1

Pasang 9 AC di Apartemennya, Pria Singapura Ini Dikomplain Para Tetangga

Kabar6-Seorang pria pensiunan asal Singapura bermarga Huang (63) mendapat banyak keluhan dari para tetangga setelah memasang setidaknya sembilan buah pendingin ruangan atau AC di apartemen sewaannya.

Suhu ruangan apartemen Huang yang turun hingga 18 derajat Celcius dan sangat dingin, dilaporkan menyebabkan kondensasi dan jamur hitam terbentuk di dinding apartemen tetangga. “Kami harus mengepel lantai tiga kali sehari. Sakit kepala rasanya,” kata Liu, tetangga lantai atas Huang.

Liu dan sang istri berjuang dengan jamur di dinding rumah karena kelembapannya menembus ruang mereka, serta ubin lantai yang retak karena perbedaan suhu. ** Baca juga: Cetak Rekor Dunia, Pria India Mengemudi Mundur Sejauh 16 Km Kurang dari 30 Menit

Huang diketahui menyewa flat empat kamar wilayah Sengkang, Singapura. Melansir Says, pria itu mengatakan bahwa pengaturan suhu hingga 18 derajat Celcius membantunya hidup dalam kondisi nyaman di iklim Singapura yang panas. Rupanya, Huang telah didiagnosis menderita kanker hati, sehingga suhu yang sejuk membantu memperkuat kekebalan tubuhnya.

“Ada lima AC di ruang tamu, dua di kamar tidur utama, dan masing-masing satu di dua kamar lainnya”, terang Huang, yang membayar sekira Rp108 juta hanya untuk memasang sembilan unit pendingin ruangan.

Pihak berwenang mencoba menyatukan Huang dan para tetangga untuk mencapai kompromi, tetapi tampak tidak berjalan dengan baik, hingga akhirnya Huang memutuskan untuk pindah dari apartemen. “Tetangga saya mengeroyok saya. Mereka juga melapor ke pihak berwenang dan pers,” ujar Huang.

Huang pergi meninggalkan apartemen dan memutuskan untuk memasang kembali semua AC miliknya di lokasi baru yang kemungkinan besar akan menghabiskan biaya cukup mahal. Tetapi Huang mengatakan, “Selama saya bisa hidup dengan nyaman, itu tidak masalah.”

Sementara itu tetangga Huang mengungkapkan, mereka lega mendengar bahwa pria tua itu pindah, tetapi mengklaim masih harus menghabiskan beberapa ratus dolar untuk mengecat ulang dinding dan langit-langit rumah mereka.(ilj/bbs)




Agar Lebih Awet, Begini Cara Tepat Simpan Roti

Kabar6-Roti mengandung karbohidrat tinggi dan sering dijadikan alternatif pengganti nasi saat sarapan. Meskipun praktis, roti juga mudah menumbuhkan jamur, terutama jika tidak disimpan dengan cara yang tepat.

Lantas, bagaimana cara menyimpan roti agar lebih awet? Melansir Haibunda, ada lima cara yang disrankan. Apa sajakah itu?

1. Simpan roti dalam plastik
Memasukkan roti ke kulkas biasanya sering dilakukan. Padahal, proses pendinginan yang setengah-setengah ini hanya akan menyebabkan roti menjadi lembap dan cepat rusak.

Susan Reid, editor makanan di Sift Magazine, merekomendasikan untuk roti yang akan dimakan dalam dua atau tiga hari setelah dipanggang atau dibeli, sebaiknya bungkus dengan plastik, dan diletakkan di atas meja saja, bukan di kulkas.

Meskipun demikian, perlakuan ini tak melulu bisa sama di berbagai kondisi ruangan. Faktor lingkungan juga memengaruhi ketahanan roti.

“Dalam iklim yang lebih kering atau lebih panas, roti menjadi basi lebih cepat, jadi kuncinya adalah menyimpan roti di area yang lingkungannya stabil, tidak di dekat jendela atau di mana cahaya masuk,” kata Jonathan Davis, wakil presiden senior R&D di LaBrea Bakery.

2. Bekukan roti
Cara terbaik untuk mengawetkan roti agar bertahan lebih lama adalah dengan memasukkannya ke freezer. Proses ini bisa mencegah pertumbuhan jamur yang menyebabkan roti jadi basi.

Cukup iris roti sebelum membeku. Kemudian, bungkus roti dengan aluminium foil atau kantong plastik, dan segera masukkan ke dalam freezer sebelum kualitas teksturnya mulai menurun.

Hal ini penting untuk dilakukan secepat mungkin, bukan setelah roti mulai menjadi kenyal atau basi. Roti yang dibekukan ini akan kembali segar saat dipanaskan dalam oven selama 10-15 menit pada suhu 350 derajat Celsius.

3. Simpan di kertas
Roti segar yang paling baik adalah bila dimakan dalam dua sampai tiga hari. Jika Anda berencana memakannya dalam rentang waktu dekat, menyimpan roti dalam kertas menjaga kesegarannya.

Menyimpan roti di dalam pembungkus kertas bisa mempertahankan kerenyahan kulit roti. Namun hati-hati, jika roti tidak dibungkus dan terpapar ke udara, justru akan basi dalam beberapa jam.

4. Simpan dalam kotak roti
Menyimpan roti di dalam tempat khusus dapat memperpanjang umur roti. Oleh karena itu, kotak khusus roti juga cara yang bagus untuk menyimpan makanan ini.

Kotak memiliki lubang kecil di dalamnya, yang memungkinkan sedikit udara untuk bersirkulasi. Selain itu, menyimpan di dalam kotak roti juga dapat mencegah roti dari jamur. Umumnya dalam satu kotak roti dapat menampung dua bungkus roti tawar utuh. Namun sebelum menyimpannya, pastikan kotak roti bersih dan tidak lembap.

5. Simpan di tempat yang sejuk
Selain cara menyimpan roti, tempat di mana Anda menyimpannya juga tak kalah penting. Hindari tempat-tempat dengan suhu yang panas seperti di jendela atau di atas kulkas.

Meletakkan di tempat yang panas menyebabkan roti menjadi lembap dan lebih cepat berjamur. Panas yang berlebih dan kelembapan tak ramah dengan roti.

Jadi, cobalah menyimpan roti di tempat yang sejuk dan kering di dapur, seperti di meja makan, lemari atau freezer. ** Baca juga: 7 Kesalahan yang Kerap Dilakukan Saat Memasak Daging

Namun sebenarnya, bahan-bahan yang digunakan roti juga memengaruhi umur simpannya. Umumnya jika roti yang dibuat dengan sedikit pengawet akan lebih cepat basi, sehingga harus cepat dimakan, daripada roti yang mengandung perasa buatan, pewarna, dan pengawet lainnya.(ilj/bbs)




Sering Tidak Disadari 5 Kesalahan Memasak Ikan yang Dilakukan dalam Keseharian

Kabar6-Ikan menjadi salah satu menu paling digemari saat waktu makan tiba. Tidak hanya dapat diolah menjadi berbagai jenis hidangan, ikan juga mengandung sejumlah nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Sayangnya, tanpa disadari ada sejumlah kesalahan dalam mengolah ikan yang sering dilakukan, sehingga mengurangi kelezatannya. Melansir beberapa sumber, ini lima kesalahan memasak ikan yang dimaksud:

1. Sering membalik ikan di penggorengan
Ikan memiliki daging yang sangat lembut, sehingga semakin banyak Anda menggerakkannya di atas wajan, maka makin banyak cairan yang hilang. Ini menyebabkan daging ikan hancur.

Jadi, tak perlu banyak menyentuh atau memindahkan ikan saat memasaknya. Pastikan wajan yang digunakan sudah panas dan jangan memasak terlalu lama. Biarkan ikan matang selama 3-4 menit, baru dibalik.

Apabila Anda memanggang ikan, olesi dengan minyak zaitun sedikit saja. Lalu ikuti aturan memasak 10 menit, yaitu panggang satu sisi ikan selama lima menit, lalu balik. Kemudian lanjutkan memanggang sisi lainnya selama lima menit pula.

2. Beri garam di waktu yang salah
Garam bisa mengurangi kelembapan. Jadi hindari menabur bumbu tambahan seperti garam saat proses memasak, agar ikan tak terlalu kering. Saat ikan baru sekira matang 80 persen, keluarkan dari wajan sejenak, lalu beri bumbu. Ini juga berlaku saat Anda memasak salmon.

“Salmon, misalnya, harus masih berwarna merah muda di bagian tengahnya. Jika tidak, maka akan kehilangan semua lemak dan jusnya, semua kualitas yang baik akan hilang,” kata koki Roberti Bellitti.

3. Tidak membekukan ikan dengan baik
Ketika menyimpan ikan dalam freezer, pastikan daging ikan sudah kering sebelum masuk dalam wadah yang ditutupi cling wrap. Hindari menyimpan ikan yang masih benar-benar basah. Apalagi yang belum dibersihkan.

Ikan yang disimpan dengan benar, kualitasnya akan lebih terjaga. Dengan begitu, Anda pun bisa lebih irit dalam membeli ikan sebagai bahan makanan. Ikan dapat bertahan dalam freezer selama 3-5 bulan. Kualitas terbaiknya adalah saat baru disimpan selama 10-15 hari.

4. Tidak melakukan thawing dengan benar
Ikan beku yang baru dikeluarkan dari freezer sebaiknya jangan langsung dimasak. Lakukan proses thawing atau melelehkan kembali ikan yang beku terlebih dahulu. Hindari melakukan thawing di suhu ruang atau dengan air panas. Lebih baik lelehkan kembali ikan yang beku dalam kulkas saja selama 4-5 jam.

Namun bila ingin cepat, masukkan ikan dalam plastik yang bisa ditutup rapat dan letakkan dalam mangkuk berisi air yang sangat dingin. “Wadahnya harus benar-benar tertutup air, tapi pastikan daging ikan tak terkena air. Kalau kena air, daging ikan bisa jadi terlalu lembap dan susah dimasak,” terang Giuseppe Tentori, koki eksekutif GT Fish & Oyster.

5. Terlalu lama memasak
Terlalu lama memasak ikan membuatnya kering dan menghilangkan rasa. Cara mengolah yang tepat adalah ukur ketebalan daging ikan, dan masak selama 10 menit per 2,4 cm, balik sekali di menit kelima. ** Baca juga: 6 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Diet Anda Gagal Total

Teknik ini dapat dilakukan pada hampir semua jenis ikan. Kalau ikan terlihat sudah hampir matang, berarti sudah selesai. “Ketika salmon hampir matang, sejumlah proteinnya, yang berwarna putih, akan keluar dari ikan karena sudah membeku,” kata Tentori.

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Sering Diremehkan, Keracunan Makanan Bisa Disebabkan Bakteri yang Menempel pada Lap Dapur

Kabar6-Lap kain menjadi salah satu perlengkapan di dapur yang sering dipakai untuk membersihkan peralatan masak hingga permukaan meja. Nah, karena sering dipakai untuk membersihkan itulah, lap dapur memang kotor dan menyimpan banyak banteri.

Menurut riset tim dari Universitas Mauritius di Afrika, melansir Kompas, pada lap dapur dapat tumbuh bakteri-bakteri yang secara alami sebenarnya hidup dalam usus manusia. Bakteri tersebut dapat menyebabkan keracunan makanan dan penyakit lain yang ditularkan lewat makanan. Riset ini dilakukan dengan cara mengkultur 100 lap dapur yang sudah dipakai berulang selama sebulan tanpa dicuci.

“Dalam penelitian ini kami mencari tahu faktor lap dapur dalam kontaminasi silang di dapur dan juga faktor lain yang berpengaruh pada profil mikroba dan jumlahnya di lap dapur,” kata Susheela D.Biranjia-Hurdoyal Ph.D, peneliti yang terlibat.

Dari 49 sampel yang ternyata positif mengandung bakteri usus, sekira 36,7 persen mengandung bakteri coliform, 36,7 persen bakteri Enterocooccus, dan 14,3 persen jenis S.aureus. Bakteri di lap dapur juga menggambarkan kondisi pemiliknya.

Penelitian menunjukkan, tipe dan jumlah bakteri berbeda-beda tergantung pada besar kecilnya keluarga, kehadiran anak, status sosio ekonomi, pola makan, dan jenis lap yang dipakai.

Misalnya saja, S.aureus, jenis bakteri yang biasanya ada di kulit, hidung, dan tenggorokan ini, lebih banyak ditemukan di lap keluarga yang memiliki anak dan punya status ekonomi lebih rendah. Sementara itu, bakteri E.coli biasanya ditemukan di lap dapur pada rumah orang penggemar daging.

Menurut studi, E.coli pada umumnya ditemukan di feses manusia. Ini berarti, kurangnya menjaga kebersihan tangan bisa menjadi pintu masuk bakteri ini berakhir di dapur.

Lap dapur yang dipakai untuk berbagai fungsi, misalnya mengeringkan peralatan dapur, mengeringkan tangan, atau mengelap permukaan dapur, mengandung lebih banyak bakteri. Lap dapur yang sering lembap dan basah juga menjadi tempat favorit kuman dibanding lap kering.

Memang tidak semua bakteri itu berbahaya bagi kesehatan. Namun beberapa tipe, seperti E.coli dan S.aureus, terkait dengan kasus keracunan makanan yang dapat memicu muntah, mual, diare, sakit perut, dan juga demam.

“Proses pengolahan makanan yang tidak higienis dan juga sanitasi bisa membuat bakteri-bakteri itu berakhir di dapur dan memicu penyakit,” urai Dr.Bruce Ruben, spesialis penyakit infeksi.

Bakteri memang menyukai tempat yang hangat dan lembap. Itu sebabnya, dapur menjadi tempat paling banyak mengandung kuman di rumah. Jadi, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah penyakit. Antara lain mencuci lap dapur lebih sering.

Pakar mikrobiologi bernama Charles Gerba Ph.D, juga menyarankan melakukan disinfektan permukaan dapur secara berkala, termasuk bagian rak dan pegangan kulkas. Terutama setelah memasak daging mentah, telur, dan susu. ** Baca juga: Penting untuk Mencuci Sayur dan Buah Agar Terhindar dari Bakteri

“Penyebab kontaminasi bakteri di dapur adalah tangan kita. Karena itu mencuci tangan dengan sabun harus sering dilakukan,” tambah Gerba.(ilj/bbs)




Jangan Simpan 4 Benda Berikut dalam Kamar Mandi

Kabar6-Kamar mandi memang dianggap sebagai area pribadi. Karena itulah banyak orang yang menyimpan berbagai barang, baik peralatan mandi atau pun kosmetik di sana.

Namun tahukah Anda, ternyata tidak semua barang bisa disimpan dalam kamar mandi, lho. Hal itu karena terdapat sejumlah bakteri yang berkembang di kamar mandi. Melansir beberapa sumber, berikut empat buah benda atau barang yang tidak boleh disimpan dalam kamar mandi.

1. Parfum
Jika disimpan dalam kamar mandi, maka parfum akan cepat habis karena teroksidasi, yaitu proses yang menyebabkan hilangnya satu atau lebih elektron dari dalam zat. Tak hanya itu, suhu dan kelembapan dalam kamar mandi juga akan menghilangkan aroma parfum tersebut.

2. Cat kuku
Selain parfum, cat kuku juga tidak boleh diletakkan dalam kamar mandi. Suhu di kamar mandi serta uap akan dengan mudah mengubah bentuk dan warna cat kuku.

Ketimbang di simpan dalam kamar mandi, ada baiknya menyimpan cat kuku di kulkas untuk menjaga warnanya. ** Baca juga: Saat Perut Kosong Ada 4 Jenis Makanan yang Baik untuk Dikonsumsi

3. Pisau cukur
Mungkin Anda sering menyimpan pisau cukur dalam kamar mandi. Namun tahukah Anda, suhu dan kelembapan udara di kamar mandi dapat membuat pisau cukur jadi berkarat? Jadi, simpanlah pisau cukur dalam laci kamar yang kedap udara.

4. Obat-obatan
Obat-obatan akan cenderung lebih cepat kedaluwarsa apabila ditaruh dalam kamar mandi, dibanding ruangan lain. Selain itu, efektivitas dan daya kerja obat-obatan itu juga akan semakin berkurang jika terlalu lama diletakkan di kamar mandi.

Yuk, seleksi lagi barang-barang apa saja yang harus disingkirkan dari kamar mandi Anda.(ilj/bbs)




Dalam Kondisi Apa Masker Harus Lebih Sering Diganti?

Kabar6-Saat ini memakai masker menjadi sebuah keharusan untuk mencegah penyebaran virus Corona. Namun yang perlu diperhatikan adalah mengganti masker secara berkala, terlebih ketika masker mulai terasa lembap.

Menurut ilmuwan dari berbagai negara, melansir Femina, masker dapat lebih cepat rusak ketika cuaca berubah lembap atau basah seperti hujan. Hal ini karena masker dalam kondisi basah akan mengurangi keefektivitasannya dalam menghalau virus atau droplet.

“Di beberapa daerah curah hujan makin sering terjadi. Perlu diketahui bahwa masker perlu diganti secara teratur dan lebih sering, terutama ketika hujan, karena masker tidak akan efektif dalam cuaca lembap dan basah,” jelas Tim Spector, profesor epidemologi genetik di King’s College London.

Terlebih lagi untuk jenis masker bedah sekali pakai yang sangat rentan rusak saat cuaca memburuk. Dikatakan pakar penyakit menular dan profesor Kedokteran di University of East Anglia bernama Paul Hunter, masker bedah sekali pakai pada dasarnya terbuat dari kertas sehingga sangat mudah rusak.

Penting untuk diingat bahwa ketika kita bernapas saat mengenakan masker, secara perlahan dapat membuat masker menjadi lebih lembap. Maka dalam kondisi cuaca hujan kerentanan itu semakin meningkat.

“Aturan umumnya masker harus diganti setelah tiga jam,” terang Hunter. ** Baca juga: Apa itu Karbohidrat Sederhana dan Kompleks?

World Health Organization (WHO) menganjurkan, penting untuk mengganti masker secara berkala, terutama menggantinya dengan masker baru yang bersih dan masih kering. Jangan membawa masker cadangan yang sebelumnya sudah pernah digunakan.

Adapun langkah yang terbaik adalah segera cuci masker kain setelah digunakan. Sedangkan untuk masker bedah sekali pakai, segera rusak masker setelah pakai dan buang, agar tidak disalahgunakan.(ilj/bbs)




Salah Pilih ‘Daleman’ Bisa Bahayakan Kesehatan

Kabar6-Sebelum mengenakan pakaian sehari-hari atau untuk bepergian, kita tentu akan memakai pakaian dalam atau underwear. Namun tahukah Anda, menggunakan pakaian dalam tertentu ternyata dapat berbahaya bagi kesehatan?

Benarkah demikian? Melansir huffpost, ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan banyak orang dalam memilih pakaian dalam yang digunakannya. Apa saja kesalahan yang dimaksud?

1. Terlalu ketat
Pakaian dalam yang terlalu ketat dapat menyebabkan gesekan pada kulit, sehingga menimbulkan iritasi pada Miss V, terutama bila Anda sudah memasuki masa menopause. Hal ini karena dinding Miss V cenderung lebih tipis saat seorang wanita sudah memasuki masa menopause.

2. Bertujuan untuk merampingkan bentuk tubuh
Berbagai jenis pakaian dalam yang bertujuan untuk merampingkan bentuk tubuh dapat menyebabkan menurunnya sirkulasi darah ke tubuh bagian bawah dan terjepitnya saraf. Hal ini dapat menyebabkan tubuh bagian bawah Anda mengalami kesemutan atau bahkan mati rasa.

3. Berbahan sintetik dan sutra
Pastikan pakaian dalam Anda, apa pun bahannya, memiliki bahan katun pada bagian Miss V, sehingga area intim Anda dapat ‘bernapas’.

Pastikan Anda menghindari pakaian dalam berbahan sintetik dan sutra karena keduanya tidak dapat membuat kulit dan area intim bernapas, sehingga menjadi lebih lembap. Hal ini akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi jamur atau bakteri.

4. G-string
Pakaian dalam berbentuk G-string dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi jamur atau bakteri, karena pakaian dalam ini dapat menghantarkan bakteri dari anus ke kemaluan.

5. Jarang mengganti pakaian dalam
Pria dan wanita yang mudah berkeringat, harus mengganti pakaian dalamnya secara teratur, setidaknya dua kali sehari. Selain itu, segera ganti pakaian dalam Anda setelah berolahraga.

6. Salah Pilih Deterjen
Bingung mengapa area intim Anda terasa gatal tanpa penyebab yang jelas? Hal ini mungkin karena Anda mengalami dermatitis kontak akibat memilih deterjen yang salah.

Area intim merupakan bagian tubuh yang lebih sensitif daripada bagian tubuh lainnya. Jadi, berhati-hatilah dalam memilih deterjen. ** Baca juga: 4 Bakteri yang Sering Sebabkan Keracunan Makanan

Hal yang harus diingat, untuk wanita jangan menggunakan pantyliner yang mengandung pewangi, karena hal ini juga dapat mengiritasi area intim.(ilj/bbs)




Pemakaian Masker Wajah dalam Jangka Waktu Lama Bisa Sebabkan Jerawat

Kabar6-Belakangan ini, masker menjadi barang yang paling dicari di pasaran. Ya, sebagian warga membutuhkan masker untuk mencegah penularan COVID-19, terutama bagi mereka yang banyak beraktivitas di luar rumah.

Namun di sisi lain, pemakaian masker untuk melindungi dari debu, polusi, hingga virus, diklaim memiliki dampak buruk bagi kulit wajah, terutama pada bagian yang tertutup oleh masker.

Seorang dokter di Tiongkok bernama Zhou Ke Jia, melansir Dreamers, mengungkapkan dampak buruk dari pemakaian masker secara terus menerus. Dikatakan dr. Zhou, pemakaian masker dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kulit wajah menjadi berjerawat. Hal ini karena ketika memakai masker, sirkulasi udara yang dihirup dan dikeluarkan tidak berjalan secara masksimal.

Nah, kondisi tadi membuat temperatur dan kelembapan di area kulit yang tertutupi masker menjadi meningkat, dan dapat menyebabkan tumbuhnya bakteri.

Selain itu, memakai masker terlalu lama juga dapat meninggalkan bekas pada kulit, sehingga menjadi lebih rentan terluka, dan peredaran darah tidak lancar. ** Baca juga: Membuat Hand Sanitizer Sendiri Tidak Disarankan?

Jadi, masyarakat disarankan untuk tidak secara terus menerus memakai masker, terlebih jika kondisi tubuh sehat dan tidak terlalu memerlukannya.(ilj/bbs)




Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Memilih Pakaian Dalam

Kabar6-Pakaian dalam merupakan hal penting yang digunakan sehari-hari, salah satunya demi kenyamanan. Namun menggunakan pakaian dalam tertentu, ternyata dapat berbahaya bagi kesehatan Anda, lho. Bagaimana bisa?

Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan dalam memilih pakaian dalam, melansir huffpost, yang berbahaya bagi kesehatan. Apa sajakah itu?

1. Terlalu ketat
Pakaian dalam yang terlalu ketat dapat menyebabkan gesekan pada kulit, yang akan menimbulkan iritasi pada Miss, terutama bila Anda sudah memasuki masa menopause, karena dinding Miss V cenderung lebih tipis saat seorang wanita sudah memasuki masa menopause.

2. Ingin rampingkan bentuk tubuh
Berbagai jenis pakaian dalam yang bertujuan untuk merampingkan bentuk tubuh dapat menyebabkan menurunnya sirkulasi darah ke tubuh bagian bawah dan terjepitnya saraf. Hal ini dapat menyebabkan tubuh bagian bawah Anda mengalami kesemutan atau bahkan mati rasa.

3. Berbahan sintetik dan sutra
Pastikan pakaian dalam Anda, apa pun bahannya, memiliki bahan katun pada bagian Miss V, sehingga dapat ‘bernapas’. Pastikan Anda menghindari pakaian dalam berbahan sintetik dan sutra, karena keduanya tidak dapat membuat kulit dan kemaluan bernapas, sehingga menjadi lebih lembap, yang akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi jamur atau bakteri.

4. G-String
Pakaian dalam berbentuk G-string dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi jamur atau bakteri, karena pakaian dalam ini dapat menghantarkan bakteri dari anus ke kemaluan.

5. Gunakan pakaian dalam di malam hari
Meskipun hal ini tergantung pada selera masing-masing, para ahli menganjurkan agar setiap orang, baik pria maupun wanita, untuk tidak menggunakan pakaian dalam saat tidur, bahkan bila memungkinkan tanpa pakaian sama sekali. Hal ini bertujuan agar seluruh bagian tubuh Anda dapat bernapas dengan lebih baik saat tidur.

6.  Jarang ganti pakaian dalam
Pria dan wanita yang mudah berkeringat, harus mengganti pakaian dalamnya secara teratur, setidaknya dua kali sehari. Selain itu, segera ganti pakaian dalam Anda setelah berolahraga.

Selain itu, dianjurkan agar orang yang mudah berkeringat tidak menggunakan pakaian dalam berbahan katun karena katun cenderung tetap basah begitu mereka basah.

7. Salah pilih deterjen
Bingung mengapa kemaluan Anda terasa gatal tanpa penyebab yang jelas? Hal ini mungkin dikarenakan Anda mengalami dermatitis kontak karena memilih deterjen yang salah.

Kemaluan merupakan bagian tubuh yang lebih sensitif daripada bagian tubuh lainnya. Jadi, berhati-hatilah dalam memilih deterjen. ** Baca juga: Stres Karena Tidak Berolahraga, Normalkah?

Selain itu, jangan sering gunakan pantyliner yang mengandung pewangi karena hal ini juga dapat mengiritasi daerah kemaluan.(ilj/bbs)




Cara Mudah Tetap Sehat Saat Musim Hujan

Kabar6-Saat musim hujan, banyak penyakit yang mengintai antara lain seperti pilek, flu hingga demam berdarah. Karena itulah, Anda disarankan untuk menjaga kesehatan agar tetap fit dan terhindar dari hal-hal yang merugikan kesehatan.

Bagaimana solusinya? Melansir Kompas, berikut tujuh cara mudah sekaligus sederhana agar Anda tetap bugar sekaligus sehat, sehingga dapat menjalankan aktivitas sehari-hari selama musim hujan:

1. Jaga tubuh agar tetap hangat
Menurut para peneliti, tubuh yang kedinginan terutama kaki, dapat menyebabkan gejala flu pada seseorang yang sudah rentan terhadap virus flu. Ketika tubuh berusaha menjaga diri agar tetap hangat, tubuh membatasi aliran darah ke kaki kita termasuk hidung.

Hal ini membuat hidung dingin yang menjadi tempat favorit bagi banyak virus. Jadi, pastikan kita terlindungi dengan memakai pakaian hangat saat musim hujan.

2. Mandi air hangat
Saat terjebak hujan, tubuh akan kedinginan. Karena itu mandi air hangat akan perlahan-lahan meningkatkan suhu tubuh. Cara ini ternyata bisa menyingkirkan kuman dan melindungi kita dari infeksi. Setelah mandi, kita bisa merendam kaki ke dalam air hangat.

3. Konsumsi minuman hangat
Mengonsumsi minuman hangat di musim hujan ternyata sangat baik untuk kesehatan. Cobalah minum teh hijau atau cokelat panas. Atau bisa pula makan semangkuk sup panas agar suhu tubuh tetap hangat. Cara ini bisa mencegah masuk angin atau infeksi yang bisa terjadi karena perubahan suhu tubuh tiba-tiba.

4. Konsumsi vitamin C
Dengan mengonsumsi vitamin C, baik dalam bentuk alami atau sebagai suplemen makanan dapat membantu mempercepat pemulihan dari virus flu. Meskipun masih diperdebatkan di kalangan dokter apakah vitamin C obat untuk flu, mencukupi asupan vitamin C bisa memperkuat daya tahan tubuh sehingga kita tidak mudah terserang flu.

Cobalah untuk mengonsumsi makanan mengandung vitamin C seperti paprika merah dan hijau, pepaya dan nanas agar kita tidak mudah jatuh sakit.

5. Asupan cairan harus cukup
Ketika suhu dingin kita cenderung mengonsumsi air lebih sedikit karena tidak haus. Padahal, dehidrasi tidak selalu ditandai dengan rasa haus. Jadi, tetaplah minum air meski tidak merasa haus, karena cairan adalah elemen penting bagi tubuh yang berfungsi mengeluarkan racun dari tubuh.

6. Jaga kebersihan rumah
Biasanya saat musim hujan orang akan cenderung berada di dalam rumah. Meski terlihat nyaman dan hangat di dalam rumah, kuman lebih cenderung menyebar ke seluruh ruangan.

Jika kita terserang masuk angin, usahakan tangan tetap bersih dengan mencuci secara teratur atau gunakan pembersih tangan. ** Baca juga: Begini Cara Atasi Pusing Saat Pilek

7. Asupan makanan diperhatikan
Saat musim hujan, perhatikan asupan nutrisi yang akan dikonsumsi seluruh anggota keluarga. Jangan makan sembarangan, sebaiknya kita masak sendiri makanan yang dikonsumsi agar kebersihan dan nutrisinya terjamin.

Mudah, bukan? (ilj/bbs)