1

7 Cara untuk Turunkan Kadar Estrogen pada Wanita

Kabar6-Hormon estrogen secara khusus berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan organ seksual wanita. Hormon ini diproduksi oleh indung telur, jaringan lemak, dan kelenjar adrenal. Segala tahap dalam kehidupan wanita, mulai dari pubertas, menstruasi, kehamilan, hingga menopause, tidak lepas dari peran hormon estrogen.

Pada saat hormon estrogen meningkat pada seorang wanita dibandingkan kadar hormon lain seperti progesteron, akan terjadi gejala yang tidak diinginkan seperti ketidakteraturan menstruasi, peningkatan berat badan, dan bisa terjadi sakit kepala.

Efek berbahaya lainnya dari dominasi estrogen, termasuk peningkatan risiko penyakit fibrokistik dan kanker payudara. Nah, bagaimana cara mengurangi kadar estrogen pada wanita dan menjaga keseimbangan hormonal? Melansir newhealthguide, berikut uraiannya.

1. Kurangi konsumsi alkohol
Minum terlalu banyak alkohol dapat merusak fungsi hati. Karena estrogen dimetabolisme oleh hati, gagal hati akibat konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan kadar estrogen meningkat.

2. Konsumsi makanan organik
Pestisida dan bahan kimia lain yang digunakan dalam produksi pangan memiliki efek seperti estrogen ketika diserap oleh tubuh. Hindari paparan efek ini dengan makan produk makanan organik dan mengurangi konsumsi daging.

3. Kurangi produk susu
Susu sapi menyumbang hingga 80 persen dari estrogen yang dikonsumsi dari makanan. Hal ini karena sapi sering diperah ketika tingkat estrogen mereka tertinggi (selama kehamilan).

Estrogen ini ditemukan dalam susu dan dapat meningkatkan pertumbuhan tumor pada rahim dan jaringan payudara jaringan. Untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara dari meningkatnya kadar estrogen. Sebagai gantinya, cobalah untuk konsumsi susu almond atau susu kacang sebagai pengganti susu sapi.

4. Konsumsi makanan mengandung serat lebih banyak
Diet kaya serat dapat membantu menurunkan kadar estrogen. Untuk membantu menurunkan estrogen dalam tubuh, makan lebih banyak buah, sayuran, dan biji-bijian. Beberapa pilihan terbaik adalah apel, seledri, buah, oatmeal, kacang-kacangan.

5. Olahraga
Sebuah penelitian menunjukkan, olahraga yang teratur dapat membantu mengurangi kadar estrogen yang tinggi. Olahraga tidak hanya akan meningkatkan kesehatan Anda secara keseluruhan, tetapi juga mengurangi kadar estrogen Anda.

6. Konsumsi makanan yang mengandung sulfur
Makanan yang mengandung sulfur dapat membantu dalam detoksifikasi hati, karena dapat membuang racun seperti pestisida dan obat-obatan yang merusak hati, sehingga meningkatkan efisiensi organ dalam menyaring zat berbahaya dari darah. Makanan ini termasuk bawang, sayuran hijau, bawang putih, dan kuning telur, limau, lemon, bayam dan sayuran hijau.

7. Hindari sejumlah makanan seperti kafein, makanan berlemak tinggi, dan makanan manis dapat meningkatkan kadar estrogen. ** Baca juga: Minum Air Putih Bantu Kurangi Stres?

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)




Olahraga Ini Bikin Awet Muda, Lho

Kabar6-Sebuah studi baru dalam jurnal European Heart Journal mengungkapkan, olahraga terbaik yang bisa memberikan efek awet muda adalah kardio, berupa latihan ketahanan seperti lari, berenang, atau bersepeda. Olahraga tadi bisa membantu memperlambat tanda penuaan dibandingkan dengan mengangkat beban.

Dalam sebuah studi, melansir Health, para peneliti dari Jerman membagi 124 orang dewasa yang sehat tetapi tidak aktif berusia 30-60 tahun menjadi empat kelompok. Satu kelompok melanjutkan rutinitas tidak aktif mereka. Sementara tiga lainnya berolahraga selama 45 menit tiga kali seminggu dalam 26 minggu. Mereka menjalani latihan ketahanan seperti melakukan pemanasan, empat putaran bergantian antara lari yang lebih cepat dan lebih lambat, dan pendinginan. Mereka juga menyelesaikan rangkaian latihan termasuk penekanan dada duduk, pulldown dan penekanan kaki.

Pada akhir penelitian, orang-orang yang menjalani pelatihan daya tahan mengalami efek anti-penuaan. Efek ini muncul setelah peneliti memeriksa sel darah putih mereka sebelum dan setelah sesi latihan. “Telomere meningkat. Ini penting dalam penuaan sel, kapasitas regeneratif, dan dengan demikian, penuaan yang sehat,” kata Ulrich Laufs, MD, penulis studi dari Universitas Leipzig di Jerman.

Telomere secara alami menyusut seiring waktu, sementara sel-sel mati terus membelah. Kematian sel adalah berita buruk karena memicu keriput dan uban, hingga masalah kesehatan yang berkaitan dengan usia seperti penyakit jantung, penurunan kognitif, dan bahkan kematian dini.

Para peneliti berhipotesis bahwa jenis-jenis olahraga ketahanan mempengaruhi kadar nitrat oksida dalam darah. Karena oksida nitrat meningkatkan aliran darah dan menurunkan tekanan darah, maka ia bisa mempengaruhi perubahan sel.

Sebelumnya, sebuah tim dari Universitas Brigham Young menemukan bahwa orang dewasa yang jogging selama 30 hingga 40 menit lima kali seminggu memiliki telomere sepanjang orang-orang yang sembilan tahun lebih muda dari mereka.

Meskipun demikian, tidak berarti satu latihan atau yang lain lebih baik untuk kebugaran fisik Anda. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dengan jelas hubungan antara panjang telomere, aktivitas telomerase, dan pencegahan penyakit.

Ahli kesehatan menyarankan Anda melakukan 150 hingga 300 menit olahraga atau aktivitas fisik aerobik intensitas sedang per minggu, serta setidaknya dua sesi aktivitas penguatan otot. ** Baca juga: Mengapa Tubuh Terasa Lelah Usai Makan?

Jangan malas olahraga, ya.(ilj/bbs)




Hindari Pikun di Usia 40-an

Kabar6-Faktor usia seringkali menjadi penyebab utama menurunnya daya ingat seseorang, terutama pada wanita yang mulai mengalami memory decline saat menginjak usia 50 tahun. Tetapi ada kalanya penurunan kualitas daya ingat tersebut menurun saat Anda berusia 45 tahun.

Bagaimana menghindari pikun saat usia 40-an? Dikutip dari berbagai sumber, ini cara sederhana yang dapat Anda lakukan sedini mungkin:

1. Jaga berat badan ideal
Menurut sebuah penelitian, seorang wanita yang kelebihan berat badan di usia 65 hingga 79 menunjukkan skor rendah dalam kemampuan kognitif otak. Sedangkan pada wanita yang memelihara berat badan yang ideal, otak mereka mengalami peningkatan kognitif yang cukup pesat.

2. Tidur tepat waktu
Pola tidur ‘berantakan’ yang terjadi terus menerus tak hanya dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius seperti serangan jantung hingga depresi, tapi juga dapat menurunkan kemampuan otak dalam menyimpan informasi. Ironisnya, faktor satu ini banyak dialami oleh para wanita muda yang memang memiliki tuntutan kerja yang sangat tinggi.

3. Rutin olahraga
Menurut hasil penelitian, kunci untuk memiliki hidup yang sehat sekaligus ingatan kuat adalah dengan berolahraga. Sebuah penelitian terkini mengungkapka, seseorang yang rutin berolahraga selama kurang lebih lima menit memiliki kemampuan menyerap informasi apa pun yang masuk ke dalam otak, sehingga proses belajar pun menjadi semakin cepat. ** Baca juga: Bekerja dengan Pencahayaan Minim dalam Ruangan Tidak Disarankan

Studi lain mengungkapkan, olahraga aerobik ternyata bisa memperbesar ukuran hippocampus, bagian otak yang berfungsi untuk menyerap informasi dan memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Durasi 30 menit berolahraga setiap hari saja bisa membawa manfaat yang besar terhadap kemampuan berpikir Anda.(ilj/bbs)




Benarkah Sebaiknya Hindari Makan Usai Olahraga?

Kabar6-Usai olahraga, banyak orang yang memilih tidak makan, terlebih jika sesi olahraga dilakukan pada malam hari. Alasannya, tidak mau olahraga yang dilakukan menjadi sia-sia.

Benarkah anggapan itu? Melansir Kompas, setelah olahraga berat badan turun itu bukan karena lemak berkurang tapi kita dehidrasi. Jadi, tidak ada hubungan antara penurunan berat badan dengan makan atau tidak makan setelah berolahraga. Faktor yang membuat berat badan turun adalah ketika seseorang melakukan olahraga secara konsisten dan mengatur pola makan. Olahraga dianjurkan setidaknya dua hari sekali atau seminggu tiga kali. Makan setelah olahraga pun tidak bermasalah untuk mengganti energi kita yang hilang setelah digunakan untuk berolahraga.

Hal yang harus diperhatikan, porsi dan jenis makanan setelah olahraga harus tetap seimbang. Dalam jangka waktu 45 menit setelah latihan, seseorang dianjurkan untuk mengonsumsi sesuatu yang kaya akan karbohidrat dan protein. Hal ini karena tubuh kita sedang sangat siap untuk mengolah dan menyerap makanan, sehingga ketika dikonsumsi setelah 45 menit, penyerapan makanan akan menjadi kurang maksimal.

Makanan yang mengandung anti-inflamasi atau anti-peradangan juga perlu dikonsumsi setelah berolahraga. Apalagi, tingkat peradangan seseorang yang berolahraga akan lebih tinggi daripada orang yang jarang berolahraga. ** Baca juga: Apa Saja Mitos yang Kurang Tepat Tentang Durian?

Lemak sehat dinilai efektif melawan peradangan. Beberapa makanan dengan lemak sehat antara lain kacang-kacangan, minyak zaitun, hingga alpukat. Namun perlu diingat konsumsi jenis lemak yang benar, dan hindari makanan siap saji. (ilj/bbs)




3 Mitos Seputar Olahraga

Kabar6-Tubuh yang fit bisa didapat dengan menjalankan pola hidup yang sehat dan seimbang, mulai dari menjaga makanan dan rutin berolahraga. Di satu sisi, terdapat sejumlah mitos yang salah seputar olahraga, sehingga bisa mengacaukan hasil latihan olahraga Anda.

Apa sajakah mitos yang sebenarnya belum terbukti secara ilmiah? Melansir dokter.id, berikut uraiannya:

1. Kardio dulu, baru latihan beban
Pada saat berolahraga, dikatakan harus melakukan latihan kardio terlebih dahulu baru melakukan latihan angkat beban. Dengan anggapan, latihan kardio terlebih dulu dilakukan agar lemak bisa dibakar kemudian baru membentuk otot.

Apakah anggapan ini benar? Ternyata latihan kardio selama 30-45 menit hanya membakar gula darah, sedangkan latihan beban setelah kardio juga membutuhkan gula darah. Apabila melakukan ini, maka Anda akan merasa lemas dan kurang tenaga saat latihan beban.

Alhasil, tubuh akan mengambil energi dari protein untuk menggantikan gula darah yang habis saat kardio di awal latihan, dan protein tersebut akan diambil dari otot Anda.

Sebaiknya yang Anda lakukan adalah latihan beban terlebih dulu baru kardio. Cara ini akan membuat tubuh Anda membakar lemak lebih efisien. Jika Anda merasa lapar saat 10-15 menit pertama kardio, teruskanlah karena itu tandanya tubuh mulai membakar lemak.

2. Makin banyak keringat, makin banyak lemak dibakar
Mitos inilah yang paling sering diingat oleh hampir semua orang. Seringkali saat ditanyakan apakah sudah berolahraga dengan baik atau tidak, mereka berdalih dengan kata-kata “Saya tadi sudah berkeringat kok”. Mereka berpikir bahwa semakin banyak mengeluarkan keringat semakin banyak pula lemak yang dibakar.

Apakah hal ini benar? Kalau memang teori ini benar, berarti Anda tidak perlu susah payah berolahraga, cukup berjemur di tengah panas matahari sampai tubuh Anda berkeringat agar berat badan turun.

Keringat diproduksi oleh kelenjar-kelenjar di bawah kulit yang berfungsi menjaga suhu tubuh dan bukan menjadi patokan berapa banyak lemak yang dibakar, karena apabila Anda berlatih di suhu yang dingin dan tidak berkeringat, apakah ini berarti tubuh tidak membakar lemak? Hal yang pasti, tubuh masih membakar lemak karena sekali lagi keringat bukan menjadi ukuran berapa banyak lemak yang dibakar.

3. Sit up untuk langsingkan perut buncit
Banyak yang bilang jika ingin mengecilkan perut, banyak-banyaklah sit up. Sementara itu sebagian orang mengatakan bahwa perut mereka masih tetap buncit meskipun telah sit up.

Hal yang harus diketahui, sit up adalah latihan untuk melatih otot perut, bukan untuk membakar lemak di perut. Otot dan lemak adalah dua hal yang berbeda, dan ironisnya, sit up ratusan kali pun tidak akan membakar lemak di perut Anda.

Sebaiknya yang Anda lakukan, terapkan pola makan tinggi protein dan rendah kalori serta diimbangi kombinasi latihan beban dan kardio adalah cara terbaik untuk membantu membakar lemak, termasuk perut Anda. ** Baca juga: Konsumsi Buah Tiap Hari Miliki Manfaat Tak Terduga

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)




Kompak, Satu Keluarga Olahraga & Diet Selama 6 Bulan

Kabar6-Apa yang dilakukan keluarga XY Jesse memang patut diacungi jempol. Lantaran merasa tubuh mereka kurang ideal dan rentan terkena berbagai macam penyakit, keluarga tersebut bertekad untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat secara bersama-sama.

Berawal dari keinginan Jesse yang meminta ibu sekaligus ayahnya tinggal bersama dengan keluarganya untuk membantu sang istri yang akan melahirkan. Dikatakan, ayah Jesse sedang berjuang melawan kecanduan alkohol dan kelebihan berat badan. Jesse yang ingin mendukung kesembuhan ayahnya lantas berinisiatif untuk melibatkan semua anggota keluarga agar mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

Jesse yang merupakan seorang fotografer, melansir boredpanda, lalu mengabadikan perubahan bentuk tubuh keluarganya sebelum mulai menerapkan gaya hidup sehat dan setelah mulai melakukannya. Semula Jesse sekeluarga hanya mulai rajin melakukan olahraga berjalan kaki hingga lama-lama melakukan jogging. Selanjutnya, mereka juga mulai teratur pergi ke gym, dan terus mencatat kondisi kesehatan setiap 10 hari.

Sejak 10 Maret 2017 hingga 30 September 2017, mereka berjuang untuk berolahraga dan menerapkan pola makan yang sehat. Hasilnya, Jesse mulai mendapatkan foto-foto yang menunjukkan bahwa apa yang mereka lakukan memberikan perubahan yang positif.

Dalam foto-foto yang diunggah Jesse, terlihat jelas bahwa bentuk badan sekeluarga yang awalnya memiliki perut buncit berubah menjadi rata. Bahkan, tubuh Jesse pun terlihat kekar layaknya model profesional. Sang ayah yang awalnya kesulitan mengatasi kecanduan alkohol dan berat badan berlebihan juga mengaku kini merasa jauh lebih baik dan bugar. ** Baca juga: Pemerintah Kota New York Larang Penggunaan Rokok Elektrik di Tempat Publik

Kekompakkan yang patut ditiru.(ilj/bbs)




Sebuah Penelitian Temukan Penyebab Tali Sepatu Lepas Saat Olahraga

Kabar6-Tidak jarang saat berolahraga, tali sepatu yang kita kenakan tanpa sengaja terlepas. Hal ini tentu saja sangat mengganggu karena kita harus mengikatkan kembali sebelum meneruskan olahraga lagi

Mengapa hal ini sering terjadi? Melansir doktersehat, ilmuwan bernama Oliver O’Reilly yang berasal dari University of California di Barkeley, Amerika Serikat, cukup penasaran dengan penyebab lepasnya tali sepatu saat kita melakukan latihan fisik. Ia pun menggunakan kamera dengan kecepatan tinggi yang diharapkan bisa merekam proses lepasnya tali sepatu saat kita melakukan olahraga. Kamera ini kemudian dipasang dan merekam bagian sepatu yang digunakan oleh olahragawan yang sedang berlari di atas treadmill.

Tak lama, tali sepatu ini tidak mengalami masalah apa pun dan sepertinya tidak akan terlepas karena memang sudah diikat dengan kencang. Namun, secara tiba-tiba, tali sepatu ini lepas begitu saja dalam waktu yang sangat cepat. O’Reilly sendiri cukup terkejut dengan hal ini dan berusaha untuk kembali melihat rekaman dari kamera tersebut dan menggunakan accelerometer, alat yang bisa mengukur gerakan.

Setelah diamati dengan seksama, O’Reilly berhasil menemukan bahwa tali sepatu ini bisa lepas saat kaki olahragawan ini bergerak karena ada gaya gravitasi dan gaya inersia yang sangat kuat pada ujung tali sepatu tersebut. Menurut O’Reilly, gaya yang muncul pada ujung tali saat seseorang berlari atau berjalan ini ternyata jauh lebih kuat jika dibandingkan dengan gaya yang ada pada roller coaster yang sedang bergerak kencang sehingga bisa menyebabkan tali sepatu ini lepas dalam waktu yang sangat cepat. ** Baca juga: Alami Gangguan Makan, Seorang Pria Asal India Telan 40 Pisau

Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah hal ini? O’Reilly menyarankan kita untuk menggunakan teknik menalikan sepatu yang lebih kuat agar tidak mudah lepas saat kita berolahraga.(ilj/bbs)




Sering Lakukan Perjalanan Bisnis Bikin Tubuh Gemuk?

Kabar6-Tidak sedikit orang yang harus melakukan perjalanan bisnis ke luar kota atau ke luar negeri. Nah, sebuah penelitian dilakukan di Universitas Kolombia mengungkapkan, orang-orang yang melakukan perjalanan bisnis lebih dari tiga minggu per bulan lebih cenderung menjadi gemuk, dibandingkan mereka yang bepergian hanya satu hingga enam hari per bulan.

Berdasarkan penelitian Mailman School of Public Health and the City University of New York Universitas Kolombia, melansir VivaHealth, perjalanan bisnis menawarkan sedikit pilihan makanan. Waktu tidur selama perjalanan juga sering terganggu dan aktivitas untuk olahraga lebih sulit dilakukan. Dampaknya berat badan bertambah, dan memicu tekanan darah tinggi, dan menurunkan lipoprotein densitas tinggi, yang merupakan kolesterol baik.

Masalah kesehatan jiwa seperti kecemasan, depresi, dan ketergantungan alkohol juga bisa diakibatkan karena sering melakukan perjalanan bisnis. Andrew Rundle, seorang profesor epidemiologi yang merupakan salah satu penulis studi tersebut, mengatakan bahwa kondisi mental dan fisik di kalangan pelancong bisnis dapat membahayakan kesehatan mereka sendiri, dan kesehatan organisasi tempat mereka bekerja.

Masalah kesehatan dapat menimbulkan biaya baru bagi perusahaan, melalui klaim medis, produktivitas dan kinerja karyawan pun menurun, dan lebih buruk cacat jangka pendek. Penelitian ini juga menawarkan beberapa solusi bagi para karyawan untuk bepergian lebih sehat.

“Pada tingkat individu, karyawan yang sering bepergian perlu bertanggung jawab atas keputusan yang mereka ambil, seputar makanan, olahraga, konsumsi alkohol, dan waktu tidur,” kata Rundle. ** Baca juga: Bagaimana Agar Tidur Siang Anda Berkualitas?

Disarankan Rundle, karyawan mendapatkan akses perjalanan bisnis yang sehat, yaitu dengan memilih akomodasi yang menawarkan fasilitas olahraga dan makanan sehat. Sedangkan perusahaan dapat memberi pelatihan kepada para pekerja terkait manajemen stres dan menyediakan keanggotaan klub kebugaran.(ilj/bbs)




Viral, Video Seorang Wanita yang Lakukan Yoga dalam Pesawat

Kabar6-Apa yang dilakukan wanita ini membuat orang yang melihatnya terheran-heran. Bagaimana tidak, seorang wanita yang tidak disebutkan namanya dengan santai melakukan olahraga yoga di dalam pesawat.

Wanita tersebut, melansir news.com.au, memakai headphone dan memakai celana legging, dan melakukan beberapa gerakan yang cukup sulit. Setelah yoga, ia pun kembali ke bangku. Video yang kemudian diunggah oleh salah satu penumpang pesawat ini langsung viral di media sosial. Banyak netizen yang memberi komentar positif. Khususnya bagi mereka yang kerap mengalami masalah pegal-pegal dan membutuhkan peregangan saat melakukan penerbangan panjang. Selain itu, ada yang menyebut duduk terlalu lama di bangku pesawat bisa memicu trombosis vena dalam yang berbahaya.

Salah seorang warganet nama Samantha Schneider menyebutkan, meskipun terlihat seperti mencari perhatian, dalam realitanya banyak orang yang mengalami kram gara-gara penerbangan panjang dan membutuhkan peregangan. Mungkin wanita ini memang harus melakukannya demi kesehatannya. ** Baca juga: Tak Sengaja, Seorang Kakak Temukan Kanker Langka pada Tubuh Adiknya Saat Sedang Bercanda

Namun ada pula warganet yang menganggap hal ini kurang sopan untuk dilakukan karena bisa saja mengganggu lalu lalang penumpang lain yang ingin ke toilet.(ilj/bbs)




Katherine Kecanduan Olahraga Karena Selalu Tidak Puas dengan Bentuk Tubuhnya

Kabar6-Sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD), Katherine Schreiber (28) memang sudah tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya, yang menurutnya kurang proporsional. Kondisi inilah yang membuat Katherine malu untuk pergi ke sekolah.

Namun di sisi lain, hal itu juga yang membuat wanita ini rutin olahraga agar bisa mendapatkan bentuk tubuh yang lebih baik. Namun tak disangka, kebiasaannya berolahraga berubah menjadi kecanduan olahraga.

Awalnya, Katherine hanya melakukan olahraga dua kali dalam sepekan. Namun, melansir Dailymail, frekuensi olahraganya terus meningkat. Ia juga semakin ketat dalam menjaga asupan makanan sehari-hari hingga mulai mengalami gangguan makan. Saat mulai memasuki bangku kuliah, masalah gangguan makan ini bisa Ia obati, namun kecanduan olahraga tetap dilakukan hingga memasuki dunia kerja. Katherine selalu pergi ke pusat kebugaran sebelum berangkat ke kantor, saat jam makan siang, dan spulang kantor.

Karena kebiasaannya berolahraga secara berlebihan ini, berat badannya menurun drastis. Hal yang menjadi masalah, kondisi tersebut ternyata mempengaruhi siklus menstruasinya di mana selama dua tahun ia sempat tidak mengalami haid sama sekali. Tak hanya itu, Katherine juga sempat terkena saraf terjepit dan juga kesulitan membangun kehidupan sosial.

Akhirnya ia pun menulis review dengan tim peneliti yang berasal dari Jacksonville University dan Highpoint University di Carolina Utara, Amerika Serikat, tentang bahaya kecanduan olahraga. Dalam review ini, Katherine menyebutkan bahwa kecanduan olahraga hingga saat ini belum dimasukkan sebagai gangguan mental. Padahal 0,3 hingga 0,5 persen populasi di seluruh dunia mengalami hal itu. ** Baca juga: Timnas Inggris Bawa Koki Sendiri Saat Piala Dunia Karena Takut Keracunan

Kini, Katherine mulai bisa menurunkan kecanduannya dan hanya berolahraga sekira 45 menit dalam sehari.(ilj/bbs)