1

Selain Berjemur, Ada Cara Lain Dapatkan Vitamin D

Kabar6-Untuk memperkuat daya tahan tubuh dan melindungi dari infeksi, virus dan bakteri jahat, dibutuhkan vitamin D. Berbeda dengan vitamin lain, vitamin D diproduksi oleh tubuh secara alami saat kulit terkena paparan sinar matahari, sehingga berjemur di jam tertentu baik untuk daya tahan tubuh.

Selain berjemur, Anda pun dapat mengonsumsi sejumlah makanan yang kaya vitamin D, antara lain salmon, tuna, dan makarel. Termasuk telur, keju, dan jamur. Melansir beberapa sumber, ini cara mendapatkan manfaat vitamin D selain berjemur:

1. Makan ikan dan seafood yang mengandung lemak baik
Ikan dan seafood adalah makanan alami sumber vitamin D yang paling kaya. Beberapa contoh ikan dan seafood yang kaya vitamin D tersebut antara lain tuna, makarel, oyster atau tiram, udang, ikan sarden, dan ikan teri.

2. Jamur
Jamur adalah satu-satunya tumbuhan sumber vitamin D alami. Mengutip Healthline, jamur yang tumbuh liar tetapi bisa dimakan mengandung vitamin D lebih tinggi ketimbang yang dibudidayakan.

Namun Anda juga bisa memilih jamur yang dibudidayakan dengan sinar UV untuk mendapatkan manfaat vitamin D yang sama tinggi.

3. Kuning telur
Sumber vitamin D alami yang lain adalah kuning telur. Anda bisa memilih telur dari ayam-ayam yang terekspos oleh sinar matahari langsung seperti ayam kampung.

4. Pilih makanan dengan tambahan vitamin D
Beberapa jenis makanan yang dijual di supermarket telah ditambahkan elemen gizi lain (fortified) seperti Vitamin D. Beberapa jenis makanan ini antara lain susu sapi, susu kedelai atau almond, jus jeruk dalam karton, yoghurt jenis tertentu, sereal, dan tofu. Cobalah cek label nutrisinya jika Anda ragu.

5. Konsumsi suplemen vitamin D
Musim hujan bisa membuat paparan sinar matahari menjadi minim di hari-hari tertentu. Anda pun bisa mendapat manfaat vitamin D dengan mengonsumsi suplemen vitamin ini.

Namun, mengingat dosisnya bisa berbeda-beda pada tiap orang, pastikan Anda mengeceknya dengan berkonsultasi pada dokter terlebih dahulu. ** Baca juga: Pilih Waktu Ideal untuk Membersihkan Rumah

Pastikan menu harian Anda mengandung vitamin D.(ilj/bbs)




Agar Tidak Keracunan, Begini Cara Minum Vitamin yang Tepat

Kabar6-Mengonsumsi vitamin tertentu dipercaya bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Namun karena paranoid akibat pandemi COVID-19, banyak orang mengonsumsi vitamin di luar dosis yang dianjurkan.

Akibatnya, Anda mengalami gejala tertentu seperti mual, muntah, sakit perut atau pusing. Lantas, bagaimana cara minum vitamin yang benar dan sesuai dosis? Melansir idntimes, berikut panduannya:

1. Vitamin A, D, E dan K baik dikonsumsi bersama makanan yang mengandung lemak
Vitamin A, D, E dan K termasuk vitamin yang larut dalam lemak. Penyerapan akan lebih maksimal jika vitamin ini diminum bersamaan dengan makanan yang mengandung lemak.

Berdasarkan penelitian, vitamin D yang dimakan bersamaan dengan makan malam akan meningkatkan kadar vitamin D dalam darah sebesar 50 persen.

Ini mengacu pada penelitian berjudul ‘Fat-soluble Vitamin Intestinal Absorption: Absorption Sites in the Intestine and Interactions for Absorption’ yang ditulis oleh AurĂ©lie Goncalves dan diterbitkan dalam jurnal Food Chemistry pada 2015.

2. Suplemen kalsium harus dikonsumsi bersama makanan
Menurut American Bone Health, suplemen kalsium harus dikonsumsi bersamaan dengan makanan. Alasannya, kalsium memerlukan asam dari lambung agar bisa dipecah.

Tetapi, tidak disarankan mengonsumsi suplemen kalsium dengan makanan berserat tinggi, karena serat bisa mengikat kalsium dan mengurangi jumlah kalsium untuk tubuh.

3. Beberapa jenis obat tidak boleh diminum bersamaan dengan vitamin C
Sebenarnya, para ahli gizi menyarankan kita untuk memperoleh vitamin C dari buah-buahan dan sayuran ketimbang suplemen. Vitamin C tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat tertentu. Misalnya, vitamin C dikonsumsi dua jam sebelum atau empat jam sesudah mengonsumsi antasida.

Vitamin C juga tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan estrogen karena akan meningkatkan efek samping. Tak boleh dikonsumsi bersamaan dengan fluphenazine karena akan menurunkan efektivitasnya.

4. Jangan konsumsi vitamin B12 bersamaan dengan kloramfenikol
Sebagai vitamin esensial, tubuh memerlukan vitamin B12 untuk bekerja dengan baik. Fungsi vitamin B12 adalah untuk memproduksi sel darah baru.

Tidak disarankan untuk mengonsumsi vitamin B12 bersamaan dengan kloramfenikol, karena akan menurunkan jumlah sel darah baru. Hindari mengonsumsi vitamin B12 setelah pemasangan stent koroner untuk mencegah risiko penyempitan pembuluh darah.

5. Zink dikonsumsi dua jam sebelum makan
Disarankan untuk meminumnya satu jam sebelum atau dua jam sesudah makan, agar lebih efektif. Tetapi, zink bisa diminum saat makan untuk mencegah sakit perut.

6. Konsumsi magnesium lebih baik pada sore atau malam hari
Magnesium penting untuk mensintesis protein, mengontrol tekanan darah, mensekresi testosteron hingga mengatur aktivitas otot dan sistem saraf.

Disarankan untuk mengonsumsi magnesium di sore atau malam hari, karena zat yang ada di dalamnya bisa membantu untuk rileks dan memperbaiki kualitas tidur.

7. Jangan mengonsumsi teh, kopi dan susu bersamaan dengan zat besi
Zat besi berguna untuk transportasi oksigen ke seluruh tubuh, akan mengikat hemoglobin serta membawa sel darah merah dari paru-paru ke jaringan lain di tubuh. Agar penyerapan zat besi lebih maksimal, jangan konsumsi bersamaan dengan teh, kopi dan susu.

Suplemen zat besi paling baik dikonsumsi dengan air dalam kondisi perut kosong. Jika kita mengonsumsi zat besi saat atau setelah makan, penyerapan akan berkurang hingga 50 persen. ** Baca juga: Studi: Rutin Olahraga Bantu Perlambat Penuaan Otak

Konsumsi vitamin yang tepat akan membuat manfaatnya menjadi lebih maksimal.(ilj/bbs)




Jangan Sembarangan Konsumsi Suplemen Kesehatan

Kabar6-Agar tubuh senantiasa fit, banyak orang mengonsumsi supkemen, yaitu produk kesehatan yang memiliki kandungan satu atau lebih zat, berbentuk nutrisi atau obat.

Nutrisi dalam suplemen makanan umumnya meliputi vitamin, mineral serta asam amino. Suplemen makanan merupakan produk kesehatan atau makanan kesehatan yang memiliki kandungan satu atau lebih zat yang berbentuk nutrisi atau obat.

Meskipun suplemen menawarkan keunggulan masing-masing, apakah tubuh kita benar-benar membutuhkan asupan vitamin setiap harinya? Seorang ahli gizi dan asisten profesor di Yale School of Medicine bernama Donald Boyd MD, melansir Sindonews, mengatakan bahwa pada dosis tinggi suplemen bisa membahayakan. “Suplemen tidak memiliki regulasi seperti obat. Dengan begitu kita tidak tahu apa sebetulnya kandungannya,” jelas Boyd.

Karena itulah, bagi yang sedang mengonsumsi obat, pastikan dokter mengetahui suplemen yang juga Anda konsumsi. Beberapa suplemen seperti vitamin K misalnya, bisa mempengaruhi cara obat bekerja.

Saat operasi, tubuh bisa mengalami perdarahan lebih banyak, dan anastesi bisa saja tidak bekerja optimal. Beberapa suplemen bahkan memberikan peringatan. Seperti beta-carotene dan vitamin A, jika dosis tinggi malah bisa meningkatkan risiko terkena kanker paru bagi perokok.

Lain lagi dengan ibu hamil, konsumsi vitamin A pada bentuk retinol selama masa kehamilan, maka bisa menyebabkan bayi lahir dengan kelainan bawaan. Adapun overdosis vitamin C dan E bisa memicu pertumbuhan tumor. Konsumsi kedua vitamin ini juga bisa mengganggu pengobatan pada pasien kanker.

Hati-hati pula bagi yang mengonsumsi vitamin B12, suplemen terbaru diketahui mengandung dosis tinggi. Anda bisa terkena efek samping seperti cemas, pusing, sakit kepala jika mengonsumsinya berlebihan.

Kelebihan vitamin D bisa mengakibatkan hypercalcemia sehingga akhirnya berujung pada batu ginjal. Namun, di sisi lain perpaduan antara kalsium dan vitamin D justru bisa menurunkan risiko kerapuhan tulang.

Boyd juga menekankan, apabila ada suplemen yang mengklaim bisa menyembuhkan demensia atau Alzheimer, sebaiknya tidak dipercaya. Beberapa suplemen yang disarankan seperti omega 3, minyak ikan sudah terbukti meningkatkan kesehatan jantung, melancarkan peredaran darah, dan mengurangi risiko inflamasi.

Hal yang perlu diingat, suplemen bukanlah pengganti makanan sepenuhnya. Anda tetap perlu mengonsumsi berbagai macam makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Artinya, suplemen hanyalah untuk melengkapi atau menambah asupan makan Anda. ** Baca juga: Begini Cara Sabun Bunuh Virus dan Kuman

Sebelum mengonsumsi suplemen, ketahui dahulu manfaat kesehatannya bagi tubuh dan pastikan bahwa Anda memang membutuhkannya. Ketahui pula risiko yang mungkin ditimbulkan, aturan pemakaian, serta berapa lama Anda harus menggunakannya.(ilj/bbs)




Turunkan Kolesterol dengan Cara Alami

Kabar6-Cara yang paling banyak dilakukan untuk menurunkan kolesterol adalah dengan mengonsumsi obat-obatan tertentu. Nah, selain obat-obatan, ternyata ada banyak cara alami untuk menurunkan kadar kolesterol.

Diet sehat tanpa lemak jenuh akan membantu menurunkan kadar LDL, yang juga dikenal sebagai kolesterol yang jahat. Melansir Foxnews, ada sejumlah tips untuk menurunkan kadar kolesterol alami. Pertama, hindari makanan seperti kuning telur, daging berlemak dan makanan yang mengandung susu. Tambahkan salmon, kacang-kacangan dan oatmeal yang dapat menurunkan kolesterol secara alami.

Olahraga juga merupakan solusi berikutnya. Anda tidak perlu melakukan olahraga ekstrem dan menjadi atlet atau pelari marathon. Hal yang penting Anda terus bergerak, karena segala sesuatu yang dapat meningkatkan denyut jantung akan sangat membantu menurunkan kadar kolesterol.

Penting diingat, obesitas dapat berkontribusi meningkatkan kadar kolesterol. Jadi jika Anda berhasil menurunkan beberapa kilo ekstra dari berat badan, maka kemungkinan kadar LDL Anda juga akan menurun. ** Baca juga: Minum Air Putih Bantu Hilangkan Kantuk

Cara lain, Anda dapat mencoba meminum suplemen. Namun Anda harus tetap melakukan konsultasi pada dokter sebelum mengonsumsinya.(ilj/bbs)




Kapan Waktu Tepat Konsumsi Suplemen Zat Besi?

Kabar6-Zat besi adalah suatu zat dalam tubuh manusia yang erat dengan ketersediaan jumlah darah yang diperlukan. Dalam tubuh manusia, zat besi memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan mengangkut electron di dalam proses pembentukan energi di dalam sel.

Untuk mengangkut oksigen, zat besi harus bergabung dengan protein membentuk hemoglobin di dalam sel darah merah dan myoglobin di dalam serabut otot. Bila bergabung dengan protein di dalam sel zat besi membentuk enzim yang berperan di dalam pembentukan energi di dalam sel.

Zat besi sangat penting bagi para wanita, terutama bila rajin berolahraga secara teratur. Sebuah penelitian mengungkapkan, wanita yang mengonsumsi suplemen zat besi mengalami peningkatan performa saat berolahraga sehingga mereka dapat berolahraga dengan lebih efisien.

Bagaimana mengetahui Anda kekurangan zat besi? Hal pertama yang harus dilakukan, melansir dokter.id, adalah memeriksa ada tidaknya gejala utama dari kekurangan zat besi, yaitu merasa sangat lelah. Jika Anda sering merasa lelah atau bila merasa tidak bertenaga saat berolahraga tanpa penyebab yang jelas, maka mungkin menderita kekurangan zat besi yang mengakibatkan terjadinya anemia.

Tanda kedua adalah bila Anda mengalami menstruasi dalam jumlah yang banyak, maka kadar zat besi di dalam darah mungkin menurun akibat banyaknya darah yang keluar.

Petunjuk ketiga adalah bila Anda merasa mudah marah dan sering merasa kedinginan, maka ini juga merupakan penanda bahwa Anda mungkin sedang kekurangan zat besi.

Sebelum mengonsumsi suplemen zat besi apa pun, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter untuk memastikan benar tidaknya dugaan tadi.

Tergantung pada hasil pemeriksaan dan diagnosa, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk mengonsumsi suplemen zat besi saja atau kombinasi berbagai jenis vitamin dan mineral yang mengandung zat besi di dalamnya. Atau dokter mungkin hanya menyarankan Anda untuk mengonsumsi berbagai jenis makanan yang mengandung banyak zat besi.

Seorang wanita membutuhkan sekira 18 mg zat besi setiap harinya. Anda dapat mencukupi kebutuhan zat besi harian ini dengan mengonsumsi lebih banyak daging sapi, kacang-kacangan kering, kuning telur, gandum, dan sereal yang telah diperkaya oleh zat besi. ** Baca juga: Konsumsi Kacang-kacangan Bikin Anda Lebih Panjang Umur?

Bahkan apabila Anda tidak mengalami berbagai gejala di atas, dianjurkan agar memeriksa kadar zat besi setiap tahunnya, terutama bila Anda merupakan seorang atlet. Namun tidak semua wanita yang mengalami kekurangan zat besi mengalami berbagai gejala di atas.(ilj/bbs)




Butuh Waktu Berapa Lama Virus Flu Menular ke Orang Lain?

Kabar6-Saat salah satu anggota keluarga atau teman kantor satu ruangan ada yang sakit flu, biasanya tak lama kemudian ada saja yang ikut tertular. Ya, gejala flu memang sangat mudah menular, sehingga idealnya Anda perlu cuti sakit dulu sampai benar-benar sembuh.

Lantas, berapa lamakah waktu yang dibutuhkan virus flu agar bisa menular dari satu orang ke orang lainnya? Virus influenza, melansir Hellosehat, menyebar lewat tetesan liur yang muncrat ketika Anda bersin, batuk, atau sekadar berbicara. Tetesan liur itu bisa melesat ke udara hingga 30 cm, dan akhirnya terhirup oleh orang-orang di sekitar.

Gejala flu juga bisa menular melalui sentuhan, misalnya jabatan tangan. Orang yang terinfeksi akan terus bersin dan membersihkan hidung atau menutup hidungnya saat bersin dengan tangan. Tentunya virus akan menempel pada tangannya dan menempel pada berpindah pada setiap benda yang disentuhnya.

Virus flu paling rentan menular selama fase inkubasi, masa di antara paparan pertama sampai munculnya gejala flu. Fase inkubasi umumnya terjadi sekira 24 jam sampai tujuh hari (satu minggu) setelah kontak pertama Anda dengan virus. Ini berarti, Anda dapat terinfeksi dan mengalami gejalanya kapan saja dalam rentan masa inkubasi tersebut.

Orang dewasa bisa menularkan virus flu pada orang lain dalam lima atau 10 hari setelah ia merasakan gejala. Jadi misalnya, Anda mulai mengalami gejala flu pada hari ketiga dalam masa inkubasi, Anda bisa menularkannya pada orang-orang di sekitar mulai dari hari itu juga sampai 10 hari setelahnya.

Selama masa ini, virus akan paling menular dalam 24 jam sampai tiga hari setelah gejala muncul. Artinya, gejala flu Anda akan paling mudah menular dalam 4-6 hari selama masa inkubasi. Setelah itu, tingkat kegawatan penularan flu akan semakin menurun meski risiko penularannya akan tetap sama. Sementara untuk anak-anak yang sehat akan tertular hingga dua minggu kemudian.

Orang yang sistem imunnya sudah lemah dan terkena flu bisa menyebarkan virus influenza selama berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan setelah mereka sembuh dari penyakit tersebut.

Hal itu karena gejala flu sudah bisa menular, bahkan sebelum orang yang terinfeksi merasakan gejalanya atau menyadari bahwa dirinya sudah jatuh sakit. Inilah sebabnya mengapa flu bisa memakan banyak korban setiap tahunnya.

Menurut Center for Disease Control and Prevetion (CDC), cukup sulit menghindari penyebaran virus flu, karena meski sedang dalam masa pengobatan, bukan berarti gejala flu akan langsung berhenti menular.

Jadi, vaksin flu sangat penting untuk Anda dapatkan. Jika Anda sudah divaksin, kesempatan untuk tertular flu dari orang-orang sekitar akan lebih rendah. ** Baca juga: Makanan yang Terbuat dari Tepung Halus Punya Sejumlah Efek Negatif

Cara lainnya adalah dengan sering-sering mencuci tangan dengan sabun hingga bersih, atau gunakan hand sanitizer. Menjaga kebersihan diri adalah cara yang baik untuk mencegah gejala flu menular. Selain itu, minimalisir kontak dengan orang yang sedang sakit dan minum suplemen vitamin C.(ilj/bbs)




Apakah Konsumsi Suplemen Memang Diperlukan pada Musim Hujan?

Kabar6-Datangnya musim hujan memang bisa meningkatkan datangnya risiko berbagai penyakit, mulai dari diare hingga demam berdarah. Karena itulah, tak sedikit orang yang bergantung pada suplemen untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Namun, apakah konsumsi suplemen benar-benar diperlukan pada musim hujan? Suplemen, melansir Klikdokter, berfungsi sebagai tambahan zat gizi bagi tubuh jika makanan sehari-hari tidak dapat memenuhinya. Jadi, bila Anda selalu mengonsumsi makanan dengan komposisi gizi yang seimbang dan lengkap, Anda mungkin belum memerlukan suplemen.

Sebaliknya, bila Anda merasa menu harian masih belum memenuhi kebutuhan zat gizi, terutama vitamin dan mineral, dan bila badan mulai sering jatuh sakit di musim hujan, konsumsi suplemen dapat dipertimbangkan.

Saat musim hujan, terjadi perubahan suhu ekstrem antara udara siang hari dan malam hari. Udara yang panas terik pada siang hari biasanya akan mendadak menjadi dingin ketika hujan datang. Hal ini membuat virus dan bakteri mudah berkembang biak dan tubuh mudah terserang penyakit, seperti batuk pilek.

Untuk menangkalnya, Anda memerlukan tambahan vitamin C. Selain dari buah, vitamin C juga dapat diperoleh dari suplemen. Vitamin C merupakan antioksidan yang baik untuk melawan radikal bebas, juga dapat memperkuat sel pertahanan tubuh yaitu neutrofil. Jadi, vitamin ini dapat meningkatkan daya tahan tubuh Anda.

Memang, konsumsi suplemen vitamin C secara rutin tidak menjamin Anda bebas penyakit. Namun, dengan mengonsumsinya akan membuat durasi penyakit lebih singkat. Jumlah vitamin C yang dianjurkan para ahli adalah 100-200 mg per hari.

Selain vitamin C, Anda juga mungkin memerlukan suplemen vitamin D. Saat musim hujan, awan tebal menutupi sinar matahari sehingga paparan sinar matahari akan jauh berkurang.

Padahal, sinar matahari, khususnya di pagi hari, menjadi sumber vitamin D yang baik untuk tulang dan membantu kerja berbagai enzim. Karena itu, konsumsi suplemen vitamin D sering dianjurkan para dokter, terutama di musim hujan, untuk memperkuat pertahanan tubuh.

Vitamin D dapat diperoleh dari susu, keju, sumber protein nabati seperti tempe, dan suplemen. Untuk mendapatkan manfaatnya secara optimal, dalam sehari Anda memerlukan vitamin D kurang lebih 1000-4000 IU atau 25-100 mikrogram. ** Baca juga: Ada Efek Buruk Mengintai Saat Anda Tidur Terlalu Lama

Satu hal yang perlu Anda ingat, meskipun suplemen tersebut biasanya dijual secara bebas, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui secara detail apa yang tubuh Anda perlukan.(ilj/bbs)




Jangan Salah, Gaya Hidup Sehat Juga Bisa Kekurangan Nutrisi

Kabar6-Bagi banyak orang, gaya hidup vegan disebut lebih sehat karena banyak mengonsumsi makanan dari tumbuh-tumbuhan yang kaya vitamin dan serat. Namun, orang yang menjalani gaya hidup ini pun ternyata perlu berhati-hati karena berisiko kekurangan nutrisi.

Berbeda dengan vegetarian yang masih mengonsumsi produk turunan dari hewan seperti telur dan susu, melansir tempo.co, vegan sama sekali menghindari produk apa pun dari hewan. Hal ini membuat orang yang mengikuti gaya hidup vegan bisa saja kehilangan nutrisi yang cukup dari vitamin B12.

The Vegan Society mengatakan, orang dewasa sebenarnya membutuhkan 1,5 gram vitamin B12 per harinya. Nutrisi ini hanya bisa didapatkan dari daging, ikan, telur, dan produk susu. Jadi, mereka yang menjalani diet vegan juga disarankan untuk mengonsumsi makanan kaya vitamin seperti suplemen tambahan atau juga sereal.

Defisit vitamin B12 dianggap dapat berpengaruh pada saraf, sehingga setelah beberapa tahun menjalaninya, kebiasaan ini dapat menyebabkan penyakit yang kemungkinan akan mengganggu kesehatan sistem saraf, salah satu di antaranya adalah stroke.

Seorang Profesor Epidemiologi dan Deputi Direktur Epidemiologi Kanker dari Oxford University bernama Tim Key, yang juga adalah vegan menegaskan dirinya harus mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin B12 hingga saat ini.

“Jika Anda ingin menjadi vegan, jangan sungkan untuk membaca makanan apa yang perlu Anda makan sebagai vegan. Akan sangat mengkhawatirkan jika mengabaikan B12,” ungkap Tim.

Tom Sanders, Profesor Diet dan Nutrisi dari King’s College London bahkan menggarisbawahi kasus seorang ibu hamil yang kekurangan vitamin B12, melahirkan anak dengan gejala neuropati atau kerusakan sistem saraf.

“Hal yang membuat saya khawatir adalah semakin banyak orang yang memilih menjadi vegan tidak sadar kalau mereka butuh kombinasi sumber protein,” kata Tom lagi. ** Baca juga: Air Bisa Picu Alergi?

Jadi hidup sehat pun harus memperhatikan sejumlah kandungan nutrisi dalam makanan yang kita konsumsi agar selalu terpenuhi.(ilj/bbs)




Makanan dan Minuman yang Bantu Tingkatkan Kekebalan Tubuh di Musim Penghujan

Kabar6-Tiap memasuki musim penghujan, biasanya tidak sedikit orang yang terserang penyakit. Entah itu flu, batuk, diare, demam, bahkan sejumlah penyakit yang berbahaya.

Karena itulah, Anda perlu meningkatkan daya tahan tubuh agar bisa menahan serangan berbagai penyakit. Salah satunya, melansir idntimes, dengan mengonsumsi beberapa makanan dan minuman yang bisa membantu menjaga daya tahan tubuh agar tetap fit. Makanan dan minuman apa saja yang dimaksud?

1. Jeruk
Kandungan vitamin C yang banyak terdapat pada jeruk bisa menjaga daya tahan tubuh. Untuk mengonsumsinya bisa dengan langsung dimakan ataupun dijus. Namun, jika dijus usahakan dengan takaran gula yang sedikit mungkin.

2. Bayam
Selain mengandung zat besi yang baik untuk peredaran darah dan juga anemia, sayuran ini pun memiliki kandungan vitamin C serta antioksidan.

3. Kacang almond
Tidak hanya enak, almond juga punya berbagai khasiat dalam kesehatan. Salah satunya, menjaga daya tahan tubuh karena memiliki kandungan vitamin C dan E. Kandungan antioksidan yang terdapat dalam almond juga bermanfaat untuk melindungi tubuh dari penuaan dan kerusakan sel. Antioksidan tersebut terkandung pada lapisan kulit yang berwarna cokelat.

4. Brokoli
Kandungan vitamin C dan E dlam brokoli bisa menjaga tubuh agar tetap fit. Antioksidan yang terdapat pada brokoli juga bisa membantu melawan kerusakan kulit akibat polusi dan paparan sinar matahari.

5. Jamur
Kandungan antioksidan yang tinggi dalam jamur bisa menangkal radikal bebas, mengurangi risiko penyakit jantung, dan juga alzheimer. Vitamin B riboflavin dan niacin juga berperan dalam menjaga kekebalan tubuh.

6. Tiram
Makanan laut ini memiliki banyak manfaat yang jarang diketahui. Kandungan nutrisi seperti seng, zinc, zat besi, kalsium, dan kalium dapat menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, zat besi yang terdapat dalam tiram juga bisa mempercepat penyembuhan luka.

7. Teh hijau
Teh hijau memiliki kandungan flavonoid yang merupakan zat antioksidan. Zat tersebut bisa membantu mencegah flu dan batuk yang rawan menyerang di musim hujan seperti ini.

8. Yoghurt
Camilan dan hidangan penutup ini pun bisa membantu tubuh memperkuat sistem imun. Kandungan mineral dan gizi dalam yoghurt dapat meningkatkan produksi sel T yang merupakan salah satu sel darah putih. Sel tersebut berperan dalam melawan penyakit yang masuk ke tubuh. ** Baca juga: Bolehkan Membunyikan Sendi Jari Tangan?

Jangan lupa, imbangi dengan mengonsumsi vitamin tambahan agar semakin terasa efeknya.(ilj/bbs)




Ketahui Waktu Terbaik Dapatkan Sinar Matahari

Kabar6-Manfaat sinar matahari, terutama untuk sintesis vitamin D, bisa didapatkan apabila kita terpapar dalam durasi yang wajar. Berjemur secara berlebihan, justru membuat kita mengalami peningkatan risiko luka bakar, hingga kanker kulit.

Ada beragam pendapat mengenai waktu terbaik untuk mendapatkan sinar matahari. Pendapat paling umum adalah saat pagi hari. Pendapat lain mengatakan bahwa waktu terbaik adalah saat siang hari.

Sebuah penelitian, melansir Kompas, mengemukakan bahwa waktu terbaik untuk mendapatkan sinar matahari adalah siang hari. Alasannya, pada waktu inilah risiko kanker kulit jenis cutaneous malignant melanoma (CMM), justru berada di angka yang paling rendah.

Selain itu, paparan sinar matahari yang didapatkan antara pukul 10.00 hingga pukul 15.00, dapat memicu produksi vitamin D, yang dapat bertahan dua kali lebih lama dalam darah, jika dibandingkan dengan vitamin D yang dikonsumsi dalam bentuk suplemen atau makanan.

Meski demikian, pada jam-jam tersebut risiko kulit terbakar matahari juga akan meningkat karena sinar matahari cukup menyengat. Karena itulah kita perlu membatasi waktu paparan.

Waktu ideal terkena paparan matahari, hanyalah 5-15 menit setiap harinya. Itu pun bisa didapatkan saat melakukan kegiatan sehari-hari, seperti berjalan saat siang hari.

namun Anda tidak perlu meluangkan waktu khusus untuk berjemur, demi mendapatkan vitamin D yang dibutuhkan. Paparan sinar matahari di wajah, tangan, atau lengan sebanyak dua hingga tiga kali seminggu, sudah cukup untuk menjaga kadar vitamin D di tubuh.

Bagi yang akan menghabiskan banyak waktu di bawah sinar matahari, gunakan tabir surya spektrum luas dengan cukup. Jika ingin memanfaatkan sinar matahari untuk mendapatkan vitamin D, bisa menunda pemakaian sunscreen.

Namun, hal ini hanya berlaku sebentar saja, yaitu 5-15 menit, sesuai dengan waktu ideal mendapatkan sinar matahari. Setelah itu, Anda tetap harus menggunakan sunscreen untuk mencegah dampak paparan sinar matahari berlebih. ** Baca juga: Mana yang Lebih Disarankan, Makan Kentang Tanpa atau dengan Kulitnya?

Pemakaian sunscreen juga harus diulangi setiap dua hingga tiga jam sekali.(ilj/bbs)