1

Mengapa Militer AS Masih Pakai Disket dan Komputer Jadul?

Kabar6-Sarana penyimpan floppy disk atau biasa disebut disket, ternyata masih digunakan mengeksekusi sejumlah operasi penting di Lembaga Pertahanan Amerika Serikat (AS).

Disket berukuran 8 inci ini berjalan di komputer IBM Series/1 yang dibuat pada 1970-an dan didukung dengan software ‘percakapan internal’ khusus bernama Strategic Automated Command and Control System (SACCS).

Dan kini, melansir Kompas, pemerintah AS membeberkan alasan mengapa meski zaman sudah modern, disket tersebut masih digunakan. Hal itu dipaparkan oleh seorang perwakilan tentara Angkatan Udara AS bernama Letkol Jason Rossi pada sebuah wawancara pekan lalu. Dijelaskan, faktor keamanan yang membuat garda terdepan pemerintah ini masih mengandalkan disket.

“Anda tidak bisa meretas sesuatu yang tidak memiliki alamat IP (disket),” kata Rossi. “Perangkat tersebut punya sistem yang unik, umurnya tua namun tetap sangat baik (sistemnya).”

Adapun alasan ini terungkap bertepatan dengan langkah lembaga pertanahan AS yang disebut tidak lagi menggunakan disket dan beralih ke ‘solid state digital storage’ sejak Juni lalu.

Tak kalah dengan disket, media penyimpanan model ini diklaim memiliki sistem keamanan yang paten. Sebelumnya pada 2016 lalu, perwakilan Lembaga Pertahanan AS sempat mengatakan bahwa seluruh sistem jadul, termasuk disket tadi, bakal diganti dengan peralatan yang lebih modern. ** Baca juga: Misteri Penampakan Sebuah Pesawat di Dasar Danau Harriet yang Terlihat pada Google Maps Akhirnya Terkuak

Rencana perombakan sistem lama dengan peralatan baru ini awalnya diprediksi bakal selesai sekira akhir 2017. Kendati sudah lewat target, tidak dijelaskan apakah rencana tersebut sudah rampung atau belum.(ilj/bbs)




Mengapa Pria Harus Traktir Wanita Saat Kencan Pertama?

Kabar6-Sudah menjadi kebiasaan umum bahwa pria harus bayar tagihan makan saat kencan pertama, tanpa terkecuali. Namun bisa jadi sebagian orang telah berubah pikiran dengan ‘sistem pacaran’ ini karena dinilai kuno.

Seorang profesional yang membangun situs kencan online dengan nama Meet Mazal, ternyata lebih memilih sistem pacaran kuno ini. Mengapa demikian? Melansir Wolipop, berikut sejumlah alasan mengapa pria harus traktir wanita saat kencan pertama:

1. Untuk cegah situasi yang membingungkan
Menurut sang profesional, pria seharusnya masih menganut aturan membayarkan wanita saat kencan pertama untuk mencegah dari situasi yang membingungkan.

Kencan pertama sudah ada protokolnya sendiri. Ia menganalogikan seperti pilot. Untuk menerbangkan pesawat maka perlu mengikuti aturan yang ada.

Dengan aturan yang ada semua lebih jelas. Tidak perlu wanita berpikir, apakah tagihan ini akan dibagi atau dia yang membayar semuanya? Ketika pria yang membayarnya, maka tidak ada kekhawatiran.

2. Tradisi telah mengaturnya
Meski beberapa aturan kencan telah banyak tidak diikuti, sebenarnya ada beberapa aturan yang masih perlu diikuti seperti etika membayar tagihan pada kencan pertama. Ini bukan soal emansipasi wanita, namun lebih kepada menunjukkan rasa hormat dan ‘jantan’ pria terhadap wanita.

3. Cegah wanita jadi ilfil
Diam-diam, wanita memperhatikan sikap pria. Meski wanita kerap menawarkan untuk membayar tagihannya, percayalah wanita lebih suka jika pria yang membayarnya. Ketika pria setuju saat biaya kencan dibagi dua, maka wanita bisa ilfil.

Mereka akan melihat pria lebih bertanggung jawab ketika ia yang membayarnya. Hasil penelitian pun menyebutkan, pria terlihat lebih menarik jika membayar semua tagihan di kencan pertama.

Faktanya, kini 36 persen pria Inggris mengaku menolak untuk menanggung biaya makan wanita di kencan pertama. ** Baca juga: Makan Terlalu Cepat Bikin Berat Badan Mudah Naik

Anda termasuk pria yang membayar kencan pertama, membagi dua pembayaran, atau justru menolak membayar, guys? (ilj/bbs)




Gereja Tertua di Dunia Berada di Bawah Benteng Kuno Rusia

Kabar6-Salah satu gereja Kristen tertua di dunia telah ditemukan tim ahli fisika nuklir Rusia. Posisi gereja ini berada di bawah benteng kuno Naryn-Kala yang berlokasi di Derbent, kota kuno Rusia, di pinggiran Laut Kaspia.

Tim ahli menggunakan alat radiografi muon untuk memindai struktur bangunan di bawah benteng kuno Naryn-Kala.

Para arkeolog, melansir Newsweek, sebenarnya telah lama mengetahui keberadaan struktur itu. Namun mereka tidak bisa melakukan penggalian karena khawatir akan merusak Naryn-Kala yang merupakan situs warisan dunia UNESCO. Struktur ini terletak di barat laut Naryn-Kala, dan dibangun pada sekira 300 M. Bangunan ini terkubur 400 tahun kemudian, ketika bangsa Arab menaklukkan Derbent.

Awalnya, para ilmuwan memiliki tiga dugaan atas bangunan ini, yaitu sebagai kuil api Zoroaster, tempat penampungan air, atau tempat perlindungan orang Kristen. Tapi hasil pemindaian menunjukkan, struktur itu memiliki bentuk salib. Ini memperkuat dugaan bahwa bangunan digunakan sebagai gereja.

Disebutkan, struktur itu memiliki tinggi sekira 10 meter dan panjang dari utara ke selatan sekira 15 meter. Sedangkan bagian ‘tangan’ dari salib masing-masing empat meter dan 3,9 meter.

“Menurut saya, agak aneh untuk menganggap bangunan ini sebagai tempat penampungan air,” kata Natalia Polukhina, pemimpin tim.

Polukhina menambahkan, “Di benteng Naryn-Kala, ada sebuah struktur sedalam 10 meter yang memang digunakan sebagai penampungan air. Bangunan unik ini, yang kita pelajari, memiliki bentuk salib, dan satu sisi memiliki panjang dua meter lebih panjang dibanding yang lainnya.” ** Baca juga: Gawat! Markas Alien di AS Bakal ‘Diserbu’ Setengah Juta Orang

Saat dibangun, kata Polukhina, bangunan ini berada di permukaan. Bahkan, lokasinya berada di titik tertinggi benteng Naryn-Kala. Menurut Polukhina, hal ini memperkuat dugaan bahwa bangunan tadi adalah gereja.(ilj/bbs)




Penelitian Ungkapkan Cara Kuno untuk Sembuhkan Migrain

Kabar6-Saat mengalami migrain, ada banyak pekerjaan harian yang harus ditunda. Hal ini karena migrain atau sakit kepala sebelah membuat orang sulit berkonsentrasi.

Biasanya, orang akan mengonsumsi obat untuk meredakan migrain. Nah, sebuah penelitian yang terbit dalam New York Magazine Science of Us mengungkapkan, akupuntur bisa jadi alternatif pengobatan yang efektif. Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Internal Medicine, dan dilakukan oleh kelompok ilmuwan Tiongkok juga menemukan bahwa akupuntur secara signifikan bisa mengurangi frekuensi migrain tanpa efek samping. Tes dilakukan pada 249 pasien usia antara 18-65 tahun yang menderita migrain.

Setelah dilakukan treatment akupuntur selama 2-8 kali dalam sebulan, partisipan menunjukkan berkurangnya rasa sakit. Partisipan yang mendapatkan treatment akupuntur secara rutin ternyata mengalami penurunan frekuensi kambuhnya migrain dan berkurangnya rasa sakit saat migrain menyerang.

Partisipan mengaku, berkurangnya frekuensi migrain yang biasanya lima kali jadi tiga kali saja dalam sebulan. Penemuan ini bisa jadi alternatif pengobatan terbaik untuk kamu yang punya migrain. ** Baca juga: Bekerja Sambil Duduk Seharian, Wajib Konsumsi Makanan Ini

Alternatif penyembuhan migrain yang bisa dicoba.(ilj/bbs)




Makhunik Pernah Jadi Rumah Bagi ‘Kota Manusia Kerdil’ Kuno

Kabar6-Sampai sekira satu abad lalu, beberapa penduduk Makhunik berukuran sekira 50 cm lebih pendek dari tinggi rata-rata manusia pada saat itu. Makhunik adalah sebuah desa berusia 1.500 tahun, sekira 75 km sebelah barat perbatasan Afghanistan.

Selanjutnya pada 2005 lalu, seperti dilansir BBC Indonesia, ditemukan mumi manusia dengan panjang 25 cm di wilayah tersebut. Penemuan tersebut memicu kepercayaan bahwa sudut terpencil Iran ini, yang terdiri dari 13 desa termasuk Makhunik, pernah menjadi rumah bagi ‘Kota Manusia Kerdil’ kuno.

Meskipun para ahli telah menentukan bahwa mumi tersebut sebenarnya adalah bayi prematur yang meninggal kira-kira 400 tahun lalu, mereka berpendapat generasi penduduk Makhunik sebelumnya penduduk memang lebih pendek dari biasanya.

Malnutrisi secara signifikan berkontribusi terhadap defisiensi tinggi penduduk Makhunik. Budidaya hewan sulit di daerah kering dan sepi, sementara lobak, biji-bijian, jelai dan buah jujube merupakan satu-satunya pertanian. Penduduk Makhunik membeli hidangan vegetarian sederhana seperti kashk-beneh (dibuat dari whey dan sejenis kacang pistachio yang tumbuh di pegunungan), dan pokhteek (campuran whey kering dan lobak).

Dari sekira 200 rumah batu dan tanah liat yang membentuk desa kuno, 70 atau 80 di antaranya sangat rendah, berkisar antara 1,5 sampai 2 meter, dengan langit-langit setinggi 1,4 meter.

Hidup di desa masih tidak mudah. Pertanian kecil yang ada telah menurun dalam beberapa tahun terakhir karena kekeringan, memaksa penduduk yang lebih muda untuk mencari tempat lain untuk bekerja. ** Baca juga: Waduh, Tulang Rusuk Wanita Ini Patah Karena Batuk Terlalu Keras

Namun arsitektur unik desa diharapkan memancing pengunjung, sehingga bidang pariwisata akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan bisnis.(ilj/bbs)




Ditemukan Predator Bawah Laut Kuno yang Hidup 508 Juta Tahun Lalu

Kabar6-Ditemukan spesies kuno bernama Habelia optata, yang diduga hidup pada pertengahan masa Kambrium, sekira 508 juta tahun yang lalu. Habelia memiliki beberapa karakteristik yang ditemukan pada hewan moderen, seperti tubuh yang tersegmentasi dan kerangka luar seperti lobster dan serangga. Namun, para ilmuwan belum yakin dari keluarga evolusioner mana ia berasal.

Sebuah studi yang menganalisis 41 spesimen fosil, dilansir National Geographic, menemukan fakta bahwa makhluk kuno ini berkaitan dengan nenek moyang dari chelicerates, kelompok spesies meliputi laba-laba dan kalajengking.

“Habelia menunjukkan arsitektur tubuh yang sangat detail seperti pada chelicerates,” kata dr. Cedric Aria, ahli paleontologist di University of Toronto, pemimpin penelitian.

Habelia memiliki semua persenjataan di kepala. Ditambah dengan kaki yang berkembang sempurna untuk berjalan, para peneliti menyimpulkan bahwa hewan ini termasuk ‘pemburu’ di dasar laut. ** Baca juga: Tidur Nyenyak Ditemani Robot Somnox

Dikatakan dr. Aria , secara spesifik Habelia menggunakan rahang mereka yang menakutkan untuk menyerang trilobita, yaitu kelompok hewan prasejarah yang memiliki kulit luar yang keras. “Dengan bentuk mulut dan rahang seperti itu, membuat Habelia dapat merobek mangsanya dengan cepat dan efektif. Ini menjadikan ia salah satu predator,” kata dr. Aria.(ilj/bbs)




Arkeolog Jerman & Mesir Temukan Gymnasium Kuno Bergaya Yunani di Mesir

Kabar6-Tim arkeolog dari Jerman dan Mesir berhasil menemukan sebuah gymnasium kuno bergaya Yunani di desa Philoteris, Fayum, sebuah kota yang berjarak sekira 145 kilometer barat daya Kairo.

Diketahui, desa ini dulunya dibangun oleh Philotera, saudara perempuan Raja Pholemy II. Dia adalah raja kedua dari dinasti Ptolemeus yang memerintah Yunani dan mendirikan desa tersebut pada abad ke-3 SM.

Gymnasium kuno bergaya Yunani ini, seperti dilansir Detroitnews, diperkirakan telah berusia 2.300 tahun yang lalu dan dibangun oleh orang-orang kaya yang ingin desa mereka terlihat mirip dengan Yunani.

“Gymnasium ini dibangun sebagai tempat di mana orang-orang kelas atas Yunani bisa berlatih olahraga, belajar membaca, menulis dan memperdebatkan filsafat,” kata Cornelia Romer, pemimpin penggalian.

Dulunya, Gymansium ini merupakan tempat yang megah dengan aula besar yang berhiaskan patung-patung yang digunakan sebagai tempat pertemuan. Tempat ini juga memiliki ruang makan, halaman, kebun, dan arena pacuan kuda yang panjangnya mencapai sekira 200 meter.

Orang-orang Yunani Kuno membangun gymnasium sebagai ruang latihan di mana para atlet bisa berlatih untuk berbagai permainan. Setelah Alexander Agung menaklukan Mesir, arsitektur dan kebiasaan Yunani mengubah wilayah tersebut termasuk juga dengan gymnasium ini.

“Selain di Philoteris, Kota-kota Helenistik Kuno lainnya juga memiliki gymnasium seperti di Pergamon dan Miletus di Asia Kecil dan juga Pompeii di Italia,” kata Romer.

Ditambahkan, “Gymnasium Kuno yang ditemukan di Filiteris ini lebih kecil dibandingkan dengan yang lainnya, namun ini menunjukkan bahwa Kebudayaan Yunani telah merambah ke daerah pedesaan di Mesir.” ** Baca juga: Ditemukan, Fosil Tertua di Bumi Berumur 3,7 Miliar

Penggalian arkeologi menunjukkan bahwa banyak desa seperti Philoteris memiliki kuil Mesir dan cagar alam Yunani serta pemandian umum, sebuah kebiasaan yang dibawa dari Yunani yang digunakan oleh orang-orang Mesir dan Yunani.(ilj/bbs)