1

Peneliti Jepang Ciptakan Masker dari Sel Burung Unta, Bisa Bercahaya Saat Terpapar COVID-19

Kabar6-Para peneliti di Jepang berhasil menciptakan masker yang terbuat dari sel burung unta. Hal yang unik, masker ini mampu mendeteksi adanya virus COVID-19.

Pemimpin kelompok penelitian Universitas Kyoto bernama Yasuhiro Tsukamoto, melansir Yahoo, mengatakan bahwa masker ini punya keunggulan dapat bercahaya jika tertempel oleh virus COVID-19. Menurut peneliti, burung unta dipilih karena kekebalan tubuh hewan ini begitu kuat.

“Saya menyadari bahwa rahasia umur panjang adalah tahan terhadap penyakit menular dengan kekebalan dan ketahanannya yang luar biasa, jadi saya mulai meneliti antibodi burung unta dengan sungguh-sungguh,” terang Tsukamoto.

Para peneliti Universitas Kyoto berharap, nantinya masker yang bisa bercahaya ini dapat membantu orang dengan cepat mendeteksi dan mencegah penyebaran virus Corona dengan biaya rendah.

Penelitian menunjukkan, burung unta memiliki ketahanan yang kuat terhadap penyakit. “Burung unta jarang mati karena kotoran, luka ringan, atau penyakit, dan hidup selama enam puluh tahun,” urai Tsukamoto.

Atas dasar inilah, para ilmuwan kemudian membuat filter masker yang dilapisi dengan antibodi burung unta. Tsukamoto bersama ilmuwan lainnya menyuntikkan protein lonjakan virus ke burung itu, dengan tujuan untuk membuat antibodi pada burung unta.

Mereka kemudian mengekstrak antibodi burung unta dari kuning telur burung dan mengikatnya ke filter di masker menggunakan cairan asam polilaktat. Serangkaian tes dilakukan pada proses pembuatan masker sel burung unta ini.

Masker yang telah dilapisi dengan sel burung unta kemudian disemprot dengan bahan kimia. Hal ini memungkinkan masker mampu bersinar saat terkena virus Corona. Desain masker yang digunakan ialah sama seperti masker medis pada umumnya.

“Ini adalah perangkat praktis dan murah yang mencegah invasi virus Covid-19 ke dalam tubuh manusia,” jelas Tsukamoto. ** Baca juga: Ngeri! Lima Hukuman Tersadis untuk Wanita Sepanjang Sejarah

Bercak-bercak terang inilah yang menjadi indikasi bahwa virus COVID-19 menempel pada kain masker. Meskipun mampu mendeteksi virus COVID-19, masker sel burung unta ini harus disinari cahaya ultraviolet.

Mendatang, para peneliti akan mengembangkan masker sel burung unta yang mampu bersinar meskipun tanpa bantuan sinar ultraviolet.(ilj/bbs)




Operasi Selama 54 Jam, Tim Dokter Bedah AS Berhasil Sambung Ginjal Babi ke Tubuh Manusia

Kabar6-Tim dokter bedah NYU Langone Health, Amerika Serikat (AS), yang dipimpin oleh Dr. Robert Montgomery, melakukan percobaan dengan menghubungkan ginjal babi yang sudah dimodifikasi secara genetik untuk pasien manusia. Tim dokter lantas menyaksikan bahwa organ berhasil menyaring limbah dari tubuh manusia.

Percobaan itu sendiri dilakukan kepada pasien yang telah meninggal dunia, dan telah diberikan izin oleh pihak keluarga. Selama 54 jam percobaan, melansir Livescience, ginjal tetap berada di luar tubuh pasien di mana ahli bedah dapat mengamati organ dan mengambil sampel jaringan. Para ahli mengatakan, masalah dengan transplantasi hewan ke manusia biasanya berkembang saat terjadi interaksi antara darah manusia dengan jaringan hewan, seperti di pembuluh darah.

Dibanding dengan organ primata, organ babi menawarkan sejumlah keuntungan untuk transplantasi. Di sisi lain, terdapat satu rintangan utama yaitu jaringan babi membawa gen yang mengkode molekul gula, disebut alpha-gal, yang dapat membuat sistem kekebalan manusia menjadi bergejolak, menyebabkan penolakan organ.

Tim menggunakan ginjal dari babi rekayasa genetika yang tidak memiliki gen penghasil gula. Lalu, tim memodifikasi ginjal dengan satu cara tambahan, mereka mentransplantasikan timus babi, kelenjar kecil yang membantu melatih sel-sel kekebalan untuk melawan infeksi ke dalam ginjal.

Dengan memindahkan timus hewan ke penerima transplantasi dapat membantu mendidik ulang sistem kekebalan penerima, sehingga tubuh menerima transplantasi dalam jangka panjang. Jadi, dalam menggunakan ginjal babi dilengkapi dengan kelenjar timus, untuk jangka panjang.

Selama percobaan 54 jam, tim mengawasi respons imun yang lebih cepat terhadap ginjal, di mana antibodi dalam suplai darah manusia menyerang organ saat masuk. Untungnya, tidak terjadi serangan, justru sebaliknya, ginjal mulai memproduksi urine dalam jumlah besar dalam beberapa menit setelah disambungkan ke pembuluh darah pasien.

Revivicor, anak perusahaan United Therapeutics, mengembangkan babi yang dimodifikasi secara genetik untuk digunakan dalam transplantasi baru-baru ini. Babi yang disebut GalSafe perusahaan itu dibersihkan untuk penggunaan dan konsumsi medis oleh administrasi makanan dan obat-obatan AS tahun lalu.

Perusahaan tidak memiliki rencana segera untuk menjual babi mereka sebagai makanan, tetapi produk tersebut berpotensi menarik bagi mereka yang memiliki misalanya alergi alpha-gal. ** Baca juga: Pria Hungaria Nekat Lompat ke Rel Kereta Agar Dapat Asuransi Puluhan Miliar

Sementara itu, beberapa laboratorium mengambil pendekatan yang sangat berbeda untuk masalah transplantasi, menumbuhkan jaringan dan organ manusia di dalam babi sehingga nantinya dapat dipanen untuk transplantasi.(ilj/bbs)




Agar Sembuh dari Kanker, Seorang Oknum Dokter di Italia Tawarkan Bercinta dengan Pasien Wanita

Kabar6-Aksi yang dilakukan Dr Giovanni Miniello (60) sungguh sangat tidak terpuji. Ginekolog asal selatan Kota Bari, Italia, yang terkenal dengan julukan ‘Dr Magic Flute’ ini menawarkan diri untuk bercinta dengan para pasien wanita agar sembuh dari kanker.

Kasus ini terbongkar dari kecurigaan seorang jurnalis. Berawal ketika Dr Miniello, melansir thesun, mengatakan kepada seorang pasien yang diidentifikasi sebagai Anna Maria (33), bahwa wanita itu terlihat mengidap human papillomavirus (HPV), virus menular seksual yang dapat menyebabkan kanker, meskipun tes pap smear menunjukkan negatif.

“Saya telah menyelamatkan banyak wanita dari kanker. Semua orang yang saya hubungi negatif setelah itu,” kata Dr Miniello kepada Maria.

Maria terkejut ketika Dr Miniello menawarkan diri untuk bercinta dengannya, ketika pasin wanita itu bertanya tentang hasil tes pap smear-nya. Kemudian, Maria menghubungi program berita investigasi ‘Le lene’, yang menyewa seorang aktris untuk berpura-pura menjadi seorang pasien.

Dr Miniello mengatakan kepada aktris yang menyamar itu bahwa dia memiliki ‘bintik-bintik putih’ di leher rahimnya, yang menunjukkan adanya HPV. Dan benar saja, Dr Miniello menawarkan untuk bercinta dengannya, mengklaim bahwa dia akan memberi kekebalan karena telah divaksinasi.

Ketika aktris itu bertanya tentang perlindungan, Dr Miniello mengatakan bahwa antibodi miliknya tidak ‘berfungsi’ apabila memakai kondom. Namun sebelum Dr Miniello mengira aktris yang menyamar itu akan bersedia bercinta dengannya, tiba-tiba seorang jurnalis menerobos masuk dan mengejutkan dokter yang sudah setengah telanjang itu.

“Saya melakukan ini untuk studi saya, dan untuk orang lain yang telah saya selamatkan,” kata Dr Miniello saat digerebek. ** Baca juga: Ngeri, Pria di Florida Temukan Buaya Sepanjang Sekira 2,4 Meter dalam Saluran Pembuangan Banjir Rumahnya

Melalui pengacaranya, Dr Miniello mengungkapkan, “Saya, yang telah berhasil merawat ratusan wanita selama lebih dari 40 tahun…hanya mengusulkan pengobatan alternatif yang membuahkan hasil.”

Ditambahkan, pria itu tidak pernah memaksa wanita untuk bercinta dengannya. Berdasarkan hasil dari penelurusan televisi, ada sebanyak 15 wanita lain telah maju dan mengklaim bahwa mereka juga menjadi korban Dr Miniello.

Seorang koordinator Pusat Anti-Kekerasan di Bari bernama Marika Massara menerangkan, pihak berwenang telah menerima beberapa laporan dalam beberapa hari terakhir.

“Wanita yang datang bersama dan melalui situasi yang sama. Ada yang menganggap melapor, ada yang takut, juga karena tingkat viktimisasi sekunder yang kita saksikan sangat tinggi,” terang Massara.

Jaksa penuntut umum kota setempat telah meluncurkan penyelidikan.(ilj/bbs)




Usai Vaksin COVID-19, Payudara Milik Remaja 17 Tahun di Norwegia Membesar

Kabar6-Kisah seorang gadis berusia 17 tahun asal Oslo, Norwegia, yang hanya diidentifikasi dengan nama pendek Emma menjadi viral, setelah payudaranya membesar usai disuntik vaksin COVID buatan Pfizer.

Emma mengaku berada dalam ‘semacam krisis’. Melansir revyuh, remaja tersebut menggunakan TikTok untuk memberitahu sesama TikTokers bahwa ukuran payudaranya telah membesar usai divaksin. Namun Emma dengan cepat mengetahui bahwa dia tidak sendirian karena banyak wanita lain yang juga merasakan efek samping serupa setelah disuntik vaksin Pfizer.

“Ketika saya melihat ada beberapa di TikTok yang mengalami hal yang sama, saya mencarinya secara online. Kemudian saya menemukan banyak artikel dari Amerika Serikat,” kata Emma.

Seorang ahli mengatakan, efek sampingnya mungkin terkait dengan pembengkakan kelenjar getah bening, yang bukan merupakan gejala umum dari orang yang menerima vaksin, yang memperkenalkan agen yang menyerupai mikroorganisme penyebab penyakit ke tubuh, memicu produksi antibodi.

“Kami telah melihat bahwa beberapa wanita memiliki kelenjar getah bening yang lebih besar dan lebih terlihat di sisi yang telah dilihat oleh jarum suntik,” teran Heinrich Backmann, kepala dokter di pusat diagnostik payudara di Rumah Sakit Nordland.

Backmann tidak menyarankan wanita yang bersangkutan yang telah divaksinasi untuk memesan mammogram langsung, sebaliknya dia mengatakan mereka harus menunggu empat minggu setelah suntikan. ** Baca juga: Balita di Arab Saudi Tewas Mengenaskan Diterkam 5 Anjing Liar di Depan Ibunya

Menurut Steinar Madsen, direktur medis di Badan Obat Norwegia, organisasinya belum menerima laporan tentang kasus pembesaran payudara terkait vaksinasi di Norwegia, tetapi menegaskan bahwa apa yang dialami Emma mungkin akibat dari pembengkakan kelenjar getah bening.

“Hal yang mungkin penjelasannya adalah ketika seseorang divaksinasi, mungkin 10 persennya akan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak. Itu bisa mendorong payudara sedikit ke depan, dan Anda bisa merasakan bahwa payudara menjadi lebih besar,” ungkap Madsen.(ilj/bbs)




Sekira 10 Persen Penduduk Dunia Disebutkan WHO Miliki Kekebalan Terhadap COVID-19

Kabar6-Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kurang dari 10 persen populasi global memiliki antibodi terhadap virus Corona. WHO menyebut, ini masih jauh untuk bisa mendapatkan kekebalan kawanan.

Kepala ilmuwan WHO bernama Soumya Swaminathan, melansir Sindonews, menuturkan bahwa di beberapa negara sudah lebih dari separuh penduduknya memiliki antibodi terhadap COVID-19. Tapi secara global, jumlah yang memiliki kekebalan masih terbilang sedikit.

“Kurang dari 10 persen populasi dunia sebenarnya memiliki antibodi terhadap virus ini. Tentu saja di beberapa tempat, seperti khususnya di pemukiman perkotaan dengan kepadatan sangat tinggi, ada kantong di mana 50-60 persen populasinya telah terpapar virus dan memiliki antibodi,” terang Swaminathan.

Ditambahkan, “Satu-satunya cara untuk mencapai kekebalan kawanan massal adalah melalui vaksinasi.” ** Baca juga: Gara-gara Pindah ke Partai Pesaing, Suami Ancam Ceraikan Sang Istri

Menurut Swaminathan, vaksin yang saat ini disetujui menawarkan perlindungan yang baik terhadap penyakit parah, rawat inap dan kematian akibat COVID-19. Efektivitas vaksin, dikatakan Swaminathan, terkait penyakit ringan dan infeksi virus Corona asimtomatik masih dipelajari.

Lebih dari 114 juta kasus virus Corona telah dikonfirmasi secara global sejak dimulainya pandemi musim semi lalu. Menurut data Universitas Johns Hopkins, jumlah kematian COVID-19 global mencapai lebih dari 2,5 juta jiwa.(ilj/bbs)




Seorang Ibu di Singapura Lahirkan Bayi dengan Antibodi COVID-19

Kabar6-Seorang ibu di Singapura yang terinfeksi COVID-19, melahirkan bayi dengan antibodi terhadap virus tersebut. Perempuan bernama Celine Ng-Chan itu diketahui terinfeksi virus COVID-19 pada Maret lalu ketika dia tengah hamil.

Hal ini, melansir businessinsider, memberikan petunjuk baru apakah infeksi dapat ditularkan dari ibu ke anak. “Dokter saya mencurigai saya telah mentransfer antibodi COVID-19 saya kepadanya selama kehamilan saya,” kata Ng-Chan yang melahirkan di National University Hospital (NUH), Singapura.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan belum diketahui apakah seorang wanita hamil dengan COVID-19 dapat menularkan virus ke janin atau bayinya selama kehamilan atau persalinan. ** Baca juga: Colorado Punya ‘Toilet Terbaik’ Seharga Rp4,2 Miliar

Hingga saat ini, virus aktif belum ditemukan pada sampel cairan di sekitar bayi dalam kandungan atau pada ASI. Menurut sebuah artikel yang diterbitkan pada Oktober dalam jurnal Emerging Infectious Diseases, dokter di Tiongkok telah melaporkan deteksi dan penurunan antibodi COVID-19 dari waktu ke waktu pada bayi yang lahir dari wanita dengan virus Corona.

Pada Oktober, dokter dari New York-Presbyterian/Columbia University Irving Medical Center melaporkan di JAMA Pediatrics bahwa penularan virus Corona baru dari ibu ke bayi baru lahir jarang terjadi.(ilj/bbs)




Mengapa Manusia Tidak Bisa Hidup Tanpa Air Liur?

Kabar6-Air liur merupakan cairan yang berperan penting dalam menunjuang kesehatan mulut dan proses pencernaan makanan. Bila jumlah air liur terlalu sedikit atau berlebihan, hal ini bisa jadi menandakan adanya gangguan kesehatan mulut atau kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Air liur diproduksi oleh kelenjar ludah yang terletak di dalam mulut. Kelenjar ini memproduksi kurang lebih 1-2 liter air liur setiap harinya. Di dalam air liur, terkandung protein, mineral, air, serta enzim amilase yang berfungsi untuk mencerna karbohidrat.

Produksi air liur tiap orang sangat bervariasi. Kita menghasilkan lebih sedikit air liur saat tidur atau mengalami dehidrasi, dan seiring bertambahnya usia.

Air liur melindungi gigi dan gusi, melumasi mulut, dan membantu mengatur keseimbangan asam mulut. Ini menyediakan lingkungan di mana mineral gigi dapat diganti. Itu sebabnya mulut kering kronis dapat menyebabkan gigi berlubang dan penyakit gusi.

Air liur mengandung enzim yang memulai proses pencernaan dengan membantu memecah pati dan lemak. Ini melumasi makanan yang kita kunyah dan memungkinkan kita untuk menelannya.

Molekul makanan, melansir WebMd, harus larut dalam air liur agar dapat dikenali oleh perasa. Air liur mengandung antibodi yang melawan kuman, bersama dengan zat yang meningkatkan pertumbuhan sel kulit dan pembekuan darah. Itulah alasan penting mengapa luka di mulut biasanya berhenti berdarah dan sembuh lebih cepat daripada luka di tempat lain di tubuh.

Ketika kita gugup atau takut, produksi air liur berkurang. Cuaca panas, asupan cairan yang tidak memadai, olahraga berat, banyak obat, dan beberapa kondisi medis dapat menyebabkan penurunan produksi air liur dan mulut kering. Merokok atau bernapas melalui mulut mengeringkan air liur.

Air liur dapat dianalisis untuk memantau asupan alkohol, merokok, dan penggunaan narkoba. Mungkin juga bermanfaat dalam mendiagnosis penyakit. Misalnya, ada tes air liur yang disetujui polisi untuk mendeteksi antibodi terhadap HIV dan virus hepatitis C.

Lantas, apa jadinya bila air liur terlalu sedikit? Penyakit dan obat-obatan tertentu dapat memengaruhi seberapa banyak air liur yang kita hasilkan. Jika kita tidak membuat air liur yang cukup, mulut kita bisa menjadi sangat kering. Kondisi ini disebut mulut kering (xerostomia).

Mulut kering menyebabkan gusi, lidah, dan jaringan lain di mulut menjadi bengkak dan tidak nyaman. Kuman berkembang dalam jenis pengaturan ini. Mulut kering dan kermis menyebabkan bau mulut.

Mulut kering juga membuat kita lebih mungkin mengembangkan penyakit gigi dan gusi (periodontal) yang cepat. Hal itu karena air liur membantu membersihkan partikel makanan dari gigi kita. Ini membantu mengurangi risiko gigi berlubang.

Saat air liur kita terlalu sedikit, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan, yaitu minum banyak air, kunyah permen karet bebas gula, dan mengisap permen bebas gula.

Cara lain adalah berkumur dengan air liur buatan. Air liur buatan adalah cairan atau semprotan yang dijual tanpa resep dokter. Dapat digunakan sesering yang diperlukan. ** Baca juga: Psikolog Harvard Sarankan Cara Terbaik Memulai Pagi Hari

Sebaliknya, bagaimana bila air liur kita terlalu banyak? Kondisi ini biasanya bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan kecuali jika tetap ada. Adalah normal untuk membuat lebih banyak atau lebih sedikit air liur tergantung pada apa yang kita makan atau minum.

Tubuh kita biasanya menangani kelebihan air liur dengan menelan lebih banyak. Dan biasanya karena satu atau lebih kelenjar ludah terlalu aktif. Namun apabila Anda merasa terganggu, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.(ilj/bbs)




Fakta yang Tunjukkan Hubungan Antara Tidur dan Imunitas Tubuh

Kabar6-Salah satu cara yang disarankan untuk meningkatkan daya tahan tubuh adalah mendapatkan tidur berkualitas. Sayangnya, tidak semua orang bisa mudah tidur tiap malam. Sebagian mengalami gangguan tidur atau sulit memejamkan mata menjelang waktu istirahat.

Padahal, tidur cukup sekaligus berkualitas membuat tubuh fit dan kuat melawan penyakit. Nah, bagaimana hubungan antara tidur dengan imunitas tubuh? Melansir CNN Indonesia, berikut penjelasannya:

1. Tidur tingkatkan respon sistem imun
Tidur nyenyak membuat sistem imun dalam kondisi prima sehingga siap tempur saat ada patogen. Sleep specialist bernama Michael Breus menjelaskan, tidur membantu produksi sel T yakni jenis sel darah putih yang memainkan peranan penting dalam respons sistem imun.

Tidur pun bisa meningkatkan produksi protein lain yang juga meningkatkan respons kekebalan tubuh. “Dengan tidur, Anda mendukung pelepasan dan penciptaan sitokin, yakni protein multifaset yang membantu sistem imun dengan cepat merespons antigen,” jelas Breus.

2. Tidur pengaruhi memori imunologis
Tidur mendukung memori imunologis, yaitu kemampuan sistem imun mengenali antigen yang sudah ditemukan dan menghasilkan respons imun yang tepat.

Menurut artikel di Pflügers Archiv European Journal of Physiology, setelah vaksinasi rutin, tidur malam yang nyenyak dapat meningkatkan antibodi tubuh hingga dua kali lipat. Sebaliknya, studi pada Agustus 2012 menyebut, kurang tidur dikaitkan dengan respons antibodi pascavaksinasi yang lebih rendah.

3. Kurang tidur bikin gampang sakit
“Kurang tidur melemahkan penghalang dan fungsi seluler yang membentuk kekebalan dan akibatnya penghalang jadi bocor dan respons terhadap infeksi jadi lebih lambat,” ungkap Michael Twery, direktur National Center on Sleep Disorders Research.

Studi pada 2017 menyebut, kurang tidur kronis menekan sistem kekebalan tubuh. Artinya, Anda bakal lebih rentan sakit karena kurang tidur.

4. Kurang tidur pengaruhi kesehatan jangka panjang
Masalah kurang tidur bisa berdampak pada kesehatan jangka panjang. Seiring berjalannya waktu, kurang tidur terus menerus mengakibatkan penurunan kondisi kesehatan secara menyeluruh.

“Ada banyak bukti yang menunjukkan jadwal tidur yang tidak teratur sepanjang umur seseorang mempengaruhi faktor risiko penyakit kardiovaskular seperti nutrisi, metabolisme dan peradangan,” urai Twery. ** Baca juga: Lakukan 4 Hal Sederhana Saat Lapar di Tengah Malam

Kurang tidur juga berhubungan dengan masalah jantung, risiko obesitas dan diabetes.(ilj/bbs)




Hewan Trenggiling Disebut Sebagai ‘Kunci’ Berakhirnya Pandemi COVID-19

Kabar6-Dalam sebuah studi baru, para peneliti di Universitas Kedokteran Wina di Austria menganalisis cetak biru genomik trenggiling. Hewan ini bisa menjadi petunjuk besar untuk mengakhiri pandemi COVID-19.

Tim periset membandingkan mamalia bersisik tersebut dengan gen manusia, kucing, anjing, dan sapi. Pada sebagian besar mamalia, ada gen tertentu yang bisa mendeteksi ketika virus memasuki tubuh, lantas memicu respons kekebalan. Rupanya, melansir Republika, trenggiling tidak memiliki dua gen pengindera virus tersebut. Periset belum mengetahui apakah perbedaan itu yang melindungi trenggiling dari COVID-19, dan menyatakan butuh penyelidikan lebih lanjut.

Studi yang sudah dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Immunology edisi 8 Mei itu menjadi temuan awal yang penting. Mempelajari perbedaan gen pada trenggiling dapat mengungkap kemungkinan perawatan untuk pasien COVID-19.

“Riset kami menunjukkan bahwa trenggiling bertahan hidup melalui jutaan tahun evolusi tanpa jenis pertahanan antivirus yang digunakan oleh semua mamalia lain,” kata Leopold Eckhart, salah satu penulis studi.

Studi lanjutan tentang trenggiling, disampaikan Eckhart, akan menguak bagaimana satwa itu bertahan hidup dari infeksi virus. Sementara pada manusia, Corona justru menyebabkan respons imun inflamasi bernama badai sitokin, yang memperparah penyakit.

Eckhart menjelaskan, sistem kekebalan yang terlalu aktif itu dapat dimoderasi dengan mengurangi intensitas atau dengan mengubah waktu reaksi pertahanan. Oleh karena itu, obat yang menekan sinyal gen berpotensi menjadi pilihan pengobatan kasus kritis COVID-19.

Hanya saja, ada kendala lain yakni obat penekan kekebalan bisa membuat pasien lebih rentan terhadap infeksi berbeda. “Tantangan utama adalah mengurangi respons terhadap patogen dengan tetap mempertahankan kontrol yang memadai terhadap virus,” ungkap Eckhart.

Februari lalu, ilmuwan Tiongkok mengungkapkan dugaannya bahwa wabah virus corona bisa menyebar dari kelelawar ke manusia melalui perdagangan ilegal trenggiling. Disebutkan, trenggiling adalah satu-satunya mamalia bersisik di dunia yang digunakan di Asia untuk makanan dan obat-obatan.

Meskipun dilindungi oleh hukum internasional, trenggiling adalah salah satu mamalia paling diperdagangkan di Asia, dan dianggap lezat di negara-negara seperti Tiongkok. Menurut World Wildlife Fund, sisik trenggiling digunakan untuk obat tradisional. ** Baca juga: Hanya dalam Rentang Waktu 2 Bulan, Pria Asal AS Ini Sudah 3 Kali Positif COVID-19

“Penemuan terbaru ini akan sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian (virus),” demikian pernyataan South China Agricultural University dalam situs resminya.(ilj/bbs)




Pandemi COVID-19 Justru Bikin 5 Pengusaha Dunia Ini Tambah Tajir

Kabar6-Bagi banyak pengusaha termasuk pekerja kantor atau pabrik, pandemi COVID-19 membuat sejumlah orang harus kehilangan pekerjaan karena kena PHK, sementara di sisi lain pengusaha merugi karena tidak ada pemasukan.

Ya, pandemi COVID-19 memang telah menghantam banyak sektor perekonomian. Namun, hal ini ternyata memiliki pengaruh berbeda untuk para pengusaha yang bergerak di bidang kesehatan. Banyak dari perusahaan yang mereka jalankan justru mengeruk keuntungan sangat besar.

Siapa sajakah pengusaha yang justru tambah kaya saat pandemi COVID-19 ini? Melansir Boombastis ini lima pengusaha dunia yang dimaksud:

1. Li Xiting
Pengusaha alat kesehatan (alkes) asal Tiongkok ini adalah pemilik perusahaan Mindray Medical International yang berbasis di Shenzhen yang dirintisnya sejak 1991. Dan kini menjadi produsen peralatan medis terbesar di Tiongkok.

Saat COVID-19 muncul pertama kali di Wuhan, perusahaannya aktif memerangi pandemi tersebut dengan melipatgandakan kapasitas produksi ventilator di pabrik Shenzhen menjadi 3.000 buah dalam sebulan. Berkat kenaikan tersebut, kekayaannya bertambah sebesar satu persen menjadi Rp190 triliun.

2. Gustavo Denegri
Pengusaha ini memang memiliki latar belakang sebagai ahli kimia profesional. Lewat perusahaan bioteknologi Italia, DiaSorin, yang dibeli pada 2000 silam, Denegri sebagai miliarder berkat alat tes diagnostik berbasis swab dan alat tes darah antibodi untuk COVID-19.

Bahkan, tes antibodi hasil penelitian terbarunya yang diluncurkan pada April lalu, kini tengah didistribusikan ke beberapa pemerintah daerah di Italia.

Selain di Italia, DiaSorin memiliki cabang di Amerika Serikat (AS) dan Jerman. Berkat bisnisnya, kekayaan Denegri pun naik sebesar 32 persen menjadi Rp67 triliun.

3. Alain Meìrieux
Konglomerat medis Alain Meìrieux diuntungkan berkat perusahaan BioMérieux, sebagai cabang pengujian diagnostik dari Institut Mérieux, sebuah perusahaan medis ternama yang didirikan oleh kakek Mérieux, Marcel, pada 1897.

Berdiri pada 1963, BioMérieux memproduksi alat pengujian diagnostik COVID-19 yang dirilis pada akhir Maret lalu. Kit pengujian BioMérieux tergolong berbeda dari alat uji kebanyakan karena mampu memotong waktu pengujian untuk virus menjadi 45 menit.

Jelas, hal ini menjadi terobosan penting yang sangat dibutuhkan untuk melawan COVID-19. BioMérieux yang kini dijalankan oleh putranya, Alexandre, meraih total pendapatan bersih menjadi Rp114 triliun selama pandemi COVID-19.

4. Thomas Struengmann dan Andreas Struengmann
Dua pengusaha kembar, Thomas Struengmann dan Andreas Struengmann, berhasil meraih keuntungan yang signifikan selama masa pandemi COVID-19.

Sebelumnya, kekayaan mereka dimulai saat menjual perusahaan pembuat obat generik Hexal ke Novartis dengan harga sekira US$7 miliar pada 2005 lalu.

Keduanya kemudian berinvestasi di sebuah perusahaan bernama BioNTech yang bekerjasama dengan fizer PFE dan Fosun Pharmaceuticals, dengan membuat vaksin untuk COVID-19.

Percobaan pertamanya dilakukan pada seorang pasien di Jerman pada 23 April lalu. Dari sinilah, keduanya mengalami kenaikan jumlah kekayaan sebesar Rp103 triliun.

5. Maja Oeri
Sebagai keturunan dari Fritz Hoffmann-La Roche, pendiri raksasa farmasi yang berbasis di Swiss Roche, Maja Oeri juga mengeruk keuntungan yang signifikan dari bisnis turun temurun keluarganya tersebut.

Pada 19 Maret, Roche sedang memulai uji klinis fase ketiga dari obat radang sendi tocilizumab untuk pasien COVID-19 di Amerika Serikat. Perusahaan tersebut juga mengembangkan tes serologi baru yang mendeteksi antibodi pada orang yang sudah memiliki penyakit, dan diluncurkan di AS hingga Eropa pada awal Mei lalu. Berkat bisnis dari Roche, kekayaan Oeri naik sebesar 10 persen menjadi Rp48 triliun.

Di luar bidang kesehatan, pendiri aplikasi Zoom, Eric Yuan, yang berasal dari Tiongkok juga mengalami kenaikan jumlah kekayaan di tengah pandemi COVID-19. ** Baca juga: Ini 4 Teori Bagaimana Bulan Terbentuk

Eric Yuan telah menghasilkan hampir Rp60 triliun dalam tiga bulan, dari lonjakan pemakaian Zoom untuk berkomunikasi, imbas kebijakan stay at home yang diberlakukan oleh pemerintah.

Luar biasa.(ilj/bbs)