1

BPS Banten Sebut Rokok jadi Salah Satu Penyebab Angka Kemiskinan di Kota Naik

Kabar6.com

Kabar6-Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten merilis angka kemiskinan. Dari hasil maka terlihat angka kemiskinan di perkotaan lebih tinggi daripada di perdesaan pada tahun 2020.

Kepala BPS Provinsi Banten, Adhi Wiriana menerangkan, angka kemiskinan di perkotaan naik 0,82 persen atau naik 67 ribu menjadi 540 ribu jiwa. Dibandingkan dengan Maret 2020 yaitu 472 ribu.

Jika diperdesaan, Adhi menjelaskan, sebagian besar masyarakat perdesaan bergerak dipertanian. Karena pertanian kurang terdampak, otomatis kenaikan penduduk miskin sedikit yaitu 0,39 atau 14 ribu.

“Kenaikan angka kemiskinan di perkotaan dipengaruhi oleh mayoritas masyarakat yang bekerja didunia perindustrian dan terkena PHK karena dampak Covid-19,” ujarnya kepada wartawan dan rilis BPS Banten, ditulis Selasa (16/2/2021).

Dari data yang dihimpun oleh BPS, Adhi mengatakan, masyarakat diperkotaan sebelumnya 57 persen bekerja disektor formal atau di industri dan perusahaan. Namun diakhir Agustus 2020 turun menjadi 50 persen, ada penurunan 7 persen.

Adhi menjelaskan, disisi lain, angka pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) atau informal justru mengalami kenaikan dari 40 persen menjadi 48 persen.

“Sektor informal kenapa meningkat? Karena mereka kan mudah masuk dan mudah keluar, tadinya yang di PHK dari industri tadi,” terangnya.

Adhi menjelaskan, ada beberapa sebab yang menjadi pengaruh paling besar kepada garis kemiskinan. Terdapat dua komoditas yang dipantau oleh BPS yaitu makanan dan non makanan.

Adhi menjelaskan, BPS memantau orang-orang miskin dari apa yang dibelanjakan. Pada September 2020 garis kemiskinan per kapita/bulan adalah Rp515 ribu.

**Baca juga: Prediksi Potensi Cuaca Buruk Satu Pekan Kedepan di Banten

Diketahui bahwa 18 persen itu masyarakat gunakan untuk membeli rokok, sementara untuk beras 12 persen serta susu bubuk 3 persen.

“Karena mereka di PHK kan nganggur, jadi lebih banyak ngelamun, mungkin juga stres, jadi konsumsi rokok lebih tinggi,” tutupnya.(eka)




Simpan Sabu di Dalam Bungkus Rokok, Yoyo Diciduk Polisi

Kabar6.com

Kabar6 – Jajaran Satuan Reserse Narkoba Polresta Tangerang Polda Banten meringkus seorang pria berinisial BTH alias Yoyo (29) lantaran kedapatan memiliki narkoba jenis sabu. Yoyo ditangkap Peruk Pondok Makmur, Desa. Kota Baru Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Kamis (28/1/2021) tengah malam.

“Saat ditangkap dan dilakukan penggeledahan, petugas menemukan barang bukti narkoba jenis sabu seberat 2,33 gram yang di dengan plastik klip warna bening yang disembunyikan di dalam bungkus rokok,” kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro, Sabtu (30/1/2021).

Selain itu, polisi juga menemukan 6 lembar plastik klip warna bening yang diduga disiapkan untuk mengemas narkoba jenis sabu untuk selanjutnya diedarkan. Polisi pun kemudian menggelandang tersangka Yoyo beserta barang bukti ke Mapolresta Tangerang untuk kepentingan penyidikan.

“Akan terus didalami, dari mana tersangka mendapatkan barang itu dan kemana saja diedarkannya,” terang Wahyu.

**Baca juga: Baru 6 Bulan, Proyek Peningkatan Jalan Megu – Gembong Sudah Amblas

Tersangka Yoyo dijerat Pasal 114 ayat (1) subsider Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman penjara paling singkat 5 tahun penjara dan paling lama 20 tahun penjara.

“Tersangka saat ini masih dalam pemeriksaan intensif guna menggali keterangan demi kepentingannya pengembangan kasus,” pungkasnya. (Vee)




Ketahui Bahaya Hirup Asap Rokok yang Menempel pada Sejumlah Benda

Kabar6-Selain perokok pasif atau secondhand smoker yang menghirup asap rokok secara langsung di udara, perokok pihak ketiga atau third hand smoker adalah seseorang yang terkena zat sisa asap rokok, yang menempel di permukaan benda di sekitarnya.

Pada dasarnya, perokok pihak ketiga juga terkena racun dari rokok yang tertinggal di lingkungan. Dan hal ini paling sering ditemui apabila dalam suatu keluarga terdapat perokok dan tinggal di dalam satu rumah.

Menurut Dr George Matt peneliti dari Universitas San Diego, melansir Kompas, zat sisa asap rokok dapat bertahan di permukaan benda, khususnya dalam rumah. Dikatakan Dr. Matt, rumah dapat menjadi sumber dan penampungan utama polutan asap rokok. Ahli kimia lingkungan Eunha Hoh mengungkapkan, asap rokok mengandung ribuan zat kimia yang sebagian besar bersifat beracun dan karsinogenik.

Zat ini dapat menempel di berbagai benda, terutama pada lingkungan ruangan tertutup yang memiliki permukaan berpori. Salah satu komponen yang diketahui bersifat karsinogenik dan dapat tersimpan di lingkungan adalah polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH).

Komponen ini menyerap ke dalam dinding, furnitur, dan benda berbahan gypsum serta karpet di dalam rumah. Zat tersebut dapat tersimpan dalam waktu yang lama dengan kadar zat yang terus meningkat.

Penelitian oleh Sleiman pada 2010 menunjukkan, penyerapan nikotin dari asap rokok dapat berlangsung lebih cepat, dan jumlah yang terserap cenderung konsisten pada permukaan di dalam ruangan, termasuk permukaan kulit dan pakaian.

Zat nikotin tersebut akan tersimpan dan dapat bereaksi dengan asam nitrat di udara sehingga membentuk karsinogen nitrosamine yang dapat diserap tubuh melalui pernapasan, pencernaan dan kontak dengan kulit.

Zat sisa asap rokok dapat dideteksi dengan adanya bau rokok pada permukaan benda setelah tidak adanya asap rokok. Hal ini juga menunjukkan adanya racun dari rokok pada permukaan benda tersebut. Lantas, bagaimana dampaknya terhadap kesehatan?

1. Risiko penyakit kanker
Seperti paparan zat karsinogen pada umumnya, perokok pihak ketiga juga berisiko terkena kanker apabila berada di lingkungan yang terdapat zat sisa asap rokok dalam waktu yang lama.

Penelitian oleh ahli biokimia bernama Hang pada 2013 menunjukkan dampak paparan third hand smokers yang tertinggal di lingkungan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan sel hingga DNA. Rusaknya rantai DNA dalam sel akibat paparan zat dari sisa asap rokok dapat menyebabkan sel bermutasi menjadi sel kanker.

2. Kerusakan organ dalam tubuh
Tidak hanya kerusakan sel yang berakibat terhadap tumbuhnya sel kanker, sisa zat rokok juga berpotensi menyebabkan kerusakan pada sistem kardiovaskuler dan organ liver.

Penelitian oleh Martins-Green pada 2014 menunjukkan, dampak paparan third hand smoker di antaranya adalah terjadi peningkatan sel lemak tubuh dan kerusakan pada liver akibat peningkatan kadar lemak.

Paparan zat sisa rokok memicu inflamasi paru yang dapat berakibat pada penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) dan asma, serta menghambat penyembuhan luka pada permukaan kulit.

3. Risiko diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan kondisi apabila terjadi resistensi insulin sehingga menghambat penggunaan glukosa dalam tubuh. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh tekanan oksidatif.

Menurut Martins-Green, berdasarkan hasil penelitiannya, paparan zat dari sisa asap rokok dapat menyebabkan peningkatan tekanan oksidatif sehingga dapat memicu dan memperburuk resistensi insulin dan menyebabkan diabetes tipe 2.

Siapa saja yang paling berisiko jadi third hand smoker? Zat sisa rokok akan bertahan dalam waktu yang lama hingga puluhan tahun, dan jumlah kadar racun yang tersimpan akan terus bertambah. Hal inilah yang menyebabkan siapa saja yang berada di lingkungan tersebut dapat mengalami dampak dari paparan tersebut, terutama anak-anak dan lansia.

Anak dari perokok akan sangat berisiko terkena paparan asap rokok dan lingkungan yang dengan kontaminasi asap rokok. Hal ini karena zat sisa asap rokok akan terus ada di lingkungan rumah, pakaian, dan kendaraan dengan kadar kontaminasi yang signifikan.

Anak yang memiliki kebiasaan memasukan tangan ke mulut setelah menyentuh suatu permukaan menjadi lebih berisiko. Sedangkan lansia memiliki risiko yang lebih karena kerentanan terhadap penyakit terus meningkat seiring dengan pertambahan usia.

Untuk menghilangkan zat sisa asap rokok di dalam rumah, diperlukan pembersihan seluruh sudut rumah, barang-barang, dan furnitur, hingga mengecat ulang dinding rumah untuk meminimalisir kadar racun yang melekat di dinding. ** Baca juga: Jangan Salah Pilih, Ada 5 Jenis Bantal yang Bantu Anda Tidur Nyenyak

Namun upaya pencegahan akan lebih mudah dan sederhana dengan tidak merokok, atau berhenti merokok di dalam rumah.(ilj/bbs)




Pasien UGD di Rusia Keluar Ruangan dengan Pisau Menancap pada Punggung Hanya untuk Merokok

Kabar6-Bagi banyak orang, rokok sudah menjadi bagian dari hidupnya. Mereka merasa sulit berhenti merokok, bahkan sebagian orang lebih memilih tidak makan ketimbang menunda merokok.

Nah, di Rusia ada sebuah peristiwa unik sekaligus menggelitik tentang kebiasaan merokok. Seorang pria bernama Vladimir (34) yang berasal dari Kazan, melansir metro.co.uk, keluar dari ruang Unit Gawat Darurat (UGD) sebuah rumah sakit dengan kondisi setengah telanjang, hanya untuk menikmati sebatang rokok.

Padahal, pada punggung Vladimir tertancap sebuah pisau yang cukup dalam. Diketahui, pisau tersebut bersarang di punggungnya setelah Vladimir berkelahi dalam kondisi mabuk. Namun belum jelas apa penyebab perkelahian itu.

Para staf UGD rumah sakit tersebut merasa heran dengan apa yang dilakukan Vladimir. “Vladimir apa engkau sudah gila?” tanya seorang perawat. ** Baca juga: Pria AS Ini Ditembak Sang Kekasih Karena Mendengkur Kelewat Keras

Perawat pun berusaha membujuknya dengan mengatakan bahwa di luar dingin. Kemudian, Vladimir berbalik menjawab kalau sebenarnya dia ingin merokok. Selanjutnya, Perawat menjawab kalau dirinya tidak punya rokok. Vladimir tetap tak mempedulikan perawat tadi, dan masih terus melangkah ke luar.

Beruntung, pada bujukan yang terakhir Vladimir mau kembali ke ruangan. “Anak muda, engkau bakal segera mati. Jadi, ayo masuk dan kamu bakal disuntik. Setelah itu engkau boleh pulang,” kata seorang dokter.

Bagi Vladimir, rokok tampaknya lebih berharga dibanding nyawa.(ilj/bbs)




Ratusan Ribu Orang di Inggris ‘Pensiun’ Merokok Karena Takut COVID-19

Kabar6-Khawatir akan meningkatkan risiko terserang COVID-19 yang parah, lebih dari 300 ribu orang di Inggris memutuskan untuk berhenti merokok

Data ini semakin diperkuat dengan survei yang dilakukan oleh YouGov. Melansir Okezone, lebih dari 1.000 orang Inggris disurvei oleh YouGov bekerjasama dengan Action on Smoking Health (ASH), tempat konsultasi untuk membantu orang berhenti merokok. Penelitian baru menunjukkan, saat ini sekarang makin banyak orang yang memilih gaya hidup yang lebih sehat.

Diketahui, COVID-19 adalah penyakit yang menyerang paru-paru, sehingga kondisi ini dapat membuat perokok lebih mungkin untuk menderita komplikasi jika mereka terinfeksi virus.

Penelitian menemukan, dua persen perokok telah berhasil berhenti sejak awal pandemi. Delapan persen sedang mencoba untuk berhenti, sementara 36 persen mengatakan mereka telah mengurangi.

Terlepas dari upaya yang dilakukan oleh orang Inggris untuk berhenti merokok, banyak penelitian menemukan bahwa hanya ada hubungan kecil antara merokok dan gejala serta komplikasi virus corona yang parah.

University College London memulai penelitian dan menemukan bahwa proporsi perokok di antara pasien rumah sakit lebih rendah dari yang diharapkan. Satu studi menyebut bahwa proporsi perokok Inggris di antara pasien virus hanya sekira lima persen.

Dikatakan juga, perokok tidak selalu membutuhkan perawatan intensif apabila tertular COVID-19 daripada pasien lainnya. Data dari Amerika Serikat (AS) menunjukkan, hanya 1,3 persen dari 7.000 orang yang dites positif terinfeksi virus adalah seorang perokok.

Para ilmuwan telah mengakui bahwa tidak ada penjelasan mengapa beberapa perokok tidak berisiko lebih besar terkena COVID-19. Tetapi beberapa menyatakan bahwa faktor gaya hidup lain membuat beberapa perokok tidak mengalami komplikasi parah.

Untuk lebih memahami hubungan antara merokok dan virus corona, para peneliti di Perancis menguji coba patch nikotin sebagai pengobatan untuk beberapa pasien COVID-19.

“Merokok merusak paru-paru Anda dan melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko mengembangkan komplikasi yang mengancam jiwa dari COVID 19. Perokok juga lebih mungkin membutuhkan perawatan untuk kondisi serius lainnya seperti serangan jantung, stroke, diabetes, kanker, dan emfisema,” demikian tulis ASH.

Beberapa kondisi di atas, dikatakan ASH, bisa disebabkan melalui rokok dalam bentuk apa pun. Misalnya shisha, ganja, atau zat lain juga meningkatkan risiko pada manusia.

Pada Maret 2020 lalu, Sekretaris Kesehatan Matt Hancock mengatakan, kebiasaan merokok akan semakin memperburuk kondisi pasien apabila terinfeksi. Kepala petugas medis, Chris Whitty, sebelumnya mengatakan hal yang sama dan ini menjadi waktu yang tepat untuk berhenti merokok.

Dalam pernyataan, Ketua ASH, Nick Hopkinson, mengatakan bahwa merokok dapat merusak sistem kekebalan tubuh dan kemampuan seseorang untuk melawan infeksi. ** Baca juga: Hindari Berat Badan Melonjak Selama Puasa

“Semakin banyak bukti bahwa merokok dikaitkan dengan hasil yang lebih buruk pada mereka yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19. Berhenti merokok juga dengan cepat mengurangi risiko orang terhadap masalah kesehatan lain seperti serangan jantung dan stroke,” jelas Hopkinson.(ilj/bbs)




Peneliti Prancis Uji Kandungan Nikotin untuk Obat COVID-19

Kabar6-Sebuah penelitian di Prancis mengungkapkan bahwa nikotin, zat yang biasanya terkandung dalam rokok, dinilai dapat melindungi orang dari infeksi COVID-19.

Hal ini, melansir theguardian, dimulai ketika para peneliti di rumah sakit terkenal di Paris memeriksa 343 pasien COVID-19 dan 139 pasien COVID-19 dengan gejala ringan. “Di antara pasien-pasien ini, hanya lima persen adalah perokok,” kata Zahir Amoura, rekan penulis studi dan seorang profesor penyakit dalam.

Tentunya penemuan ini juga memiliki dasar teori. Menurut ahli neurobiologi terkenal bernama Jean-Pierre Changeux dari Institut Pasteur Prancis, yang juga ikut menulis penelitian ini, nikotin diketahui dapat melekat pada reseptor sel. Hal ini membuatnya dapat menghalangi virus masuk ke sel dan menyebar ke tubuh.

Para peneliti saat ini juga sedang menunggu persetujuan dari otoritas kesehatan di Prancis untuk melakukan uji klinis lebih lanjut. Mereka juga berencana menggunakan nikotin pada petugas kesehatan di rumah sakit Pitie Salpetriere, Paris, untuk melindungi dari penularan virus.

“Kita tidak boleh melupakan efek berbahaya nikotin. Mereka yang tidak merokok sama sekali tidak boleh menggunakan pengganti nikotin yang menyebabkan efek samping dan kecanduan,” ungkap Jerome Salomon, pejabat kesehatan Prancis. ** Baca juga: Begitu Lockdown di Tiongkok Berakhir, Tas Hermès Langsung Ludes Dibeli

Ya, kita tunggu saja.(ilj/bbs)




Rokok Sebabkan Kerutan pada Kulit?

Kabar6-Banyak orang yang susah lepas dari rokok atau tidak bisa berhenti merokok. Padahal, merokok mempercepat proses penuaan, dan menyebabkan terbentuknya keriput atau kerutan pada kulit.

Perubahan pada kulit ini, melansir WebMd, mungkin dapat terjadi hanya dalam waktu 10 tahun setelah Anda mulai merokok. Semakin banyak rokok yang dihisap dan semakin lama Anda merokok, maka semakin banyak pula keriput yang terbentuk pada kulit. Tidak hanya pada kulit wajah, pembentukan keriput juga terjadi di bagian tubuh lainnya, termasuk lengan tangan.

Nikotin yang terdapat di dalam rokok dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah pada lapisan terluar kulit yang menyebabkan gangguan aliran darah pada kulit Anda.

Dengan berkurangnya aliran darah pada kulit, maka kulit anda tidak memperoleh cukup oksigen dan nutrisi penting yang diperlukannya, termasuk vitamin A.

Selain itu, berbagai kandungan zat kimia (lebih dari 4.000 jenis) lainnya di dalam rokok juga dapat merusak kolagen dan elastin (serat yang membuat kulit tetap kuat dan elastis) pada kulit. ** Baca juga: Disarankan untuk Lepas Alas Kaki Saat Anda Masuk Rumah

Kerusakan kolagen dan elastin pada kulit membuat kulit menjadi kendur dan keriput sebelum waktunya. Paparan panas berulang dan ekspresi wajah yang dibuat saat merokok, yaitu memajukan bibir dan menyipitkan mata saat menghisap rokok juga berperan dalam pembentukan keriput pada kulit Anda.

Sayangi kulit, lakukan kebiasaan sehat mulai sekarang.(ilj/bbs)




Hindari 6 Hal Ini Saat Anda Mulai Alami Gejala Flu dan Batuk

Kabar6-Selama musim penghujan, banyak orang terserang flu dan batuk. Tidak hanya membuat tubuh jadi lemas, flu dan batuk juga dapat mengganggu aktivitas harian, sekaligus membuat banyak pekerjaan menjadi tertunda.

Flu dan batuk terjadi salah satu penyebabnya karena daya tahan yang menurun. Di sisi lain, melansir dokter.id, terdapat beberapa hal yang dapat membuat flu dan batuk Anda semakin memburuk. Apa sajakah itu?

1. Merokok
Merokok dan menjadi seorang perokok pasif dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran pernapasan dan membuat gejala flu atau batuk yang Anda alami semakin memburuk. Jadi, pastikan Anda menghentikan kebiasaan merokok selama sakit, atau bahkan selamanya.

2. Stres
Berbagai penelitian telah menunjukkan, stres akan membuat Anda lebih mudah terkena infeksi berbagai jenis virus flu dan memperburuk gejala flu dan batuk saat Anda sakit. Selain itu, stres juga dapat mengganggu tidur Anda.

3. Tidak bersihkan tangan menggunakan sabun
Bila memungkinkan, cucilah tangan Anda dengan sabun untuk membunuh kuman dengan lebih baik. ** Baca juga: Yuk, Cuci Tangan Usai Pegang 7 Benda Ini untuk Hindari Virus

4. Konsumsi minuman berkafein
Meskipun konsumsi kopi membuat lelah atau kantuk hilang, pastikan Anda menghindari minuman berkafein tersebut karena dapat mengalami dehidrasi, termasuk minuman beralkohol.

5. Makan tidak teratur dan kurang minum
Saat sakit, mungkin Anda menjadi tidak nafsu makan dan malas minum. Padahal ketika sakit justru merupakan saat-saat di mana tubuh Anda membutuhkan cairan lebih banyak, terutama bila Anda juga mengalami demam.

Setop kebiasaan buruk tadi saat Anda mulai mengalami gejala flu dan batuk.(ilj/bbs)




Sebenarnya Berapa Lama Nikotin Dapat Bertahan dalam Tubuh?

Kabar6-Pada tembakau, kadar nikotin dapat mencapai 0,6-3 persen dari berat kering tembakau. Nikotin bersifat adiktif. Dalam rata-rata, sebatang rokok memberikan asupan 2mg nikotin yang terserap dalam tubuh.

Senyawa inilah yang membuat perokok mengalami ketergantungan terhadap rokok dan produk yang mengandung nikotin lainnya. Ciri-ciri adiksi dan ketergantungan nikotin di antaranya adalah perubahan perilaku, penggunaan berlebihan, kembali ke kebiasaan merokok setelah berhenti, ketergantungan fisik dan psikologis, serta toleransi obat.

Lama waktu yang dibutuhkan nikotin untuk benar-benar meninggalkan tubuh, melansir Newhealthguide, tergantung beberapa faktor seperti berapa banyak tembakau yang Anda gunakan, jenis tes yang dilakukan untuk mengukur tingkat nikotin, dan bagaimana kemampuan tubuh memetabolisme racun.

Berapa lama nikotin berada di dalam tubuh? Saat seseorang menghisap nikotin maka nikotin akan masuk dalam tubuh dan akan diubah menjadi kotinin pada paru-paru sebelum keluar dari dalam tubuh melalui urine. Nikotin dan kotinin dapat dideteksi dalam darah, urine, air liur dan rambut.

Saat lab menguji tingkat nikotin, biasanya nikotin akan hilang dalam waktu 1-3 hari setelah Anda berhenti menggunakan tembakau. Jika lab menguji untuk tingkat kotinin, akan terus terdeteksi selama 1-10 hari setelah penggunaan terakhir tembakau.

Kadar nikotin dan kotinin dalam urine biasanya tidak terdeteksi dalam waktu 3-4 hari setelah berhenti menggunakan produk tembakau. Namun bagi perokok pasif, tes urin nikotin bisa positif selama 15-20 hari.

Kotinin juga bisa lebih lama untuk dibuang bila menggunakan rokok mengandung mentol. ** Baca juga: Cara Berjalan Dapat Pengaruhi Mood Anda?

Tes air liur dapat mendeteksi tingkat kotinin sampai empat hari. Tes folikel rambut bisa dilakukan selama berbulan-bulan setelah merokok. Hal ini sangat akurat untuk 1-3 bulan setelah Anda berhenti merokok dan nikotin dapat terdeteksi sampai satu tahun.

Ini merupakan tes khusus yang digunakan bila tes lain mempunyai hasil yang kurang memuaskan.(ilj/bbs)




Lakukan Sejumlah Kebiasaan Harian yang Bisa Perlambat Penuaan Kulit

Kabar6-Saat penuaan datang, wajah bisa menjadi bagian pertama dari tubuh yang menunjukkan tanda-tanda awal ‘tidak muda lagi. Sementara itu, ada banyak penyebab yang dapat memperburuk kesehatan kulit, baik itu stres, paparan sinar matahari atau kurangnya perawatan kulit yang tepat.

Untuk melawan tanda-tanda seperti keriput, kulit bernoda, dan kerutan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Melansir Sindonews, berikut ini kebiasaan harian yang dapat memperlambat proses penuaan kulit.

1. Makan bersih dan enak
Makanan memainkan peran utama dari masalah kulit. Jauhi makanan olahan dan makan sebanyak mungkin. Sertakan buah-buahan segar, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian untuk menjaga kadar antioksidan dan kolagen Anda tetap tinggi.

2. Tabir surya
Pastikan untuk menerapkan tabir surya setiap kali Anda melangkah keluar rumah. Seseorang harus mengoleskan krim 15 menit sebelum bepergian.

3. Hidrasi kulit
Jika kulit terhidrasi, itu sehat. Minumlah banyak air dan gunakan pelembap yang baik setiap hari.

4. Hindari rokok dan alkohol
Jika Anda ingin berpenampilan terbaik saat bertambah usia, tinggalkan alkohol dan merokok, dua faktor utama yang berkontribusi pada penuaan kulit.

5. Tidur
Tidur malam yang baik dapat berkontribusi banyak bagi kesehatan kulit. Tidur dapat meningkatkan kolagen secara alami, membuat kulit bercahaya dan sehat.

Jaga kulit tetap sehat agar terlihat selalu awet muda.(ilj/bbs)