1

Tanpa Disadari, Beberapa Rutinitas Pagi Ternyata Bikin Berat Badan Naik

Kabar6-Selama ini olahraga dan diet dianggap sebagai dua hal utama untuk menurunkan berat badan. Faktanya, berat badan pun berhubungan dengan aktivitas sehari-hari yang Anda lakukan.

Tanpa disadari, ternyata beberapa rutinitas di pagi hari juga bisa membuat berat badan melonjak. Melansir beberapa sumber, ini di sejumlah rutinitas yang dimaksud:

1. Tidak biasa bangun pagi
Sebuah studi dalam jurnal PLOS One menemukan, tidur lebih dari 10 jam semalam juga bisa meningkatkan risiko memiliki BMI lebih tinggi, dibandingkan dengan mereka yang tidur selama tujuh hingga sembilan jam semalam.

Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah angka yang menjadi penilaian standar untuk menentukan apakah berat badan Anda tergolong normal, kurang, berlebih, atau obesitas.

2. Gelap-gelapan di kamar
Matahari pagi sangat bermanfaat untuk menurunkan berat badan. Sebuah penelitian menunjukkan, orang yang mendapat sinar matahari di pagi hari memiliki BMI jauh lebih rendah dibanding mereka yang tidak. Hal itu disebabkan karena cahaya matahari pagi digunakan sebagai panduan untuk menyamakan dengan jam internal tubuh, yang dapat membakar kalori.

3. Tidak merapikan tempat tidur sendiri
Survei National Sleep Foundation menemukan, orang yang merapikan tempat tidur, memiliki kemungkinan tidur malam yang lebih baik sebanyak 19 persen, yang secara tidak langsung akan berpengaruh pada angka berat badan. Selain bisa membuat tidur lebih nyenyak, merapikan tempat tidur bisa dijadikan sebagai pengganti olahraga.

4. Tidak sarapan
Tidak sarapan justru dapat membuat Anda lebih kelaparan dan jadi lebih ‘lapar mata’ pada makanan. Meskipun demikian, harus diperhatikan juga jenis sarapan yang Anda makan, jangan berlebihan lemak dan kalori, yang bisa membuat berat badan Anda tetap terjaga. ** Baca juga: Manfaat Mengagetkan Kunyah Permen Karet

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)




Spanyol Duduki Peringkat Teratas Negara Paling Sehat 2019

Kabar6-Spanyol menggeser Italia di peringkat pertama sebagai negara paling sehat di dunia, dari 169 negara berdasarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kesehatan secara keseluruhan.

Dalam edisi yang diterbitkan pada 2017, melansir Bloomberg Healthiest Country Index, Spanyol berada di urutan keenam. Empat negara Eropa lainnya berada di antara 10 negara teratas pada 2019 yaitu Islandia (ketiga), Swiss (kelima), Swedia (keenam) dan Norwegia (kesembilan). Seperti yang sudah diprediksi, Jepang adalah negara Asia yang tersehat, melonjak tiga tempat dari survei 2017 ke posisi keempat dan menggantikan Singapura, yang turun ke urutan kedelapan. Australia dan Israel berada di urutan 10 teratas di tempat ketujuh dan 10.

Indeks ini menilai negara berdasarkan variabel termasuk harapan hidup dan hukuman pada risiko seperti penggunaan tembakau dan obesitas. Selain itu, juga mempertimbangkan faktor lingkungan termasuk akses ke air bersih dan sanitasi.

Dari data yang dikeluarkan oleh PBB, Spanyol memiliki harapan hidup tertinggi saat lahir di antara negara-negara Uni Eropa, dan hanya tertinggal dari Jepang dan Swiss secara global. Menurut Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan Universitas Washington, pada 2040 Spanyol diperkirakan memiliki masa hidup tertinggi, mencapai hampir 86 tahun, diikuti oleh Jepang, Singapura dan Swiss.

Kebiasaan makan, dikatakan para peneliti, dapat memberikan petunjuk pada tingkat kesehatan yang dinikmati oleh Spanyol dan Italia. Dua negara ini dikenal mempunyai diet Mediterania yang kaya dengan minyak zaitun atau kacang-kacangan. ** Baca juga: Kota Ini Hanya Punya 12 Orang Penduduk

Selanjutnya, Korea Selatan meningkat tujuh tempat ke urutan 17. Tiongkok dengan penduduk berjumlah 1,4 miliar orang naik tiga tempat ke urutan ke-52.(ilj/bbs)




Ketahui 6 Jenis Kanker Paling Mematikan di Indonesia

Kabar6-Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian.

International Agency for Research on Cancer Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menganalisis data dari 185 negara di dunia menyebutkan, terdapat 18,1 juta kasus kanker baru dan 9,6 juta kematian yang terjadi akibat kanker pada 2018. Dari data itu, ditemukan satu dari lima pria dan satu dari enam wanita akan mengalami kanker dalam hidupnya. Sebanyak satu dari delapan pria dan satu dari 11 wanita akan meninggal akibat kanker.

Sementara itu menurut data Indonesian Cancer Information & Support Center (CISC), kanker paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Indonesia dengan total 14 persen dari kematian karena kanker. Angka kematian kanker paru di Indonesia bahkan mencapai 88 persen. Melansir womantalk, berikut adalah enam jenis kanker paling mematikan di Indonesia:

1. Kanker paru-paru
Mayoritas pasien kanker paru-paru terlambat mengetahui kondisinya sehingga saat diperiksa kanker sudah menyebar ke bagian tubuh yang lain. Di Indonesia, kanker paru-paru banyak memakan nyawa baik pria maupun wanita.

Untuk pria, kanker ini berada di peringkat pertama dengan total kematian pria sejumlah 22.476 orang. Jenis kanker ini adalah kanker yang dimulai di paru-paru dan menyebar ke bagian lain dari tubuh Anda. Menurut WHO, kematian di Indonesia akibat kanker paru-paru pada 2014 adalah 30.866 orang.

2. Kanker payudara
Wanita berisiko lebih besar terkena kanker payudara. Terutama mereka yang mendapat menstruasi di usia dini, tidak pernah melahirkan atau melahirkan di usia tua, dan memperoleh terapi pergantian hormon saat menopause.

Faktor risiko lainnya termasuk kurang olahraga, obesitas, dan konsumsi alkohol. Sebanyak 5-10 persen juga disebabkan gen yang diteruskan orangtua ke anaknya. Menurut WHO, kematian di Indonesia akibat kanker payudara pada 2014 sebanyak 19.371 orang.

3. Kanker usus besar (kolorektal)
Empat faktor utama penyebab kanker kolorektal adalah pola makan, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, dan sering konsumsi alkohol. Jika tidak ingin terkena kanker usus, Anda harus mengurangi konsumsi daging merah dan daging olahan, serta membatasi konsumsi minuman alkohol. Menurut WHO, kematian di Indonesia akibat kanker usus besar pada 2014 adalah 18.389 orang.

4. Kanker prostat
Seperti kanker payudara pada wanita, kaum pria sebaiknya waspada akan kanker prostat, yang banyak ditemukan pada pria berusia lebih tua dari 65 tahun. Penyakit ini tidak punya gejala yang nyata. Pada kanker prostat tingkat lanjut, penderita akan merasa kesulitan saat buang air kecil atau sakit pinggul dan punggung.

Kanker ini biasanya tumbuh perlahan-lahan dan tetap berada di daerah yang sama di mana ia muncul. Namun, ketika sudah menyebar ke daerah lain, maka akan menyebar dengan cepat. Jadi ketika dokter menemukan kanker telah menyebar, kemungkinan bertahan hidup sangat kecil. Menurut WHO, angka kematian di Indonesia akibat kanker prostat pada 2014 sebanyak 9.174 orang.

5. Kanker serviks
Merupakan jenis kanker yang paling umum pada wanita. Kanker ini disebabkan oleh virus Human papillomavirus. Beberapa jenis kanker memberikan gejala yang menyebabkan kutil kelamin, tapi ada juga yang tidak menimbulkan gejala apapun.

Karena itu, penting bagi wanita rutin melakukan tes pap smear untuk mendeteksi apakah ada perubahan pada sel leher rahim sebelum berubah menjadi kanker. Sebanyak 9.491 orang di Indonesia pada 2014 diketahui meninggal dunia akibat kanker serviks.

6. Kanker hati
Pria lebih mungkin mengidap kanker hati primer dibanding wanita dengan usia rata-rata 67 tahun. Penyebabnya bisa bermacam-macam mulai dari cacat lahir, penyalahgunaan alkohol, infeksi kronis dengan penyakit hepatitis B dan C, hemochromatosis (penyakit keturunan yang terkait terlalu banyak zat besi dalam hati), dan sirosis. Kanker hati juga bisa berkaitan dengan penyakit liver obesitas dan berlemak (fatty liver).

Pasien dengan tumor stadium awal yang bisa diangkat dengan pembedahan bisa memiliki kesempatan untuk hidup. Namun, sebagian besar kanker hati tidak bisa dioperasi ketika didiagnosis karena terlalu ganas. Kematian di Indonesia akibat kanker hati pada 2014 sebanyak 12.681 orang. ** Baca juga: 3 Kebiasaan yang Bantu Perlambat Penuaan Dini

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)




Bisakah Lemak pada Makanan Dikurangi Saat Memasak?

Kabar6-Seperti diketahui, lemak yang berlebihan memang kurang baik untuk kesehatan tubuh. Hal ini karena kadar lemak yang berlebihan akan berisiko menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, obesitas hingga gagal jantung. Untuk itu disarankan mengurangi konsumsi makanan lemak yang berlebihan.

Bagaimana cara untuk mengurangi lemak pada makanan saat memasak. Dikutip dari beberapa sumber, berikut penjelasannya:

1. Mengurangi penggunaan minyak goreng karena gorengan adalah sumber utama makanan berlemak. Untuk menghindari penumpukan lemak, saat memasak takar dulu kebutuhan minyak goreng. Bisa juga mengakali dengan menggunakan wajan anti lengket agar minyak yang dipakai juga semakin sedikit.

2. Mengganti minyak untuk memasak juga bisa meminimalisir kolesterol. Pilih minyak zaitun atau nabati agar lebih sehat. Namun hal yang harus diingat, tidak semua makanan bisa dimasak dengan minyak zaitun.

3. Usahakan memasak dengan cara memanggang atau mengukus. Memasak dengan cara ini akan membuat kadar lemak makanan lebih rendah.

4. Siapkan kertas untuk menyerap minyak usai memasak gorengan. Ini akan bermanfaat menguras jumlah lemak atau minyak yang menempel pada masakan. Rasa makanan pun akan lebih krispi dan sehat. ** Baca juga: 8 Cara Sederhana Hilangkan Lemak di Perut

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Waktu Makan yang Tepat Bila Ingin Turunkan Berat Badan

Kabar6-Berat badan turun ternyata tidak melulu disebabkan oleh porsi makan yang Anda konsumsi. Ada hal lain di luar itu yang juga menjadi penentu. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa bukan hanya apa yang Anda makan yang dapat mempengaruhi penurunan atau peningkatan berat badan, tetapi juga kapan Anda makan.

Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika ini, melansir womenshealthmag, para peneliti mengamati sekira 400 ekor tikus, yang terdiri dari tikus gemuk dan tikus kurus. Para peneliti memberikan para tikus ini makanan tinggi lemak dan tinggi gula dalam waktu sembilan jam, 12 jam, dan 15 jam. Para tikus ini tidak diberikan makanan apapun selain daripada waktu makan yang telah ditentukan.

Meskipun semua tikus mengonsumsi kalori dalam jumlah yang sama, tikus-tikus yang makan banyak dalam waktu lebih lama mengalami peningkatan berat badan yang lebih banyak dibandingkan dengan tikus lainnya yang memiliki waktu terbatas untuk makan.

Berapa lama Anda tidak makan di sepanjang hari ternyata juga dapat mempengaruhi proses pembakaran dan penyimpanan kalori di dalam tubuh. Hasil penelitian ini bahkan juga menunjukkan bahwa cara diet seperti ini juga dapat membantu mencegah terjadinya diabetes dan peningkatan kadar kolesterol.

Saat para peneliti menemukan hasil ini, mereka pun melakukan penelitian kedua di mana mereka hanya memberikan waktu makan sebanyak sembilan jam pada tikus yang mengalami obesitas. Hasilnya, tikus-tikus ini mengalami penurunan berat badan hingga lima persen dari berat badannya hanya dalam waktu beberapa hari, dan mengalami penurunan berat badan hingga 25 persen dari berat badannya dalam waktu 38 minggu. ** Baca juga: Usia Semakin Tua, Makin Susah BAB?

Sebuah penelitian lainnya yang dilakukan pada manusia (2007) juga memiliki hasil yang sama, orang dewasa yang mengonsumsi makanan dalam waktu yang terbatas mengalami penurunan berat badan dan massa lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan dengan peserta penelitian lainnya yang diberi makanan dengan jumlah kalori yang sama tetapi dibagi menjadi tiga porsi (3 waktu makan) di sepanjang hari.(ilj/bbs)




Ketahui 5 Jenis Lemak dalam Tubuh Berdasarkan Tipenya

Kabar6-Peran lemak dalam bahan makanan yang utama adalah sebagai sumber energi. Lemak merupakan sumber energi yang dapat menyediakan energi sekira 2,25 kali lebih banyak daripada energi yang diberikan oleh karbohidrat (gula, pati) atau protein.

Seorang ahli gizi bernama Alix Woods mengatakan, ada lima jenis lemak utama dalam tubuh yang masing-masingnya memiliki struktur molekuler dan implikasi berbeda pada kesehatan. Woods, melansir MSN, mengibaratkan lemak tubuh seperti organ, mulai dari jantung, paru-paru, dan kulit yang menyimpan energi dan mengelola hormon, terutama metabolisme. Apa saja lima jenis lemak yang dimaksud?

1. Brown fat (BF)
Merupakan lemak baik yang menyediakan energi. BF dikenal juga sebagai jaringan adipose coklat (BAT) yang ditemukan di belakang leher dan area dada. Selain pembakar lemak, BF juga membantu menjauhkan Anda dari risiko diabetes.

Kadar BF bisa ditingkatkan dengan rajin makan sehat, mengonsumsi suplemen tepat, dan mengubah gaya hidup tak sehat. Suhu dingin juga bisa menstimulasi lemak putih bertransformasi menjadi lemak cokelat.

2. Beige fat (BeF)
Merupakan kombinasi lemak putih dan lemak cokelat yang ditemukan di sepanjang tulang belakang dan tulang selangka. Dengan olahraga, hormon irisin dilepaskan untuk mengubah lemak putih menjadi BeF. Makanan tertentu seperti anggur juga membantu proses perubahan ini.

3. White subcutaneous fat (WSF)
Lemak ini menyimpan kalori dan menghasilkan adiponektin, hormon yang membantu hati dan otot mengelola insulin. Insulin adalah hormon pengontrol glukosa atau gula yang sangat penting untuk menjaga level energi tubuh. Ini membuat gula darah tetap stabil dan menjaga kadar lemak putih tetap terkendali.

Masalah muncul ketika ada terlalu banyak lemak putih dalam tubuh dan sekresi adiponektin ini memperlambat metabolisme. Ketika ini terjadi, berat badan mulai naik, terutama di area sekitar pinggul, paha, dan perut yang sulit sekali dihilangkan.

4. Subcutaneous fat (SF)
Ini adalah lemak di bawah kulit untuk menentukan persentase lemak tubuh. Lemak ini ditemukan di seluruh tubuh, terutama di belakang lengan, paha, dan pantat.
Anda perlu menghindari kelebihan SF di sekitar perut untuk mencegah risiko kesehatan jangka panjang, seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas. Lemak ini juga memproduksi estrogen pada pria dan wanita. Jika ada yang kelebihan estrogen dan hormon ini menjadi dominan, ini bisa memicu kenaikan berat badan (obesitas), penyakit CVD, diabetes, dan kanker.

5. Visceral fat (VF)
Lemak berbahaya ini ada di sekitar organ perut, dan banyak ditemukan pada perut buncit, bahkan bisa memicu hati membesar. Kolesterol darah akan meningkat dan menyebabkan penyakit jantung, diabetes tipe-2, dan kanker.

Itulah sebabnya mengapa lemak perut akibat kelebihan VF sangat mengkhawatirkan. Jika jumlah dan proporsinya sehat, VF sesungguhnya berfungsi melindungi organ-organ tubuh dan menjaga suhu inti tubuh tetap stabil.

Dikatakan Woods, terlepas dari baik jahatnya lemak, ada lima cara untuk menjaga kadar lemak tetap stabil dan berfungsi sebagaimana mestinya. Pertama, makan biji-bijian dan protein tanpa lemak, terutama buah dan sayuran.

Selanjutnya, mengurangi konsumsi karbohidrat putih, terutama nasi dan menggantinya dengan biji-bijian kompleks. Kemudian rajin berolah raga minimal 30-45 menit, tiga kali sepekan. Hal lain, makan porsi kecil tapi sering, dan mengurangi kebiasaan ngemil. Dan yang terakhir adalah melakukan dua sesi latihan berat sembari banyak minum air putih. ** Baca juga: 3 Kebiasaan Buruk yang Bisa Rusak Mata

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)




Ini 2 Kesamaan Negara-negara dengan Tingkat Obesitas Tertinggi di Dunia

Kabar6-Dari grafik penelitian yang menunjukkan urutan negara obesitas di dunia, ditemukan bahwa enam dari daftar 10 negara obesitas tertinggi memiliki kesamaan, yaitu sama-sama menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utamanya. Negara yang dimaksud adalah Amerika Serikat (AS), New Zealand, Australia, Kanada, Inggris, dan Irlandia.

Enam negara obesitas yang menggunakan bahasa Inggris, terutama AS yang menduduki tingkat tertinggi, melansir womantalk, merupakan beberapa negara yang paling berpengaruh di dunia. Artinya, semakin besar pula kecenderungan negara tersebut untuk ditiru oleh negara lain, terutama dalam hal kebiasaan, tak terkecuali kebiasaan mengonsumsi makanan junk food misalnya, yang menjadi favorit warga AS. Bahasa Inggris seolah menjadi ‘jendela’ untuk melihat dan meniru berbagai hal, termasuk kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman manis.

Bahasa Inggris seolah menjadi perantara penerus kebiasaan tersebut ke berbagai negara yang menggunakan bahasa yang sama, begitu banyak negara di dunia yang menggunakan bahasa Inggris. Jadi, sebenarnya bahasa Inggris tak memberikan pengaruh langsung terhadap tingkat obesitas, melainkan hanya berperan sebagai fasilitator. Namun, bukan berarti menggunakan bahasa Inggris itu salah, hanya sebuah teori dan hipotesis kecil. ** Baca juga: Tragis, Pria Ini Mati Tertimpa Gajah Buruannya

Kesamaan kedua, negara-negara dengan tingkat obesitas tertinggi di atas kebanyakan merupakan negara yang mengedepankan kemajuan bisnis dan ekonomi. Seperti AS misalnya yang sangat business friendly, memiliki kecenderungan untuk menyajikan beragam jenis produk tanpa memikirkan kandungan gula di dalamnya.(ilj/bbs)




Sebabkan Obesitas, Korea akan Larang Mukbang

Kabar6-Melalui Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan (Kemenkes), pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk melarang aktivitas mukbang mulai awal 2019 mendatang. Diketahui, mukbang yang digemari oleh banyak orang, khususnya anak muda, adalah sebuah kegiatan dengan cara mengonsumsi makanan dengan porsi yang sangat besar dan kemudian diunggah ke media sosial. Tren melakukan mukbang telah viral di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Meskipun terlihat digemari banyak orang, Kemenkes Korea Selatan menyebut aktivitas mukbang ini menjadi salah satu penyebab utama kenaikan kasus obesitas di negeri tersebut. Pakar kesehatan pun, melansir doktersehat, membenarkan adanya kaitan antara aktivitas mukbang dengan kenaikan berat badan. Apabila sering melakukan mukbang, maka berat badan bisa mengalami kenaikan. Kecuali jika pelaku mukbang mau berolahraga atau melakukan aktivitas fisik cukup banyak, sehingga kalori yang dikonsumsi bisa dibakar untuk mencegah kenaikan berat badan.

Selain kegemukan, bahaya lain dari mukbang adalah iritasi lambung dan datangnya penyakit GERD (gastroesophageal reflux disease). Selain itu, ada kemungkinan peningkatan risiko diabetes dan gangguan metabolisme. ** Baca juga: Merasa Utang Nyawa, Seorang Pasien Bikin Tato Wajah Sang Dokter

Disebutkan, kasus obesitas di Korea selatan meningkat dari 31,7 persen pada 2007 silam menjadi 34,8 persen pada 2016. Pada 2030, kasus ini diperkirakan akan meningkat hingga dua kali lipat. Hal ini menjadi perhatian Kementerian Kesehatan Korsel, karena obesitas dianggap sebagai salah satu sumber dari berbagai macam penyakit berbahaya.(ilj/bbs)




Menurut Studi, Kelebihan Berat Badan Dapat Kurangi Usia Hingga 4 Tahun

Kabar6-Memiliki berat badan berlebih memang bukanlah sesuatu yang membanggakan. Selain menciptakan perasaan tidak nyaman sekaligus ‘merusak’ penampilan, juga tidak baik untuk kesehatan.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam ‘The Medical Journal Lancet’, melansir Sindonews, mengungkapkan bahwa kelebihan berat badan memiliki beberapa dampak yang sangat serius, yakni mengurangi umur hingga empat tahun. “Body mass index (BMI) diketahui sangat terkait dengan semua penyebab kematian, tetapi beberapa penelitian telah cukup besar untuk secara andal memeriksa hubungan antara BMI dan rentang komprehensif penyebab kematian secara spesifik,” demikian tulis laporan itu.

BMI merupakan ukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan yang berlaku untuk pria dan wanita dewasa. Penelitian melibatkan penelitian dari hampir dua juta orang yang terdaftar di dokter Inggris.

Hasil studi menjelaskan, “Hubungan antara BMI dan mortalitas lebih kuat pada usia yang lebih muda daripada usia yang lebih tua, dan BMI terkait dengan risiko kematian terendah lebih tinggi pada individu yang lebih tua daripada individu yang lebih muda. Dibandingkan dengan individu dengan berat badan yang sehat, harapan hidup dari usia 40 tahun adalah 4:2 tahun lebih pendek pada pria obesitas dan 3:5 tahun lebih pendek pada wanita gemuk, dan 4:3 tahun lebih pendek pada pria kurus dan 4:5 tahun lebih pendek pada wanita dengan berat badan rendah.”

Para peneliti juga menemukan, sejak usia 40 tahun orang-orang di ujung yang lebih tinggi dari rentang Body Mass Index (BMI) yang sehat memiliki risiko kematian paling rendah akibat suatu penyakit. Namun, orang-orang di ujung atas dan bawah dari BMI berisiko memiliki kehidupan yang lebih pendek.

“BMI dikaitkan dengan semua penyebab kategori kematian, kecuali kecelakaan yang terkait dengan transportasi, termasuk kanker, penyakit kardiovaskular, dan penyakit pernapasan,” jelas peneliti. ** Baca juga: Benarkah Konsumsi Biskuit Bikin Bodoh?

Sementara menurut laporan BBC, seorang penulis dari penelitian yang bernama Dr Krishnan Bhaskaran mengatakan, tidak semua orang dalam kategori sehat berada pada risiko penyakit terendah. Untuk sebagian besar penyebab kematian, pihaknya menemukan bahwa ada tingkat BMI ‘optimal’ dengan risiko kematian meningkat di bawah dan di atas tingkat itu.(ilj/bbs)




Minum Kopi Bantu Turunkan Berat Badan?

Kabar6-Hampir semua orang di dunia ini memilih kopi sebagai salah satu minuman favorit mereka. Selain aromanya mengundang selera, nutrisi yang terkandung dalam kopi ternyata baik untuk kesehatan.

Kafein yang terkandung dalam kopi, melansir healthline, bermanfaat membantu menurunkan berat badan, menurunkan risiko kanker, kolesterol hingga diabetes. Namun dengan catatan, kopi dikonsumsi tanpa gula dan dikonsumsi dalam porsi yang tepat. Dalam sehari, batas konsumsi kafein maksimum adalah 150 miligram. Diketahui satu cangkir kopi bisa mengandung kafein sebanyak 50 hingga 200 miligram.

Benarkah kafein pada kopi bisa membantu menurunkan berat badan? Para ahli menyebutkan, kafein bisa meningkatkan sistem metabolisme tubuh dan membantu tubuh membakar kalori yang masuk dengan lebih baik. Kafein juga bisa menangkal rasa kantuk dan membuat tubuh memiliki asupan energi lebih banyak. Dengan waktu tidur cukup dan gerak tubuh cukup pula, tubuh bisa terhindar dari risiko kegemukan atau obesitas.

Peneliti percaya, mengonsumsi kopi bisa menekan nafsu makan. Tidak sedikit ahli yang menemukan bahwa orang yang mengonsumsi kopi bisa menekan nafsu makannya dengan lebih baik dibandingkan orang-orang yang tidak minum kopi. Saat nafsu makan ditekan dengan baik, ini bisa mempercepat proses penurunan berat badan. ** Baca juga: Studi: Mereka yang Hanya Bercinta dengan Pasangan Sahnya Punya Kehidupan Pernikahan Bahagia

Disarankan untuk mengonsumsi kopi secara teratur dengan porsi tepat.(ilj/bbs)