bangun pada pukul 06.00. Beberapa ahli bahkan menyarankan untuk memulai tidur pada pukul 20.00.

Apabila waktu tidur berkisar antara pukul 20.00-24.00, Anda akan mendapatkan tidur yang nyenyak dan mimpi indah. Istirahat yang cukup di malam hari juga membuat Anda tidak akan merasa butuh tidur siang setelahnya.

3. Buat dan patuhi jadwal tidur Anda
Menurut para ahli, masing-masing orang bisa memiliki jam mulai tidur yang berbeda. Karena itulah, Anda bisa membuat waktu tidur yang sesuai dengan rutinitas harian atau kesibukan yang sedang dikerjakan, selama mencukupi waktu istirahat yang dibutuhkan, yaitu pada orang dewasa adalah 7-9 jam.

4. Tidur lewat pukul 00.00 memberikan efek buruk bagi kesehatan
Kebiasaan begadang akan memberikan dampak buruk pada kesehatan. Bangun lebih sore dari biasanya dapat meningkatkan risiko perilaku bulimia, depresi, dan seasonal affective disorder (SAD).

Salah satu penelitian pada pekerja di Jepang menemukan, tidur terlalu larut memiliki kaitan signifikan dengan prevalensi yang tinggi pada gejala depresi.

5. Bangun lebih pagi memberikan manfaat baik bagi tubuh
Sebuah penelitian mengungkapkan, bangun pagi membantu Anda merasa lebih positif dan jadi proaktif. Tubuh segar akan membuat Anda jadi lebih semangat bekerja.

6. Menjaga waktu tidur secara konsisten
Memiliki pola tidur yang konsisten sangat penting untuk dilakukan karena dapat mempengaruhi kesehatan mental. Studi lain yang meneliti pola tidur siswa sekolah menemukan, siswa dengan jadwal istirahat di malam yang teratur memiliki prestasi akademik lebih baik, dibandingkan mereka yang tidur tidak teratur.

7. Perbaiki waktu tidur yang berantakan
Sangat memungkinkan jika pekerjaan atau kegiatan Anda bisa mengganggu jadwal tidur, bahkan mengurangi waktu istirahat. Kalau terjadi seperti ini, Anda perlu menyiasati dengan meluangkan waktu untuk tidur siang singkat pada jam kerja.

Jangan takut tidur terlalu cepat atau terlalu sore, yang terpenting adalah durasi tidur dan menjaga jadwal istirahat reguler. Setelah semuanya kembali normal, benahi kembali waktu tidur itu.

8. Tidur selama 7-8 jam untuk menghindari risiko kesehatan
Orang dewasa pada umumnya membutuhkan waktu tidur selama delapan jam. Namun, angka ini bervariasi untuk masing-masing orang. Sebagian dapat merasa cukup dengan tidur selama 6-7 jam, sementara yang lainnya butuh delapan jam.

Pada kategori usia anak-anak dan lanjut usia pun berbeda. ** Baca juga: Saran Ahli Agar Hormon di Tubuh Tetap Seimbang

Mulailah membuat jadwal tidur dan menjalaninya secara konsisten agar tubuh tetap sehat sekaligus fit.(ilj/bbs)




Kebiasaan Makan Malam yang Rugikan Timbangan Berat Badan

Kabar6-Menjalankan pola hidup sehat tampaknya saat ini sudah mulai diterapkan sebagian besar masyarakat, mungkin juga Anda. Entah itu untuk alasan kesehatan atau mencapai berat badan ideal.

Karena itulah, Anda disarankan untuk mengevaluasi beberapa kebiasaan makan malam yang dijalani selama ini.

Tidak sekadar setop makan di atas pukul 18.00 WIB, ternyata ada sejumlah kebiasaan yang tanpa disadari secara perlahan ‘menyabotase’ kesehatan sekaligus merugikan berat badan Anda. Melansir Femina, ini dia kebiasaan yang dimaksud:

1. Tidak punya rencana
Memutuskan makan apa saat badan dan pikiran sudah lelah, lebih mudah menggiring Anda pada fast food dan makanan olahan yang lebih mudah disiapkan. Jangan hanya merencanakan makan siang, pikirkan juga makan malam terbaik.

2. Terlalu dekat waktu tidur
Jam berapa pun Anda makan malam, sebaiknya hindari terlalu dekat dengan waktu tidur. Beri jarak tiga jam antara waktu makan dan tidur.

Gula darah yang tinggi saat Anda mulai tidur lama kelamaan akan ditumpuk sebagai lemak, memicu resistensi insulin, berat badan meningkat, dan gangguan metabolisme.

Selain itu, tidur dalam kondisi perut baru diisi lama kelamaan akan memicu naiknya asam lambung kembali ke kerongkongan (reflux). Ini pemicu terjadinya GERD, munculnya rasa terbakar di dada akibat asam lambung naik ke kerongkongan.

3. Makan di depan komputer atau televisi
Makan sambil menonton drama, film, atau berselancar di internet akan mengurangi perhatian terhadap makanan yang Anda konsumsi, dan membuat otak tidak merasa ‘kenyang’.

Anda jadi kurang menyadari berapa banyak makanan yang sudah masuk perut. Berusahalah untuk menikmati tekstur, rasa, dan aroma makanan yang Anda makan, agar perut dan otak sama-sama merasa kenyang.

4. Terlalu manis
Saat lelah, kue-kue manis dan creamy atau cokelat terasa sangat menggoda. Jika ingin menikmatinya sebagai pencuci mulut, sebaiknya kendalikan keinginan Anda, cukup makan dalam porsi kecil.

Kalaupun Anda tak punya masalah berat badan, gula sederhana yang terkandung di dalam makanan tadi membuat kadar gula dalam darah cepat naik dan turun, yang akan mengganggu kualitas tidur atau malah membuat Anda terbangun tengah malam. Akibatnya, Anda akan merasa lelah saat bangun tidur keesokan harinya. ** Baca juga: Ternyata, Ini Waktu yang Paling Sering Dipilih Pasangan untuk Berselingkuh

Pola makan yang sehat akan membantu berat badan stabil.(ilj/bbs)




Malas Olahraga? Ini Akibatnya

Kabar6-Mengonsumsi makanan bergizi dan olahraga menjadi salah satu hal yang harus dilakukan agar Anda memiliki tubuh sehat. Para pakar kesehatan pun menyarankan agar Anda rutin berolahraga agar tubuh senantiasa sehat sekaligus bugar.

Lantas, bagaimana bila Anda termasuk orang yang malas berolahraga? Tentu saja tubuh menjadi rentan terserang penyakit. Tahukah Anda, terdapat beberapa efek murigak kesehatan bila Anda malas berolahraga? Melansir beberapa sumber, hal paling umum yang kerap terjadi jika tubuh jarang berolahraga adalah kurang fit dan mudah lemas, sehingga Anda menjadi kurang bergairah saat melakukan berbagai aktivitas.

Efek lain, berat badan menjadi naik. Jarang berolahraga membuat kalori yang terdapat dalam tubuh menjadi menumpuk, dan hal itulah yang menyebabkan berat badan menjadi naik. Selain itu, bentuk tubuh pun menjadi kurang seimbang sehingga dapat menyebabkan penurunan kepercayaan diri.

Selanjutnya, Anda mudah terserang insomnia. Jika Anda selalu terjaga setiap malam dan kurang nyenyak saat tidur, bisa dipastikan bahwa tubuh kurang berolahraga. Karena dengan melakukan kegiatan olahraga, tubuh akan menghasilkan hormon yang berpengaruh pada waktu tidur sehingga menjadi lebih berkualitas.

Jarang berolahraga juga dapat berpengaruh pada bagian pencernaan, menjadi kurang lancar sehingga bisa mengalami susah buang air besar (BAB). Karena mengonsumsi makanan tinggi serat saja tak cukup, tubuhu pun sangat membutuhkan kegiatan olahraga untuk memperlancar bagian pencernaan.

Pola makan dan olahraga merupakan kedua hal yang sangat berhubungan. Jika Anda jarang melakukan olahraga, pola makan menjadi kacau, dan hal tersebut sangat berpengaruh pada kesehatan tubuh. ** Baca juga: Mengenal Insta-Lie, Kebohongan di Instagram

Jadi, lakukan olahraga minimal satu kali seminggu secara rutin dan diimbangi dengan pola hidup sehat.(ilj/bbs)