1

Alasan Jatuh Cinta Bisa Bikin Berat Badan Naik

Kabar6-Menurut sebuah penelitian, berat badan dan jatuh cinta atau saat seseorang menjalin hubungan asmara, memiliki korelasi yang sangat kuat. Ya, ada kemungkinan berat badan jadi naik gara-gara jatuh cinta.

Penelitian dari National Centre of Biotechnology Information, melansir peacequarters, menemukan bahwa bila Anda bahagia, maka berat badan bisa ikut naik. Studi ini dilakukan selama empat tahun, dan diikuti oleh 169 pasangan suami istri (pasutri). Para pasangan tersebut diberikan pertanyaan sebanyak dua kali dalam setahun tentang kepuasan dan kebahagiaan dalam pernikahan mereka

Dari penelitian tersebut ditemukan, pasangan yang tidak bertambah berat badan cenderung mudah berpisah. Sedangkan, mereka yang memiliki pernikahan bahagia, justru bertambah berat badan.

Penelitian serupa juga dilakukan di Central Queensland University, Australia. Hasilnya, mereka yang sudah memiliki pasangan punya gaya hidup yang tidak sehat dibandingkan dengan yang lajang. Mereka melihat bahwa kunci yang membuat berat badan jadi naik karena menurunnya keinginan untuk memberikan kesan istimewa pada pasangan.

Ini alasan yang cukup logis, karena ketika kita menemukan pasangan yang tepat, tidak ada lagi tekanan untuk memberikan penampilan yang terbaik. Akibatnya, berat badan pun ikut bertambah karena kita tidak lagi menjaga makanan. ** Baca juga: Ada 5 Efek yang Terjadi Saat Anda Berlebihan Minum Kopi

Langkah terbaik agar berat badan tetap stabil sehingga jauh dari gangguan kesehatan adalah bersama-sama dengan pasangan menjalankan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, dan rutin berolahraga.(ilj/bbs)




Gaya Hidup Harian yang Bisa ‘Undang’ Penyakit

Kabar6-Karena kesibukan harian, baik untuk urusan kantor maupun rumah tangga, terkadang Anda lupa memperhatikan kesehatan diri sendiri. Alhasil, ada sejumlah kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari ternyata berefek buruk bagi kesehatan.

Padahal, gaya hidup yang biasa Anda lakukan itu bisa ‘mengundang’ penyakit. Melansir Futurecycle, ini tujuh gaya hidup yang dimaksud:

1. Pola tidur tidak teratur
Istirahat malam yang cukup dapat menurunkan tekanan darah tinggi saat melakukan aktivitas di pagi hingga sore hari, dan mengurangi detak jantung yang tidak teratur. Orang yang memiliki waktu tidur tidak cukup cenderung lebih rentan terkena serangan jantung.

2. Kurang sinar matahari
Kekurangan vitamin D mengakibatkan timbunan plak-plak kotor dalam pembuluh darah. Dokter menyarankan, setidaknya butuh minimal 30 menit terpapar sinar matahari pada pukul 10.00-15.00 setiap hari untuk membantu tubuh memproduksi vitamin D yang sangat baik bagi kesehatan.

3. Minim konsumsi sayur dan buah
Sebuah penelitian menemukan, orang yang cukup mendapatkan asupan gizi buah dan sayur dapat menurunkan risiko terserang stroke hingga 52 persen. Buah dan sayur mengandung serat, vitamin, mineral, antioksidan, dan kaya akan kalium. Kalium adalah elektrolit penting bagi fungsi jantung dan juga membantu menyeimbangkan kadar asam basa dalam tubuh.

4. Kurang jalan kaki
Coba luangkan waktu untuk berjalan kaki sebelum bekerja. Berjalan 10 ribu langkah setara dengan berolahraga selama 45 menit. ** Baca juga: 4 Bahaya Konsumsi Makanan Asin dan Pedas Bagi Kesehatan

5. Tidak jaga kebersihan gigi
Ternyata kesehatan gigi dan jantung saling berhubungan. Bahkan penelitian menunjukkan, buruknya kesehatan gigi dan radang gusi dapat menyebabkan penyakit jantung. Peradangan kronis yang terjadi pada lapisan gusi bisa memengaruhi tubuh dan menyebarkan bakteri-bakteri kecil ke dalam aliran darah.

6. Tidak minum susu
Penelitian terbaru menunjukan, wanita yang mendapatkan asupan susu tertinggi mengurangi 50 persen risiko mereka terhadap penyakit diabetes, dibandingkan dengan wanita yang kurang menerima asupan susu.

7. Jarang liburan
Pergi liburan dengan keluarga atau teman dapat mengurangi tingkat stres penyebab tekanan darah tinggi. Bahkan, sebuah studi selama 20 tahun yang melibatkan 750 wanita mengungkapkan, mereka yang tidak berlibur sekali dalam enam tahun berisiko 50-100 persen terkena serangan jantung.

Menjaga kesehatan dengan gaya hidup sehat akan menjauhkan Anda dari sejumlah penyakit berbahaya.(ilj/bbs)




Susah BAB Selama Karantina COVID-19 di Rumah, Ini Penyebabnya

Kabar6-Selama karantina di rumah, sebagian orang mungkin mengalami konstipasi atau susah buang air besar (BAB), atau tidak rutin BAB seperti biasanya. Mengapa kondisi ini bisa terjadi?

Berada di rumah saja tentu mengubah gaya hidup Anda, dan ini ternyata berpengaruh pada pencernaan serta kesehatan, termasuk frekuensi BAB. Melansir beberapa sumber, berikut beberapa penyebab konstipasi yang Anda alami:

1. Jarang gerak
Sedentary atau kebiasaan duduk lama selama kerja di rumah, dan jarak perjalanan yang hanya di dalam rumah, tentu mengurangi jumlah gerak. Kondisi ini bisa berimbas pada metabolisme tubuh.

Solusinya, cobalah untuk lebih banyak bergerak, misalnya keliling rumah, atau saat menerima telepon Anda bisa sambil berdiri dan jalan-jalan keliling rumah. Lakukan juga olahraga setiap hari dengan bantuan video tutorial di YouTube atau Instagram.

2. Pola makan yang berubah
Mungkin secara tidak sadar, Anda mengonsumsi lebih banyak makanan tinggi gula, lemak, sodium. Atau Anda semakin sering mengonsumsi makanan instan yang kurang serat dan nilai gizinya kurang baik.

Solusinya, perbanyak konsumsi sayuran dan buah, yang bisa Anda pesan lewat online, atau buat jadwal belanja mingguan. Kurangi beli jajanan dan camilan junk food, atau batasi jumlah asupan dan frekuensinya. ** Baca juga: Pandemi COVID-19 Bisa Jadi Alasan Tepat untuk Berhenti Merokok

3. Kurang minum
Saat di rumah, bisa jadi frekuensi Anda minum jadi lebih jarang. Solusinya, letakkan tumbler atau botol minum yang ada takaran atau ukurannya di sebelah Anda setiap waktu. Jadi, Anda akan ingat untuk minum dan lebih mudah dihitung jumlahnya.

4. Stres
Metabolisme dan sistem pencernaan sangat sensitif dan mudah dipengaruhi oleh stres, cemas, dan perubahan rutinitas. Khawatir soal konstipasi yang terjadi juga bisa meningkatkan gangguan pencernaan, sehingga banyak penelitian memang mengaitkan dampak stres dengan sulit BAB.

Jadi, cobalah untuk mengelola stres Anda, lakukan meditasi dan olahraga untuk membantu agar BAB jadi lancar.(ilj/bbs)




Memasuki Usia 30-an, Ini 4 Risiko Kesehatan yang Mengintai Wanita

Kabar6-Banyak wanita yang menganggap bahwa memasuki usia 30-an adalah saatnya mulai memikirkan karier dan keluarga secara lebih serius. Namun banyak yang lupa, usia 30-an juga saatnya mulai memikirkan soal kesehatan dengan lebih serius.

Mengapa demikian? Melansir Aura, ketika memasuki usia kepala tiga, risiko beberapa penyakit akan meningkat. “Ini bukan hanya tentang membuat perubahan besar secara tiba-tiba. Sama dengan ketika memulai usia dua puluhan, kita tidak hanya harus mulai berhati-hati terhadap berapa banyak alkohol yang diminum dan menghindari merokok, namun juga harus semakin waspada terhadap beberapa isu kesehatan wanita yang potensial,” ungkap Dr. Kim Glass, dokter umum di Bupa Health Clinics di London, Inggris.

Disebutkan Glass, terdapat sejumlah penyakit yang risikonya semakin tinggi dialami oleh wanita berusia 30-an. Apa sajakah itu?

1. Kanker serviks
Ketika berusia antara 25-49 tahun, wanita dianjurkan melakukan papsmear setiap tiga tahun sekali. “Deteksi dini terhadap berbagai masalah dapat memberikan pengaruh besar terhadap penanganannya,” jelas Glass.

Ditambahkan, “Satu dari dua puluh wanita yang menjalani tes papsmear mendapat hasil yang tidak normal. Meski tes ini tidak berarti mereka positif terkena kanker, pemeriksaan lebih lanjut dapat membantu menurunkan risiko (kanker serviks) dan mendeteksi virus berbahaya seperti sub-tipe virus HPV (Human Papilloma Virus) yang dapat menyebabkan kanker serviks di kemudian hari. Saya tidak akan pernah cukup mengatakan bahwa tes ini sangat membantu menyelamatkan kehidupan Anda.”

2. Kanker payudara
“Wanita di usia 30-an juga harus memeriksa payudara dan area di sekitarnya dari keberadaan benjolan secara teratur,” kata Glass. “Penting untuk mengetahui seperti apa bentuk jaringan payudara alami Anda dan segera menyadarinya jika ada yang berubah, sehingga Anda akan bisa menemukan tanda-tanda (kanker) itu sejak dini.”

3. Stres
Wanita di usia tiga puluhan juga sangat rentan terkena stres yang disebabkan oleh tekanan di urusan pekerjaan, tanggung jawab keuangan, hingga urusan rumah tangga.

“Ketika mengalami stres kita akan mengeluarkan beberapa hormon termasuk hormon kortisol yang menyebabkan tubuh Anda terjebak pada ‘gigi lima’, sedangkan tubuh kita tidak didesain untuk terus-terusan berada di jalur cepat,” urai Glass.

Stres yang berkepanjangan dapat memicu munculnya penyakit-penyakit lain yang berbahaya. “Jika tidak dikelola dengan tepat, stres dapat menyebabkan masalah pada sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko terjadinya berbagai macam infeksi. Stres juga bisa menjadi penyebab munculnya penyakit kardiovaskular atau masalah dengan sistem pencernaan di kemudian hari,” jelas Glass.

4. Cedera otot dan sendi
Wanita usia 30-an cenderung lebih mudah mengalami masalah muskuloskeletal atau suatu kondisi yang mengganggu fungsi sendi, ligamen, saraf, otot, tendon, dan tulang belakang. ** Baca juga: Adakah Efek Kafein pada Kulit?

“Otot-otot kita akan aus seiring berjalannya waktu, dan seiring bertambahnya usia persendian kita mengalami degenerasi yang berarti kita berisiko lebih besar mengalami putaran lutut atau keseleo di pergelangan tangan dan kaki,” ungkap Glass.

Di usia 30-an, fleksibilitas tubuh berkurang sehingga sedikit gerakan yang terlalu keras atau salah posisi dapat memicu cidera punggung, lutut, dan pinggul. “Untuk menghindari hal ini, mulailah melakukan olahraga secara teratur,” saran Glass.

Gaya hidup dan pola makan yang sehat akan menghindari Anda dari penyakit berbahaya.(ilj/bbs)




Kunci Utama Dapatkan Tubuh Sehat, Berpikir Optimis

Kabar6-Sebuah penelitian yang dilakukan di Australia mengungkapkan, sikap optimis bisa membuat tubuh lebih sehat. Sedangkan orang yang berpikiran pesimis dan lebih menggantungkan hidup pada keberuntungan dan nasib, cenderung menjalani kehidupan yang tidak sehat.

Para peneliti dari Melbourne Institute of Applied Economic and Social Research, melansir Wolipop, menganalisa data pada pola makan, olahraga dan kepribadian pada lebih dari 7.000 orang. Hasilnya, orang yang optimis merencanakan masa depannya cenderung memiliki pola makan sehat, lebih banyak berolahraga, mengurangi rokok dan menghindari minuman keras.

Menurut Professor Deborah Cobb-Clark dari Melbourne Institute, riset yang dilakukannya menunjukkan hubungan antara tipe kepribadian yang dimiliki seseorang dengan gaya hidup sehat.

“Penelitian kami menunjukkan adanya pengaruh langsung antara kepribadian seseorang dengan bagaimana dia menjalani gaya hidup sehat,” ungkapnya.

Menurut Deborah, obesitas yang banyak terjadi seharusnya dapat mengubah kebiasaan pola makan masyarakat. Memiliki pemahaman psikologis mengenai pola makan dan kebiasaan berolahraga adalah hal utama yang diperlukan untuk mengerti tentang obesitas. ** Baca juga: Mana yang Lebih Sehat, Susu Bubuk atau Susu Cair?

Penelitian tersebut juga menemukan fakta bahwa pria dan wanita memiliki pandangan berbeda tentang keuntungan dari gaya hidup sehat. Pria menginginkan hasil yang terlihat secara fisik dari pilihan hidup sehat mereka, sedangkan wanita lebih menikmati gaya hidup sehat setiap harinya.

Apa pun yang terjadi, tetaplah berpikir optimis.(ilj/bbs)




Penelitian Ungkap, Orang Religius Biasanya Hidup Lebih Lama

Kabar6-Sebuah penelitian menunjukkan, orang religius memiliki kesempatan untuk hidup lebih lama atau panjang umur. Selama ini sudah banyak penelitian yang mempelajari hubungan antara agama, status pernikahan, dan gender dengan kualitas hidup seseorang.

Gender dan status pernikahan diketahui memengaruhi harapan hidup seseorang. Hasilnya, wanita hidup sekira 4,8 tahun lebih lama ketimbang pria. Nah, pengaruh agama pada kesehatan fisik seseorang juga menunjukkan hasil yang hampir serupa.

Studi yang diterbitkan online pada jurnal Social Psychological and Personality Science, melansir Hellosehat, meneliti berita kematian (obituari) lebih dari 1.000 orang di Amerika Serikat. Data penelitian mengindikasikan bahwa orang yang hidup beragama rata-rata memiliki kesempatan hidup 3,8 tahun lebih lama daripada yang tidak beragama.

Banyak peneliti mencari faktor apa yang menyebabkan seseorang yang beragama memiliki kesempatan untuk hidup lebih lama. Hingga akhirnya peneliti sepakat bahwa agama mengarahkan seseorang untuk memiliki gaya hidup yang lebih baik.

Banyak agama yang mengatur atau melarang penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Diketahui, obat-obatan terlarang dan kebanyakan minum alkohol bisa membahayakan kesehatan. Terlalu banyak minum alkohol bisa meningkatkan risiko seseorang terkena berbagai penyakit, seperti penyakit hati, komplikasi diabetes, disfungsi seksual, penyakit jantung, dan kanker.

Tidak hanya itu, sebagian besar agama juga mengatur kehidupan seks seseorang. Seks yang tidak bertanggung jawab bisa menimbulkan dan menyebarkan berbagai macam penyakit seperti HIV/ AIDS, gonore, klamidia, dan juga herpes.

Tanpa perawatan, semua penyakit yang disebabkan akibat seks bebas, kecanduan alkohol, dan penyalahgunaan narkoba bisa bertambah parah, menyebabkan komplikasi, hingga berakhir dengan kematian yang lebih cepat.

Hidup beragama juga diyakini para periset dapat mengurangi stres. Meskipun gejalanya tidak terlihat kasat mata dan susah terdeteksi, stres berat bisa merusak kualitas hidup seseorang. Anda jadi susah tidur, tidak bisa mengatur emosi, dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Orang yang beragama biasanya sering mengikuti acara keagamaan seperti berdoa bersama umat lainnya serta menerapkan rasa syukur pada hidupnya. Bersyukur adalah salah satu emosi positif yang memengaruhi kesehatan tubuh. Meningkatnya kesehatan orang-orang tersebut ditandai dengan berkurangnya tingkat stres, depresi, dan kecemasan, serta angka tekanan darah yang lebih seimbang.

Walaupun penelitian menunjukkan hasil demikian, ada faktor lain yang menunjang kesehatan tubuh seseorang. Apa lagi faktor yang menunjang hidup agar senantiasa sehat? Tentu dengan pola makan seimbang, istirahat yang cukup, dan rutin olahraga.

Memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tubuh, membatasi konsumsi makanan cepat saji, berminyak, berlemak, mengandung gula tinggi dan berpengawet juga perlu Anda terapkan. Seimbangkan dengan aktivitas fisik dan istirahat yang cukup.

Selain itu, selalu menjaga kebersihan diri dan tempat tinggal, berhenti merokok, serta membangun relasi yang baik dengan setiap orang merupakan kunci untuk selalu sehat dan panjang umur, terlepas dari agama Anda. ** Baca juga: 4 Fakta Unik Seputar Tidur

Gaya hidup sehat memang dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang.(ilj/bbs)




Kombinasi Jus Jeruk dan Burger Tidak Disarankan?

Kabar6-Burger dan jus jeruk dingin menjadi kombinasi makanan yang sering dipilih untuk mengganjal perut. Padahal tanpa disadari, ada risiko di balik nikmatnya kombinasi kedua menu tersebut.

Menurut sebuah penelitian, melansir Dailymail, apabila Anda makan burger ditambah jus jeruk, maka dipastikan berat badan akan bertambah. Tidak hanya itu, Anda juga akan merasa lebih cepat lelah. Periset menemukan, mengonsumsi makanan yang dikemas protein dengan minuman manis, dapat menurunkan oksidasi lemak hingga delapan persen.

Tumpukan oksidasi lemak-memulai pemecahan molekul lemak dan memberi orang energi jangka panjang. Peneliti memilih untuk mempelajari ini sehingga mereka bisa menganalisis bagaimana minuman yang mengandung gula mempengaruhi cara tubuh membakar lemak setelah makan.

Saat ini minuman bergula merupakan sumber gula terbesar dalam makanan Amerika. “Kami menemukan bahwa sekira sepertiga dari kalori tambahan yang diberikan oleh minuman manis tidak dikeluarkan, metabolisme lemak berkurang, dan butuh sedikit energi untuk memetabolisme makanan. Efisiensi metabolisme yang menurun ini mungkin ‘prima’ pada tubuh untuk menyimpan lebih banyak lemak,” kata Dr Shanon Casperson, penulis utama studi tersebut.

Tim peneliti merekrut 27 orang dewasa, 13 pria dan 14 wanita, semuanya dianggap memiliki berat badan yang sehat dan rata-rata berusia 23 tahun. Setelah mengikuti serangkaian tes, tim peneliti menemukan bahwa para peserta sangat menyukai makanan gurih dan asin selama sekira empat jam setelah mengonsumsi makanan yang dipasangkan dengan minuman yang mengandung gula.

“Temuan menunjukkan bahwa minum minuman manis dengan makan berdampak pada kedua sisi persamaan keseimbangan energi. Di sisi asupan, energi tambahan dari minuman tidak membuat orang merasa lebih puas,” jelas Dr Caserson.

Ditambahkan, “Di sisi pengeluaran, kalori tambahan tidak dikeluarkan dan oksidasi lemak berkurang. Hasilnya memberi wawasan lebih jauh tentang peran potensial dari minuman pemanis gula, sumber gula tunggal terbesar dalam makanan Amerika, dalam penambahan berat badan dan obesitas.”

Kemungkinan, dikatakan periset, studi ini terbatas karena perubahan pola makan hanya diukur dalam waktu singkat. Oleh karena itu, kehati-hatian harus digunakan saat melakukan ekstrapolasi data penelitian terhadap perubahan pola makan selama periode waktu yang lebih lama. ** Baca juga: Kentang Sebagai Alternatif Pengganti Nasi Saat Diet

Selain itu, karena hanya pada orang dewasa dengan berat badan yang sehat dan sehat, para penulis mengingatkan bahwa individu yang kelebihan berat badan dapat merespons perubahan diet secara berbeda.(ilj/bbs)




Cara Optimal Tetap Bugar di Usia 40-an

Kabar6-Harus diakui, kinerja organ tubuh cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Terlebih bila tidak diimbangi dengan pola hidup sehat, wanita usia 40 tahun ke atas rentan terhadap penyakit.

Lantas, bagaimana untuk meningkatkan kesehatan secara optimal? Melansir Sheknows, berikut cara sehat dan mudah tetap bugar di usia 40-an:

1. Pola makan
Asupan kalori perlu diperhatikan, bila ingin jalani diet sebaiknya disesuaikan dengan tingkat aktivitas. Fokus pada asupan kalsium baik dari suplemen ataupun susu untuk menjaga kesehatan. Jangan lupa konsultasi ke dokter atau ahlinya agar diet tidak dilakukan sembarangan.

2. Olahraga
Mulailah rutin berolahraga untuk membantu menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit jantung. Selain itu kegiatan sehat ini juga membantu menjaga tulang dan otot yang kuat. ** Baca juga: Ubah 4 Kebiasaan Buruk yang Bisa Bantu Cegah Depresi

3. Me time
Kebanyakan wanita sering mendahulukan kebutuhan keluarga dan menomorduakan kesehatan diri sendiri. Hal ini sebaiknya mulai diubah, tidak ada salahnya memprioritaskan diri agar selalu sehat. Lakukan kegiatan yang disukai, sempatkan untuk ‘me time’ agar tubuh selalu bugar.

4. Cek catatan medis
Pemeriksaan fisik dan ginekologi sebaiknya dilakukan secara rutin atau tahunan. Selalu konsultasi dengan dokter saat ada keluhan, para dokter spesialis biasanya menyarankan untuk memiliki catatan medis agar bisa terus dipantau kesehatannya.

Yuk, mulai terapkan pola hidup sehat.(ilj/bbs)




Pola Makan yang Tepat Bisa Bantu Tingkatkan Mood

Kabar6-Tidak hanya mempengaruhi tubuh, makanan sehat juga bisa berdampak pada mood seseorang, lho. Jadi, apabila Anda sedang menjalani program diet, maka aturlah pola makan dengan cara yang tepat.

Diet dengan mengonsumsi makanan tinggi lemak, risiko untuk terkena penyakit kardiovaskular akan lebih besar. Sementara diet rendah kalsium juga akan berisiko mengalami osteoporosis.

Memilih makanan yang akan dikonsumsi, sangat penting dilakukan, karena neurotransmitter atau utusan otak ini akan menyampaikan informasi ke seluruh otak. Zat ini berperan dalam memicu, mengatur, mengintensifkan atau mengurangi suasana hati dan reaksi kita terhadap situasi. Bahkan, mempengaruhi makanan yang dikonsumsi.

Neurotransmitter bergantung pada lemak sehat dan karbohidrat kompleks, vitamin, mineral dan protein. Ketika neurotransmisi menjadi tidak normal, atau tingkat transmitter terlalu tinggi dan terlalu rendah maka akan mempengaruhi suasana hati, perilaku atau masalah berpikir.

Hal ini terjadi karena sel-sel otak kita tidak dapat secara akurat menyampaikan apa yang terjadi, menyebabkan respon yang tidak sesuai pada situasi. Bukan tidak mungkin, Anda akan kehilangan emosi, merasa cemas atau gugup yang berdampak pada suasana hati yang tidak baik.

Solusinya adalah dengan mengonsumsi makanan yang sehat, seimbang dan bergizi. Melansir Care2, ada delapan cara untuk meningkatkan suasana hati. Apa sajakah itu?

1. Jangan lewatkan makan
Biasakan makan tepat waktu tiga kali sehari. Jika dirasa kurang, Anda bisa menambahkan camilan sehat setelah agenda makan. Karena menunda makan, mengakibatkan penurunan kadar gula darah, yang dapat menyebabkan perasaan mudah marah, gugup dan kelelahan.

2. Konsumsi protein setiap makan
Protein menstabilkan gula darah, mengurangi nafsu makan dan mengurangi jumlah makanan dikonsumsi, sehingga dapat melindungi Anda dari perubahan suasana hati dan kelelahan.

3. Konsumsi sayuran berserat tinggi
Banyak mengonsumsi sayuran berserat seperti sayuran brokoli, kale, dan seledri mampu membantu menstabilkan gula darah.

4. Konsumsi buah-buahan berserat tinggi
Selain sayuran, konsumsi buah-buahan berserat tinggi seperti apel dan pir juga dibutuhkan. Vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya bisa meningkatkan energi.

5. Konsumsi makanan yang kaya asam lemak esensial
Beberapa sumber yang sangat baik berasal dari asam lemak termasuk salmon, biji rami, kacang-kacangan, dan minyak zaitun. EFA seperti omega-3 dan omega-6 membantu dalam transmisi impuls saraf dan juga diperlukan untuk fungsi normal dari otak. Karena kurangnya asam lemak esensial dalam tubuh bisa menyebabkan depresi.

6. Perbanyak minum air putih
Tubuh manusia terdiri dari sekira dua pertiga air, yang sangat penting bagi tubuh untuk melaksanakan setiap fungsinya. Kurang mengonsumsi air putih bisa menimbulkan gejala awal seperti dehidrasi termasuk sakit kepala, kelelahan, perubahan mood dan kesulitan berkonsentrasi.

Cobalah untuk minum setidaknya delapan gelas air setiap hari atau sesuai kebutuhan. Anda bisa melakukannya dengan mengatur alarm di ponsel dan selalu membawa air putih ke mana pun pergi.

7. Kurangi kafein
Banyak orang menghilangkan rasa haus mereka dengan kopi dan minuman ringan yang mengandung banyak kafein. Padahal, efek penarikan kafein berkontribusi dalam menimbulkan rasa ketidaksabaran dan mudah tersinggung.

8. Kurangi asupan gula
Konsumsi makanan yang mengandung gula seperti sukrosa dan sirup jagung fruktosa tinggi, mendestabilkan kadar gula darah, meningkatkan risiko diabetes dan memberikan kontribusi terhadap fluktuasi suasana hati.

Anda bisa menggantinya dengan alternatif lain yang sehat termasuk madu, sirup maple, dan stevia. ** Baca juga: Kendalikan Nafsu Makan dengan Sejumlah Makanan yang Bikin Kenyang Lebih Lama

Berolahraga secara teratur dan tidur yang cukup juga akan sangat membantu meningkatkan suasana hati. Lebih dari itu, cukup beristirahat membuat Anda lebih siap mengelola tingkat emosional.(ilj/bbs)




Apa Saja Manfaat Lakukan Puasa Satu Kali Dalam Seminggu?

Kabar6-Beberapa orang lagi melakukan puasa untuk alasan diet dan kesehatan. Puasa juga sering dihubungkan dengan proses detoksifikasi, membakar lemak dan lain sebagainya.

Puasa juga dapat meningkatkan imunitas tubuh dan memperkuat kebiasaan makan, termasuk membawa perubahan secara fisiologi tubuh yang tidak bisa Anda dapatkan hanya dengan perubahan diet atau dengan olahraga.

Hampir semua orang dapat melakukan puasa. Banyak manfaat kesehatan yang bisa Anda dapatkan dengan melakukan puasa satu kali dalam seminggu. Melansir Boldsky, ini sejumlah manfaat yang dimaksud:

1. Detoksifikasi tubuh
Setiap kali berpuasa, tubuh Anda membuang toksin-toksin yang ada di dalam tubuh dan menghasilkan tubuh yang lebih sehat. Selain itu, dengan berpuasa Anda dapat memperbaiki proses pencernaan.

2. Memecah lemak
Saat berpuasa, tubuh tetap membutuhkan energi daripada tubuh mendapatkan energi. Tubuh mendapatkan energi dari glukosa yang sudah ada di dalam tubuh, kemudian tubuh akan membakar lemak juga untuk mencukupi kebutuhan energi. Begitulah cara menurunkan berat badan dengan puasa.

3. Perkuat imunitas tubuh
Salah satu keuntungan berpuasa satu kali dalam seminggu adalah memperkuat sistem imunitas tubuh. Dengan berbuka puasa dengan buah-buahan yang kaya mineral dan vitamin akan meningkatkan sistem imunitas tubuh.

4. Kontrol gula darah
Dengan berpuasa, tubuh akan memecah glukosa di dalam darah untuk digunakan sebagai energi. Jumlah insulin yang dihasilkan tubuh juga semakin berkurang. Hal ini akan membantu tubuh menurunkan kadar gula darah.

5. Turunkan tekanan darah
Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, puasa akan membantu mengontrolnya. Saat berpuasa tubuh akan menurunkan produksi hormon seperti adrenalin yang menyebabkan tekanan darah naik.

6. Tenangkan saluran pencernaan
Saat berpuasa, organ-organ yang bertanggung jawab dalam proses pencernaan dapat beristirahat dan bekerja lebih lambat karena hanya nekerja untuk memproses cairan tubuh.

7. Perbaiki pola makan
Dengan berpuasa secara teratur, Anda akan mengontrol kebiasaan makan. Ikuti proses puasa Anda dengan pola makan yang sehat. ** Baca juga: Jenis Makanan yang Dianjurkan untuk Kesehatan Kulit dan Kuku

Agar manfaat puasa bisa Anda dapatkan secara maksimal, perhatikan makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka puasa.(ilj/bbs)