1

Isak Tangis Iringi Pemakaman Merry Yulyanda di Solear

Kabar6-Isak tangis mewarnai pemakaman jenazah Merry Yulyanda, Pramugari Lion Air JT-610 saat tiba di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Perumahan Taman Kirana Surya, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Jumat (9/11/2018 ).

Yulmadhi dan Aidah, orangtua almarhumah terlihat pasrah dan tidak bisa berkata apa apa atas kepergian putri semata wayangnya, hanya ucapan terimah kasih pada semua pihak yang telah membantu proses pemakaman putrinya.

“Terimakasih pada semuanya yang telah membantu saya sekeluarga dalam peroses pemakaman putri saya,” ujarnya di lokasi TPU.**Baca Juga: Puluhan Kepala Sekolah di Pandeglang Dilantik.

Pemakaman gadis 23 tahun tersebut sempat tertunda selama tiga puluh menit akibat kurang koodinasi dengan pihak penggali kubur, sehingga janajah sampai di TPU makam belum selesai digali.(Tim K6)




Korban Lion Air JT-610, Jenazah Sahabudin Tiba di Griya Cilegon

Kabar6-Tenda berdiri di depan rumah yang beralamat di Griya Cilegon, Blok C RT03/03 Desa Harjatani, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten.

Kursi berjejer rapih diduduki oleh para warga dan sanak keluarga. Isak Tangis pun pecah ketika jenazah Sahabudin, salah seorang korban pesawat nahas Lion Air JT 610, tiba di rumah duka.

Jenazah tiba pada Kamis (8/112018) dini hari, sekira pukul 00.10 WIB. Lalu, tetangga, teman dan kerabat, silih berganti mengirimkan doa bagi almarhum.

“Almarhum akan dimakamkan di Cikande (Kabupaten Serang), di samping makam orangtuanya,” kata Djiji Darji, kakak ipar korban, ditemui di rumah duka, Kamis (08/11/2018).

Rencananya, usai dishalatkan di masjid dekat rumah duka, jenazah almarhum Sahabudin akan dibawa ke kampung halamannya di Desa Nambo Udik, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, untuk dimakamkan.

Proses pemakaman dijadwalkan sekitar pukul 10.00 wib di Tempat Pemakaman Umum (TPU), dekat rumah orangtuanya.**Baca Juga: Pembahasan SIDa Minim Peserta, Wakil Bupati Pandeglang Meradang.

“Jadi sebelum dimakamkan, akan ada upacara. Jenazah akan diserahkan dari pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ke keluarga,” jelasnya.(dhi)




Warga Banten Korban Lion Air JT-610 Terdata 31 Orang

kabar6.com

Kabar6-PT Jasa Raharja (Persero) berjanji siap memberikan uang santunan kepada setiap korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 yang telah teridentifikasi. Nantinya setiap korban meninggal akan diberikan uang santunan sebesar Rp50 juta.

“Dari data kami korban yang berdomisili di Banten ada 31 orang,” ungkap Kepala PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Banten, Haryo Pamungkas di Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Senin (4/11/2018).

Menurutnya, hingga kini dana santunan diserahkan kepada tiga orang penumpang yang teridentifikasi. Yakni atas nama, Endang Nur Sri Bagusnita, Dodi Junaedi dan Rohmanir Pandi Sagala (bukan Martua Sahata).

Haryo menyatakan, bahwa pihaknya hingga kini terus memantau perkembangan korban yang telah berhasil diidentifikasi. Jika telah teridentifikasi maka dana santunan dapat langsung diserahkan kepada keluarga korban.

Sesuai ketentuan, lanjutnya, masa kedaluarsa santunan berlaku enam bulan sejak tragedi pesawat jenis Boeing 737-8MAX itu jatuh di perairan Tanjung Karawang pada Senin (29/10) lalu. Meski demikian pihaknya masih menunggu kebijakan dari pemerintah pusat.**Baca juga: Tabrak Pohon di Bandara Soetta, Sopir Mobil Box Terjepit.

“Tapi saya yakin tidak sampai enam bulan semuanya sudah teridentifikasi. Karena kan metode identifikasi sudah sedemikian cara,” ujarnya usai menyerahkan santunan ke Sefti Dursbianti istri Dodi Junaedi.(yud)




Besok Jenazah Dodi Korban Lion Air JT-610 Dibawa ke Rempoa

kabar6.com

Kabar6-Jenazah jaksa Dodi Junaedi, satu dari empat jaksa korban pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Tanjunh Karawang telah teridentifikasi lewat DNA. Kini jasadnya disemayamkan terlebih dahulu ke gedung Kejaksaan Agung RI di Jakarta.

“Sebagai penghormatan terakhir,” ungkap Kajari Tangerang Selatan, Bima Suprayoga kepada wartawan di Daarul Hikmah, Kecamatan Pamulang, Minggu (4/11/2018).

Menurutnya, di Gedung Bundar digelar prosesi upacara pelepasan yang rencananya akan dipimpin langsung oleh Jaksa Agung M Prasetyo. Dodi menjadi korban kecelakaan maut saat menuju tempat bertugasnya di Kejaksaan Negeri Pangkalpinang.

Korps Adhyaksa, terang Bima, besok secara resmi akan menyerahkan kepada keluarga korban. Dodi besok akan dibawa ke rumah duka di Jalan H Sidup RT 004 RW 03 Nomor 48, Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangsel.**Baca Juga: Seminar Nasional Kepemudaan Digelar di Tigaraksa.

“Besok sekira pukul 9 atau 10-an saya ke rumah duka,” terangnya. Dodi pergi menghadap Sang Khalik meninggalkan seorang istri dan tiga anak.(yud)




Baru 60 Persen Pilot Kantongi Lisensi Boeing 737 Tipe 8MAX

kabar6.com

Kabar6-Belum semua kalangan awak penerbangan telah memegang lisensi pilot pesawat Boeing 737 tipe 8MAX. Seperti halnya kru pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang pada 29 Oktober 2018 kemarin.

“Sampai sekarang baru sekitar 60 persen pilot yang punya lisensi Boeing 737 tipe 8MAX,” ungkap Yelal, salah satu pilot ditemui wartawan di kediaman kopilot Harvino, Ciater, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Jum’at (3/11/2018).

Menurutnya, Harvino sudah resmi mengantongi lisensi. Makanya ia dipercaya untuk menjadi kopilot pesawat dengan rute Jakarta-Pangkalpinang menggantikan rekan sejawatnya.

Rekan Harvino, lanjut Yelal, tidak dipercaya menjadi kopilot lantaran belum mengantongi lisensi.

“Pak Harvino sebenarnya terbang ke Malang. Bukannya ke Pangkalpinang,” jelasnya.**Baca Juga: Keluarga Korban Tragedi Lion Air JT-610 Buat Paguyuban.

Yelal yang menyatakan masih kerabat Harvino juga mengaku telah mengantongi lisensi pilot Boeing 737 tipe 8MAX. Pesawat yang dirental dari perusahaan asal Cina itu dianggapnya bagus.

“Ada perbedaan sedikit, pemakaian (bahan bakar) avturnya lebih irit,” tambahnya.(yud)




Keluarga Korban Tragedi Lion Air JT-610 Buat Paguyuban

kabar6.com

Kabar6-Keluarga korban pesawat Lion Air JT-610 berencana membentuk paguyuban. Pesawat rute jakarta-Pangkalpinang yang membawa 181 penumpang dan tujuh kru itu jatuh di perairan Tanjung Karawang pada 29 Oktober pagi kemarin.

Eddy Fadli Rahman, paman kopilot Harvino menyatakan sangat mendukung rencana dibentuknya paguyuban. Wadah ini dibentuk sebagai sarana informasi dan upaya penentuan langkah ke depan bagi warga para korban.

“Paguyuban bisa menjadi media informasi sekaligus silaturahmi,” ungkapnya kepada wartawan di rumah Harvino, Serpong Green Park 2, Ciater, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Jumat (2/11/2018).

Sikap senanda diutarakan oleh Muhamad Sidik, ayah kandung jaksa Dodi Junaedi, Kepala Seksi Pidsus Kejari Pangkalpinang, yang juga menjadi salah satu korban.**Baca Juga: Kekeringan di Pandeglang, Air Sungai Keruh Digunakan Warga untuk MCK.

“Ya saya setuju saja. Segala informasi dan upaya-upaya penanganan ke depan satu pintu dari paguyuban,” katanya di Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur.(yud)




Jadi Korban, Rumah Pramugari Lion Air JT 610 di Solear Sepi

Kabar6-Merry Yulyanda satu di antara lima pramugari yang bertugas dalam penerbangan Lion Air JT 610, Pesawat yang dilaporkan hilang kontak pada 29 Oktober 2018 pukul 06.33 wib oleh AirNav.

Merry yulyanda merupakan anak semata wayang pasangan Yulmadi dan Ida yang berdomisili Cluster Golden Kirana, Blok G 11/5, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Rabu (31/10/2018).

Situasi rumah keluarga korban saat ini terlihat sepi, menurut informasi dari Sri tetangga orang tua korban, sedang mendatangi crisis center Bandara Soekarno-Hatta, untuk mencari informasi mengenai putrinya.

“Rumahnya sepi, Orang tuanya pergi ke bandara mencari informasi putrinya yang mengalami kecelakan pesawat Lion Air”, ujar Sri pada kabar6.com.**Baca Juga: Jangkauan Asap Pembakaran TPA Jatiwaringin Meluas.

Menurut informasi dari Fahmi security perumahan cluster golden kirana, membenarkan bahwa keluarga korban tinggal di Blok G 11/5 dan belum lama menempati rumahnya.

“Betul kedua orangtuanya tinggal di sini, dan baru beberapa bulan tinggal di sini, orangnya cukup ramah kok,” tandasnya.(Tim K6)




Sambungan Telepon Jaksa Korban Lion Air JT-610 Aktif

kabar6.com

Kabar6-Muhamad Sidik, orangtua kandung Dodi Junaedi kaget mendengar informasi pesawat Lion Air JT-610 jatuh di perairan Tanjung Karawang. Informasi kecelakaan maut diketahui dari anak kelima.

“Saya teleponnya nadanya sambung, tapi enggak diangkat,” kata Sidik ditemui di kediamannya, Jalan H Sidup RT 004 RW 03 Nomor 48, Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Selasa (30/10/2018).

Menurutnya, Dodi terbang ke Pangkal Pinang untuk bertugas sebagai Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari setempat. Sidik kemudian terus mencari informasi lewat siaran televisi.

Kemudian, lanjut Sidik, ada pihak yang memastikan bahwa anak ketiganya itu tercantum dalam manifest 075 seat 19E. Rutin setiap satu atau dua pekan sekali Dodi pulang ke tanah kelahirannya untuk menengok istri, anak dan orangtuanya.

Ia mengaku tidak ada firasat khusus bahwa pesawat yang ditumpangi anaknya akan jatuh. Sehari sebelumnya Dodi masih sempat menengok mertuanya yang sedang sakit di Kuningan.**Baca juga: Ada Tiga Warga Tangsel Korban Lion Air JT-610 Jatuh.

“Dodi tugas di Pangkal Pinang udah jalan tujuh bulan,” ujar bekas Wakajati Kalimantan Timur itu.(yud)




Menhub: Puing Pesawat Lion Air JT-610 Sudah Diangkut

Kabar6-Basarnas berserta Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah berkeliling di lokasi kecelakaan. Puing-puing pesawat yang mengapung sudah dibersihkan dan diangkat ke kapal.

“Sekarang kita fokus mencari rakit utama di dalam air, kita kerahkan beberapa kapal untuk melakukan pencarian, serta ada beberapa kapal yang di lengkapi dengan alat scan sonar untuk menentukan dimana rakit itu berada,” ungkap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Senin (29/10/2018) .

Ia mengatakan Tim SAR juga membawa peralatan ULP untuk mendeteksi keberadaan Blackbox.

“Kita harapkan blackbox jatuh tidak jauh dari rakit utamanya,” ujarnya.**Baca Juga: Basarnas Minta Sikat Gigi dan Rambut Keluarga Co Pilot Lion Air JT-610.

Sedangkan Dirut Safety and Security Lion Air, Kapten Daniel Putut mengucapkan belasungkawanya kepada keluarga korban dan siap memenuhi tanggungjawab sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

“Untuk keluarga korban, crisis center masih kita buka di Bandara Soekarno-Hatta, sambil menunggu informasi lebih lanjut yang akan kita umumkan melalui press release, sekali lagi kami memohon maaf,” ujar Daniel.(res)




Basarnas Minta Sikat Gigi dan Rambut Keluarga Co Pilot Lion Air JT-610

kabar6.com

Kabar6-Basarnas telah menghubungi keluarga Harvino (41), co pilot Lion Air JT-610. Pesawat yang diawaki warga Blol F-19 klaster Serpong Green Park 2, Ciater, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) itu jatuh di perairan Tanjung Karawang, pagi tadi saat baru lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pangkalpinang.

“Barusan dari Basarnas minta dokumen ijazah, sikat gigi sama rambut,” kata Novi Cahyadi, kakak kandung Harvino, Senin (29/2018).

Dokumen ijazah yang dimaksud adalah milik Harvino. Pun sikat gigi yang kesehariannya biasa dipakai adiknya. Sedangkan sampel rambut milik anak Harvino.

Cahyadi bilang, permintaan dari Basarnas untuk kepentingan tes DNA. “Sekarang semua yang dibutuhkan sudah kami siapkan,” ujarnya.**Baca Juga: Ada Mosi Tidak Percaya Kepada Ketua BPD Hipmi Banten.

Terpisah di lokasi sama, Vini Wulandari, adik Harvino menyatakan kakaknya sudah bekerja di maskapai Lion Air sejak 2014 lalu. Ia mengenang, almarhum orangtuanya sempat menentang Harvino yang menyatakan ingin berprofesi menjadi pilot.

“Dulu pas kakak saya mau tes pilot enggak jadi dan digantikan temannya. Eh pesawat yang dikemudikan temannya itu jatuh di Halim,” kenangnya.(yud)