oleh

4 Bakteri yang Sering Sebabkan Keracunan Makanan

image_pdfimage_print

Kabar6-Makanan merupakan perantara penyebaran penyakit yang paling umum. Sayangnya, makanan yang terkontaminasi bakteri bisa tidak menunjukkan perubahan rasa, warna, dan aroma apa pun.

Sama halnya dengan gejala kontaminasi makanan yang sekilas mirip dengan sakit perut biasa. Karena itulah, gejala keracunan makanan sering tidak disadari benar. Padahal pada beberapa kasus, keracunan makanan dapat berujung kematian. Melansir hellosehat, ini empat bakteri yang sering menyebabkan keracunan makanan:

1. Salmonella
Salmonella adalah kelompok bakteri yang paling sering menyebabkan diare karena keracunan makanan. Kontaminasi Salmonella diakibatkan karena kebersihan yang buruk serta pengolahan makanan yang tidak benar.

Beberapa makanan diketahui memiliki kandungan salmonella yang sangat tinggi seperti telur, daging, serta daging ayam yang belum matang.

Susu yang belum dipasteurisasi juga berisiko memiliki salmonella di dalamnya. Sayur dan buah-buahan, meski secara alami tidak mengandung Salmonella, dapat terkontaminasi jika tidak dicuci bersih.

Efek keracunan makanan dari salmonella dapat sangat parah bila terjadi pada ibu hamil, orang lanjut usia, anak-anak, dan orang-orang yang memiliki kekebalan tubuhnya rendah.

Jadi, pastikan semua makanan Anda dimasak hingga matang sempurna. Cuci buah dan sayuran sebelum diolah. Hindari susu dan produk susu yang tidak dipasteurisasi.

2. Clostridium perfringens
Clostridium perfringens merupakan jenis bakteri yang sangat mudah dan cepat berkembang. Bayi, anak-anak, serta orang lanjut usia sangat rentan untuk terserang bakteri ini.

Biasanya, bakteri jenis ini baru akan menimbulkan gangguan kesehatan bila jumlahnya di dalam tubuh sangat banyak. Artinya, jika tes lab menyatakan bahwa penyebab diare atau sakit perut melilit Anda akibat bakteri ini, makanan yang Anda konsumsi sebelumnya mengandung banyak Clostridium perfringens.

Gejala akan timbul 12 jam setelah keracunan makanan yang terkontaminasi Clostridium. Salah satu jenis Clostridium dapat menyebabkan botulisme, keracunan makanan yang mematikan.

Jadi, masak makanan dengan suhu yang sesuai, hindari memasak atau mengolah makanan dalam suhu 4-60 derajat Celcius. Pastikan saat Anda memasak, minimal suhu yang harus tercapai adalah 60 derajat celcius. Sementara kalau ingin mendinginkan makanan, suhu ruangan atau lemari pendingin Anda harus kurang dari empat derajat Celcius.

3. Campylobacter
Campylobacter adalah bakteri penyebab kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan diare. Sebagian besar, kontaminasi makanan ini terjadi akibat makanan tidak dimasak dengan benar. Mendinginkan atau membekukan makanan tidak membuat bakteri jenis ini hilang.

Jadi, pastikan kalau Anda sudah mencuci tangan sebelum mengolah makanan. Sebaiknya makanan dimasak hinga matang, dan jangan mencuci daging mentah di bawah air yang mengalir. Bahan makanan yang perlu dicuci sebelum dimakan atau dimasak adalah sayur dan buah-buahan.

4. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus sebenarnya tidak berbahaya. Bakteri jenis ini banyak ditemukan pada permukaan kulit, lubang hidung, serta bagian tenggorokan dalam tubuh manusia dan hewan.

Namun ketika bakteri sudah berpindah ke makanan, kembang biaknya akan semakin pesat dan akhirnya menyebabkan infeksi. Gejala yang ditimbulkan jika mengalami infeksi ini adalah diare, nyeri dan kram perut, hingga mual dan muntah.

Makanan yang biasanya mengandung tinggi Staphylococcus aureus adalah makanan yang diolah langsung dengan tangan misalnya saja salad, roti isi, dan berbagai produk kue dan roti.

Jadi, cuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan sabun sebelum Anda menyiapkan makanan. Jangan mengolah makanan atau pergi ke dapur jika Anda sedang mengalami infeksi mata atau hidung.

5. Escherichia coli (E. coli)
E.coli adalah kelompok bakteri yang memiliki beberapa jenis tipe kuman. Ada beberapa jenis E.coli yang dapat mengontaminasi makanan dan kemudian menimbulkan wabah keracunan makanan. Makanan yang biasanya mengandung E.coli adalah makanan yang tidak matang.

Jadi, jaga kebersihan dapur dan diri Anda ketika sedang mengolah makanan. Hindari kontaminasi silang saat mengolah dan memasak makanan, misalnya tidak menggunakan pisau dan talenan untuk daging dan sayuran secara bergantian.

Pastikan juga semua makanan yang Anda konsumsi matang dengan sempurna. ** Baca juga: Posisi Istirahat yang Tepat Bantu Minimalisir 3 Masalah Tidur

Yuk, jaga kebersihan makanan dimulai dari cara pengolahannya, sehingga terhindar dari keracunan makanan.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email