1

Ilmuwan Jerman Temukan Tes Darah yang Bisa Prediksi Kematian

Kabar6-Jodoh, maut, rezeki, adalah rahasia Ilahi. Artinya, ketiga hal tadi tidak bisa diprediksikan oleh manusia. Namun sebuah hasil penelitian kabarnya bisa memprediksikan kematian seseorang lewat tes darah.

Benarkah demikian? Para peneliti telah mengembangkan tes darah yang dapat memprediksi peluang Anda meninggal dunia dalam 10 tahun ke depan.

Peneliti berharap jika hasil tes darah ini dapat digunakan untuk memandu perawatan pasien, seperti misalnya pasien terlalu lemah untuk melakukan operasi.

Ilmuwan di Jerman, melansir Dailymail, menemukan 14 biomarker dalam darah yang tampaknya mempengaruhi risiko kematian, setelah menganalisis 44 ribu orang. Biomarker dikaitkan dengan segala sesuatu, mulai dari kekebalan dan kontrol gula darah hingga sirkulasi lemak dan peradangan.

Sebuah uji coba biomarker menemukan, sebanyak 83 persen akurat dalam memprediksi apakah seseorang akan meninggal dunia dalam dua hingga 16 tahun berikutnya.

Metodologi ini sendiri belum pernah dilakukan dalam tes darah konvensional, seperti yang digunakan untuk memeriksa apakah pasien memiliki infeksi.

Para ahli menyebut, jika penelitian ini sebagai ‘langkah yang menyenangkan’. Tapi mereka menekankan, dibutuhkan lebih banyak penelitian sebelum tes ini dapat digunakan dalam kehidupan nyata.

Dalam jurnal Nature Communications, tim peneliti menulis, umumnya dokter dapat memprediksi apakah seseorang akan meninggal dunia tahun depan, berdasarkan faktor-faktor seperti tekanan darah dan kadar kolesterol. Namun, mengukur risiko kematian seseorang selama lima hingga 10 tahun mendatang lebih rumit.

Pada studi ini, pesertanya adalah keturunan Eropa dan diambil dari 12 studi yang ada atau ‘kohort’. Masa tindak lanjut studi ini berkisar antara dua hingga 16 tahun. Selama waktu ini, 5.512 peserta meninggal dunia.

Dalam sampel darah peserta, tim mencari ‘biomarker metabolik’ yang lebih tinggi pada mereka yang hidup lebih lama. Mereka mengidentifikasi 14 penanda, yang ditemukan pada pria dan wanita, serta di semua usia. Biomarker ini digabungkan menjadi sebuah tes yang cukup rumit.

Untuk menilai efektivitasnya, para peneliti pertama-tama menilai risiko kematian peserta berdasarkan faktor konvensional. Ini termasuk BMI, tekanan darah, kolesterol, konsumsi alkohol dan merokok, serta diagnosis kanker atau penyakit jantung.

Tim peneliti kemudian menilai risiko kematian peserta, sesuai dengan biomarker dalam tes darah terbaru mereka. Skor berkisar dari minus dua hingga tiga, dengan setiap peningkatan satu poin dikaitkan dengan risiko kematian dini yang hampir tiga kali lebih tinggi.

Selama 2-16 tahun masa tindak lanjut, tes ini memperkirakan risiko kematian peserta dengan akurasi 83 persen. Ini lebih unggul dari ‘tes faktor risiko konvensional’ yang hingga 79 persen akurat.

“Ini adalah penelitian yang solid dan menarik. Tapi itu tidak lebih dari sekadar menyelidiki kemungkinan mendirikan sistem untuk memperkirakan risiko kematian,” kata Kevin McConway, profesor statistik terapan emeritus di The Open University.

Ditambahkan Dr Amanda Heslegrave, peneliti di UK Dementia Research Institute di University College London, “Biomarker memberi kita wawasan penting tentang apa yang terjadi dalam kesehatan dan penyakit.” ** Baca juga: Pada 2022 Mendatang, Pemerintah Kota Seoul Tingkatkan Wi-Fi Gratis untuk Publik

Meskipun disebut ‘menyenangkan’, langkah tadi belum siap diaplikasikan saat ini.(ilj/bbs)




Kurangi Konsumsi Makanan Bersantan Agar Tetap Sehat

Kabar6-Makan bersantan termasuk salah satu pilihan sekaligus favorit banyak orang karena rasanya yang gurih dan lezat. Meskipun demikian, Anda disarankan agar tidak berlebihan mengonsumsi makanan bersantan.

Dilihat dari kandungan gizinya, santan memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi. Sebanyak 93 persen kalori santan berasal dari lemak yang disebut dengan medium-chain triglycerides (MCTs).

Sementara dalam 240 gram atau satu cangkir santan mengandung energi 554 kalori, lemak 57 gram, protein lima gram, karbohidrat 13 gram, dan serat lima gram. Lebih dari 51 gram lemak yang terkandung santan kental itu adalah lemak jenuh.

Sebenarnya, melansir Hellosehat, tidak ditemukan batasan berapa banyak makanan bersantan yang baik dikonsumsi dalam satu hari. Namun menurut American Heart Association, batas kalori dari lemak jenuh yang boleh dikonsumsi sekira enam persen dari kalori total. Jika kebutuhan harian Anda adalah 2.000 kalori, maka jumlah total lemak jenuh yang aman dikonsumsi dalam sehari adalah enam persen dari kebutuhan kalori tersebut atau sekira 120 kalori (13,3 gram).

Artinya, Anda disarankan tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung santan hingga satu cangkir, karena kadar lemak jenuhnya melampaui batas yang dianjurkan dalam sehari.

Meski banyak yang mengira makanan bersantan itu tidak baik bagi kesehatan, beberapa ahli mengatakan, santan asli yang belum dicampur gula dan bahan lainnya justru berkhasiat bagi kesehatan, yaitu efektif membantu tubuh terhindar dari virus dan jamur.

Selain itu, meskipun tinggi kalori, santan murni sebenarnya adalah salah satu sumber vitamin dan mineral yang baik. Secangkir santan dapat memenuhi 11 persen kebutuhan vitamin C, 22 persen kebutuhan zat besi, 32 persen kebutuh copper, 22 persen kebutuhan magnesium, dan 21 persen kebutuhan selenium dalam sehari.

Tapi sekali lagi, konsumsi santan harus tetap dibatasi dengan bijak. Mengonsumsi makanan bersantan yang terlalu sering akan menimbulkan masalah kesehatan. ** Baca juga: Pria Berwajah ‘Sangar’ Menurut Studi Cenderung Berhati Lembut

Bahaya santan bagi tubuh sebenarnya berkaitan dengan kadar lemak jenuh yang dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, terutama penyakit jantung, stroke, hingga serangan jantung.

Jadi jika Anda ingin mengonsumsi makanan bersantan, jangan sampai melebihi batas konsumsi maksimal dalam sehari.(ilj/bbs)




Pola Makan Sehat yang Disarankan untuk Pekerja Malam

Kabar6-Seringkali Anda harus membawa pekerjaan kantor di rumah, karena harus segera selesai keesokan harinya, atau justru Anda lembur di kantor hingga malam. Di sisi lain, sebagian orang memang mendapat shift kerja pada malam hari.

Agar stamina tubuh tetap terjaga, Anda tentu membutuhkan asupan gizi. Sebuah studi pada 2014 menemukan, pola shift malam mempengaruhi metabolisme seorang karyawan.

Lantas, bagaimana waktu makan malam yang tepat untuk Anda yang sering mendapat shift malam atau lembur? Melansir Grid, sebelum berangkat kerja, konsumsilah makanan utama Anda. Jika Anda bekerja pada shift sore, makanlah di siang hari. Jika bekerja pada shift malam, makanlah pada pukul 18.00.

Makanlah sedikit dan konsumsi camilan sehat selama shift. Mengonsumsi makanan utama seperti nasi dan lauk bisa menyebabkan maag dan sembelit. Tak hanya itu, Anda juga akan merasa mengantuk saat bekerja.

Kemudian siapkan camilan sehatu sendiri. Saat di kantor, waktu Anda mungkin akan tersita dengan pekerjaan. Untuk mengakalinya, Anda bisa menyiapkan camilan sehat sendiri dari rumah seperti buah-buahan.

Disarankan untuk menghindari makanan berlemak. Saat bekerja di malam hari, sebisa mungkin hindari makanan yang berlemak, karena bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Terlalu banyak lemak jenuh dalam makanan bisa meningkatkan kolesterol jahat dalam darah.

Hal yang penting, menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Minum banyak air bisa mencegah dehidrasi, karena dapat membantu Anda tetap terjaga selama shift malam. Jangan lupa untuk menyimpan sebotol air di atas meja kantor. ** Baca juga: Menurut Survei, Ada 6 Hal yang Dikhawatirkan Pria

Jaga selalu stamina Anda dengan konsumsi makanan sehat.(ilj/bbs)




Ketahui Jenis Minyak Goreng yang Aman untuk Kesehatan

Kabar6-Istilah minyak goreng sehat sebenarnya tergantung dari bagaimana reaksi minyak tersebut saat dipanaskan. Minyak mempunyai titik didih dan titik asap tertentu.

Ketika dipanaskan, titik asap biasanya sudah tercapai pada suhu yang jauh lebih rendah dari titik didihnya. Sementara saat mencapai titik asap, asam lemak pada minyak mulai terpecah dan melepaskan radikal bebas yang bisa merusak sel-sel tubuh manusia.

Minyak goreng yang baik memiliki titik asap tinggi sehingga lebih stabil ketika dipanaskan. Stabilitas minyak dan seberapa tinggi titik asapnya tergantung dari seberapa rekat kandungan asam lemak di dalam minyak tersebut. Semakin rekat asam lemaknya, akan semakin sulit asam lemak terpecah saat dipanaskan.

Beberapa jenis minyak, melansir tempo.co, bisa menjadi pertimbangan Anda ketika memasak. Jenis minyak goreng apa saja yang dimaksud?

1. Minyak zaitun
Dipercaya sebagai minyak dengan banyak manfaat, kandungan asam lemak dan antioksidan dalam minyak zaitun sangat baik untuk kesehatan tubuh maupun kulit. Tidak hanya itu, minyak zaitun juga termasuk minyak goreng sehat yang baik digunakan untuk menggoreng.

Minyak zaitun lebih banyak mengandung lemak tak jenuh tunggal, yang cenderung stabil ketika dipanaskan. Karena itu, minyak ini tidak cepat melepaskan radikal bebas yang merugikan tubuh.

Karena titik asapnya cukup tinggi, kandungan antioksidan dan vitamin E dalam minyak zaitun pun tidak cepat rusak.

2. Minyak kelapa
Minyak kelapa mengandung 92 persen lemak jenuh. Inilah yang membuatnya sangat stabil ketika dipanaskan, dan asam lemaknya tidak mudah terpecah menjadi radikal bebas.

Namun kandungan lemak jenuh yang tinggi tersebut juga harus diwaspadai. Minyak ini sebaiknya gunakan secukupnya saja. Kenapa? Minyak kelapa dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, baik kolesterol jahat (low density lipid/LDL) maupun kolesterol baik (high density lipid/HDL).

3. Minyak alpukat
Minyak alpukat adalah minyak dengan kandungan lemak tak jenuh tunggal yang tinggi. Dengan demikian, minyak ini termasuk stabil digunakan untuk memasak karena asam lemaknya tidak mudah terpecah saat dipanaskan. Titik asap minyak alpukat juga termasuk tinggi, sehingga tak cepat rusak saat digunakan untuk memasak.

Manfaat lain dari minyak alpukat adalah dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam darah serta membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).

4. Minyak canola
Minyak canola juga bisa jadi pilihan sebagai minyak goreng sehat. Pasalnya, titik asapnya tinggi dan cukup banyak mengandung lemak tak jenuh tunggal. Meski begitu, beberapa penelitian menyarankan untuk berhati-hati menggunakan minyak canola karena mengandung asam lemak omega-6 yang cukup tinggi. Terlalu banyak mengonsumsi asam lemak ini justru dapat membahayakan tubuh.

5. Minyak sawit
Minyak sawit mengandung banyak lemak jenuh, sehingga termasuk stabil saat dipanaskan dan cocok digunakan untuk menggoreng. Di sisi lain, kandungan lemak jenuh tersebut juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Karena itu, gunakan minyak sawit secukupnya saat menggoreng, dan pastikan pola makan Anda mengandung nutrisi yang seimbang. ** Baca juga: Agar Berat Badan Tetap Ideal, Apa yang Harus Diperhatikan?

Pilihan sehat ada di tangan Anda.(ilj/bbs)




Detoks Tubuh Usai Idul Adha dengan 5 Makanan Sehat

Kabar6-Menu berbahan daging apa saja yang menjadi kesukaan Anda saat Idul Adha kemarin? Mungkin Anda termasuk salah satu orang yang sangat gemar makan daging.

Jenis makanan yang satu ini memang bermanfaat bagi tubuh, antara lain memperbaiki sel-sel yang rusak, meningkatkan daya tahan tubuh serta membantu meningkatkan fungsi otak.

Namun di sisi lain, mengonsumsi daging dalam porsi berlebih juga bisa membawa dampak buruk, seperti sembelit, dehidrasi, bau badan, sakit kepala, kolesterol naik, dan berat badan yang melonjak.

Karena itulah, Anda sebaiknya melakukan detoks tubuh untuk membuang racun atau ‘sampah’ tubuh. Melansir Womantalk, berikut lima makanan sehat yang membantu detoks tubuh:

1. Konsumsi lemak baik
Banyak orang menghindari makanan berlemak setelah makan daging. Namun penelitian menunjukkan, makan lemak sehat seperti alpukat, kacang, biji-bijian, ikan, dan minyak zaitun justru baik bagi tubuh.

Hal ini karena bahan makanan yang mengandung lemak baik tersebut bermanfaat mengurangi kolesterol jahat atau LDL, dan meningkatkan kolesterol baik atau HDL.

2. Makan sayur
Konsumsi banyak sayuran setelah Anda berlebih konsumsi daging saat Idul Adha. Tambahkan sayur-sayuran seperti bayam dan brokoli pada menu harian untuk memperbaiki gula darah dan kolesterol dalam tubuh, termasuk konsumsi buah-buahan sebagai ganti camilan.

3. Makan kacang kedelai
Sebanyak 35 penelitian ilmiah menunjukkan, makan kacang kedelai bermanfaat menurunkan kolesterol jahat atau LDL dan meningkatkan kolesterol baik atau HDL. Manfaat ini bahkan terlihat paling siginifikan pada orang-orang yang memiliki masalah kolesterol tinggi.

Anda bisa mengonsumsinya sebagai campuran salad atau dalam bentuk tempe, lho. Namun sebaiknya hindari menggoreng dan pilih untuk memanggangnya saja.

4. Biji-bijian utuh
Whole grain atau biji-bijian utuh itu bukan hanya gandum atau oat saja, tapi juga termasuk jagung, beras merah, beras hitam, serta sorgum yang tak melulu menjaga kadar kolesterol, tetapi juga membuat kita kenyang lebih lama.

5. Minum teh
Teh di sini bukan teh instan atau yang dalam kemasan, melainkan teh alami yang kita seduh sendiri. Berbagai jenis teh yang bermanfaat menurunkan kolesterol dan risiko penyakit jantung ini antara lain teh hijau, teh hitam, dan teh putih. Dan lebih sehat lagi kalau diminum tanpa gula. ** Baca juga: Adakah Batas Penyimpanan Daging dalam Freezer?

Tetap sehat usai konsumsi daging dengan detoks yang membantu menurunkan kolesterol jahat.(ilj/bbs)




Agar Tetap Sehat, Begini Cara Konsumsi Daging

Kabar6-Hari ini seluruh umat muslim merayakan Idul Adha. Dan seperti biasa, akan ada penyembelihan hewan kurban. Sapi atau kambing adalah hewan yang umum dijadikan sebagai hewan kurban.

Jadi tidak heran saat Idul Adha, Anda akan sibuk mengolah aneka hidangan daging kurban seperti sate kambing, gulai sapi, atau sejenisnya.

Di satu sisi, menyantap daging secara berlebihan tentu tidak baik untuk kesehatan, salah satunya dapat mengakibatkan kolesterol dan sembelit.

Lantas, bagaimana solusinya supaya bisa tetap sehat makan daging? Melansir Fimela, agar terhindar dari masalah kesehatan setelah mengonsumsi daging, terdapat beberapa cara mengonsumsi daging:

1. Saat mengonsumsi daging, imbangi juga dengan banyak makan buah dan sayur untuk mengurangi efek samping dari makan daging berlebihan.

2. Sebaiknya daging dimasak menjadi hidangan sate atau sop ketimbang gulai.
3. Makan daging kambing atau sapi jangan berlebihan dalam waktu singkat.
4. Usahakan jangan makan daging selambat-lambatnya dua jam sebelum tidur.

5. Kurangi makan berlemak lain seperti konsumsi cokelat dan keju selama sedang mengonsumsi banyak makan daging, karena hal ini dapat meningkatkan kolesterol.

6. Minum teh manis atau sirup dapat mengurangi risiko bahaya makan daging.
7. Minum yang cukup 8-10 gelas sehari untuk mencegah sembelit.
8. Tetap melakukan olahraga ringan untuk membantu Anda tetap fit dan sehat. ** Baca juga: Kebiasaan Salah yang Sering Dilakukan Saat Konsumsi Daging

Selamat menikmati hidangan Idul Adha.(ilj/bbs)




Jangan Lewatkan Kebiasaan Berjemur di Pagi Hari

Kabar6-Dengan alasan sibuk sehingga tidak ada waktu, banyak orang yang melewatkan waktu berjemur di pagi hari. Namun di sisi lain, berjemur bagi sebagian orang selalu identik dengan bayi, sehingga merasa orang dewasa tidak perlu melakukan hal itu.

Padahal berjemur di pagi hari sekira pukul 07.00-09.00 memiliki banyak manfaat, lho. Melansir Dreamers, ini lima manfaat berjemur pagi:

1. Membunuh bakteri jahat
Pada masa Perang Dunia I, Niels Finsen meneliti bahwa korban perang yang mengalami luka dapat sembuh setelah berjemur di bawah sinar matahari pagi.

Dari penemuannya tersebut, Niels mendapatkan Nobel pada 1903, karena berhasil membuktikan bahwa gelombang cahaya mampu menyembuhkan penyakit.

Sinar matahari juga memiliki efek menguntungkan untuk meredakan gangguan kulit dari bakteri seperti jerawat, eksim dan infeksi jamur.

2. Turunkan kolestrol
Sinar matahari mampu mengubah kolestrol tinggi dalam darah menjadi hormon steroid yang berguna untuk kesehatan reproduksi. Bagi Anda yang jarang terpapar sinar matahari pagi justru rentan mengalami peningkatkan kolestrol.

3. Tingkatkan kandungan oksigen dalam darah
Manfaat lain adalah dapat memberikan oksigen lebih pada tubuh. Efek yang dihasilkan pun sama seperti dengan berolahraga, yakni meningkatkan stamina, kebugaran, serta menguatkan otot. Selain itu, sering berjemur di bawah matahari pagi juga mampu melancarkan peredaran darah.

4. Bangun sistem kekebalan tubuh
Sering terpapar sinar matahari dapat membantu tubuh untuk memproduksi lebih banyak sel darah putih. Sel ini dapat memproteksi serta meningkatkan daya tahan tubuh dari virus dan bakteri berbahaya.

5. Detoks alami
Berjemur di bawah sinar matahari pagi juga dapat membantu proses detoks alami guna menghancurkan racun berbahaya dalam tubuh.

Proses detoksifikasi ini ditunjukkan lewat keluarnya keringat saat terpapar di bawah matahari panas. ** Baca juga: Hindari Terlalu Sering Stres dengan Sejumlah Kebiasaan Sehat

Jadi luangkan waktu untuk berjemur di pagi hari.(ilj/bbs)




Antara Paha & Dada Ayam, Mana yang Lebih Sehat?

Kabar6-Saat memilih menu ayam, sebagian orang lebih senang dada ketimbang paha, begitu pula sebaliknya. Paha ayam memang lebih murah dan mudah diolah ketimbang dada. Di sisi lain, dada ayam lebih ekonomis karena Anda bisa mendapatkan lebih banyak daging dan sedikit kulit.

Lantas di antara keduanya, mana yang lebih sehat, paha atau dada ayam? Melansir Hellosehat, berikut uraiannya:

1. Protein
Baik dada maupun paha ayam, keduanya merupakan sumber protein hewani yang baik. Satu potong paha ayam panggang dengan berat sekira 85 gram mengandung protein sebesar 21 gram.

Sedangkan dada ayam mengandung jumlah protein yang lebih tinggi, yaitu sekira 25 gram. Artinya, dada ayam mengandung protein yang lebih banyak daripada paha ayam.

Asupan protein yang disarankan setiap harinya adalah sekira 46 gram untuk wanita dan 56 gram untuk pria. Protein ini penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh, pertumbuhan sel, dan pembentukan massa otot.

2. Lemak
Perbedaan kandungan gizi pada dada ayam dan paha ayam lebih jelas terlihat pada kandungan lemaknya. Dada ayam lebih rendah lemak ketimbang bagian paha. Setiap 85 gram dada ayam panggang mengandung tujuh gram lemak total dan dua gram lemak jenuh. Jumlah ini merupakan 10 persen dan sembilan persen dari asupan harian yang disarankan.

Sementara itu, paha ayam dengan porsi yang sama mengandung 13 gram lemak total dan 3,5 gram lemak jenuh. Jumlah ini setara dengan 20 persen asupan harian lemak total dan 18 persen lemak jenuh yang disarankan. Jadi untuk menurunkan kandungan lemaknya, Anda bisa menyingkirkan bagian kulit pada dada dan paha ayam sebelum dikonsumsi.

3. Kalori
Perbedaan jumlah kalori dalam dada ayam dan paha ayam juga terlihat cukup timpang. Setiap 85 gram dada ayam mentah mengandung 170 kalori, sementara pada paha ayam mengandung 210 kalori. Hal ini menunjukkan bahwa paha ayam mengandung jumlah kalori yang lebih tinggi dibanding dada ayam.

4. Kolesterol
Kandungan kolesterol pada dada maupun paha ayam tergolong sedang. Setiap 85 gram dada ayam mengandung 70 miligram kolesterol atau 24 persen asupan harian yang disarankan. Sementara untuk paha ayam dengan porsi yang sama mengandung 80 miligram kolesterol, atau 26 persen asupan harian yang disarankan.

5. Natrium
Bagian dada dan paha ayam mengandung jumlah natrium yang tidak jauh berbeda. Pada 85 gram paha ayam mengandung 70 miligram natrium, sementara dada ayam mengandung 60 miligram natrium.

Tentu angka perkiraan ini hanya dilihat dari daging mentahnya saja. Teknik masak dan penambahan bumbu tertentu dapat sedikit banyak mengubah nilai gizi masakan tersebut, terlepas dari bagian ayam mana yang Anda pilih.

Daging ayam bagian dada dan paha sama-sama tidak mengandung karbohidrat. Namun ketika Anda menambahkan saus barbeque, madu, atau tepung pada daging ayam, maka kandungan karbohidratnya tentu akan bertambah.

Bila tidak ingin mengonsumsi karbohidrat berlebih, baiknya Anda mengonsumsi dagingnya saja tanpa memberikan tambahan saus maupun lapisan tepung pada daging. Anda juga bisa menyingkirkan bagian kulit ayam agar olahan ayam semakin minim lemak dan kalori. ** Baca juga: Setop Ngemil ‘Berat’ Usai Olahraga

Menggoreng dan ‘ungkep’ pun disebut sebagai teknik masak yang dapat mendongkrak nilai kalori makanan. Itu sebabnya, memanggang, kukus, atau merebus dianggap menjadi pilihan yang lebih sehat untuk mengurangi jumlah kalori dan lemak.(ilj/bbs)




Kaya Protein, Ini 5 Makanan Pengganti Telur

Kabar6-Salah satu sumber protein terbaik untuk tubuh adalah telur. Jenis makanan ini mengandung lebih dari 6gr protein, 90 persen kalsium dan zat besi pada kuning telurnya, serta sembilan asam amino esensial.

Sayang, tidak semua orang menyukai telur, salah satunya karena alergi. Lantas, bagaimana memenuhi kebutuhan gizi tubuh? Melansir Honestdocs, Anda bisa mencoba lima makanan pengganti telur agar kebutuhan protein sehari-hari terpenuhi. Apa sajakah itu?

1. Produk olahan susu
Salah satu makanan pengganti telur terbaik adalah susu dan produk olahan dari susu antara lain seperti yoghurt, keju, keju cottage, dan lainnya. Setiap bahan makanan yang terbuat dari susu memiliki protein dalam jumlah yang cukup dan menjadi sumber kalsium yang baik untuk tubuh Anda.

Contohnya dalam satu cangkir keju cottage terdapat 24 gram protein, dan pada yoghurt memiliki protein sebanyak 20 gram per porsi. Selain itu, susu juga mempunyai kandungan kalsium yang tinggi, vitamin B2, dan fosfor yang bagus untuk kesehatan tulang dan perkembangan tubuh.

2. Daging hewan
Salah satu makanan pengganti telur yang memiliki kandungan protein tinggi yaitu daging sapi, daging domba, ayam ataupun daging unggas lainnya. Selain itu, daging hewan juga mempunyai kandungan zat besi yang baik untuk melancarkan peredaran oksigen dalam tubuh.

Dada ayam memiliki 43 gram protein di dalamnya. Sedangkan daging domba tanpa lemak mengandung sekira 28,22 gram protein dalam ukuran 100 gram. Meskipun daging hewan mempunyai kandungan lemak jenuh yang tinggi, mengonsumsi daging hewan dalam jumlah yang cukup tidak akan menimbulkan efek tertentu bagi tubuh Anda.

Disarankan untuk tidak mengonsumsi daging hewan secara berlebihan karena lemak pada daging dapat membuat penumpukan plak pada dinding arteri yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

3. Ikan atau seafood
Ikan mempunyai nutrisi yang hampir sama dengan telur dan daging. Selain ikan, sumber protein juga bisa didapatkan dari makanan laut lainnya seperti tiram, udang, dan kerang. Sebaiknya Anda mengonsumsi ikan salmon karena memiliki lemak yang rendah.

Jumlah protein yang terdapat pada ikan salmon, ikan nila dan ikan tuna yaitu sebesar 21 gram per porsinya, sehingga mampu mencukupi kebutuhan protein tubuh sehari-hari. Sedangkan pada empat ons udang memiliki kandungan 24 gram protein dan 120 kalori.

4. Olahan berbahan dasar gandum
Olahan biji gandum utuh seperti tepung gandum, roti gandum dan pasta gandum memiliki kandungan protein dan nutrisi lainnya. Olahan biji gandum sebesar 100 gram memiliki kandungan protein sebesar 12,5 gram.

Tidak selengkap seperti telur, kandungan protein pada biji gandum tidak semuanya terdapat dalam biji gandum. Asam amino esensial adalah salah satu contoh protein yang tidak ada pada biji gandum. Namun demikian biji gandum tetap sehat dan bergizi untuk dijadikan bahan pengganti telur.

5. Tofu
Tofu adalah produk olahan dari kedelai. Tofu dipercaya dapat menurunkan kadar kolesterol tubuh dengan baik. Kandungan dari kedelai yang telah dimodifikasi menjadi bahan makanan lain, secara genetik dapat mengubah kadar kolesterol jahat menjadi kolesterol baik. ** Baca juga: Makanan Pilihan untuk Jaga Kondisi Tubuh di Musim Panas

Jadi, cukupi kebutuhan tubuh akan protein.(ilj/bbs)




Ini Batas Aman Konsumsi Daging dalam Seminggu

Kabar6-Daging merah merupakan salah satu bahan pangan dengan kandungan nutrisi terbaik. Kandungan proteinnya membantu meningkatkan massa otot, memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, memproduksi hormon dan enzim, serta menjaga berat badan ideal.

Selain itu, vitamin dan mineral pada daging juga bermanfaat untuk memelihara sistem kekebalan tubuh dan sistem saraf, mencegah anemia, menjaga kesehatan otak, serta membantu tubuh menjalankan fungsinya dengan baik.

Meskipun demikian, melansir Kompas, Anda pun disarankan untuk membatasi konsumsi daging dalam seminggu. Berbagai penelitian menemukan, konsumsi daging secara berlebihan justru dapat meningkatkan risiko sejumlah gangguan kesehatan. Lemak jenuh pada daging akan meningkatkan kadar kolesterol darah dan senyawa L-karnitin dapat merangsang pembentukan plak pada pembuluh darah. Kolesterol tinggi dan plak pembuluh darah merupakan faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

Anda dapat mengurangi risiko berbagai penyakit tersebut dengan membatasi jumlah daging yang dikonsumsi, yaitu sebanyak 350-500 gram (matang) dalam seminggu. Jumlah tersebut setara dengan 10 potong daging berukuran sedang.

Penyakit yang berkaitan dengan konsumsi daging sebenarnya muncul akibat kebiasaan makan daging yang tidak baik. Misalnya, mengonsumsi terlalu banyak, salah memilih jenis daging, dan keliru dalam mengolahnya.

Selain mengetahui aturan makan daging yang aman dalam seminggu, Anda pun bisa mengurangi risiko kanker usus besar akibat zat karsinogenik pada daging dengan teknik mengolah yang tepat.

Membatasi jumlah daging yang Anda makan dalam seminggu sangatlah penting. Alasannya tidak lain karena bahan makanan sebaik apa pun dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. ** Baca juga: Menangis Dapat Kurangi Lemak di Tubuh?

Anda juga perlu cermat dalam memilih jenis daging dan teknik mengolah yang tepat. Dengan begitu, Anda bisa memperoleh manfaat mengonsumsi daging dan tetap terlindung dari risiko gangguan kesehatan.(ilj/bbs)