1

Menikah di Tengah Lockdown COVID-19, Kursi Gereja Ditempeli Foto Para Tamu Undangan

Kabar6-Hal unik dilakukan sepasang pengantin di Californa, Amerika Serikat, bernama Parris Khachi dan Emily Manashi. Pemberlakukan lockdown oleh pemerintah ternyata tidak menurutkan niat mereka untuk menikah di gereja.

Apa yang dilakukan? Bukan melalui vidoe streaming seperti yang banyak dilakukan pasangan pengantin lain, Parris dan Emily, melansir mirror.co.uk, menempelkan sebanyak 26 foto para tamu undangan yang tidak bisa hadir pada tiap kursi di Gereja St. Ignatius di San Francisco, California, tempat mereka menikah. Pasangan itu menikah hanya dihadiri segelintir anggota keluarga.

Pihak gereja memperbolehkan mereka menempelkan foto puluhan ‘tamu’ yang antusias dengan ekspresi tersenyum. Parris dan Emily sendiri telah bertunangan selama hampir setahun.

“Begitu tempat perlindungan mulai berlaku, kami menghabiskan waktu mencari tahu apa yang harus kami lakukan selanjutnya,” kata Parris. “Tidak ada dari kita yang ingin menunda tanpa batas waktu, karena sulit untuk mengetahui kapan hal-hal akan terasa normal lagi. Sementara itu, kita tidak ingin menempatkan orang yang kita cintai dalam risiko.”

Seorang fotografer bernama Vicens Forn yang mengambil gambar ‘tamu palsu’ ini telah mengunggahnya ke laman Facebook dan kini viral. “Pengantin perempuan masuk sambil memegang tangan ayahnya,” tulis Vicens di Facebook.

“Kemarin saya sangat beruntung menjadi fotografer pernikahan ini di San Francisco, pernikahan yang berbeda tetapi terutama emosional, jangan lupa bahwa hidup terus berjalan. Adalah hal yang benar-benar indah yang dilakukan para pastor dan anggota gereja,” tambah Forn.

Parris mengatakan, di antara foto-foto di bangku, ada teman-teman serta keluarga mereka menonton siaran langsung pernikahan, dan itu membuat mereka merasa sangat dicintai. ** Baca juga: Larangan Mudik, 18 Orang di India Nekat Sembunyi dalam Truk Molen

Ide yang unik.(ilj/bbs)




Selandia Baru Klaim Mampu Hentikan Penyebaran COVID-19

Kabar6-Pemerintah Selandia Baru melalui Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern, mengklaim negara mereka telah mampu menghentikan penyebaran COVID-19, dan secara efektif menghilangkan virus tersebut.

Disebutkan, dalam kasus baru hanya satu orang selama beberapa hari. PM Ardern juga mengatakan, virus itu ‘saat ini’ dihilangkan.

Meskipun demikian, melansir nzherald, pemerintah mengingatkan agar tidak berpuas diri, dengan mengatakan hal itu bukanlah berarti berakhirnya secara total kasus-kasus COVID-19. Klaim keberhasilan ini muncul beberapa jam sebelum Selandia Baru melonggarkan kebijakan karantina wilayah atau lockdown.

Mulai hari Selasa (28/04/2020) kemarin, sejumlah kegiatan bisnis, fasilitas kesehatan, dan pendidikan dapat dibuka kembali. Kebanyakan masyarakat masih akan diminta agar tetap tinggal di rumah setiap saat dan menghindari interaksi sosial.

“Kami membuka kegiatan ekonomi, tetapi kami tidak membuka kehidupan sosial masyarakat,” kata PM Ardern dalam keterangan pers harian.

Selandia Baru telah melaporkan kurang dari 1.500 kasus COVID-19 yang terkonfirmasi dan ada 19 kasus kematian. Sementara itu, Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru, Ashley Bloomfield, mengatakan bahwa rendahnya jumlah kasus baru dalam beberapa hari terakhir. “Memang memberi kami keyakinan bahwa kami telah mencapai tujuan eliminasi (penghilangan)”, ujarnya.

Namun Bloomfield memperingatkan bahwa ‘eliminasi’ tidak berarti tidak akan ada kasus baru. “Tetapi itu berarti kita tahu dari mana kasus tersebut berasal”, jelasnya.

Ditambahkan PM Ardern, “Tidak ada transmisi komunitas luas yang tidak terdeteksi di Selandia Baru. “Kami telah memenangi pertempuran ini.”

Namun dia mengatakan, negara ‘harus tetap waspada jika kita ingin tetap seperti itu’. Selandia Baru telah memberlakukan kebijakan salah-satu yang terketat di dunia dalam menghadapi COVID-19.

Pendekatan PM Ardern adalah benar-benar menghentikan penyebaran. Seluruh penduduk Selandia Baru ditempatkan dalam karantina wilayah alias lockdown ketika korban jiwa mencapai enam orang.

Selain menutup perbatasan dan memberlakukan karantina wilayah, negara itu melakukan karantina terhadap semua orang yang tiba di negara itu, dan melakukan pengujian ekstensif dan menggelar pelacakan kontak.

PM Ardern mengatakan, hasil analisa pemodelan mengindikasikan bahwa Selandia Baru bisa memiliki lebih dari 1.000 kasus sehari jika tidak melakukan kebijakan lockdown secara cepat.

Dikatakan, negaranya tidak akan pernah tahu seberapa buruknya. “Melalui tindakan kumulatif, kami telah mampu menghindari dampak terburuk,” katanya lagi.

Pada tengah malam waktu setempat (12:00 GMT, Senin 27 April 2020), Selandia Baru telah melonggarkan kebijakan lockdown dari Tingkat Empat ke Tingkat Tiga. Itu berarti, sebagian besar kegiatan bisnis akan dapat dibuka kembali, termasuk restoran, tapi dibatasi pelayanan yang dibawa pulang (take away), tetapi tidak yang melibatkan kontak tatap muka.

Warga Selandia Baru diperintahkan agar tetap berpegang pada ‘gelembung’ mereka, yaitu sekelompok kecil teman dekat atau keluarga, dan berdiri sejauh dua meter dari orang-orang di luar. ** Baca juga: Peneliti Senior Sebut Laboratorium Virus di Wuhan Masih Simpan 1.500 Virus Mematikan

Pertemuan massal masih dilarang, pusat perbelanjaan tetap tutup, dan sebagian besar anak-anak dilarang ke sekolah. Sementara perbatasan Selandia Baru akan tetap ditutup.(ilj/bbs)




Robot Antar Belanjaan ke Rumah Penduduk di Inggris yang Terjebak Lockdown

Kabar6-Lockdown bukan lagi menjadi masalah bagi penduduk kota Milton Keynes di Inggris, terutama saat membutuhkan bahan makanan atau sejenisnya.

Ya, warga yang terjebak lockdown akibat COVID-19 bisa mengandalkan robot kurir untuk mengantarkan belanjaan mereka.

Robot setinggi kira-kira setinggi lutut orang dewasa ini, melansir theguardian, berbentuk kotak plastik putih halus dengan enam roda hitam, dan merupakan pemandangan biasa di kota Milton Keynes. Rupanya, robot-robot ini telah mengantarkan bahan makanan selama lebih dari dua tahun. Artinya, sebelum pandemi COVID-19 mengguncang dunia.

Tetapi sejak pemerintah memberlakukan langkah-langkah jarak sosial yang ketat pada 23 Maret, robot-robot itu menjadi lebih sibuk dari sebelumnya, memberikan jasa gratis kepada staf Layanan Kesehatan Nasional (NHS) dan menghadapi peningkatan permintaan dari masyarakat umum.

“Saat ini kami menawarkan pengiriman gratis ke semua pekerja NHS di masyarakat. Kami ingin membuat hidup sedikit lebih mudah bagi orang-orang ini di masa yang sangat, sangat menegangkan ini,” kata Henry Harris-Burland dari Starship, perusahaan yang membuat robot kurir.

Ditambahkan, “Banyak dari mereka yang melakukan tugas…80 jam seminggu dan mereka tidak punya waktu untuk pergi ke toko kelontong lokal, jadi mereka menggunakan robot kami untuk berbelanja. Kami merasa terhormat bahwa kami bisa menjadi bagian dari solusi itu.”

Robot kurir ini memiliki antena di atasnya dengan bendera merah kecil untuk membuat warga lebih mudah melihat robot ketika berkeliling. Kapasitas robot kurir cukup besar untuk menampung beberapa tas belanjaan serta satu pak botol.

“Banyak warga telah menghubungi kami secara online, meminta kami untuk mengirim ke lingkungan mereka,” kata Harris-Burland lagi. ** Baca juga: Pria Singapura Ini Terancam Dipenjara Karena Keluar Rumah 30 Menit Jelang Berakhirnya Masa Isolasi

Perusahaan mereka melakukan segala yang bisa secepat mungkin untuk memperluas menawarkan layanan tersebut kepada lebih banyak orang, terutama pada saat yang sangat genting ini.

Starship telah menggandakan armada pengiriman robot di Milton Keynes menjadi 70 dalam tiga minggu terakhir. Harris-Burland mengatakan, mereka telah menyelesaikan 100 ribu pengiriman otonom dengan robot di kota tersebut.

Cara efektif agar warga tidak keluar rumah, namun persediaan bahan makanan tetap terjamin.(ilj/bbs)




5 Negara yang Mulai Longgarkan Aturan Lockdown

Kabar6-Untuk menghindari terjadinya penyebaran COVID-19, sejumlah negara memutuskan mengambil kebijakan lockdown. Negara yang pertama kali melakukan lockdown tentu saja adalah Tiongkok, tepatnya di Kota Wuhan, tempat pertama kali virus tersebut muncul.

Kemudian menyusul Italia, Filipina, Arab Saudi, Spanyol, dan Prancis telah menerapkan kebijakan lockdown. Diketahui, lockdown menjadi salah satu kata populer sejak pandemi COVID-19. Lockdown dapat berarti penutupan akses dari dalam maupun luar. Lockdown menjadi sebuah protokol darurat dan biasanya hanya dapat ditetapkan oleh otoritas pemerintah.

Dalam kasus COVID-19, negara yang terinfeksi mengunci akses masuk dan keluar untuk mencegah penyebaran virus corona yang lebih luas. Lockdown juga biasanya akan diikuti dengan larangan mengadakan pertemuan yang melibatkan banyak orang, penutupan sekolah dan universitas, hingga tempat-tempat umum.

Lockdown ini bersifat temporer atau sementara, dan bisa dicabut sewaktu-waktu, jika kondisi dianggap sudah membaik. Diketahui, Belgia pada awal Mei 2020 berencana melonggarkan lockdown di negara itu secara bertahap.

Negara mana saja yang akan menyusul langkah Belgia? Melansir beberapa sumber, ini lima negara yang mulai melonggarkan lockdown:

1. Belanda
Menurut rencana, Belanda mulai membuka kembali aktivitas belajar mengajar Sekolah Dasar (SD) mulai 11 Mei 2020.

2. Jerman
Saat ini toko-toko kecil di Jerman sudah boleh beroperasi kembali. Namun sekolah-sekolah boleh beraktivitas lagi pada 4 Mei 2020.

3. Israel
Israel secara bertahap melonggarkan lockdown terhitung mulai Minggu, 19 April 2020. Lewat pelonggaran ini, maka beberapa sektor bisnis boleh beroperasi dan pengetatan aktivitas masyarakat sedikit dikendurkan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, keputusan ini diambil pihaknya setelah angka infeksi COVID-19 melambat. Israel memberlakukan lockdown sejak 14 Maret 2020.

Namun beberapa wilayah di Israel masih akan diberlakukan lockdown dengan diliburkannya sekolah-sekolah dan meminta masyarakat agar tidak keluar rumah.

4. Austria
Ribuan toko dilaporkan dibuka kembali pada Selasa, 14 April 2020. Austria sebenarnya bertindak cepat dengan menutup sekolah, bar, teater, restoran, sejak empat pekan lalu. Mereka telah meminta masyarakat untuk tinggal di rumah.

Sejauh ini dilaporkan ada 384 kematian akibat COVID-19 di Austria. Angka ini lebih kecil dibanding negara-negara Eropa lain yang angka kematiannya jauh lebih tinggi.

5.Denmark
Denmark membuka sejumlah fasilitas publik mulai 15 April 2020. Perdana Menteri Mette Frederiksen mengumumkan, pusat titipan anak, taman kanak-kanan dan sekolah dasar kembali aktif. ** Baca juga: Peneliti di California Kembangkan E-skin, Alat Deteksi Kesehatan Melalui Kulit

Semoga pandemi COVID-19 ini segera berakhir, sehingga roda perekonomian kembali pulih.(ilj/bbs)




Lockdown, Buaya ‘Ambil Alih’ Pantai di Meksiko

Kabar6-Pandemi COVID-19 memberikan banyak hal, termasuk sejumlah peristiwa langka yang terjadi di banyak negara. Salah satunya adalah sebuah pantai di Meksiko yang ‘diambil alih’ oleh kawanan buaya.

Hewan-hewan tersebut, melansir Dailymail, keluar dari tempat peristirahatannya untuk berjemur dan bersantai di pasir, saat pantai sepi dari para pengunjung. Diketahui, sejumlah pantai di Meksiko ditutup bagi turis sejak awal April 2020, untuk menghindari kerumunan massa menyusul penyebaran COVID-19.

Dilaporkan, beberapa ekor buaya di Oaxaca, yakni sebuah resort ekoturisme, untuk pertama kali setelah berpuluh tahun muncul ke permukaan setelah wilayah Oaxaca melakukan lockdown.

Tempat wisata Oaxaca memiliki sebuah danau, di mana hewan-hewan reptil ini menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghindari para turis.

Namun, foto-foto yang beredar di media sosial beberapa hari lalu memperlihatkan buaya-buaya itu tampak bersantai di pantai, dan tak ada satu pun turis di sana.

Namun ini bukan pertama kalinya hewan liar terlihat di tempat tujuan wisata di Meksiko. Beberapa hewan liar juga muncul di sejumlah tempat di Meksiko saat hotel-hotel dan pantai-pantai tutup.

Di jalan kawasan Tulum dekat Grand Sirenis Riviera Maya Resort & Spa belum lama ini terlihat seekor jaguar, hewan jenis kucing raksasa. ** Baca juga: Karantina Wilayah, Pria di Afsel Selundupkan Sang Kekasih dalam Bagasi Mobil

Ya, lockdown membuat banyak hewan langka atau yang jarang terlihat, kini menampakkan diri di tengah pemukiman manusia. Pemandangan yang menyenangkan.(ilj/bbs)




Kawanan Rusa ‘Serbu’ London Saat Lockdown Pandemi COVID-19

Kabar6-Pemandangan seru atau tak biasa terlihat di London, Inggris, saat memasuki pekan ketiga penerapan lockdown. Sekawanan rusa menyerbu London, dan berjalan-jalan di halaman rumah penduduk tanpa rasa takut sama sekali.

Hewan bertanduk tersebut, melansir Sooperboy, melenggang dengan tenang di kota yang biasanya sangat padat, namun kini sepi karena pandemi COVID-19. Warga yang tengah terkunci di rumah akibat lockdown di Harold Hill mengatakan, kawanan rusa pindah ke daerah itu dan telah merumput dan tidur siang di halaman rumah milik mereka.

Penyanyi sekaligus penulis lagu Billy Bragg men-tweet foto-foto rusa berkeliaran di jalaan kosong dan makan rumput dari halaman rumah penduduk. Sementara penduduk tetap berada di dalam rumah mereka. ** Baca juga: 6 Turis di India Terpaksa Tinggal dalam Gua Karena Kehabisan Uang Saat Lockdown

Warga setempat mengatakan, rusa jantan berkeliaran ke daerah itu dari Taman Dagnam, sebuah fenomena yang jarang terjadi.(ilj/bbs)




6 Turis di India Terpaksa Tinggal dalam Gua Karena Kehabisan Uang Saat Lockdown

Kabar6-Penetapan lockdown di India membuat banyak orang ‘terjebak’, tidak bisa pulang ke rumah sendiri dan harus tinggal di stasiun kereta. Hal itu juga yang dialami enam orang turis asing.

Bagaimana kisahnya? Semula keenam turis tadi, melansir moneycontrol, tinggal di sebuah hotel wilayah Muni Ki Reti. Namun, terlalu lama tinggal di hotel membuat mereka kehabisan uang dan harus meninggalkan hotel tersebut. Karena tidak tahu harus ke mana, mereka pun memutuskan untuk bersembunyi di sebuah gua di daerah Rishikesh sejak 24 Maret lalu.

Diketahui, keenam turis ini berasal dari Prancis, Amerika Serikat, Ukraina, Turki, dan Nepal. Mereka tidak meninggalkan gua demi mencegah penyebaran virus, dan hanya satu orang yang setiap hari berbelanja makanan keluar, yaitu turis asal Nepal. Demi menghemat uang, mereka membeli makanan dengan cara patungan.

“Mereka telah menghemat uang untuk membeli makanan dan persediaan lainnya,” kata Inspektur Polisi Rajendra Singh Kathait.

Hingga suatu hari, setelah berhari-hari telantar di gua, keenam turis tadi akhirnya ditemukan oleh polisi setempat yang sedang berpatroli. Meskipun tidak ada yang menunjukkan gejala terinfeksi COVID-19, mereka tetap dibawa ke Swarg Ashram untuk dikarantina selama 14 hari.

Selain keenam turis ini, dikabarkan ada 700 pelancong lain yang masih terjebak di India. Untuk menangani hal itu, Pemerintah India meluncurkan situs ‘Stranded in India’ agar para pelancong itu bisa pulang ke negaranya. ** Baca juga: Sosial Distancing Ala Warga Islandia yang Unik

Dengan adanya situs tersebut, kini beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris telah mencarter penerbangan untuk membawa para pelancong ini pulang. (ilj/bbs)




Singa-singa Rebahan di Jalan Saat Afrika Selatan Lockdown

Kabar6-Ada pemandangan tidak biasa di Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan, selama masa lockdown. Singa-singa terlihat santai merebahkan diri di jalan yang sepi.

Seorang penjaga taman bernama Richard Sowry sedang berpatroli, melansir Kompas, tengah melintasi jalanan yang biasanya ramai dengan turis. Diketahui, Taman Nasional Kruger telah ditutup sejak 25 Maret sebagai bagian dari lockdown di Afrika Selatan, sama seperti taman-taman margasatwa lainnya. Dan singa-singa itu biasanya hanya terlihat aktif di malam hari.

Saat mengemudi di dekat Camp Orpen Rest pada sore hari, ia melihat singa di depan jalan dan berhenti dengan jarak sekira 5,5 meter, untuk melihat fenomena yang tidak biasa ini.

Hewan-hewan tadi pun tak merasa terganggu ketika Sowry mengabadikan momen tadi dengan telepon genggam. Kebanyakan dari mereka terlihat tidur nyenyak.

“Singa-singa itu sudah terbiasa dengan orang-orang di kendaraan,” kata Sowry. “Semua hewan punya lebih banyak rasa takut naluriah dari orang-orang yang berjalan kaki, jadi jika saya berjalan, mereka tidak akan pernah membiarkan saya begitu dekat.”

Biasanya, Sowry hanya melihat singa-singa tidur di jalan taman pada malam di musim dingin, untuk menghangatkan diri di aspal jalanan yang menyimpan panas cukup banyak dari terik sinar matahari.

Namun yang dikhawatirkan Sowry adalah jika singa-singa itu berpikir jalanan adalah tempat yang aman, karena mereka terlihat sangat menikmati berdiam diri di sana.

Selama lockdown, singa-singa serta anjing liar juga terlihat bertualang ke lapangan golf di taman. Namun Sowry tidak berpikir lockdown telah membawa pengaruh besar ke perilaku hewan. “Kruger tempat yang sangat liar. Sudah liar dan masih liar,” ujarnya.

Lockdown Afrika Selatan telah diperpanjang selama dua minggu sejak Rabu (15/4/2020). “Semua orang menyadari pentingnya lockdown dan penjaga tetap bertugas,” kata Isaav Phaala, petugas media.

Terkait singa-singa yang bersantai di jalan Phaala menambahkan, “Biasanya mereka di semak-semak karena lalu lintas, tetapi mereka sangat cerdas, dan sekarang mereka menikmati kebebasan taman tanpa kita.”

Lalu ketika ditanya mengapa singa lebih menyukai aspal daripada kelembutan rumput, Phaala berpikir mungkin karena faktor hujan. “Aspal itu lebih kering daripada rumput pada saat itu. Kucing enggan berbaur dengan air,” katanya lagi. ** Baca juga: Seorang Seniman Ciptakan Sarung Tangan Mirip Kulit Manusia untuk Cegah COVID-19

Entah apa yang ada dalam benak singa-singa tadi saat menikmati sepinya Taman Nasional Kruger dari pengunjung.(ilj/bbs)




Didenda Rp25 Miliar Karena Pasang Foto Liburan Saat Lockdown

Kabar6-Selama kebijakan lockdown diberlakukan, liburan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari terpaksa harus dibatalkan. Namun untuk melepas kerinduan, banyak orang yang mengunggah foto lama mereka saat liburan di media sosial.

Ternyata di sisi lain, mengunggah foto liburan dapat membawa petaka bagi sebagian orang. Salah satunya, yang dialami pasangan suami istri (pasutri) bernama Jazz dan Garry Mott. Melansir Independent, pasutri asal Victoria, Australia, ini didenda oleh pihak kepolisian setempat karena dianggap melakukan perjalanan tidak penting di tengah pandemi. Padahal, foto yang mereka unggah itu adalah saat liburan sebelum pandemi COVID-19.

Berawal saat Jazz dan Mott mengunggah 12 foto liburan mereka yang diambil pada 2019 di media sosial Facebook. Foto yang diunggah pada 5 April ini juga ditandai dengan lokasi foto itu diambil, yaitu di Danau Lakes Entrance.

Nah, beberapa hari setelah foto itu diunggah, pada 9 April pasangan suami istri itu terkejut saat polisi datang ke rumah, dan mengatakan bahwa mereka didenda karena mengunggah foto liburan.

Jazz Mott mengatakan, ia dan suaminya masing-masing didenda sebesar Rp25 miliar. Namun, gugatan itu akhirnya dicabut oleh kepolisian setempat setelah Jazz dan Garry melaporkan kejadian ini ke media. Namun syarat yang harus ditaati, ia dan sang suami tidak diizinkan lagi mengunggah foto liburan ke media sosial mana pun.

Seorang juru bicara Departemen Kepolisian Victoria mengatakan, kebijakan tersebut telah ditinjau dan mereka memutuskan untuk mencabut gugatan kepada Jazz dan Garry. Dikatakan, kesalahan yang dibuat sepasang suami istri itu dapat dijadikan pelajaran oleh masyarakat Victoria.

“Secara umum, polisi akan menindaklanjuti dan menyelidiki keadaan di sekitar potensi pelanggaran individu yang dilaporkan oleh publik,” kata juru bicara kepolisian Victoria. ** Baca juga: Amge, Wanita Terpendek di Dunia Bantu Polisi India Ingatkan Warga Tentang Lockdown

Diketahui, negara bagian Victoria saat ini sedang menjalani lockdown dan mengharuskan warganya untuk tinggal di rumah. Mereka hanya diperbolehkan keluar rumah untuk membeli persediaan makanan dan ke rumah sakit.(ilj/bbs)




Amge, Wanita Terpendek di Dunia Bantu Polisi India Ingatkan Warga Tentang Lockdown

Kabar6-Jyoti Amge (26) yang merupakan wanita terpendek di dunia, memiliki cara sendiri untuk membantu polisi mensosialisasikan lockdown Pandemi COVID-19 kepada masyarakat.

Amge turun ke jalan-jalan di India demi mengingatkan orang-orang untuk tetap di rumah. Wanita dengan tinggi badan 62,8 cm ini, melansir theguardian, mendorong orang-orang untuk mencuci tangan sekaligus mengenakan masker saat meninggalkan rumah. Amge menjalankan aksi sosialnya di kota Nagpur, negara bagian Maharashtra, India.

“Petugas polisi kami, petugas kesehatan, petugas militer, berada di garis depan melawan virus dan menyelamatkan nyawa dan saya ingin berkontribusi dengan cara saya sendiri, betapa pun kecilnya,” ungkap Amge. “Saya meminta orang-orang untuk melakukan physical distancing dan tinggal di rumah untuk memutus rantai penularan virus.”

Amge yang mengalami bentuk dwarfisme (disebut achondroplasia), dinobatkan sebagai wanita terpendek di dunia oleh Guinness World Records. Ia pernah bekerja di televisi India dan Amerika Serikat, setelah mengambil gelar pada 2011 lalu. ** Baca juga: Usai Kena PHK, Pria Ini Menang Lotre Puluhan Miliar

Diketahui, India melakukan lockdown nasional sejak akhir Maret. Penduduk hanya diizinkan keluar rumah hanya untuk layanan penting seperti membeli bahan makanan dan obat-obatan.(ilj/bbs)