1

Mudik Lebaran, Volume Kendaraan Masuk Bandara Soetta Naik 110 Ribu

Kabar6-Satlantas Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, memprediksi puncak arus mudik pada 18 April 2023 mendatang. Selama arus mudik Lebaran 1444 Hijriah volume lalu lintas yang masuk bandara pasti melonjak tajam.

“Pada 18 April nanti 160 ribu kendaraan masuk Bandara Soetta. Itu Estimasinya pukul 03.00-09.00 WIB pagi,” ungkap Kasat Lantas Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Kompol Bambang Askar Shodik, Jum’at (14/4/2023).

Ia menerangkan, jika hari biasanya volume kendaraan yang masuk ke Bandara Soekarno-Hatta dikisaran angka 50 ribu saja.

Oleh karena itu, lanjut Bambang, kepolisian telah membuat skema mitigasi agar arus lalu lintas selama musim mudik Lebaran bisa lancar

“Kami akan standby (siaga) kan petugas lebih awal, misalkan estimasi kepadatan arus lalu lintas di Terminal 1, 2 dan 3 tahu lebih awal maka dilakukan rekayasa lalu lintas lebih awal,” ujarnya.

Pihaknya juga, sambung Bambang, berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan mulai dari operator Bandara Soetta, Jasa Marga dan itoritas Bandara Soetta serta pihak Kereta Api yang ada di Bandara Soekarno Hatta.

“Kami hingga Jasa Raharja (operator Tol Sudiatmo, Red) menambah personel dan menjemput bola kepada pengendara di gerbang tol untuk mengurai kepadatan,” terang Bambang.

**Baca Juga: Polda Banten Gelar Operasi Ketupat Maung 14 Hari

Bambang juga mengaku, rekayasa lalu lintas di setiap terminal Bandara Soetta baik 1,2 dan 3 hingga mengoptimalkan kantung parkir juga dilakukan lebih awal.

“Pada terminal 1, rekayasa dengan ‘rubber corn’ dan tersedia 18.00 area space parkir. Begitupun Terminal 2, terdapat areal parkir sebanyak 1.280 kendaraan,” imbuhnya.

Bambang menambahkan, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk menurunkan penumpang mapun barang di area drop zone maksimal 5 menit.

“Agar dapat bergantian dan meminimalisir kemacetan. Apabila masih ada yang membandel akan ditindak tegas,” jelasnya.(yud)




Agar Hasilnya Maksimal, Pilih Jenis Olahraga Sesuai Usia

Kabar6-Meskipun sejumlah penelitian menyebutkan bahwa olahraga memiliki manfaat baik bagi kesehatan, hal yang harus dipahami adalah jenis olahraga dan frekuensi latihan berubah seiring bertambahnya usia.

Ya, seiring usia maka kebutuhan, kekuatan, dan ketahanan tubuh terhadap aktivitas dan olahraga pun menjadi berbeda-beda. Salah pilih olahraga akan membuat Anda tak akan mendapatkan manfaatnya.

Hal lain, tubuh justru menjadi sakit hingga cedera. Melansir CNN Indonesia, berikut waktu dan jenis olahraga sesuai usia:

1. Anak-anak dan remaja
Pada masa anak-anak, olahraga akan membantu anak mengendalikan berat badan, membangun tulang yang sehat, menciptakan pola tidur yang sehat, dan meningkatkan kepercayaan diri.

Anak-anak direkomendasikan untuk berolahraga setidaknya satu jam per hari. Anak harus mencoba berbagai olahraga untuk mengembangkan keterampilan, seperti berenang serta memukul dan menendang bola. Aktivitas fisik seperti bermain di taman dengan teman sebaya juga baik untuk tumbuh kembang anak.

Memasuki usia remaja, kebiasaan olahraga cenderung menurun terutama pada anak perempuan. Padahal, olahraga pada usia ini dapat membentuk tubuh dan mengelola stres dan kecemasan.

Remaja disarankan untuk berolahraga tim karena lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan kemampuan sosial. Bagi remaja yang tidak suka olahraga tim, olahraga lain seperti berenang atau atletik bisa jadi pilihan untuk menjaga kebugaran tetap tinggi.

2. Usia 20-an
Usia 20-an merupakan puncak fisik dengan waktu reaksi tercepat dan VO2 max (volume oksigen tertinggi), yaitu tingkat maksimum tubuh memompa oksigen ke otot. Setelah puncak tertinggi, VO2 max akan berkurang hingga satu persen setiap tahunnya dan waktu reaksi ikut melambat.

Namun, aktivitas fisik yang teratur dapat memperlambat penurunan ini. Membangun massa otot tanpa lemak dan kepadatan tulang pada usia ini dapat membantu tubuh tetap bugar di usia berikutnya.

Usia 20-an disarankan untuk mencoba banyak olahraga yang bervariasi agar tetap menyenangkan. Jika Anda berolahraga teratur, atur waktu periodisasi dengan baik seperti menetapkan intensitas, volume, dan jenis latihan untuk mengoptimalkan kinerja tubuh.

3. Usia 30-an
Pada usia ini, karier dan keluarga jadi salah satu prioritas sehingga kebugaran dan kekuatan kardiovaskular harus tetap dijaga untuk memperlampat penurunan fisik. Pastikan postur tubuh tetap terjaga, hindari duduk yang terlalu lama, dan banyak bergerak.

Orang berusia 30-an disarankan untuk latihan interval dengan intensitas tinggi mencapai 80 persen dari detak jantung maksimum. Atau Anda bisa berlari cepat dan bersepeda yang dilakukan dengan intensitas ringan selama 20 menit setiap hari.

Bagi perempuan, terutama yang sudah melahirkan, lakukan latihan dasar pinggul atau sering disebut Kegel untuk mencegah inkontinensia. Selain itu, diversifikasi program latihan agar tetap menarik seperti kelas spin dan yoga.

4. Usia 40-an
Kebanyakan orang pada usia ini mulai mengalami kenaikan berat badan. Latihan ketahanan adalah cara terbaik untuk mengoptimalkan pembakaran kalori sehingga dapat mengatasi akumulasi lemak.

Cobalah program latihan angkat beban dan berlari yang intensif. Pilates juga dapat bermanfaat untuk menjaga kekuatan dan melindungi tubuh dari sakit punggung yang kerap menyerang usia 40-an.

5. Usia 50-an
Pada usia ini, penyakit kronis kerap muncul seperti diabetes tipe 2 dan kardiovaskular. Pada wanita, saat estrogen menurun pascamenopause, risiko penyakit jantung juga meningkat.

Disarankan untuk melakukan latihan otot dua kali seminggu agar dapat mempertahankan massa otot. Latihan menahan beban, seperti berjalan, juga dianjurkan. Berjalanlah dengan cepat sehingga laju pernapasan meningkat dan berkeringat. Mencoba Tai chi untuk keseimbangan dan rileksasi juga bisa jadi pilihan.

6. Usia 60-an
Penyakit kronis dan kanker semakin meningkat pada usia ini karena faktor penuaan. Mempertahankan aktivitas fisik yang tinggi dapat membantu mencegah beragam kanker, seperti kanker payudara, kanker usus besar dan kanker rahim. Olahraga juga mengurangi penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Aktivitas fisik cenderung menurun dengan bertambahnya usia. Namun, cobalah untuk tetap aktif. Cobalah menari agar aktivitas fisik tetap menyenangkan. Lakukan pula latihan kekuatan fisik dan fleksibilitas dua kali dalam sepekan, aqua-aerobik bisa menjadi pilihan. Latihan kardiovaskular seperti jalan cepat juga mesti dilakukan.

7. Usia 70-an ke atas
Berolahraga di usia 70-an dan setelahnya membantu mencegah rasa lemah yang kerap membuat orang pada usia ini jatuh mendadak. Olahraga juga baik untuk fungsi kognitif. Cobalah untuk tetap bergerak karena kekuatan dan kebugaran menurun dengan cepat jika hanya diam di tempat tidur.

Berjalan sambil berbicara dengan teman dan keluarga sangat disarankan pada usia ini. Latihan kekuatan, keseimbangan dan kardiovaskular dengan intensitas ringan juga dapat dilakukan. ** Baca juga: Agar Nutrisinya Tidak Hilang, Begini Cara Memanggang Makanan yang Sehat

Saran dari ahli fisioterapi juga dibutuhkan jika memiliki penyakit kronis.(ilj/bbs)




Volume Kargo di Tengah Pembatasan Penerbangan Mencapai 34 Juta Kilogram

Kabar6.com

Kabar6- Pembatasan penerbangan dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 dilakukan pada 7 Mei – 7 Juni 2020 sesuai dengan Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 No. 04/2020 yang diperpanjang dengan No. 05/2020.

Sepanjang periode tersebut, PT Angkasa Pura II  (Persero) dan maskapai fokus pada angkutan kargo di tengah adanya pembatasan penerbangan bagi perjalanan orang.

Pada 7 Mei – 7 Juni 2020 volume angkutan kargo di 19 bandara perseroan diperkirakan sekitar 34 juta kilogram, di mana khusus Bandara Internasional Soekarno-Hatta mencapai 27 juta kilogram.

President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan sesuai peraturan memang tidak ada pembatasan bagi penerbangan kargo.

“Tidak ada pembatasan bagi kargo, dan justru diperluas di mana maskapai yang mengoperasikan pesawat dengan konfigurasi penumpang dapat kemudian khusus mengoperasikan penerbangan kargo dengan memuat kargo di kabin penumpang. PT Angkasa Pura II selalu berkoordinasi dengan stakeholder guna menjaga pengelolaan di pergudangan serta aspek lainnya, memastikan kargo tertangani dengan baik,” ujarnya Senin 8/6/2020.

“Di dalam 1 bulan atau sejak 7 Mei hingga 7 Juni 2020, volume angkutan kargo memang tidak sebanyak kondisi normal. Namun, volume yang mencapai 34 juta kilogram ini mencerminkan bisnis angkutan kargo di industri penerbangan tetap terjaga dan masih memiliki peluang tumbuh pada tahun ini,” ujar Muhammad Awaluddin.

Selain maskapai penumpang yang mengoperasikan penerbangan kargo, terdapat juga maskapai yang memang mengoperasikan pesawat kargo (freighter) di bandara PT Angkasa Pura II yaitu My Indo Airlines, Cargo Lux dan K-Mile Air.

**Baca juga: Uji Coba Aplikasi Travelation di Bandara Soekarno-Hatta Diperluas.

PT Angkasa Pura II saat ini memiliki dua perusahaan afiliasi yang bergerak di bisnis kargo: PT Angkasa Pura Kargo (kepemilikan saham 99,99%) dan PT Gapura Angkasa (kepemilikan mayoritas 46,26%).

“Kami memastikan pengelolaan dan pengiriman kargo di bandara-bandara PT Angkasa Pura II dapat tetap lancar di tengah pembatasan penerbangan,” ujar Muhammad Awaluddin. GFM




Ramadan, Volume Sampah di Tangsel Meningkat Hingga 40 Persen

Kabar6.com

Kabar6-Volume sampah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) selama bulan suci Ramadan disebutkan meningkat dari biasanya.

Per hari volume sampah pasar dan rumah tangga yang dihasilkan sekitar 250 ton kubik.

“(Kenaikan volume sampah) beda-beda,” ungkap Kepala Seksi Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel, Rastra Yudhatama saat dikonfirmasi kabar6.com, Senin (27/5/2019).

Ia menyebutkan, seperti di Pasar Jombang dan Pasar Serpong kenaikan sekitar 30 persen. Pasar Ciputat lebih tinggi kenaikan mencapai 40 persen.

Adapun, lanjut Yudha, kenaikan volume sampah di Pasar Cimanggis dikisaran 30-40 persen. “Intinya bertambahnya volume pembeli dan ditambah banyaknya pedagang dadakan yg rata rata dekat dari pasar,” jelasnya.

**Baca juga: Pengamanan Lebaran, Polres Tangsel Kerahkan 989 Personel.

Yudha menambahkan, sampah liar dipinggir jalan juga ikut meningkat 20 persen. Sementara volume sampah rumah tangga bertambah 10-20 persen.

“Kita angkut seperti biasa. Khusus pasar kita adakan operasi pembersihan dengan mengerahkan petugas armada piket,” tambahnya. (yud)




Yuk, Mulai Kurangi Dengar Musik Lewat Earphone

Kabar6-Demi privasi, banyak orang memaki earphone untuk mendengar musik, sambil beraktivitas. Diketahui, telinga manusia memiliki struktur dan fungsi yang luar biasa. Selain proses menghantarkan bunyi sehingga kita bisa mendengar, di dalam telinga terdapat proses pengurangan paparan bising. Secara otomatis, telinga memiliki kemampuan untuk meredam suara yang keras menjadi tidak bermasalah bagi pendengaran.

Hal yang harus diperhatikan, melansir infosehat, telinga juga memiliki batas kemampuan untuk mendengar. Misalnya, untuk bunyi letusan senapan yang memiliki intensitas sekira 110 desibel, telinga hanya boleh terpapar tidak lebih dari 30 detik. Lebih dari itu, maka risiko terjadinya penurunan fungsi pendengaran atau trauma bising akan menjadi lebih besar.

Sama halnya dengan pemakaian headset, earphone, MP3 atau MP4 player, dan perangkat pemutar musik portabel lainnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Ghent, Belgia, menunjukkan bahwa ketika alat pemutar musik digital yang disambungkan dengan earphone diputar pada volume optimal atau maksimal (intensitas sekira 100 desibel), telinga hanya boleh terpapar maksimal lima menit per hari. Hasil ini telah dipublikasikan dalam jurnal Head & Neck Surgery.

Pada volume 90 persen (90 desibel) hanya boleh terpapar selama 18 menit, dan pada volume 80 persen (80 desibel) hanya boleh 1,2 jam dosis maksimal per hari. Selanjutnya, pada volume 70 persen (70 desibel), hanya boleh sekira 4,6 jam maksimal per hari. ** Baca juga: Mengapa Seseorang Bisa Punya Kebiasaan Latah?

Lebih dari itu, risiko terjadinya trauma bising akan lebih besar. Jadi, rendahkan volume saat Anda mendengarkan musik memakai earphone.(ilj/bbs)




Garam Bikin Berat Badan Naik?

Kabar6-Mengonsumsi terlalu banyak lemak dan gula diketahui dapat membuat membuat berat badan bertambah. Nah, bagaimana dengan konsumsi garam? Sebenarnya garam sendiri tidak dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Namun yang harus diingat, berbagai jenis makanan yang mengandung banyak garam juga mengandung banyak lemak dan gula.

Beberapa jenis makanan asin yang sering dikonsumsi adalah makanan siap saji, keripik kentang, biskuit, sup siap saji, atau keju. Berbagai jenis makanan ini, melansir Womenshealthmag, mengandung banyak natrium, gula, dan lemak, yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan bila dikonsumsi secara berlebihan dalam waktu lama.

Selain itu, mengonsumsi banyak garam seringkali juga membuat Anda terus merasa haus dan menyebabkan peningkatan berat badan akibat peningkatan volume air di dalam tubuh.

Jadi, konsumsi garam itu sendiri sebenarnya tidak meningkatkan lemak tubuh secara langsung, tetapi menyebabkan peningkatan retensi air, yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan. ** Baca juga: Konsumsi Putih Telur Miliki 5 Manfaat Mengejutkan

Dengan mengurangi konsumsi garam, maka secara tidak langsung air yang tertahan di dalam tubuh Anda pun akan keluar sehingga berat badan ikut turun.(ilj/bbs)




Dengarkan Musik Terlalu Keras Sebabkan 4 Efek Merugikan Bagi Tubuh

Kabar6-Banyak anak muda yang gemar mendengar musik memakai headphone atau earphone dengan menyetel volume keras atau mendekati maksimal. Padahal kebiasaan seperti ini sangat tidak disrankan.

Banyak ilmuwan, melansir Boldsky, mengklaim bahwa mendengarkan musik dengan suara keras dapat merusak telinga dan otak, bahkan dapat mengganggu fungsi tubuh secara keseluruhan. Apa saja sih pengaruh musik keras untuk tubuh?

1. Turunkan fungsi pendengaran
Ketika volume musik yang Anda dengarkan lebih dari 90 desibel, maka mulai merusak gendang telinga. Anda akan merasa mendengar musik berdengung di seluruh bagian telinga dan juga tubuh. Pada banyak kasus, tidak sedikit terjadi kehilangan pendengaran sementara karena sering mendengarkan musik terlalu keras.

Namun bila kejadian ini terus berlangsung, Anda bisa mengalami kehilangan pendengaran secara permanen. Pastikan Anda tidak menggunakan earphone dalam waktu yang lama, dan pastikan Anda memasang volume pada desibel yang tepat.

2. Masalah saraf
Mendengarkan musik yang terlalu keras ternyata dapat membuat saraf lemah. Anda akan merasakan adanya kerusakan saraf berlangsung jika terus mendengarkan musik dengan suara yang keras.

Hal ini berarti sinyal yang mencapai otak tidak berhasil mencapai tempat tujuannya dan jika masalah ini berlanjut maka dapat terjadi kerusakan otak dan fungsi tubuh lainnya.

3. Infeksi telinga
Berbagi earphone memungkinkan penyebaran infeksi yang berasal baik dari telinga Anda maupun orang yang Anda bagi. Bakteri jahat yang hidup di telinga dapat menempel di earphone dan dapat tersebar dengan mudah saat menggunakan earphone bersamaan.

4. Penurunan konsentrasi
Saat musik keras secara konstan menempel di telinga, secara tidak langsung konsentrasi Anda akan terbagi dan semakin menurun. Anda akan menyadari bahwa mendengarkan musik dapat membuat kemampuan dalam bekerja semakin menurun. ** Baca juga: Apa Sebab Anda Menguap?

Yuk, turunkan volume suara musik yang ingin didengarkan, agar kesehatan telinga Anda terjaga.(ilj/bbs)




Nafsu Makan Bisa Dipengaruhi Oleh Volume Musik

Kabar6-Mungkin Anda termasuk orang yang harus mendengarkan musik saat makan. Tahukah Anda, disadari atau tidak musik bisa memngaruhi selera makan? Sebuah riset dari University of South Florida yang dimuat dalam Journal of the Academic of Marketing Science, mencari tahu apakah volume musik bisa memengaruhi keputusan seseorang untuk memilih makanan.

Dalam penelitian tersebut, melansir halodoc, secara sengaja musik berbagai genre disetel dengan tingkat kebisingan 50-70 desibel (db) di sebuah kafe berlokasi di Stockholm, Swedia, selama dua hari berturut-turut. Sebagai gambaran, volume suara berkisar 50-70 desibel sudah termasuk keras, setara dengan suara percakapan biasa, alat pengering rambut atau penyedot debu, lalu lintas sangat ramai, dan alarm jam.

Mereka kemudian menempelkan tiga macam label (sehat, tidak sehat, dan netral/biasa saja) pada setiap menu yang disajikan. Setelah dua hari pengamatan, tim periset menemukan bahwa musik dengan genre tenang yang disetel dengan volume kecil berhasil membuat orang-orang memilih makanan yang ada dalam kategori sehat.

Untuk lebih memastikan hasil penelitian, mereka kembali melakukan pengamatan yang sama di lokasi yang berbeda yaitu swalayan. Dibuat dua skenario dalam waktu yang berbeda, satu dengan volume pelan dan satunya dengan volume kencang. Ketika dipasangkan musik bervolume keras, pengunjung tanpa disadari lebih cenderung untuk memilih jenis makanan yang kurang sehat. Sementara itu, pembeli yang mendengarkan volume musik pelan cenderung mengambil bahan-bahan makanan yang sehat.

Berdasarkan penelitian tadi dipaparkan, kencang tidaknya suara musik yang orang-orang tersebut dengarkan, baik secara sengaja atau tidak, ternyata mempengaruhi keputusan mereka untuk memilih makanan.

Orang-orang yang makan sambil mendengarkan musik kencang lebih memilih menu makanan yang kurang sehat, seperti kue coklat atau burger dibanding salad buah. Sebaliknya, orang-orang yang diperdengarkan musik bervolume pelan saat mereka sedang pilih-pilih menu akhirnya membeli makanan yang sehat, seperti salad.

Para peneliti mempercayai bahwa musik bergenre lebih tenang, seperti musik klasik dan blues, akan memperlambat detak jantung dan mengatur napas jadi lebih stabil. Selain itu, musik jenis tersebut dapat meningkatkan mood dan meningkatkan fungsi otak. Hasilnya, makan sambil mendengarkan musik pelan membuat Anda merasa lebih tenang dan nyaman.

Setiap kombinasi ini kemudian akan memengaruhi cara seseorang mengambil keputusan yang logis. Karena itulah tidak heran, keputusan yang diambil dalam suasana tenang biasanya akan membuahkan hasil yang paling menguntungkan. ** Baca juga: Kebiasaan Sederhana yang Ternyata Bantu Berat Badan Turun

Sebaliknya, musik bergenre riang dan bertempo cepat yang disetel dengan volume kencang justru memicu otak bekerja terlalu aktif (overstimulasi), sehingga meningkatkan stres dan membuat Anda terburu-buru mengambil keputusan yang tidak tepat.(ilj/bbs)




Benarkah Sering Liat Tontonan Pornografi Sebabkan Pengecilan Volume Otak?

Kabar6-Sebuah penelitian di Jerman mengungkapkan, pria yang sering menonton pornografi cenderung memiliki volume dan aktivitas otak yang lebih sedikit, yaitu pada bagian otak yang berfungsi untuk mengatur rasa senang dan motivasi.

Namun, seperti dilansir Newsmaxhealth, penelitian ini tidak menemukan adanya hubungan sebab akibat di antara keduanya. Hal ini berarti para peneliti hanya menemukan adanya suatu hubungan antara sering menonton pornografi dengan pengecilan bagian otak tertentu, dan bukannya menemukan bahwa menonton pornografi dapat menyebabkan pengecilan bagian otak tertentu tersebut.

Para peneliti tidak menemukan bukti kuat antara apakah menonton film porno dapat menyebabkan suatu perubahan otak tertentu atau orang yang terlahir dengan jenis otak tertentu lebih sering menonton film porno. Dalam penelitian diamati sekira 64 orang pria yang berusia antara 21-45 tahun. Para peneliti kemudian menanyakan beberapa pertanyaan mengenai kebiasaan mereka menonton film porno.

Selain itu, para peneliti juga memfoto otak para pria ini untuk mengukur volume otak mereka dan untuk mengamati bagaimana reaksi otak terhadap berbagai gambar porno.

Hasilnya, volume bagian otak tertentu, striatum, suatu bagian otak yang berhubungan dengan proses pemberian hadiah dan perilaku motivasi menjadi semakin kecil seiring dengan semakin banyaknya konsumsi film porno yang dilakukan oleh peserta penelitian.

Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa bagian otak lain, yang masih merupakan bagian dari striatum, yang biasanya teraktivasi saat seseorang melihat suatu stimulus seksual, menjadi kurang aktif seiring dengan semakin banyaknya konsumsi film porno.

Para peneliti juga menemukan bahwa hubungan antara striatum dan korteks prefrontal (lapisan terluar otak yang berfungsi dalam membuat keputusan dan perilaku seseorang) juga semakin memburuk seiring dengan semakin seringnya seseorang menonton film porno.

Namun karena penelitian ini tidak menemukan bukti bahwa pornografi menyebabkan terjadinya berbagai perubahan pada otak, maka menonton film porno tidak dapat dikatakan sebagai sesuatu kebiasaan yang berbahaya. ** Baca juga: Ternyata, 6 Hobi Ini Bikin Anda Pintar

Masih diperlukan penelitian lanjut mengenai hubungan antara menonton film porno dengan perubahan otak untuk memastikan apakah terlalu sering menonton film porno benar-benar dapat menyebabkan berbagai perubahan pada otak seseorang.(ilj/bbs)




Kebiasaan Malas-malasan Bisa Bikin Otak Menyusut

Kabar6-Bagi sebagian orang, bermalas-malasan sudah menjadi bagian dari keseharian. Namun kebiasaan tersebut siapa sangka ternyata dapat memicu terjadinya penyusutan otak di kemudian hari.

Penelitian yang dilakukan oleh Boston University School of Medicine in Massachussetts, menemukan bahwa kurangnya aktivitas fisik di usia muda akan mengakibatkan penyusutan otak pada 20 tahun kemudian.

Aktivitas fisik, khususnya olahraga memang harus dilakukan demi menjaga kesehatan tubuh. Dikutip dari berbagai sumber, manfaat olahraga tidak hanya akan dirasakan sekarang, tapi juga saat Anda kelak telah berusia lanjut. Tidak hanya kesehatan jasmani, aktivitas fisik juga sangat berguna untuk menjaga kesehatan psikologis.

Termasuk risiko berbagai penyakit seperti jantung, obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, dan demensia. Selain itu juga dapat menjaga kadar kolesterol dalam darah, meningkatkan kualitas tidur, dan membantu Anda terbebas dari berbagai jenis kanker.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Neuorology mengungkapkan bahwa manfaat dari aktivitas fisik adalah menjaga ukuran otak di usia lanjut. Penelitian yang melibatkan 1.583 partisipan tersebut membuktikan bahwa seseorang yang malas atau tidak melakukan aktivitas fisik dengan cukup, akan mengalami penyusutan volume otak saat tua nanti. ** Baca juga: Olahraga yang Dilakukan Usai Bekerja Bisa Turunkan Nafsu Makan?

Diketahui, penyustan volume otak erat kaitannya dengan risiko penyakit demensia dan alzheimer. Jadi, jangan malas untuk mulai melakukan aktivitas fisik mulai sekarang, agar memiliki hidup lebih berkualitas saat usia senja nanti.(ilj/bbs)