1

Lagi, Pria Obesitas 200 Kilogram Tergolek Lemah di Pinang

Kabar6-Pria penyandang bobot berat badan berlebih atau obesitas kembali ditemukan di Kota Tangerang. Cipto Raharjo, 45 tahun, hanya bisa tergolek lemah di rumahnya kawasan Kelurahan Kunciran Indah, Kecamatan Pinang.

“(Berat badan) kayaknya 200-an,” kata Camat Pinang, Syarifuddin, Selasa (4/7/2023).

Menurutnya, Cipto sudah ditemui tim medis yang didampingi pengurus RT/RW serta kelurahan setempat. Pria itu akan segera dikirim ke RSUD Kota Tangerang untuk mendapatkan penanganan medis.

**Baca Juga: Bocah di Cilegon Endus Bensin dan Alami Gizi Buruk

“Dalam hal ini RSUD Kota Tangerang sudah siap dengan segala fasilitas,” jelas Syarifudin.

Ia mengakui Cipto di bagian kakinya terdapat luka. “Ada sih luka, tapi nanti deh liat hasil pemeriksaan takut salah,” singkatnya.

Terlihat dari tayangan video yang beredar di kalangan wartawan Cipto duduk tergolek menyandar kasur. Bobot berat badannya terlihat berlebih hingga membuat ia kesulitan bernafas.(yud)




Temukan Dugaan Penggelembungan Data Siswa, Aktivis Nilai Pengawasan Kemenag Lebak Lemah

Kabar6.com

Kabar6-Aktivis Lebak Selatan Galih Januar Pamungkas menilai Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lebak lemah dalam pengawasan. Bukan tanpa alasan penilaiannya, ini karena temuannya terkait dugaan penggelembungan data siswa.

“Pada tahun 2020 kami pernah audiensi soal adanya dugaan oknum kepala sekolah yang menggelembungkan data siswa. Kami kira persoalan ini sudah diselesaikan, tapi ternyata masih saja terjadi,” kata Galih, Jum’at (29/1/2021).

Praktik penggelembungan data siswa berdasarkan perbandingan data di dalam Education Management Information System (EMIS) yang berbeda dengan data yang tercantum dalam absen.

“Perbedaannya bahkan bisa mencapai setengahnya. Data siswa yang tercantum di EMIS ini menjadi acuan berapa alokasi dana BOS yang diterima oleh sekolah tersebut. Bahkan ada sekolah yang sudah tidak berjalan diduga datanya masih aktif,” ungkap Galih.

**Baca juga: Jaksa Agung Sebut Tak Ada Daerah yang Tidak Ada Kasus Korupsi, Berapa Diungkap Kejari Lebak?

Galih memberikan contoh di salah satu sekolah. Jumlah siswa yang ada di dalam EMIS sebanyak 158 orang, sementara data siswa di absen hanya 85 orang.

“Kami mendesak ada sanksi tegas kepada sekolah yang terbukti melakukan praktik tersebut,” ucapnya.(Nda)




Mahasiswa Tuding Pengawasan Bansos di Lebak Lemah

Kabar6.com

Kabar6-Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menyebut, masih banyak penyelewengan dan prakti tak sesuai juknis terjadi pada bantuan sosial (Bansos) untuk masyarakat tidak mampu di Kabupaten Lebak.

“Banyak warga miskin yang justru tidak mendapat bantuan sosial. Banyaknya kesalahan penerima bansos, yang berhak justru tidak menerima dan sebaliknya yang tidak berhak malah menerima bansos,” kata Ketua HMI Lebak, Adang Hardiana saat berunjuk rasa di Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Lebak, Rabu (30/9/2020).

Mahasiswa juga menemukan banyak terjadi potongan bansos yang diterima keluarga penerima manfaat (KPM). Lemahnya pengawasan yang harusnya dilakukan oleh dinas terkait, dianggap menjadi faktor praktik-praktik penyelewengan tersebut terjadi.

“Fungsi TKSK (Tenaga kesejahteraan sosial kecamatan) sebagai kepanjangtanganan Dinsos yang punya fungsi koordinasi, fasilitasi, dan administrasi justru tidak berjalan dengan baik,” sebut Adang.

Mahasiswa juga menyoroti persoalan penonaktifan peserta BPJS PBI di tengah masih banyaknya masyarakat tidak mampu yang belum mendapatkan jaminan kesehatan dikarenakan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) belum diperbaharui.

“Kami mendesak agar segera menyempurnakan DTKS,” tegas Adang.

Sementara itu, Kabid Linjamsos Dinsos Lebak, Endin Toharudin, memastikan, pihaknya sebagai dinas teknis dalam pelaksanaan dan pengawasan berusaha semaksimal mungkin program sesuai dengan harapan.

**Baca juga: Dianggap Kontroversial, 2 Poin Raperda Adaptasi Kebiasaan Baru di Lebak Dihapus.

“Kami selalu edukasi KPM dan pendamping di setiap kesempatan, termasuk tentang DTKS yang memang ini kaitanya dengan pemerintah desa yang harus responsif untuk selalu memperbaharui secara berkelanjutan,” kata Endin.(Nda)




Elis Penderita Tumor Perut di Sukamulya Tergolek Lemah

Kabar6.com

Kabar6-Elis, 37 tahun, warga kampung Kopo Kepuh RT 01/10 Desa Bunar Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang menderita sakit tumor di bagian perut selama tiga bulan. Ia hanya bisa terbaring sakit tanpa perawatan yang jelas akibat tak ada biaya untuk berobat.

Andi, tim investigasi LSM BIAK mengatakan, ibu satu anak ini, pada bulan April 2020 lalu sempat di periksa di RSUD Tangerang. Namun disarankan untuk kembali ke rumah karena kondisi sedang pandemi Covid@19.

“Pasien disuruh pulang, alasan Covid19, dokter tidak ada, dokter libur, alasannya seperti itu,” ungkapnya kepada Kabar6.com, Selasa (9/6/2020)

Andi menjelaskan, pasien tersebut memiliki kartu Indonesia sehat (KIS) namun tidak direspon oleh pihak rumah sakit

” Pasien menggunakan Kartu Indonesia sehat (KIS) diabaikan tidak ditangani oleh pihak rumah sakit,” ucap Andi

**Baca juga: Pemkab Tangerang Cari Terobosan Teknologi Pengelolaan Sampah di TPA Jatiwaringin.

Melihat kondisi pasien, kami dari LSM BIAK berisiatif membawa lagi pasien ini ke RSUD Balaraja namun kata Andi, tidak bisa ditangani karena alat dan dokter ahli tidak ada.

” Alat dan dokter ahli tidak ada di RSUD Balaraja, sekarang pasien kita rujuk ke RS Dharmais Jakarta untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut,” pungkasnya (CR)




Bupati Zaki Akui Penindakan Pelanggar Jam Operasional Truk Masih Lemah

Kabar6.com

Kabar6-Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengakui penindakan pelanggar Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 47 Tahun 2018 Tentang Pembatasan Jam Opera­sional Truk Pengangkut Tambang (Batu, Tanah, Pasir) masih lemah.

“Sebab, dalam Perbup itu tidak ada pasal yang mengatur penindakan,” ujarnya, Selasa, (21/1/2020).

Begitu juga dengan penindakan, kata Zaki, Kabupaten Tangerang memiliki keterbatasan tempat untuk penyitaan barang bukti.

Zaki mengaku, sudah memerintahkan Asisten daerah (Asda) satu membentuk tim untuk mengkaji kembali Perbup agar kedepan lebih tajam. Termasuk mempertimbangkan usulan dari anggota DPRD Kabupaten Tangerang yang meminta agar Perbup itu ditingkatkan menjadi peraturan daerah (Perda).

“Kita kedepannya, niatnya untuk mempertajam Perbup 47. Mangkanya, saya minta ke pak Asda satu untuk membentuk tim untuk meneliti kelemahan-kelemahan dalam Perbup itu, agar kedepan lebih baik lagi,” ungkapnya.

Saat ditanya kesimpulan yang diambil, Zaki juga mengaku masih menunggu hasil menunggu hasil dari kajian tim yang dibentuk oleh Asda satu itu. misalnya, bisa ditingkatkan menjadi Perda atau tetap Perbup dengan pasal tambahan.

“Selum kajian itu keluar, saya sudah membentuk Satgas (satuan tugas_red) yang beranggotakan TNI, POLRI, Dishub, Dan Satpol PP untuk memantau penerapan Perbup 47 dibeberapa titik jalan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dishub Kabupaten Tangerang, Agus Suryana men­gaku kebingungan, karena belum memiliki solusi terkait truk tanah yang terus melanggar Perbup 47. “Sampai saat ini belum ada solusi, karena masih dibahas,” katanya.

Agus mengaku, pihaknya sudah mema­sang portal di sejumlah jalan di wilayah Kabupaten Tangerang untuk membatasi truk tersebut agar tidak melintas di siang hari. Namun masih ada sopir truk yang masih melanggar.

“Portal udah dipasang, cuma banyak yang ngumpet-ngumpet nyuri waktu untuk jalan di siang hari. Ini juga lagi dibahas, bukan hanya di Teluknaga, di Legok dan Cangkudu juga banyak. Saat ini masih dibahas, belum ada solusinya. Nanti kalau sudah ada solusi pasti dikabarin,” jelasnya.

Terpisah, salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Shobri mengatakan, truk tanah yang melin­tas di Kecamatan Teluknaga dan Kosambi benar-benar tidak menggubris atau peduli terhadap adanya Perbup Nomor 47 Tahun 2018.

Pasalnya, puluhan truk tanah masih melintas di siang hari tanpa peduli aturan yang ada. Padahal, aturan di dalam Perbup sudah sangat jelas, bahwa truk tanah dila­rang melintas dari pukul 05.00 WIB hingga 22.00 WIB.

“Sampai saat ini masih banyak yang men­curi-curi waktu melintas di luar jam opera­sional. Petugas yang berwenang juga terke­san kurang tegas terhadap truk tanah yang melanggar Perbup itu,” katanya.

**Baca juga: Jaminan Pasien Miskin di Kabupaten Tangerang Mencapai Rp 11 Miliar.

Menurut Sobri, saat ini Jalan Raya Tanjung Pasir, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Te­luknaga, sudah sangat kotor dan becek. Bah­kan jika musim kemarau tiba, jalan seperti gurun karena tanah yang tercecer di jalan berterbangan oleh angin seperti pasir.

“Kalau hujan yang bahaya, orang yang melintas bisa jatuh, karena saking beceknya. Ini yang memiliki wewenang juga terkesan membiarkan begitu saja,” pungkasnya. (vee)




Hah, Menikah Karena Cinta Rentan Tidak Bahagia?

Kabar6-Rasa cinta kerap menjadi tolok ukur seseorang untuk mantap memilih menikahi pasangannya. Diyakini, setiap pasangan akan menjalani pernikahan yang bahagia dan langgeng bila mereka menikah dengan orang yang cinta dengan mereka atau mencintai mereka.

Nyatanya, untuk mendapatkan kebahagiaan dalam pernikahan tergantung hormon yang bekerja. Sebuah penelitian, melansir Grid, menunjukkan bahwa hormon oksitosin berperan besar dalam hal menguatkan perasaan suami istri. Hormon tersebut diproduksi di otak dan memiliki banyak fungsi, antara lain dibutuhkan saat persalinan dan menyusui bayi.

Namun hormon ini juga dilepaskan tubuh saat seorang wanita mencapai orgasme. Hormon oksitosin juga sering disebut sebagai ‘hormon bermanja-manja’. Ketika tubuh dibanjiri hormon ini, terutama saat kita sedang jatuh cinta, yang kita inginkan adalah berpelukan dan bermanja dengan pasangan.

Menurut studi yang dilakukan oleh ilmuwan dari Bonn University Medical Centre, Jerman, hormon oksitosin juga berpengaruh dalam hubungan perkawinan yang langgeng. Studi tersebut dilakukan terhadap 40 pria heteroseksual yang memiliki hubungan cukup awet.

Setiap orang diberikan sejumlah dosis oksitosin di hidung kemudian diperlihatkan dua foto, pertama adalah foto istri mereka dan foto lain yang merupakan wanita yang belum pernah dikenal. Sambil melihat foto tersebut, otak mereka dipindai untuk mengetahui apa yang terjadi. Hasilnya, area otak yang berkaitan dengan perasaan ganjaran (reward) lebih aktif saat mereka diberikan semprotan hormon.

Area otak yang berkaitan dengan reward yang aktif tersebut bisa membuat kita merasa bahagia dan rasanya sangat melenakan. Tak heran jika pasangan yang area otak ini terus aktif akan merasa bahagia dalam pernikahannya.

“Saat mereka mendapat oksitosin, mereka akan melihat pasangan mereka lebih menarik dibanding wanita lain,” kata peneliti bernama Dr.Dirk Scheele peneliti.

Pada percobaan kedua, para pria diberi semprotan hormon lagi tetapi foto yang ditunjukkan adalah wanita yang mereka kenal atau teman kerja. Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui apakah oksitosin juga mengaktifkan otak. Ternyata, efek oksitosin hanya ditemui jika para pria tersebut melihat foto orang yang mereka cintai.

“Ternyata hanya mengenal wanita yang difoto tersebut tidak cukup untuk menghasilkan efek bonding. Mereka harus merasa mencintai,” kata Scheele.

Hal ini juga bisa menjelaskan mengapa seseorang bisa merasa depresi atau rasa sedih berkepanjangan jika terpisah dari pasangannya. Kekurangan oksitosin akan membuat bagian otak yang mengatur ganjaran menjadi kurang terstimulasi.

Namun tentu saja oksitosin hanyalah satu faktor dalam kebahagiaan pernikahan. Ada fakta mengejutkan lain mengenai pernikahan yang jarang orang tahu. Menurut para pakar pernikahan bernama Andrew Cherlin yang merupakan penulis buku ‘Marriage-Go-Round’ dan Stephanie Coontz, penulis buku ‘Marriage, A History’, ketika seseorang mengupayakan cinta sebagai kekuatan paling tinggi dari pernikahan, justru dia sedang melemahkan dirinya sendiri.

Mengapa menikah karena cinta justru tak berakhir bahagia? Berikut alasannya:

1. Cinta itu rapuh
Banyak orang berpikir bahwa inilah takdir hidup dan jalan hidupnya, bertemu dengan orang yang dicintai kemudian jatuh cinta dan bahagia dengan orang yang dicintai. Namun ingat, menikah adalah komitmen seumur hidup, yang dibutuhkan sudah pasti lebih dari sekadar cinta, tetapi juga pemikiran yang jauh ke depan.

2. Cinta tidak selalu menjadi pondasi kuat pernikahan
Banyak orang memilih menikah hanya atas dasar cinta. Kenyataannya, semakin besar cinta seseorang, semakin besar juga potensinya untuk menguap dan hilang. Cinta merupakan harapan, saat harapan tidak terpenuhi, rasa kecewa akan terasa jauh lebih menyakitkan, kemudian muncullah penyesalan.

3. Tidak harus melakukan banyak hal untuk pasangan
Ketika mencintai seseorang, keinginan membahagiakan bagai efek ‘candu’ yang berbahaya. Dengan kecanduan mencintai seseorang, kadang kita sendiri akan lupa terhadap kebutuhan dan kepentingan pribadi.

Padahal, pernikahan yang sebenarnya memerlukan upaya dan kerja keras yang sepadan dari suami dan istri, kerjasama yang mustahil dilakukan apabila cinta memberatkan salah satu pihak.

Bagi sebuah pernikahan, tidaklah cukup satu sama lain mencintai pasangan. Hal tersebut tak akan membuat pasangan bergerak jauh dari posisinya, tak membuat mereka membawa ke tujuan yang semula ingin dituju. ** Baca juga: 4 Makanan Segar yang Tidak Harus Disimpan dalam Kulkas

Karena itulah dikatakan, adalah tak sehat bila seseorang mau menikah dengan pasangannya hanya atas dasar cinta. Pernikahan merupakan gabungan dari keterampilan emosi dan aktivitas hidup.(ilj/bbs)




Wahidin Halim Akui Publikasi Pemberitaan Pemprov Banten Masih Lemah

Kabar6.com

Kabar6-Gubernur Banten, Wahidin Halim mengaku publikasi pemberitaan dilingkungan Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Banten belum maksimal.

Hal itu diakuinya usai menghadiri Rapat Paripurna DPRD Banten dengan agenda pembacaan pendapat Gubernur Banten tentang pandangan fraksi-fraksi tentang nota pengantar RAPBD Banten tahun anggaran 2010.

“Iya kurang dipublikasi tuh,” kata WH, seraya menunjung kepada Kadis Informatika, Statistik dan Persandian Banten, Selasa (15/10/2019).

Dirinya juga mempertanyakan penyebabnya, apakah karena kurang komunikasinya antara Kominfo Banten dengan wartawan atau ada prihal lain.

“Penyebabnya kenapa?, apa kadisnya atau kamunya (menunjuk kearah wartawan,red) yang harus diganti?,” katanya sambil berseloroh.**Baca juga: Layanan Kesehatan Gratis, RS Bhayangkara Polda Banten Gelar Bakti Sosial.

Atas kondisi itu, dirinya melimpahkan kepada Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumi agar mencarikan solusinya, agar program-program dan kegiatan dilingkungan Pemprov Banten kedepan bisa diekspose dan terua ditingkatkan.(Den)




Apa yang Sebenarnya Dirasakan Pria Saat Menangis?

Kabar6-Selama ini ada semacam ‘aturan’ yang melarang pria menangis, karena mengeluarkan air mata dianggap cengeng atau lemah. Padahal, menangis bukan melulu berarti tanda kelemahan seseorang.

Saat pria menangis, sebenarnya ada hal lain yang ia rasakan. Ya, bagaimana pun juga setiap orang punya emosi dan perasaan. Melansir Fimela, ini yang dirasakan pria saat menangis:

1. Lepaskan stres
Menangis juga bisa jadi cara seorang pria untuk melepaskan stres. Rasa tertekan dan frustrasi yang begitu berat bisa berkurang saat air mata sudah mengalir.

Hanya saja mungkin ia tak mau menunjukkan pada orang lain. Jadi ia lebih memilih untuk menangis seorang diri untuk membuat hatinya tenang.

2. Tunjukkan empati
Saat seorang pria menangis, ia sedang merasakan apa yang dirasakan orang lain. Apakah ini hal positif? Bisa jadi. Rasa empati dan peduli yang dimiliki seorang pria jadi nilai plus sendiri baginya.

3. Ungkapkan sesuatu yang sulit dikatakan
Saat kata-kata sulit terucap, air mata bisa berbicara. Pria juga bisa kesulitan untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan. Dan, rasa itu berubah jadi air mata. Saat sedang sangat sedih sekali atau bahagia sekali, pria bisa menitikkan air mata.

4. Jadi diri sendiri
Menangis bukan sesuatu yang buruk. Malah ketika seorang pria menangis, itu jadi salah satu tanda ia berani jadi dirinya sendiri. Tak semua pria memang bisa mudah menangis. Tapi ketika ia menangis, di titik itulah ia menunjukkan dirinya yang sebenarnya.

Menangis umumnya bisa disebabkan oleh dua hal yaitu kesedihan yang mendalam atau kebahagiaan yang tak terkira. Air mata seorang pria tak selalu jadi tanda dirinya lemah. ** Baca juga: Agar Nutrisi Terpenuhi, Ubah Pola Makan untuk Pekerja yang Super Sibuk

Saat pasangan Anda menangis, jangan menghakiminya. Tetaplah berada di sisinya, dan jadilah orang pertama yang bisa membuat hatinya tenang dan kembali nyaman.(ilj/bbs)




Lemah Perencanaan, Pelebaran Jalan Kedaton Mandek

Kabar6.com

Kabar6-Studi kelayakan dan detail engineering design (DED) pelebaran ruas jalan Kedaton-Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang mulai dipertayakan.

Pasalnya, pelebaran jalan yang menghubungkan Kecamatan Cikupa hingga Kecamatan Pasar Kemis itu kondisinya mandek. Padahal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang sudah mengelontorkan dana miliaran rupiah untuk pembangunan fisik jalan tersebut.

Aktivis mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Tangerang (Himata), Rival Ansori mengatakan, keinginan Pemkab Tangerang untuk melebarkan Jalan Kedaton-Pasar Kemis perlu diapresiasi oleh masyarakat, karena bisa mengatasi kemacetan di jalan itu. Namun, pelebaran jalan dinilai lemah perencanaan. Akibatnya, kondisi pelebaran jalan belum tuntas hingga sekarang.

“Pelebaran Jalan Kedaton-Pasar Kemis yang mandek, harus jadi sorotan masyarakat. Masa sejak 2017 hingga sekarang belum tuntas,” kata Rival kepada Kabar6.com melalui telepon, Sabtu (31/8/2019).

Rival menjelaskan, lemahnya perencanaan pelabaran ruas Jalan Kedaton-Pasar Kemis terbukti dari kondisi jalan yang terputus oleh beberapa pagar pabrik di sepajan jalan itu. Harusnya, kata Rival, Pemkab Tangerang sebelum melakukan pembangunan fisik jalan terlebih dahulu melakukan pembebasan lahan.

“Ini aneh, masa pembangunan fisik jalan sudah ada yang dilakukan. Tapi ada beberapa lahan yang belum dibebaskan,” jelasnya.

Menurut Rival, beberapa ruas jalan Kedaton-Pasar Kemis yang sudah dilebarkan belum bisa dirasakan oleh masyarakat karena kemacetan pasti sering terjadi akibat belum tuntasnya pelebaran Jalan itu.

Padahal, beradasarkan data LPSE Kabupaten Tangerang, pelebaran jalan Kedaton-Pasar Kemis sudah menghabiskan anggaran miliaran rupiah.

“Keinginan yang baik, tapi tidak didukung perencanaan yang baik, mengakibatkan pelebaran Jalan Kedaton-Pasar Kemis belum bisa dirasakan masyarakat,” tuturnya.

**Baca juga: Jual Air Bawah Tanah, DLH & Satpol PP Segera ‘Kroscek’ PT Tirtaamarta.

Rival berharap, Pemkab Tangerang segera menuntaskan pelebaran Jalan Kedaton-Pasar Kemis agar bisa segera dirasakan masyarakat.

Selain itu, Rival juga meminta kepada intansi terkait yang memiliki kuasa pengunaan anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten Tangerang untuk melakukan perencanaan yang matang sebelum melakukan pembagunan fisikinya.

“Jika perencanaan matang. Kendala dan hambatan akan bisa diketahui terlebih dahulu, sebelum pembagunan fisik dilakukan,” pungkasnya.(Vee)




Paman Gendong Jenazah Keponakan, Fraksi Gerindra: Puncak Lemahnya Pelayanan Publik Pemkot Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Pimpinan Fraksi Gerindra DPRD Kota Tangerang, Turidi Susanto menyebutkan kejadian paman gendong jenazah keponakannya merupakan puncak dari lemahnya pelayanan publik Pemerintah Kota Tangerang.

“Saya kira kejadian ini puncak dari lemahnya pelayanan publik Pemerintah Daerah Kota Tangerang. Saya heran saja, SOP dari Dinas Kesehatan kaitan pelayanan 112 yang dibanggakan Pak Walikota tidak memasukkan pengecualian kejadian khusus atau emergency,” ujarnya, Minggu (26/8/2019).

Kata Turidi, penggunaan ambulance di Kota Tangerang tidak maksimal, termasuk sosialisasinya. Terbukti banyak sekali warga yang ingin menggunakan mobil jenazah. “Karena tidak faham dan terlalu birokratis,” jelasnya.

Turidi menyebutkan, Walikota Tangerang harus bertanggung jawab dalam hal ini. Petugas Puskesmas jangan 100 persen disalahkan karena bertindak sesuai SOP yang ada. Yang perlu dipertanyakan adalah si pembuat SOP yang kaku dan tak fleksibel terhadap kejadian emergency.

“Ya kaku, itu gambaran kebijakan pemerintah yang kaku terhadap pelayanan publik. Semua kaitan pelayanan kebijakan publik harus dievaluasi demi mengedepankan kepuasan masyarakat. Dalam hal ini, Walikota harus bertanggung jawab, yang dilaporkan jangan hanya Asal Bos Senang (ABS) saja,” tukas Turidi.

**Baca juga: Keluarga Korban Tenggelam Sudah Berkali-kali Hubungi Call Center.

Turidi bilang, pihaknya akan mengkritisi pengajuan anggaran Pemkot Tangerang yang selama ini lebih banyak dipakai untuk acara seremoni dan pencitraan. Dan, Turidi mengaku akan mencoreng program yang tidak memihak rakyat.

“Ya, kami akan kritisi, banyakan seremoni dan pencitraan. Fakta yang ada terlalu kaku dan merugikan masyarakat Kota Tangerang. Program yang tidak memihak rakyat akan kami coret,” pungkasnya.(Jic)