1

Studi: Sinis Terhadap Orang Lain Bisa Sebabkan Kepikunan

Kabar6-Banyak orang, mungkin juga termasuk Anda yang tidak menyadari bahwa stres pun bisa menimbulkan sakit perut atau pusing.”Emosi negatif seperti marah, takut, kecewa, atau frustasi sering kali menjadi masalah bagi tubuh dan mengganggu kehidupan sehari-hari,” kata Emiliana Simon-Thomas, Direktur Greater Good Science Center di UC Berkeley.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology pada 2014, dilansir Wartakesehatan, mengungkapkan bahwa tingkat kesinisan terhadap orang lain bisa menyebabkan demensia atau kepikunan. Studi pada 2009 juga menunjukkan orang yang sinis cenderung terserang penyakit jantung.

Orang yang tidak ramah, seperti dilansir dari jurnal Stroke, mempunyai tingkat stres dan depresi lebih tinggi. Depresi ini membuat kita kehilangan nafsu makan dan menyebabkan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Dijelskan Emiliana, pikiran dan emosi memiliki efek yang sangat luas pada metabolisme, sistem kekebalan, dan mempengaruhi hormon tubuh. Ketika sedang stres, kadar kortisol akan meningkat sehingga membuat kekebalan tubuh berkurang. Alhasil, tubuh mengalami peradangan dan sakit dari waktu ke waktu.

Orang yang depresi juga cenderung mempunyai kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman beralkohol, atau mengurung diri sehingga malas bergerak. Karena itulah, kita perlu mengubah perspektif saat sedih sehingga kesehatan lebih terjaga. ** Baca juga: Perhatikan 5 Tanda Anda Alami Anemia

Anda disarankan untuk mengatur emosi dan tentu saja menerapkan pola hidup yang sehat.(ilj/bbs)




4 Efek Buruk Terlalu Sering Tidur Larut Malam

Kabar6-Apakah Anda termasuk orang yang terbiasa tidur larut malam? Jika ya, mulai saat ini sebaiknya kurangi bahkan tinggalkan kebiasaan tersebut agar tidak mengalami beberapa masalah kesehatan.

Sebuah penelitian membuktikan, kurang tidur dapat melemahkan kinerja otak. Dengan waktu tidur yang cukup, otak menstimulasi reaksi yang berperan dalam proses penguatan memori. Tak hanya itu, dilansir she.id, berikut adalah empat efek buruk jika Anda sering tidur larut malam:

1. Lemahkan sistem kekebalan tubuh
Kebiasaan tidur telat bisa menghancurkan leukosit atau sel darah putih, dan menyebabkan sistem inum menurun. Berkurangnya leukosit dalam darah membuat tubuh rentan dengan penyakit dan infeksi.

2. Rentan risiko diabetes
Rusaknya hormon dalam tubuh, maka insulin yang dihasilkan juga berkurang. Dan hal ini membuat tubuh rentan terhadap glukosa, dan bisa menjadi penyebab diabetes.

3. Sulit kontrol nafsu makan
Ketika seseorang kurang tidur maka hormon kortisol dalam darah meningkat, sehingga keinginan mengonsumsi makanan selalu muncul. Ini yang membuat berat badan sulit dikontrol.

Studi menunjukkan, orang dengan metabolisme lambat dan kelebihan berat badan memiliki masalah kurang tidur. Nafsu makan akan kacau ketika seseorang mengalami sulit tidur. Untuk itu diperlukan siklus yang baik. Mulailah mengatur kebiasaan tidur agar hormon-hormon itu berfungsi dengan baik.

4. Risiko jantung & stroke
Fungsi jantung pun akan terganggu bila masih terbiasa tidur larut malam. Selain itu kebiasaan ini akan berdampak jangka panjang berisiko gagal jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi. ** Baca juga: Selain Tidak Sehat, Kurang Tidur Bisa Sebabkan Seseorang Mudah Tersinggung

Yuk, tinggalkan kebiasaan yang dapat merusak kesehatan Anda.(ilj/bbs)




Jantung Sehat Melalui 6 Camilan Lezat

Kabar6-Tidak hanya melalui olahraga rutin, untuk menjaga kesehatan jantung juga perlu menerapkan pola hidup sehat. Selain itu ada beberapa camilan lezat yang bisa membuat jantung tetap sehat. Dilansir Dailymail, ini dia camilan yang dimaksud:

1. Gandum
Mengganti roti tawar dengan roti gandum bisa menjadi perubahan kecil yang berdampak besar pada jantung. Konsumsi gandum dapat menurunkan risiko jantung koroner dan stroke.

2. Kacang-kacangan
Kacang memang memiliki kandungan lemak yang tinggi. Namun mengonsumsi kacang setiap hari diyakini dapat menurunkan risiko jantung koroner. Maka gantilah camilan Anda dari yang mengandung gula menjadi kacang-kacangan karena baik untuk jantung.

3. Cokelat
Mengonsumsi sedikitnya 20 gram cokelat memiliki manfaat luar biasa untuk kesehatan jantung. Hal yang harus diingat, cokelat yang sehat adalah dengan kandungan 70 persen cokelat asli.

4. Alpukat
Buah yang lembut dan tidak terlalu manis ini mengandung vitamin B, khususnya B5, yang baik untuk menjaga jantung yang sehat. Teksturnya yang lembut juga bisa membuat Anda kenyang, karena di dalamnya juga terkandung lemak dan protein nabati.

5. Omega-3
Kandungan omega-3 dapat ditemukan di makanan laut, hewani, dan nabati. Dari mana saja asalnya, yang penting jangan lupa konsumsi makanan dengan omega-3 untuk jantung yang sehat.

6. Biji labu
Tak banyak yang tahu, biji labu memiliki kandungan pelepas stres yang baik untuk kesehatan jantung. Makanan ini juga mempunyai protein dan lemak sehat yang bisa mengusir lapar. ** Baca juga: Bahaya Mengintip di Balik Lezatnya Makanan Bersantan

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Bahaya Mengintip di Balik Lezatnya Makanan Bersantan

Kabar6-Ada banyak menu makanan yang dihidangkan dengan menggunakan santan. Meskipun diakui menjadikan masakan lebih lezat, makanan bersantan memiliki kandungan lemak jenuh jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.

Akibatnya tentu tidak baik untuk kesehatan. Dilansir Livestrong, berikut adalah empat bahaya yang mengintip di balik lezatnya makanan bersantan:

1. Kadar kolestrol dalam darah meningkat
Secangkir santan kaya akan lemak jenuh, mengandung hampir 90 persen dari total kebutuhan dalam sehari. Begitu juga dengan seporsi kelapa kering atau kelapa sangrai yang biasa digunakan sebagai bumbu rendang dan serundeng.

Bahkan, secangkir kelapa kering memiliki lemak jenuh lebih dari 100 persen batas atas yang disarankan. Lemak yang terlalu banyak dalam makanan Anda dapat meningkatkan kolesterol jahat dalam darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

2. Gas & kembung berlebihan
Mengonsumsi makanan berlemak dalam jumlah besar meningkatkan produksi gas dan membuat kembung. Setelah mengonsumsi makanan berlemak tinggi, bisa terjadi suplai gas dalam pencernaan yang lebih tinggi.

Meski buang gas adalah bagian alami dari proses pencernaan, perut yang menyimpan gas berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Menurut National Digestive Diseases Information Clearinghouse, makanan berlemak dapat menunda pengosongan perut dan menyebabkan kembung sehingga perut menjadi tidak nyaman.

3. Penyempitan pembuluh darah
Penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis terjadi karena adanya sumbatan dari plak, yang terdiri dari kolesterol dan endapan lemak. Saat plak terbentuk, dinding arteri menjadi lebih tebal. Hal ini mengurangi aliran darah dan mempersempit pembukaan untuk suplai oksigen ke sel-sel dalam tubuh.

Plak dapat benar-benar menghalangi aliran darah melalui arteri besar atau menengah di jantung, otak, panggul, kaki, lengan atau ginjal. Fatalnya, hal ini dapat menyebabkan jantung koroner.

4. Memicu tekanan darah
Tingginya kolestrol dalam makanan tidak sehat berpengaruh terhadap hipertensi, atau tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi saat tekanan darah pada dinding arteri meningkat.

Dalam kondisi normal, arteri yang sehat bersifat fleksibel, kuat dan elastis. Lapisan dindingnya halus sehingga darah mengalir bebas, sehingga mampu memasok nutrisi dan oksigen ke organ vital dan jaringan tubuh lainnya.

Secara bertahap, hipertensi meningkatkan tekanan darah yang mengalir melalui arteri. Hal ini berakibat pada menurunnya kesehatan otak, jantung dan ginjal. ** Baca juga: Apa Sebenarnya Fungsi Tumit, Telapak, & Mata Kaki?

Yuk, mulai kurangi porsi mengonsumsi makanan bersantan.(ilj/bbs)




Begini Perbandingan Berdiri & Duduk yang Tepat

Kabar6-Mungkin Anda termasuk orang yang banyak menghabiskan waktu dengan duduk, karena tuntutan pekerjaan. Padahal kebiasaan duduk terlalu lama bahkan berjam-jam memiliki risiko terkena penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Sama halnya, terlalu lama berdiri juga bisa membuat punggung menjadi pegal, dan memicu keluarnya varises.

Bagaimana sebaiknya melakukan duduk dan berdiri yang seimbang? Dilansir Pesona, rasio atau perbandingan lamanya Anda berdiri dan duduk adalah 1:2. Artinya, dalam sehari, jika waktu total Anda duduk adalah empat jam, berarti Anda harus berdiri atau berjalan selama dua jam. ** Baca juga: Ada 5 Efek yang Dialami Tubuh Ketika Anda Kurangi Konsumsi Gula

Idealnya, kebiasaan ini dilakukan sedikit demi sedikit. Contoh, setelah satu jam duduk, Anda berdiri atau berjalan selama 30 menit sambil melakukan pekerjaan lain. Hal yang penting diperhatikan adalah rasio 1:2 itu sebaiknya diikuti. Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Tanda Tubuh Kurang Serat yang Jangan Diabaikan

Kabar6-Serat pangan, dikenal juga sebagai serat diet atau dietary fiber, merupakan bagian dari tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang memiliki sifat resistan terhadap proses pencernaan dan penyerapan di usus halus manusia serta mengalami fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus besar.

Diketahui, kita membutuhkan serat agar tubuh tetap sehat, menjaga metabolisme, dan mengatur sistem serta fungsi tubuh tetap lancar. Lantas, apa saja tanda kurang serat yang sebaiknya jangan diabaikan? Dikutip dari berbagai sumber, ini dia lima tanda yang dimaksud:

1. Cepat lapar meskipun sudah makan
Makanan yang kaya serat membuat Anda kenyang lebih lama dibanding makanan yang kaya karbohidrat. Hal ini karena kandungan serat bisa membentuk materi yang mirip gel di saluran pencernaan, sehingga membuat penyerapan nutrisi pada aliran darah lebih lambat. Jadi jika Anda gampang merasa lapar meski baru selesai makan, ada kemungkinan tubuh sebenarnya kurang serat.

2. Kurang berenergi
Usai mengonsumsi karbohidrat, energi bisa meningkat dalam sekejap tapi kemudian jadi gampang capek. Tubuh pun akan memproduksi lebih banyak insulin yang menyebabkan perubahan energi tiba-tiba. Sementara jika mengonsumsi makanan yang kaya serat, gula darah akan meningkat perlahan sehingga kadar energi yang dimiliki tubuh akan tercukupi dengan baik.

3. Susah BAB
Susah buang air besar (BAB) atau sembelit menandakan tubuh yang kemungkinan kekurangan serat. Padahal, serat sangat dibutuhkan oleh tubuh agar pencernaan berjalan lancar.

4. Susah turunkan berat badan
Kekurangan serat dapat menyebabkan Anda susah menurunkan berat badan, sehingga diet yang dijalankan sering tidak berhasil.

5. Miliki masalah jantung
Serat bisa bekerja maksimal dengan nutrisi lain seperti zat besi, zinc, dan vitamin B untuk menurunkan kadar kolesterol. Jika Anda memiliki masalah atau gangguan dengan jantung, cobalah ubah pola makan dengan mencukupi kebutuhan serat dengan lebih baik. ** Baca juga: Ngemil Ternyata Justru Bantu Turunkan Berat Badan

Jangan abaikan kelima tanda di atas agar tubuh tetap sehat.(ilj/bbs)




Hati-hati, Kurang Tidur Juga Bisa Sebabkan Penyakit Kronis

Kabar6-Kurang tidur selain membuat kondisi tubuh kurang fit, juga dapat memicu penyakit kronis. Sebuah studi terbaru menemukan hubungan antara sering kurang tidur di malam hari dengan tingginya risiko mengalami sindrom metabolik. Beberapa penyakit yang bisa muncul dari sindrom ini adalah diabetes, penyakit jantung dan stroke.

Studi yang dlakukan selama dua tahun tersebut, dilansir Detik Health menemukan, orang yang tidurnya kurang dari enam jam setiap harinya memiliki risiko terkena sindrom metabolik sampai 41 persen dibanding mereka yang jam tidurnya 6-8 jam per hari. Studi ini melibatkan orang dewasa sebanyak 2.600 sampel.

“Seseorang yang memiliki jam tidur pendek harus menyadari berkembangnya riko sindrom metabolik yang dapat meningkatkan risiko mereka terhadap penyakit kronis” kata Dr Jang Young Kim, peneliti utama dari Universitas Yonsei, Korea Selatan.

Namun studi ini masih memiliki kekurangan. Pengamatan tidak mendapatkan data tentang kualitas tidur. Hasil didapat dari informasi peserta yang melaporkan tentang kebiasaan tidur mereka, kondisi medis, hingga gaya hidup. Meski begitu, studi masih berkesesuaian dengan hasil penelitian lainnya yang mengkaji hal serupa.

Kristen Knutson, peneliti tentang tidur dari Universitas Chicago, mengatakan bahwa tidur yang terlalu singkat dikaitkan dengan berkembangnya sindrom metabolic dalam tubuh.

Seseorang perlu untuk melakukan gaya hidup sehat untuk mengatasi sindrom ini. Menjaga pola tidur, mengendalikan pola makan, dan berolahraga adalah beberapa cara yang bisa ditempuh. ** Baca juga: Makanan & Minuman yang Tidak Disarankan Sebagai Menu Makan Siang

“Hingga saat ini hanya dengan gaya hidup sehat termasuk dengan jam tidur yang tepat, diet sehat dan olahraga yang dapat bermanfaat menjaga kesehatan Anda,” ujarnya.(ilj/bbs)




Apa Saja Jenis Makanan yang Banyak Mengandung Lemak Trans?

Kabar6-Lemak trans atau trans fat dianggap oleh banyak dokter sebagai jenis lemak yang terburuk untuk dikonsumsi. Lemak trans meningkatkan kolestrol jahat (LDL), dan meningkatkan kemungkinan Anda terkena penyakit jantung.

Tidak hanya itu, lemak trans pun menurunkan kolesterol baik (HDL). Kadar kolestrol LDL yang tinggi dikombinasikan dengan kadar HDL yang rendah meningkatkan risiko penyakit jantung, penyebab utama kematian pada pria dan wanita, serta terkait dengan risiko tinggi terhadap diabetes tipe 2.

Jadi, jenis makanan apa saja yang banyak mengandung lemak trans? Dilansir Foxnews, berikut empat jenis makanan yang dimaksud:

1. Makanan yang digoreng
Karena lemak trans lebih tahan lama, maka banyak restoran yang menggunakan minyak jenis ini untuk menggoreng makanan, terutama berbagai makanan siap saji.

2. Pinggiran pie
Camilan lezat ini ternyata mengandung banyak lemak trans.

3. Margarin
Margarin merupakan minyak sayuran yang diubah menjadi bentuk padat dan untuk itu minyak sayuran harus melalui proses hidrogenasi untuk membuatnya menjadi padat.

4. Krimer
Berbagai jenis krimer yang sering digunakan pada kopi atau teh ternyata juga mengandung lemak trans. ** Baca juga: Cegah Jerawat, Konsumsi Beberapa Makanan Sehat Ini

Yuk, mulai dibatasi pemakaian makanan yang mengandung lemak trans agar terhindar dari beragam penyakit.(ilj/bbs)




6 Camilan Lezat yang Ternyata ‘Musuh’ Jantung

Kabar6-Saat ini makin banyak penyakit yang diakibatkan makanan tidak sehat seperti kencing manis, gangguan ginjal, hati dan yang paling sering penyakit jantung.

Salah satu solusi untuk menghindari penyakit tersebut adalah dengan mengurangi makanan yang disebut sebagai ‘musuh’ jantung. Dilansir Boldsky, berikut adalah enam jenis makanan lezat yang ternyata merupakan musuh jantung:

1. Sosis
Sosis mengandung lemak jenuh, natrium berlebih, dan bumbu yang tidak sehat. Apabila Anda mengonsumsi terlalu banyak, bahan-bahan yang berbahaya dalam sosis akan merusak jantung, sehingga jantung mudah lelah dan rentan terkena penyakit.

2. Minuman bersoda
Minuman bersoda mengandung zat pemanis buatan, pewarna serta pengawet. Semua zat itu berbahaya bagi tubuh. Konsumsi soda berlebihan dapat mengganggu kesehatan jantung, makin lama jantung akan semakin melemah.

3. Popcorn
Kandungan perfluorooctanoic acid (PFOA) dalam makanan kemasan seperti popcorn yang dimasak dalam microwave dapat memicu penyakit jantung.

4. Kentang goreng
Kentang goreng mengandung lemak jenuh dan natrium yang juga bisa memicu menurunnya kesehatan jantung. Jika dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus, kesehatan jantung Anda akan terancam. Terlebih biasanya orang Indonesia mempunyai kebiasaan mengonsumsi kentang goreng dengan nasi sehingga Anda terlalu banyak konsumsi karbohdirat yang memicu penyakit kencing manis.

5. Pizza
Sepotong irisan pizza mengandung 9,8 gram lemak dengan 4,4 gram lemak jenuh, dan 551 mg natrium. Jika dikonsumsi secara berlebihan, tidak baik untuk jantung.

6. Pasta atau spaghetti
Pasta yang dihidangkan secara cepat saji di restoran mengandung 1.430 kalori, 81 gram lemak dan 41 gram lemak jenuh dan 4540 natrium. Bisa dibayangkan berapa banyak bahan-bahan jahat yang masuk dalam tubuh Anda, saat mengonsumsi sepiring pasta. ** Baca juga: Cegah Penuaan Dini Sesuai Usia Anda

Yuk, mulai mengurangi porsi makanan yang tidak sehat untuk jantung.(ilj/bbs)




Hati-hati, Bertengkar dengan Pasangan Rentan Sakit Jantung

Kabar6-Sebuah studi baru yang dimuat dalam jurnal Emotion, terhadap studi lama jangka panjang yang melibatkan pasangan menikah, menemukan korelasi yang kuat antara emosi dan masalah kesehatan saat mereka terlibat pertengkaran.

Pada 1980-an, para peneliti University of California, Berkeley, mengundang pasangan heteroseksual yang telah menikah setidaknya selama 15 tahun, untuk berbincang akrab di lab selama 15 menit tentang keseharian mereka.

Selanjutnya, sesi 15 menit kemudian pasutri tadi diminta membahas satu hal yang selama ini tidak mereka sepakati bersama, hingga terlibat perdebatan. Dilansir Meetdoctor, semua percakapan relawan direkam dalam bentuk video, dan mereka diminta mengisi kuesoner mengenai detail kesehatan. Setiap lima tahun, setidaknya dua dekade, para pasangan kembali ke lab dan mengulang semuanya.

Para peneliti mengevaluasi ekspresi wajah dan suara subyek saat mereka berdebat. Kemudian, membuat catatan mengenai hal tersebut, misalnya saat marah, alis salah satu peserta turun, pupil mata membesar, bibir mengerut dan suara meninggi.

Pasangan, terutama suami, yang mendidih karena kemarahannya ketika berdebat, dilaporkan lebih terkena masalah jantung di kemudian hari dengan gejala seperti nyeri dada atau tekanan darah tinggi. Hal ini jika dibandingkan dengan pasangannya yang lebih tenang. Mereka yang lebih menahan diri, dilaporkan lebih rentan menderita gangguan otot, seperti nyeri punggung atau nyeri leher.

Kemarahan menaikkan debar jantung suku pulsa (frekuensi denyut jantung) dan menyebabkan reaksi biologis lain yang merugikan jantung dari waktu ke waktu. “Kami sudah tahu sebelumnya bahwa orang-orang dengan pernikahan yang buruk, seringkali mengalami gangguan kesehatan. Tapi kami tidak bisa memprediksi jenis penyakit yang risikonya meningkat dan sekarang kami bisa,” kata Dr. Robert Levenson, profesor psikologi di Berkeley dan penulis senior studi. ** Baca juga: Minimalisir Rasa Cemas dengan Konsumsi 5 Makanan yang Bikin Rileks

Apakah Anda termasuk orang yang selalu berteriak penuh emosi saat marah? (ilj/bbs)