1

Polisi Thailand Serahkan Tiga Ekor Orang Utan Sumatera Selundupan

Kabar6-Tiga ekor satwa orang utan Sumatera yang diselundupkan ke Bangkok, Thailand, dipulangkan. Polisi Penanggulangan Kejahatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Thailand (Natural Resource and Enviromental Crimes Division), menyerahkan langsung ke pemerintah Indonesia.

“Ini merupakan kerjasama bilateral antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Thailand,” kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Satyawan Pudyatmoko, Kamis (21/12/2023).

Tiga orang utan Sumatera hasil selundupan itu diangkut menggunakan pesawat Garuda Indonesia 867 rute Bangkok – Jakarta, mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, malam tadi.

Ketiga ekor orang utan Sumatera ini dinamai Nobita, 7 tahun; Sizuka, 7 tahun; dan Briant, 4 tahun. Seluruh satwa yang dilindungi itu dalam kondisi sehat.

Satyawan jelaskan, penyerahan ini sebagai bukti kerja sama bilateral yang baik. “Untuk memerangi perdagangan satwa liar yang dilakukan secara ilegal,” jelasnya.

Satyawan menuturkan, Orang Utan merupakan hewan yang dilindungi, sehingga tidak boleh diperdagangkan antar satu negara dengan negara lainnya. Menurutnya, satwa liar tersebut harus dipulangkan kembali ke Indonesia kemanapun diperdagangkan secara gelap.

**Baca Juga: Ketangkap Dihakimi Massa, Bibir Pelaku Curanmor di Serpong Utara Jontor

“Memang orang utan itu tidak boleh diperdagangkan, sehingga kalau diperdagangkan, katakanlah ke Thailand atau ke negara manapun, harus di kembalikan lagi ke negara asal,” katanya.

Rencananya, Satyawan menjelaskan, usai dilakukan proses serah terima tiga ekor orang utan tersebut, pihaknya akan membawanya menuju pusat rehabilitasi. Setelah itu, lanjutnya, akan dilakukan rehabilitasi di Jambi dan dilepasliarkan ke habitat aslinya.

“Setelah ini akan di bawa ke pusat rehabilitasi orang hutan di Sumatera, sebelum di lepas liarkan ke habitatnya,” ucap dia.

“Dengan tambahan tiga ekor ini, sejak 2006 lalu pemerintah Indonesia telah memulangkan 71 orang utan asli Sumatra yang diperdagangkan ke luar negeri,” ujarnya.(yud)




6 WNI Koban TPPO Dipulangkan Atase Kejaksaan RI di Bangkok

Kabar6-Atase Kejaksaan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok telah berhasil memberikan bantuan hukum kepada enam Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Mereka adalah Eric Febrian, Raindy Wijaya, Hendriant Tritrahadi, Chelsy Alviana, Andrian, dan Andrean Faust.

Sebelumnya, keenam WNI korban TPPO tersebut telah diamankan di Provinsi Chiang Rai, Thailand, setelah ditemukan telah menyusuri jalur ilegal dari Tachilek, Myanmar. Tindakan ilegal ini mengakibatkan penahanan mereka karena dianggap melarikan diri dan tidak menghadiri persidangan atas dakwaan illegal entry, penyebaran penyakit menular lain, dan pelanggaran protokol Covid-19 pada bulan Juli 2022.

Proses hukum bagi keenam korban TPPO tersebut berlanjut di Thailand karena adanya Perintah Penahanan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Chiang Rai. Meskipun mereka telah ditetapkan sebagai korban TPPO oleh Department Anti-Trafficking in Persons (DATIP) Thailand di Mae Sot pada November 2022, keberadaan perintah penahanan tersebut membuat mereka tidak dapat kembali ke Indonesia dengan segera.

Demikian disampaikan  Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung RI, Dr. Ketut Sumedana, Minggu (30/7/2023).

Atase Kejaksaan di KBRI Bangkok berusaha untuk memberikan bantuan hukum yang terbaik bagi para korban dalam menjalani proses pidana di Thailand. Upaya ini dilakukan untuk memastikan bahwa hak-hak mereka dihormati dan bahwa keadilan ditegakkan sesuai dengan hukum yang berlaku.

Saat proses hukum berjalan, ada pihak yang mengajukan penjaminan bersyarat yang membuat keenam korban dari TPPO tersebut dapat dibebaskan dari tahanan. Namun, bukannya dipulangkan ke Indonesia, keenam WNI tersebut justru dikirim ke Myawadee, Myanmar melalui Provinsi Mae Sot, Thailand. Selama di Myawadee, keenam WNI tersebut dipaksa harus bekerja sebagai scammer selama 3 bulan hingga akhirnya dipulangkan oleh pihak perusahaan ke Provinsi Mae Sot, Thailand.

**Baca Juga: Gelar Deklarasi Bersama, Sukardin : Gelora Kabupaten Tangerang Siap Dukung Prabowo pada Pilpres 2024

Melihat hal tersebut, Virgaliano Nahan selaku Atase Kejaksaan KBRI di Bangkok segera melakukan komunikasi dengan pihak Kejaksaan Kerajaan Thailand (Office of Attorney General) terkait status korban dari TPPO terhadap keenam WNI tersebut, yang tidak dapat kembali ke Indonesia akibat adanya perintah penahanan dari Pengadilan Chiang Rai.

Meski telah melakukan komunikasi dengan pihak Kejaksaan Kerajaan Thailand, hukum pidana Thailand tidak dapat membebaskan keenam korban dari TPPO tersebut karena dianggap telah melakukan tindak pidana. Oleh karenanya, Atase Kejaksaan KBRI di Bangkok menyusun argumen hukum (salah satunya berdasarkan Palermo Convention, korban dari TPPO tidak dapat dipidana atas perbuatan pidana yang terpaksa dilakukan, sehubungan dengan statusnya sebagai korban) dan memberikan bukti-bukti akurat agar pihak Kejaksaan Kerajaan Thailand dapat melakukan penghentian penuntutan di wilayah Pengadilan Chiang Rai terhadap keenam korban dari TPPO.

Terhitung enam bulan sejak permohonan penghentian penuntutan diajukan oleh Atase Kejaksaan KBRI di Bangkok, akhirnya pada 25 Juli 2023, Pengadilan Chiang Rai mengizinkan Kejaksaan Provinsi Chiang Rai untuk menghentikan penuntutan terhadap keenam korban dari TPPO tersebut. Oleh karenanya, keenam korban dari TPPO tersebut akan kembali ke Indonesia dalam waktu dekat sambil menunggu proses keimigrasian.

Penghentian penuntutan dengan alasan korban dari TPPO ini merupakan sejarah penghentian penuntutan pertama di Thailand. Oleh karenanya, harus melalui proses panjang dari Jaksa Agung Thailand di Bangkok dan Kejaksaan Provinsi Chiang Rai.

Sebagai informasi, masih banyaknya WNI yang terperangkap dan harus bekerja di negara-negara seperti Myanmar, Kamboja, Laos, dan Filipina. Oleh karenanya, Atase Kejaksaan KBRI di Bangkok mengharapkan bagi WNI yang bermaksud untuk mencari pekerjaan di kawasan-kawasan tersebut, harus selalu berhati-hati serta melaporkan keberadaannya kepada KBRI setempat. (Red)




Kelabui Polisi, Gembong Narkoba di Thailand Lakukan Oplas Agar Mirip Pria Korea

Kabar6-Demi mengelabui pihak berwajib yang memburunya, seorang gembong narkoba di Thailand bernama Sarahat Sawangjaeng (25), nekat melakukan banyak operasi plastik (oplas) untuk mengubah penampilan.

Tak hanya oplas, melansir Asiaone, Sawangjaeng juga mengganti namanya menjadi Jimin Cheong agar sesuai dengan penampilan sebagai ‘orang Korea’. Polisi menangkap Sawangjaeng dalam sebuah kondominium mewah di distrik Bang Na, Bangkok. Polisi sendiri tidak dapat mengenali Sawangjaeng ketika mereka menyerbu unit kondominium untuk menangkap pria itu, karena penampilan Sawangjaeng telah berubah total setelah menjalani banyak operasi selama bertahun-tahun.

Rencana untuk menangkap Sawangjaeng dimulai ketika pengadilan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya. Perintah itu keluar setelah polisi melacak paket berisi narkoba untuk pria tersebut. ** Baca juga: Pasutri di Selandia Baru Gunakan Uang ‘Bank Salah Transfer’ Rp87 Miliar untuk Foya-foya

Saat ditemukan polisi, tidak ada satu pun wajah asli Sawangjaeng yang tersisa. Sejak itu, dia mengaku mengimpor narkoba dari negara-negara Eropa ke Thailand dengan memesan melalui web gelap dan membayar dengan Bitcoin sebelum menjualnya ke pelanggan di Bangkok dan sekitarnya.(ilj/bbs)




Demi Bahagiakan Suami, Seorang Istri di Thailand Sewa 3 Wanita Simpanan

Kabar6-Entah terbuat dari apa hati Pattheema Chamnan (44). Bayangkan saja, Chamnan yang berasal dari Bangkok, Thailand, itu mencari tiga wanita cantik dan berpendidikan untuk dijadikan sebagai ‘simpanan’ suaminya, Pattagorn.

Tidak main-main, Chamnan akan membayar ketiga wanita itu masing-masing sekira Rp6 juta. Melansir Mirror, Chamnan yang memasang iklan mencari wanita simpanan melalui video mengaku telah memilih dua wanita. Wanita itu mengatakan, dirinya belum tidur dengan sang suami, dan itu membuat Chamnan merasa sebagai istri yang buruk.

Chamnan sendiri telah mengirimkan panggilan untuk wanita muda, cantik, lajang dan berijazah perguruan tinggi. Dia menawarkan upah £342, upah minimum wilayah sebagai gaji untuk layanan.

“Suami saya telah bekerja keras sendirian dan saya hanya ingin dia bahagia. Saya juga akan memiliki teman-teman untuk bersama di rumah,” kata Chamnan. ** Baca juga: Bayi Mammoth Beku dalam Kondisi Utuh Berusia 30 Ribu Tahun Ditemukan di Kanada

Ditambahkan, “Calon tidak boleh punya anak karena akan menjadi beban. Mereka harus berpenampilan rapi dan berkomunikasi dengan baik. Penting agar mereka bisa menyenangkan suami saya secara fisik. Dia laki-laki dan butuh itu, dia masih punya semangat tinggi dan banyak energi.”

Chamnan merinci, “Wanita simpanannya juga harus bisa menemani dan menghiburnya, jadi mereka harus memiliki kepribadian yang baik dan menyenangkan.”

Diketahui, Chamnan dan Pattagorn menjalankan bisnis keluarga bersama di provinsi pesisir Samut Prakan. Chamnan mengungkapkan, dia telah berjuang baru-baru ini dengan depresi kronis dan inilah alasan di balik keinginannya untuk mencari ‘bantuan tambahan’ dalam rumah tangga.

“Saya ingin mencari wanita simpanan untuk suami saya karena saya berjuang secara fisik. Saya mengalami depresi kronis dan saya merasa tidak bisa merawat suami saya dengan baik,” ujarnya. “Saya belum tidur dengan suami saya dan itu membuat saya merasa seperti saya bukan istri yang baik.”

Sementara Pattagorn mengungkapkan sangat terkejut ketika menemukan video yang beredar online, tetapi dia tidak menentang ide istrinya. “Istri saya mengatakan kepada saya bahwa dia ingin menemukan seseorang untuk merawat saya,” kata Pattagorn.

“Para wanita juga akan diperlakukan seperti keluarga dan bekerja di perusahaan kami seperti keluarga. Saya terkejut ketika mengetahuinya. Laki-laki lain yang ingin seperti saya harus berkomunikasi dengan istri mereka tentang hal itu. Mereka harus meminta izin kepada istri mereka agar tidak ada masalah di masa depan,” kata Pattagorn.

Pria itu melanjutkan, “Saya tidak pernah ingin memiliki gundik, tetapi karena istri saya menawarkan, saya tidak akan menolak.” (ilj/bbs)




Gempar, Mayat Mengambang di Selokan Ternyata Tubuh Pria Thailand yang Sedang Meditasi

Kabar6-Sejumlah warga di Bangkok, Thailand, gempar saat beberapa orang melihat tubuh seorang lelaki tua kaku mengambang dalam saluran air kotor yang dipenuhi sampah.

Tak membuang waktu, mereka pun memanggil polisi karena mengira tubuh kaku itu adalah mayat mengambang. Namun, melansir Odditycentral, sebelum pihak berwenang bisa tiba di tempat kejadian, beberapa orang di tepi kanal mencoba meneriaki tubuh yang terapung untuk memastikan apakah orang itu benar-benar mati. Seorang pemuda pemberani bahkan turun ke air kotor, menembus kumpulan sampah dan lumpur di dasarnya, dan ketika dia menyentuh ‘mayat’ tadi, seketika tubuh itu hidup kembali.

“Kami pikir dia sudah mati! Semua orang berteriak tetapi dia tidak bergerak,” kata penyelamat Sommatr Promvog. “Ketika seseorang mencoba menariknya keluar dari air, dia tiba-tiba berbicara. Dia bilang dia hanya bermeditasi.” ** Baca juga: Seekor Ular Bikin Listrik Satu Kota di Jepang Padam

Setelah membantu pria itu keluar dari kanal, ambulans dipanggil untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pria tua itu, dan staf menemukan dia dalam kondisi sadar serta sehat secara umum. Pria tua itu pun dipulangkan dengan disarankan mencari tempat yang lebih baik untuk bermeditasi.(ilj/bbs)




Sebuah Kota di Thailand Diserbu Ribuan Monyet yang Kecanduan Makanan Manis

Kabar6-Ribuan monyet liar meneror Kota Lopburi di Thailand yang memang terkenal dengan populasi hewan primata itu. Mereka berlari melintasi mobil, menyantap makanan di jalanan hingga menganggu para warga.

Kota Lopburi, yang berada sekira 145 kilometer dari Ibu Kota Bangkok, memiliki daya tarik tersendiri bagi turis asing dari seluruh dunia. Bahkan, penduduk setempat mengadakan festival tahunan untuk menghormati para monyet.

Thailand diketahui menyambut kembali turis internasional setelah pembatasan COVID-19 dilonggarkan pada November 2021 lalu. Sejak saat itu, melansir Dailymail, monyet-monyet di Lopburi memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menyantap makanan ringan dan minuman yang mengandung gula. Akibatnya, para monyet dilaporkan kecanduan dengan santapan manis. Dan kini, jalan-jalan kota dirusak oleh ribuan kera yang bersaing keras untuk mendapatkan makanan serta area kekuasaan.

Sebuah rekaman menunjukkan puluhan monyet berkeliaran di jalanan, mereka terlihat melompat di atas mobil, memanjat tubuh, bahkan mencuri makanan dan barang-barang warga sekitar. ** Baca juga: Di Spanyol, Denda Sekira Rp11 Juta untuk Turis yang Buang Air Kecil di Laut

Hal mengejutkan diperlihatkan dalam video yang memperlihatkan penduduk setempat membagikan botol plastik berisi gula dan sirop. Kemudian, monyet-monyet itu mengisapnya hingga kering, sebelum mengejar seorang pria yang membagikan pisang. Kurangnya rasa takut terhadap manusia menunjukkan perilaku monyet yang sangat berani.

Bahkan, menurut penduduk setempat, ada gerombolan saingan yang menandai wilayah mereka hingga mengakibatkan bentrokan ketika para monyet bertemu. Pejabat pemerintah telah mencoba untuk mengendalikan populasi monyet liar dalam beberapa tahun terakhir, tetapi tidak dapat mengekang jumlahnya karena hewan terus berkembang biak.

Padahal, sebagian besar monyet juga sudah disterilkan pada 2020 lalu, sebagai bagian dari program pemerintah setelah jumlah mereka tidak terkendali selama pandemi.

Diketahui, penguncian virus Corona memberi kera lebih banyak ruang untuk berkeliaran dengan bebas di sekitar kota dan daerah dekatnya. Tanpa adanya turis, penduduk setempat berniat baik untuk memberi makan para monyet. Tak disangka, populasinya justru semakin meledak.(ilj/bbs)




Di Thailand Ada Kuil Megah Berlapis Emas yang Bentuknya Unik Mirip UFO

Kabar6-Di Distrik Khlong Luang, 16 kilometer sebelah utara Bandara Internasional Bangkok, Thailand, ada kuil yang berbentuk seperti UFO, bernama Wat Phra Dhammakaya.

Kuil ini merupakan tempat ibadah umat Buddha di Thailand. Wat Phra Dhammakaya, melansir cnnindonesia, adalah pusat dari Gerakan Dhammakaya, sebuah kelompok ibadah Buddhia yang mulai membuka gerbangnya pada 1970-an. Eksistensi kuil berkilau emas nan megah ini melahirkan banyak pro dan kontra. Pihak yang mengkritik berpendapat kalau ajarannya yang tidak konvensional dan terlalu mengomersialisasi agama Buddha.

Wat Phra Dhammakaya sendiri mendiami lahan seluas 10 hektare yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu ‘daerah kediaman Buddha’ termasuk tempat tinggal para biksu, kemudian ‘daerah kediaman Dhamma’ termasuk daerah untuk pengajaran dan upacara yang melibatkan jemaah, serta ‘daerah kediaman Sangha’ termasuk daerah untuk upacara monastik.

Salah satu yang area yang paling mencolok ialah kubah besar (Dhammakaya Cetiya), ditutupi dengan 300 ribu patung Buddha perunggu berlapis emas. Sebanyak 700 ribu patung serupa bisa ditemukan pengunjung dalam kuil.

Kubah emas adalah Aula Peringatan pendiri ajaran Buddha ini, Phramonkolthepmuni. Area ini dikelilingi oleh platform beton melingkar besar yang berfungsi sebagai Amfiteater Meditasi.

Acara keagamaan dan meditasi diadakan setiap hari, dibantu oleh ribuan sukarelawan. Selama hari Minggu dan festival keagamaan besar, hampir 100 ribu jemaah berkumpul di kompleks megah tersebut.

Ada sekira 3.000 biksu, samanera (calon biksu), awam, dan perempuan tinggal di Wat Phra Dhammakaya, yang juga menjadikannya kuil terbesar di Thailand dalam hal jumlah penghuni.(ilj/bbs)




Bukit Khao Kala di Thailand Dipercaya Jadi Persinggahan Alien

Kabar6-Sebuah bukit bernama Khao Kala di Thailand dipercaya para pencari UFO menjadi tempat persinggahan alien. Makhluk luar angkasa ini melayang di atas patung Buddha besar, mengirim telepati, berjalan melintasi ladang tebu dan menggunakan danau yang dipenuhi buaya sebagai portal dari planet mereka, Pluto dan Loku.

Khao Kala sendiri berada di Nakhon Sawan atau Kota Surga, berjarak tiga jam dengan jalan darat atau kereta api jalur utara dari Bangkok. Kelompok pencari UFO, melansir cnnindonesia, percaya bahwa jika Anda bermeditasi di bukit Khao Kala, di luar Nakhon Sawan, maka dapat mendengar makhluk perak bersuara di kepala. Namun kelompok pencari UFO mengatakan, tidak ada jaminan Anda akan melihat UFO atau alien di sini, karena kehadirannya tidak dapat diprediksi dan menghilang dalam sekejap.

Kehebohan UFO dan alien di bukit Khao Kala dimulai pada 1997, ketika pensiunan Sersan Mayor Cherd Chuensamnaun melakukan meditasi Buddhis di rumah dan mengaku menerima pesan-pesan mental dari apa yang ia tegaskan sebagai alien.

Chuensamnaun memberi tahu pihak keluarganya yang lalu mengejeknya. “Saya meminta ayah saya untuk memberitahu alien untuk menunjukkan diri,” kata Wassana, putrinya. “Keesokan harinya, para alien mengirim energi kepada adikku dan ipar laki-laki.”

Melalui jendela lantai atas, ipar perempuan Wassana mengatakan dia melihat UFO. “Panjangnya sekira 10 atau 15 meter, di tingkat puncak pohon,” tambah Wassana. ** Baca juga: Unik, Penduduk Desa Kuskoy di Turki Berkomunikasi dengan Siulan Seperti Burung

Sementara itu, kegiatan kelompok pencari UFO membuat mereka tersandung masalah dengan pemerintah Thailand dalam beberapa pekan terakhir. Pejabat pemerintah dilaporkan menjadi khawatir ketika para pencari UFO mulai berkerumun di bukit Khao Kala untuk melihat dan berbicara dengan alien, karena bakal membahayakan status resmi ‘kawasan hutan lindung’.

Pengunjung memang diizinkan untuk mendaki ke puncak bukit dan melihat patung Buddha besar dan ‘jejak kaki Buddha’ di dekatnya, yang merupakan tempat ibadah umum.

Tetapi pengunjung dilarang bermalam di sana, termasuk para kelompok pencari UFO sebelumnya yang mendirikan tenda di lokasi tersebut.

Agama Buddha memang terbuka terhadap kemungkinan makhluk luar angkasa, hantu, roh, dan kehidupan non-manusia lainnya. Tetapi para pencari UFO diperingatkan untuk tidak tenggelam dalam ilusi yang tak masuk akal.(ilj/bbs)




Ibu di Thailand Tega Gantung Anak Balitanya Gara-gara Sang Suami Tak Angkat Telepon

Kabar6-Aksi tak terpuji sekaligus sadis dilakukan seorang ibu (28) asal Thailand. Wanita yang tak disebutkan namanya ini menggantungkan sang anak yang berusia 22 bulan di lehernya memakai tali hitam.

Rupanya, melansir Worldofbuzz, wanita itu nekat melakukan hal gila karena dipicu amarah gara-gara sang suami tidak mengangkat telepon darinya. Dalam video berdurasi lebih dari satu menit, wanita tadi terlihat sangat marah dan menuntut suaminya untuk kembali dan merawat anak mereka.

Merasa kesal, wanita itu kemudian mengambil sang anak dari tempat tidur dan mengikatkan tali hitam di lehernya, sambil berkata dan menuntut si suami untuk menjawab telepon dari.

Kemudian, ia mengangkat sang anak setinggi bahu dan tiba-tiba menggantungkan anak laki-laki yang tersedak di udara sekira tujuh detik. Parahnya lagi, wanita ini lantas melepaskan si anak dan membuang ke kasur di dekatnya.

Balita malang itu terlihat menjerit dan menangis di kasur saat sang ibu menghadap kamera ke arahnya. Dia kemudian mengatakan kepada sang suami bahwa anak mereka hanya hidup karena dirinya membiarkan balita itu hidup.

Wanita itu mengancamn dengan mengatakan bahwa jika sang suami masih belum menjemput anaknya atau menjawab teleponnya, dia akan membunuh si anak saat dia stres dan menjadi gila. ** Baca juga: Hidup Rukun, Pria Ini Nikahi 120 Wanita yang Semuanya Saling Mengenal

Nenek dari pihak suami yang melihat video itu bergegas meminta bantuan. Pihak berwenang dilaporkan segera menuju rumah wanita di Lat Krabang, Bangkok, untuk menyelamatkan si anak.

Beruntung, balita itu akhirnya diambil dari sang ibu dan tidak mengalami luka serius. Setelah dalam kondisi tenang, wanita itu mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa ia menyesali tindakan yang dilakukan.

Dijelaskan, dirinya terdorong untuk melakukan aksi tak terpuji karena menduga sang suami berselingkuh sehingga ia merasa tertekan.(ilj/bbs)




Dua Tukang Cat Tergantung di Luar Lantai 26 Apartemen Thailand Setelah Seorang Wanita Potong Tali Penyangganya

Kabar6-Aksi nekat dilakukan seorang wanita penghuni apartemen di Thailand. Wanita yang tak diungkap identitasnya itu memotong tali penyangga yang menahan tubuh dua tukang cat yang sedang bekerja di sebuah apartemen di Bangkok.

Akibatnya, melansir Yahoo, kedua tukang cat itu harus tergantung di luar tingkat 26 apartemen tersebut, hingga akhirnya berhasil diselamatkan. Rupanya, wanita tadi marah karena tidak diberi tahu perihal kegiatan pengecatan di apartemen bertingkat tersebut. Dia pun lantas bereaksi dengan memotong tali yang menopang tubuh kedua tukang cat itu.

Polisi Thailand menyatakan, wanita itu tidak hanya menghadapi tuduhan percobaan pembunuhan, melainkan juga dikenakan dakwaan perusakan properti atas insiden tersebut. ** Baca juga: Tak Tahan Diejek Sang Kekasih, Pria Jerman Ini Rogoh Kocek Puluhan Juta untuk Operasi Memperpanjang Mr P

Sebuah video yang beredar di platform media sosial menunjukkan, kedua tukang cat tampak tergantung-gantung pada seutas tali. Dalam kondisi terjebak itu, keduanya meminta penghuni lainnya di apartemen setempat untuk membukakan jendela dan membiarkan mereka masuk.

Menurut laporan media, salah satu tukang cat mengaku merasakan tali semakin berat sehingga dia mengalihkan pandangannya ke bawah. Dia pun melihat seseorang memotong tali dari lantai penopangnya bawah. Para tukang cat itu lalu melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

Awalnya, wanita itu menyangkal keterlibatannya dalam insiden tersebut. Namun, analisis DNA mencocokkan sidik jari wanita itu dengan sidik jari yang ditemukan di tali yang dipotong.

Disebutkan, wanita ini kemungkinan bakal menghadapi hukuman penjara hingga 20 tahun, jika dinyatakan terbukti bersalah atas kasus percobaan pembunuhan.(ilj/bbs)